My Cute Wife - Bab 479 Membunuh Lawan

Setelah Lindsay mendengar ini, dia tidak berteriak karena dia tidak percaya Stella bisa lebih tenang daripada dirinya.

Benar, sedetik kemudian terdengar suara Stella: "Jika aku melayani kalian dengan puas, apa kalian akan membunuhku dengan cepat?"

Cara ini benar-benar bagus, terdiam beberapa detik, kemudian terdengar suara pria tertawa, salah satu jongkok di depan Stella untuk memegang wajahnya yang putih, seperti tidak rela lepaskan, "Baik, langsung tembak juga bisa menjamin kamu tidak merasa sakit." Wanita yang pucat ini, terlihat mudah dihancurkan, jadi empat lima pria perkasa ini tentu saja tidak peduli banyak.

Stella menyusut ke belakang, tampaknya seperti sedang takut, suaranya juga sangat mesra, "Baik." Satu kata ini terus bergema.

Lindsay bisa mendengar suara tali terbuka, seharusnya kain hitam yang di depan mata Stella sudah dibuka, karena Lindsay mendengar dia berkata, "Cahaya lampu sangat menusuk mata."

Salah satu pria bergegas membuka tali pinggang, karena tidak tahan melihat wajah Stella ini, juga tidak mengerti maksud perkataan itu, lalu Stella menengadahkan kepala, juga dengan ekspresi senyum melihat mereka, tetapi tatapan sangat dalam, mata juga merah, tiba-tiba pria itu tidak bergerak atau bisa dikatakan semua orang yang dilihat Stella sudah tidak bisa bergerak. Stella berjalan ke mobil depan, lalu dari belakang mobil mengambil satu lusin air mineral, juga membuka tutup botol, jari bergerak di atas seperti ada barang yang masuk. Stella menyuruh mereka minum habis, tatapan mereka sangat bodoh, juga sangat patuh.

Lindsay tidak bisa melihat, hanya bisa mendengar.

Kemudian kain di depan mata Lindsay terbuka, Stella menjongkok untuk membuka tali ditanggannya, Lindsay menolehkan kepala melihat orang yang berbaring di lantai, "Mereka......"

"Sepuluh menit lagi mereka akan mati, tenang saja, hasil pemeriksaan pasti karena serangan jantung."

Lindsay terkejut: "......semua karena serangan jantung?"

"Tidak penting bagaimana mereka mati, yang penting tidak bisa memeriksa ke tempat kita." Setelah Stella mengatakan ini, Lindsay baru melihat tangan wanita ini ada sarung tangan putih, seharusnya sekalian ambil ketika menyiapkan air. Melihat Lindsay sudah berdiri, Stella baru melempar tali dan barang lain ke dalam mobil, kemudian membuka tutup botol minyak, setelah mengalir banyak, dia baru dari kantong mengambil korek api, lalu menolehkan kepala berkata pada Lindsay, "Jauh sedikit."

Suara "Bam", bisa merasakan hawa yang sangat panas, meskipun Lindsay berdiri di tempat yang jauh, juga tidak tahan jadi berbalik badan.

Dia merasa dirinya sangat polos, bisanya merasa Stella adalah wanita lemah, apa ini dinamakan lemah?!

Setelah membereskan semua, Stella baru berjalan ke depan Lindsay: "Ayo pergi."

"Ke mana?" Lindsay bertanya.

"Ke tempatku dulu." Stella berkata, "Ada barang yang ingin aku berikan padamu."

Lindsay penasaran dengan barang yang akan diberi Stella, paling utama adalah dirinya tidak takut.

"Tunggu, buku itu......" Lindsay tiba-tiba berhenti berjalan, sebelum datang tubuhnya dengan Stella sudah diperiksa, jadi ponsel sudah dilempar hancur dan buku juga dilempar ke dalam mobil.

"Di sini." Stella melambaikkan barang ditangan, membelakangi Lindsay, lalu melemparnya buku itu ke pelukan Lindsay, "Ayo ikut aku."

Tengah malam ini mereka berdua berjalan selama dua jam, untungnya cahaya bintang sangat terang, sehingga bayangan juga ditarik panjang, akhirnya keluar dari Kota Nan, kemudian masuk ke dalam gunung dan berhenti di depan rumah petani yang jarang terlihat.

Lindsay mencibir mulut, "Apakah ini rumahmu?" Kenapa dia merasa Stella bukan orang zaman ini?

"Apa kamu tidak suka?" Stella dari dalam kantong mencari sesuatu, akhrinya menemukan kunci yang sudah berkarat, kemudian membuka pintu besi ini.

Debu beterbangan sehingga membuat Lindsay batuk dua kali, lalu mengikuti Stella. Lindsay merasa kaget ketika lampu di dalam rumah terbuka.

Apa ini sedang membuat drama......perabot sudah tua seperti zaman dulu.

"Ini adalah rumah nenekku." Stella menjelaskan, "Tidak berharga, jadi tidak dijual."

"Sangat......sederhana." Komentar Lindsay.

Benar juga, selain kursi dan meja patah yang ada di sudut, terus ada lemari merah tua dibagian kanan, sisanya tidak ada apa-apa.

Stella menghela nafas: "Dulunya barang di sini sangat banyak, tapi sudah dicuri, sebelumnya aku pernah kembali sekali, kata bibi yang tinggal di depan, pencuri tidak bersedia masuk ke rumahku."

Lindsay: "......"

"Malam ini kita tidur di mana?" Pertanyaan Lindsay.

"Di atas, berharap kakak pencuri meninggalkan dua tempat tidur untuk kita."

Lindsay hampir jatuh.

Di atas penuh dengan bau jamur, Stella membuka jendela untuk ventilasi udara, lampu yang di atas sudah digunakan sangat lama jadi terkadang terang terkadang gelap, sepertinya kawat lampu akan terbakar, jika Stella berdiri di tempat jauh, Lindsay pasti tidak bisa melihat jelas wajahnya.

Awalnya ingin meminjam telepon untuk menelepon Bryan, sekarang menjadi tidak ada niat itu.

Lindsay duduk di tempat tidur membaca buku itu, Stella menolehkan kepala bertanya dia, "Apa kamu tidak merasa mengerikan ketika pertama kali belajar ilmu meracik aroma terapi ini?"

"Biasa saja, aku hanya merasa misterius." Kata Lindsay.

"Jika kamu ingin belajar lebih dalam, aku bisa mengajarimu."

Lindsay melihat Stella, "Apa kamu bersedia?"

Wajah Stella tidak terlihat jelas, "Tentu saja."

Saat Lindsay sadar, sudah di tempat yang gelap, awalnya mengira belum pagi, tetapi saat Lindsay membuka mata baru menyadari ada yang aneh! Kenapa di samping telinga ada suara air?

"Ti ta, ti ta......"

Lindsay mengangkat tangan untuk memegang, lalu merasa lengket dan ada bau lumut.

"Stella?" Lindsay mencoba memanggil, tetapi tidak ada yang jawab.

Tiba-tiba Lindsay terpikir satu ide, yaitu setelah dirinya tertidur nyenyak, Stella melemparnya ke tempat lain. Tapi kenapa? Lindsay tidak mengerti.

Lindsay memegang dinding yang dingin ini untuk berdiri, lalu melirik sekitar, di sini tidak ada cahaya, di saat sedang panik Lindsay merasakan ada angin dingin, dia bergegas menjadi berani, dia melawan angin ini untuk berjalan karena merasa di sana ada jalan keluar!

Tidak tahu jalan seberapa lama, Lindsay hanya merasa kakinya sangat pegal, dia bersandar di dinding, lalu merasa tubuhnya sangat lemas, seperti ingin tertidur.

Saat bangun Lindsay merasakan ada sesuatu yang meraba ditubuhnya.

"Si~si si~"

"Ah!" Sekejap Lindsay memastikan ini adalah ular! Dia berteriak, juga melempar ular ditubuh, apa ada digigit ular? Saat Lindsay sedang berpikir, kakinya terasa sangat sakit, kemudian dari dalam jantung sampai luar, ada rasa yang sangat dingin, apa ada racun.......Lindsay menarik nafas, "Minggir!"

"Si si." Terdengar ada suara yang barang yang menyeret di lantai, juga semakin jauh.

Nafas Lindsay semakin cepat, dia dengan lemas duduk di lantai, merasa hanya satu langkah lagi dia akan mati.

Mau mati......pemikiran Lindsay sangat jelas dan tenaga dalam tubuh juga pelan-pelan hilang.

Tidak boleh! Dia tidak ingin mati! Pertama kali Lindsay benci pada diri sendiri, kenapa harus percaya pada Stella?!

Pemikiran seperti terpaksa pergi, Lindsay berbaring di lantai, dalam otaknya hanya ada Bryan dan anaknya, lalu angin dingin meniup lebih hebat.

Tunggu!

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu