My Cute Wife - Bab 370 Senjata Makan Tuan

Dengan ekspresi acuh tak acuh, Lindsay Chu bertanya, “Sekarang kau mempercayainya?”

Wajah Vino menjadi pucat dan ia tak mengatakan apapun.

“Aku menggunakan wewangian,” kata Lindsay Chu, “Untuk melakukan hipnotis.”

Dengan ekspresi serius Ratu bertanya, “Seberapa kuat kemampuan hipnotismu?”

Lindsay Chu menjawab dengan dingin, “Aku juga tak tahu.”

Jawaban ini membuat orang jadi menebak-nebak.

Lindsay Chu mendongak dan menatap Ratu dengan penuh arti, sebuah tatapan yang hanya mereka berdua yang memahaminya. Vino masih tertegun karena kejadian ini dan tak memperhatikannya, tapi sejak tadi Alan telah memperhatikannya.

Ratu tersenyum, “Nona Chu sangat luar biasa, kalau begitu,” Ratu menatap putra tertuanya, “Vino, kau harus meminta maaf pada Nona Chu. Ini adalah istana, bukan ruangan pengadilan tempat kau bisa menuduh orang seenaknya.”

Vino tak bisa membantah lagi, ia telah mengalaminya sendiri. Kini ia memahami betapa mengerikannya rasanya dikendalikan oleh orang lain.

Fiona Lin dan Anne Lin yang berada di sana tampak ketakutan. Melihat Vino tak menatapnya dan masih tertegun, dengan takut-takut Fiona Lin memanggilnya, “Yang Mulia?”

Vino terbuyar dari lamunannya, lalu berjalan ke arah Fiona Lin dan sambil tersenyum berkata, “Tak apa, ibuku hanya akan menanyakan beberapa hal pada Anne Lin, tak ada hubungannya denganmu.”

Mendengar perkataan itu, Anne Lin segera merasa ketakutan, ia jatuh terduduk ke lantai dan sekujur tubuhnya gemetaran. Sepertinya sebentar lagi ia akan diusir.

Fiona Lin mengerutkan kening, “Anne?” ekspresinya menunjukkan seolah ia tak mengetahui apa-apa.

“Bukan aku!” begitu Fiona Lin bertanya, Anne Lin segera menjawab dengan nyaring.

Ratu menimpali, “Kami belum mengeluarkan pertanyaan, apa yang kau maksud bukan kau?”

Vino menghela nafas, ia mulai mempercayai perkataan pria itu, lagipula sikap Anne Lin saat ini sangat mencurigakan.

Anne Lin begitu ketakutan hingga terisak.

Dalam hati Lindsay Chu mendengus, jika makhluk seperti ini berhasil menangkapnya, sebaiknya tadi di jalan ia bunuh diri saja.

Dan akhirnya, pertanyaannya terjawab.

Mereka yang menyerangnya pasti telah melewati pelatihan khusus, tapi Anne Lin takkan mungkin bisa memerintah mereka, karena mereka adalah bawahan Ratu. Dan alasan Ratu berani menuduhnya saat ini, pasti karena Anne Lin telah melakukan sesuatu, dan sesuatu apakah itu, kita lihat saja.

“Bukan kau?” tanya Ratu dengan tenang, ia mendongak dan menatap pengurus rumah yang berjalan masuk sambil membawa sesuatu, ia tampak lega, “Jadi kau bilang...” Ratu meraih dokumen yang diserahkan pengurus rumah, “Apa ini?”

Isinya adalah selembar surat, takut hal ini akan diketahui orang lain, ia menulis sebuah surat dan hendak mengirimnya pada seseorang, ia kira, begitu surat ini dibakar tak akan meninggalkan jejak bukti. Inilah cara yang paling aman menurut pemikirannya yang dangkal. Tapi ia telah ditangkap oleh Ratu sebelum ia sempat bertindak.

Anne Lin segera mengibaskan tangan, “Tidak, aku tidak mengirimkannya pada orang lain, aku belum melakukan apapun!”

Dengan marah, Ratu menggebrak meja, “Pembohong! Mereka hari ini telah mengepung Nona Chu dan mengancam keselamatannya, kau masih berani berkata kau tak melakukannya?”

Dalam hati Lindsay Chu berpikir, jika saja orang-orang yang dikirim Ratu tidak begitu garang, mungkin ia takkan merasa terancam sama sekali.

“Tak mungkin...” gumam Anne Lin.

Ia sungguh pengecut, ia hanya berani bersikap sok di hadapan para pelayan istana, awalnya, ia berencana memberi pelajaran pada Lindsay Chu, dan orang yang akan diperintahkannya adalah kenalan lamanya, yang akan melakukan apapun selama ia mendapat bayaran. Anne Lin selalu memikirkan rencana ini, tapi belum pernah melaksanakannya. Ia hanya memikirkannya untuk menghibur diri, karena setiap kali ia membayangkan orang yang mengusiknya akan menerima pelajaran, dalam hati ia merasa senang.

Tapi ia bahkan belum mengirimkan suratnya, bagaimana bisa ada orang yang berusaha menangkap Lindsay Chu?