My Cute Wife - Bab 392 Penyakit Putri

Akibat urusan Fiona Lin, Frans sudah bermusuhan dengan Vino selama bertahun-tahun. Tetapi, melihat situasinya sekarang, dia malah jadi simpati padanya. Alasannya adalah ia lama-kelamaan menyadari bahwa si wanita tidak sepolos dan selembut yang dibayangkan. Viona Li punya satu target yang sangat jelas, yakni menempati satu-satunya posisi di sebelah Vino.

Vino tidak bisa membantunya merealisasikan ini sama sekali.

“Anu……” Sebelum Frans selesai berbicara, seorang asisten rumah masuk dengan langkah cepat. Asisten itu mengabarkan soal kedatangan keluarga Bai.

Vino belakangan ini membantu Trevor Bai bukan hanya karena keduanya sama-sama membutuhkan Lingxian, namun juga karena teknik akupunktur pria itu mampu membuat Fiona Lin merasa jauh lebih baik.

Vino mengernyitkan alis, kemudian memerintah dengan suara dalam: “Biarkan orang masuk.”

Yang kemudian terlintas di telinga bukanlah sapaan yang ramah, melainkan tangisan seorang wanita yang menusuk-nusuk hati.

Sekalinya mendengar teriakan ini, emosi Vino langsung terpancing.

Frans segera bangkit berdiri, namun dihentikan olehnya: “Mau kabur ke mana kamu? Kamu juga harus merasakan betapa tidak enaknya mendengarkan hal-hal tidak mengenakkan, dengan begitu kamu tidak bakal bicara soal Fiona Lin lagi padaku. Duduk!”

Yang diperintah mengangguk tanpa daya.

Dengan langkah gontai, istri Trevor Bai berjalan masuk sembari menangis. Saking berisiknya tangisan dia, Vino sampai jadi pusing sendiri. Ia berselang beberapa saat kemudian baru memahami apa yang diteriakkan si wanita, yakni “kaki Gore Qi sebentar lagi akan pincang”.

Vino dan Frans mengiyakan saja dalam hati. Bukan Bryan Li namanya kalau tidak kejam……

“Jadi, dengan kedatangan kalian kemari, apa yang masih bisa aku lakukan?” tanya Vino.

Trevor Bai tercengang, “Yang Mulia ...”

“Aku kan sudah bilang dari jauh-jauh hari, kalau cara yang satu tidak bisa, maka cari cara lain. Yang jadi masalah, soal menculik putra Bryan Li, apakah kamu sudah memberitahuku sebelumnya? Apakah aku sudah menganggukkan kepala? Kalian tidak tahu siapa itu Bryan Li?” Kemarahan Vino makin lama makin menjadi. Nada bicaranya penuh kebencian dan keengganan: “Hanya dengan menjentikkan ujung jari, ia bisa membuat ekonomi Negara A runtuh tanpa dasar! Ratu lagi berniat untuk menjamunya makan, namun lihat sendiri apa yang kalian lakukan! Kalau bodoh diamlah di tempat, buat apa sih memamerkan ketidaktahuan secara terbuka?”

Teguran-teguran ini dilontarkan tanpa kesungkanan sama sekali. Sebagai orang yang cukup ternama di dunia medis, mana pernah Trevor Bai direndahkan sampai begini rupa? Sekarang, wajah pria itu seketika memerah.

Frans melirik Vino beberapa kali. Ia entah mengapa terus merasa ada maksud tersembunyi di balik kata-katanya. Selain itu, gaya bicaranya juga lebih mirip dengan melampiaskan segala emosi daripada sekadar memprotes. Di hadapan orang lain seperti sekarang, tanpa memedulikan konflik pribadi mereka soal Fiona Lin, ia harus membelanya: “Tidak ada gunanya bicara ini ke kita. Nasib Gore Qi itu sudah sulit diselamatkan.”

Tatapan istri Trevor Bai melemah seperti orang mau pingsan. Malas repot-repot meladeni mereka lagi, Vino bangkit berdiri dan bergegas pergi. Frans mengangguk pada Trevor Bai, lalu ikutan menjauh.

Yang dianggukan kepala membuang nafas pasrah. Ia sangat ingin menemukan obat penyesalan dan meminumnya sekarang juga! Tidak lama kemudian, Trevor Bai memapah istrinya dan mereka pergi dengan wajah suram.

Baru tadi Vino bertutur soal perjamuan, kini surat undangan jamuan kerajaan sudah sampai di tangan Bryan Li.

Ajakan bertemu ini adalah sesuatu yang sudah diperkirakan Bryan Li. Ia sudah mengungkap identitasnya, juga sudah berinteraksi langsung dengan Steven Ji. Aneh rasanya kalau Ratu akan diam saja!

“Apa kamu akan penuhi undangan ini?” tanya Lindsay Chu sembari bersandar di bahu Bryan Li. Dengan sudut jari, ia mengelus sudut surat undangan yang berwarna keemasan.

Sembari mengusap pinggang si wanita, si pria menyipitkan mata dengan santai: “Iya.”

“Baiklah.” Lindsay Chu mendongakkan kepala dan menggigit bibir Bryan Li. Mata si suami seketika mendalam. Pria itu melempar surat undangan ke sebelah, lalu menekan tubuh istrinya dan berbaring perlahan di atasnya……

Pada hari perjamuan, Lindsay Chu berdandan dengan sangat cantik. Ia tidak sendirian melakukannya, sebab ada tim profesional yang membantu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ini pertama kalinya si wanita berdandan begini selama berada di Negara A. Ketika ia turun tangga, Riley Sun dan Bryan Li kebetulan lagi berbincang. Kedua pria mendongak secara bersamaan, lalu sama-sama tertegun.

Tunggu, tunggu…… Nyonya berubah jadi muda atau bagaimana? Riley Sun menarik nafas kagum.

“Lihat apa kamu?” tegur Bryan Li dingin.

Riley Sun langsung canggung: “Aku siapkan mobil dulu!”

Melihat penampilan Lindsay Chu, Vino hanya meliriknya sekilas walau hatinya bergemuruh hebat. Tanpa disadadri olehnya, Bryan Li memperhatikan lirikannya itu.

Si suami langsung memegang erat-erat pinggang istrinya. Lindsay Chu kesakitan, namun tidak berteriak karena ada banyak orang di sekitar. Ia hanya menatap Bryan Li dengan keheranan.

Bryan Li dalam hati bertanya-tanya. Istriku, ini ketertarikan dari kapan sih? Setahu dia, Vino itu sudah menyukai orang lain loh……

Ratu menyambut langsung kedua tamunya. Begitu menatap Bryan Li, ia agak terkejut dibuatnya. Tamu prianya ini sama sekali tidak inferior dibandingkan Steven Li. Auranya sangat kuat!

“Tuan Li, selamat datang.” Ratu, yang mengenakan pakaian kerajaan yang sangat elegan, menyapa si pria dengan senyum lebar. Setiap gerak-geriknya menunjukkan keanggunan.

Bryan Li mengangguk: “Terima kasih atas undangan Ratu.”

Lindsay Chu menyapukan pandangan ke segala penjuru. Tidak melihat sosok Steven Ji, ia menarik nafas lega. Walau begitu, Sarah Ai tetap hadir di sana. Wanita itu duduk diam di kursi dengan wajah yang menyiratkan ketidaksenangan.

Bryan Li dan Lindsay Chu duduk di kursi yang sudah disediakan. Ada banyak orang penting kerajaan di kedua sisi meja jamuan, baik yang pria mau pun yang wanita. Tidak bisa menghabiskan waktu untuk memperkenalkan semuanya, Ratu hanya memperkenalkan beberapa yang lebih penting dari yang lainnya. Selain dua tiga wajah yang cukup familiar, Lindsay Chu tidak bisa mengingat sisanya.

“Tuan, Tuan Li!” Seorang gadis muda di sisi kanan tiba-tiba berdiri dengan wajah tersipu: “Aku sudah lama mengagumimu! Ini, minumlah gelas yang aku tuangkan!

Suasananya jadi sedikit kaku, ada pula beberapa orang yang menoleh ke Lindsay Chu. Yang ditoleh hanya menampilkan wajah tenang sembari menegak jus.

Bryan Li menerima sodoran gelas itu, namun langsung menaruhnya di meja tanpa sedikit pun intensi buat minum: “Terima kasih.”

Si gadis agak kecewa, juga agak malu. Ia kembali duduk dengan bibir sedikit cemberut.

“Tuan Li, menyikapi seorang perempuan dengan setengah hati di hadapan orang banyak bukanlah tindakan yang gentle.” Sarah Ai tiba-tiba buka suara, entah apa niatnya berujar begini.

Posisi si pria sama sekali tidak berubah: “Istriku hadir di sini. Meminum sesuatu yang dituangkan oleh wanita lain di hadapannya lebih tidak gentle lagi.”

Sarah Ai terdiam sejenak, lalu tersenyum: “Di Negara A, itu bukan tindakan yang bermasalah.”

“Tetapi, kami orang China dan bukan orang Negara A.”

Si wanita meladeni lagi dengan wajah polos: “Di mana langit dipijak, di situ langit dijunjung, bukan?”

“Aku tidak mau, boleh?” Si tamu pria menatap si wanita dalam-dalam. Dalam beberapa saat, yang ditatap itu langsung membuang muka dengan agak gelisah.

Ratu memberi kode mata pada Sarah Ai, lalu mengalihkan topik pembicaraan untuk membuat suasana kembali harmonis. Ia tahu putrinya marah dengan ketertarikan Steven Ji pada Lindsay Chu, namun setelah ia melakukan penyelidikan, wanita itu sama sekali tidak punya rasa pada Steven Ji. Bahkan, Lindsay Chu juga terus meminta si pria buat jaga jarak darinya. Kesimpulannya, yang salah dan bertindak berlebihan adalah Steven Ji, jadi Sarah Ai tidak berhak memprovokasi Lindsay Chu seperti tadi.

Makanan sudah tersantap setengah, Lindsay Chu pamit sebentar untuk pergi ke kamar mandi. Ketika ia lagi mencuci tangan, langkah-langkah kaki terdengar dari belakang.

Lindsay Chu sudah tahu siapa pemilik langkah itu tanpa harus mendongak: “Putri, luar biasa jamuannya.”

“Lindsay Chu, aku benar-benar penasaran.” Sarah Ai berdiri di depan pintu, “Kamu sebenarnya pakai apa sampai Steven Ji terus terbayang tentangmu?”

“Jadi kamu yang menugaskan seseorang untuk menggangguku?” tanya si tamu wanita balik.

“Kalau Bryan Li tidak tahan godaan, itu berarti cinta kalian tidak lebih dari sebuah cinta yang cetek. Berhubung aku tidak senang kamu, jangan harap kamu akan punya kehidupan yang tenteram!” Wajah Sarah Ai muram.

Lindsay Chu mengibaskan air yang membasahi tangan, lalu berujar sungguh-sungguh: “Menurutku, kamu saat ini seharusnya menanyakan soal tindakan Steven Ji. Ia berencana memanfaatkanmu, jadi yang harusnya kita pedulikan sekarang adalah kamu sendiri dan bukan aku.”

Di dinding sebelah, sesosok bayangan kurus berdiri di sudut yang tidak tercapai oleh cahaya. Pupil matanya yang berwarna biru tua menampilkan “angin badai”.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu