My Cute Wife - Bab 173 Ingin Dia Menyesal

Sudah semalam ini Bryan masih memeluk Lindsay, dan telah mendengar lebih dari sepuluh kali kata “Aku mencintaimu” walaupun suara ini terdengar pelan, tetapi di hati pria ini seperti reruntuhan.

Lindsay mengajak Bryan untuk memeriksa seluruh tubuhnya walaupun tidak ada hal yang berlebih, tetapi dia membawa hasil pemeriksaaan ini kepada Kenneth, lalu mendengar Kenneth untuk beberapa jenis pemulihan.

Lindsay terus mengingat apa yang dikatakan Kenneth, sambil berjalan dia bertemu dengan Samuel.

Lindsay tersenyum lalu memberikan tatapan bertanya : “Kenapa kamu kesini?”

Samuel mengetahui lalu menunjuk keatas, “Datang melihat Harold.”

Lindsay sedikit terkejut, melihat Harold? Ada yang salah, kenapa Harold berada disini?

Samuel dengan datarnya melihat barang yang di tangannya Lindsay, hatinya hanya ada Bryan tidak ada orang lain, tanpa perlu menjelaskan lagi, dia berkata : “Kamu sibuklah terlebih dulu, aku naik dulu.”

Lindsay melihat Samuel yang naik keatas, lalu berdiri di tangga dan menyadari, mereka berada di lantai 5, Samuel menuju ke lantai 7, jadi apakah Harold sungguh-sungguh masuk rumah sakit? Kenapa, apakah dia terkutuk?

Dia seperti tidak melihat sesuatu.

Setelah Bryan menyelesaikan makanan siangnya lalu melihat dia tertidur, siapa yang sangka jika Lindsay naik ke atas.

Dia seperti menunggu sejenak di tangga lantai tujuh lalu mengeraskan rahangnya, dan melihat ke kaca pintu di setiap ruangan, lalu ketika dia melihat sepasang mata yang seperti tersenyum dan tidak.

Harold mengenakan baju rumah sakit sambil bersandar di jendela, tatapan mata yang menghindarinya juga terlihat tenang, dan berkata kepada Lindsay, “Untuk apa kamu datang?” Setelah berkata dia menaikan alisnya : “Oh aku lupa tenggorokanmu rusak.”

“Sudah lebih membaik.” Lindsay berusaha untuk berkata lebih keras, dia melihat tali yang berbalut di punggung lengannya Harold, dirinya itu juga tidak bodoh, semenjak kabur dari atap hari itu telah berlalu lima hingga enam hari, juga tidak mungkin Harold di sakiti oleh orang lain dalam waktu-waktu ini, walaupun dia terluka tentu saja dia tidak berada di rumah sakit ini, dengan penjelasan yang lebih mudah, ini adalah luka yang terjadi pada malam hari itu, lalu Samuel sekalian membawa dia untuk menginap disini.

Bahkan semua ini seperti tidak perlu dilacak lagi, jika dia berpikir lebih serius sedikit, juga tatapan Samuel pada saat itu yang seperti menertawakannya seperti dapat menjelaskan semua ini.

Melihat tatapan mata Lindsay, hati Lindsay tersenyum dengan tidak nyaman, memang sebuah hati yang baik.

“Segera kembali untuk menjaga dia, aku pergi dulu.” Harold memutarkan tubuhnya dan berkata.

Tidak di sangka Lindsay berada di depannya dan berusaha berkata : “Kamu sendirian?”

Harold mengerutkan dahinya, “Lebih baik kamu mengetiknya saja.”

Lindsay memperlihatkan tangannya dengan tanda tidak membawa telepon genggamnya.

Harold tidak bisa apa-apa lalu menunjuk, “Orang-orangku menjaga dari luar.”

Lindsay mengikuti tempat dia menunjuk, memang benar terdapat sederet pengawal, tetapi... tidak ada orang yang datang untuk menjenguk dia.

“Kenapa kamu begitu bodoh?” Harold berkata di samping telinganya Lindsay dan tersenyum.

Lindsay sendiri seperti menutup telinganya, dengan marah melihat pria ini.

“Sudahlah kembali sana.” Harold menyembunyikan senyumannya, lalu memperlihatkan wajahnya, “Aku bukanlah orang yang baik, setidaknya kamu mengetahui hal ini bukan, maka dari itu tidak perlu kasihan kepadaku Lindsay.” Harold tersenyum “Sedikit menyimpanlah hati ini, jika tidak suatu hari nanti aku akan menghitungnya.”

Lindsay melihat lalu bertatapan dengan Harold beberapa detik sambil memutarkan tubuhnya dan pergi.

Harold tersenyum kepada bayangan dia, ketika Lindsay berada di ujung tebing pada saat itu dirinya seperti telah tidak pantas menerima cahaya lagi.

Jika tubuh ini di penuhi dengan tanah, maka sepantasnya mati di tanah dan sebaiknya tidak menyentuh hal yang baik, Harold mengambil botol penghangat di dekat jendela lalu perlahan kembali ke ruangan pasien.

Hingga malam tiba, suster datang membawa makan malam, Harold hanya melihatnya, dia memutuskan untuk meminta bawahannya membawakan makanan karena makanan di rumah sakit sungguh-sungguh seperti makanan babi atau melewati udara dan dalam beberapa jam lagi dia harus memakan makanan yang hangat.

Tetapi ketika suster membuka tutup makanannya, Harold tercengang.

Dia melihat bawang yang bertaburan, dengan warna daging yang terlihat menarik dia tersenyum seperti menarik perhatian mata pria ini, lalu tanpa menunggu mengambil sendoknya dan memakannya.

“Puas.” Harold bersandar di kasurnya dan terasa lebih cemburu kepada Bryan, pria ini berasal dari planet mana? Kenapa semua yang baik selalu berada di dia.

Dilantai 5 ruangan pasien, Lindsay sedang menyuapi Bryan dengan telepon yang yang speaker, dengan suara Levana yang bersemangat, “Kami telah menemukan Rafael! Tunggu kamu membuat membalasnya!”

“Tahan.” Bryan berkata, “Ada beberapa hal yang harus aku sendiri yang melakukannya.”

“Hanya bercanda.” Baru saja perkataan Levana di lontarkan lalu terdengar sebuah suara, Lindsay hanya bisa menaikan bahunya, dia dapat memikirkan bagaimana Levana memperlakukan pria ini.

Ketika mendengar suara yang tenang ini, hati Lindsay seperti mempunyai sebuah ide.

Jika dia bisa sekuat Levana, atau tidak perlu sekuat itu setidaknya bisa memiliki sedikit kekuatan untuk melindungi dirinya, maka Bryan pasti akan merasa lebih tenang, setelah melewati semua ini Lindsay tahu jika otak saja tidak akan cukup.

Rafael yang di pijak oleh Levana dengan wajah berdarah, dengan sedikit ketakutan dia melihat wanita ini, lalu terdengar sebuah suara, “Lepaskan kakimu!”

Mungkin lebih baik jika dia tidak berkata, setelah mengatakan ini Levana memindahkan kakinya yang berada di punggung ke wajahnya, lalu dengan tidak sungkan memijaknya dua kali, “Kamu seseorang yang tidak pantas ini masih berani berkata kepadaku?” Levana berkata sambil sedikit membungkukkan tubuhnya dan suara yang rendah bertanya kepada Rafael, “Kamu pernah memukul Lindsay?”

“Pernah, kenapa?”

Bibir Levana seperti meletakkan bunga mawar lalu memberikan senyuman yang mematikan.

Ketika Edward tidak Rafael seperti sudah hampir mati, dengan tambahan kaki dari Levana, “Dengan tangan kotormu berani menyentuh dia?”

Edward menarik Levana lalu mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk menyapu wajah dan tangannya, kemudian menarik nafas dengan dalam ke tubuhnya Rafael, sambil berkata dengan tenang kepada orang di belakang, “Bawa orang ini.”

Rafael dibawa ke sebuah ruangan yang gelap, dengan tidak berekspresi dia terbaring di lantai dengan tatapan mata penuh tawaan, melihat ke arah cctv.

“Sungguh tidak ada rasa menyesal sedikitpun.” Edward berkata dengan datar.

“Memang seseorang yang gila, kamu berharap dia menyesal?” Bryan berkata.

Lindsay melihat wajah Bryan yang pucat itu, lalu melihat wajah Rafael yang tidak berbentuk lagi hatinya semakin marah.

Tengah malam Bryan telah tertidur, Lindsay dan Levana menggunakan kapal ke pulau itu.

Levana seperti berpura-pura mati berbaring di kayu, “Jika direktur Bryan dan kakakmu mengetahui ini pasti akan membunuhku!”

Lindsay tersenyum sambil mengelengkan kepalanya : “Tidak akan.”

“Suaramu lebih terdengar besar dari pada kemarin.” Levana sedikit mengomel, kapal yang berjalan juga tidak terasa lambat, “Katakanlah kenapa kita kesana.”

“Mengambil sebuah barang.” Lindsay berkata dengan suara serak, dia pasti akan membuat Rafael menyesal.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu