My Cute Wife - Bab 188 Mau Bukti Apa Lagi

Lia Jiang masih menyukai putra kedua Keluarga Wu. Latar belakang keluarganya mirip dengan dirinya, sama sekali tidak seburuk yang dikatakan Adelle Jiang. Terlebih lagi Lia Jiang sudah jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

Adapun apa yang dipikirkan putra kedua Keluarga Wu, siapa yang akan tahu, bukan?

"Hei, kenapa kamu terburu-buru?" Lia Jiang mendorong pelan Hensen Wu. Wajahnya pun memerah dan matanya terus menatap pintu masuk koridor. “Apa yang akan terjadi jika orang lain melihatnya?”

"Biarkan saja mereka melihat. Kan aku yang menikahimu." Hensen Wu mencium leher Lia Jiang dan suaranya juga terdengar erotis.

"Jangan. Aku mendengar ibumu berkata kamu punya tunangan." Lia Jiang marah ketika memikirkannya.

"Dari mana?" Hensen Wu tertawa dan berkata, "Bukankah itu karena bibimu. Apakah kamu tahu apa yang dikatakan ibuku tentangnya? Jika bukan karena dia yang terlalu ambisius tetapi tidak berguna, semua orang juga tidak akan memandang rendah dirinya. Ibuku dari awal sudah setuju dengan hubungan kami. Ibuku juga menyayangiku.”

Setelah mendengar perkataan Hensen Wu, Lia Jiang pun merasa lebih lega dan saat bersamaan semakin menentang Adelle Jiang. Dia selalu mendengarkan perkataan Adelle Jiang dan awalnya dia juga mengira bahwa Adelle Jiang menyayanginya, tetapi sekarang dia dapat melihat semakin jelas bahwa Adelle Jiang adalah orang yang sangat egois. Jika dia adalah laki-laki, dia mungkin saja tidak akan memandangnya.

"Jadi gimana? Aku sudah memesan kamarnya," kata Hensen Wu sambil tersenyum.

Lia Jiang berbisik, "Kamu pun sudah memepersiapkannya, untuk apa menanyakanku lagi?"

Hensen Wu dengan senang hati memeluk Lia Jiang dan pergi ke satu sisi ruang tamu.

Lindsay Chu dan Levana An diam-diam mendengarkan seluruh pembicaraan di sudut ujung koridor. Levana An pun tampak agak terkejut. " Hensen Wu ini sepertinya menyukai Lia Jiang."

“Siapa yang akan tahu?”

Dalam sela pembicaraan, seorang pelayan datang dengan membawa minuman. Levana An segera memukul pelan Lindsay Chu sambil berkata, "Ah, jika berjalan lancar, maka Hensen Wu dan Lia Jiang akan tidur di lantai ini. Minuman itu seharusnya dikirim kepada mereka."

Lindsay Chu dengan bingung berkata, "Apakah ada masalah?"

“Tidak. Aku mau memberi mereka hadiah," kata Levana An sambil maju ke depan. Lalu dia mengambil segelas wine dari nampan sang pelayan.

Pelayan buru-buru berkata, "Maaf, Nona. Minuman ini sudah dipesan orang."

"Begitu ya." Levana An dengan kecewa menaruh kembali gelasnya. "Maaf ya."

Setelah sang pelayan pergi, Lindsay Chu menarik Levana An pergi. "Aku bisa melihatnya, kamu memasukkan sesuatu ke dalam."

"Ya." Levana An terkikik-kikik. "Aku yakin mereka untuk sementara waktu tidak bisa berhenti." Setelah selesai mengatakannya, Levana An baru memperhatikan raut rumit Lindsay Chu, lalu dia terburu-buru menjelaskan, "Lagi pula mereka juga sudah memiliki tujuan ini. Aku hanya menambahkan api saja. "

"Bukan itu maksudku." Lindsay Chu tersenyum tipis dan berkata, “Katakan padaku mengapa kamu bisa memiliki obat ini di tubuhmu? Apakah kakakku tahu?"

Raut Levana An dalam sekejap menjadi datar.

"Katakanlah!" seru Lindsay Chu.

Raut Levana An tampak aneh. Melihat dirinya telah tertangkap Lindsay Chu, wajah Levana An pun memerah dan berkata, "Untuk ayahku. Kakakmu juga yang memberikanku obat ini."

"Ayahmu..."

Levana An berbisik, “Dia masih tetap ingin kuat bahkan jika dia sudah tua!”

Lindsay Chu seketika tertegun. Setelah beberapa saat, dia mengacungkan jempol dan dengan agak khawatir berkata, "Kakakku tidak membutuhkannya, kan?”

"Mau kuhajar, ya." Levana An dengan tegas berkata, "Kakakmu sangat hebat!"

“Tahu-tahu. Dia hebat,” kata Lindsay Chu, mengejek.

Nyonya Wu segera menyadari bahwa putra keduanya telah hilang. Pemikirannya yang selalu lambat tiba-tiba menjadi cemerlang untuk pertama kalinya. Dia pun menyadari bahwa Lia Jiang juga menghilang.

Nyonya Wu dengan sopan bertanya pada Adelle Jiang, "Kak Jiang, dimana keponakanmu itu, ya?"

Adelle Jiang menggelengkan kepalanya, terlihat tidak mengetahui apa-apa. "Tidak tahu. Dia pastinya pergi bermain di suatu tempat."

Adelle Jiang menyeringai dalam hatinya. Dia tidak menyangka Nyonya Wu akan secepat itu menyadarinya. Lebih baik membiarkan Lia Jiang diam-diam melakukan beberapa putara dengan Hensen Wu. Setelah memiliki anak, dia yakin Keluarga Wu tidak bisa menyangkalnya. Adelle Jiang juga sangat jelas tahu bahwa dengan nilai Lia Jiang ini juga tidak bisa dinikahkan ke keluarga yang lebih bagus lagi dan Keluarga Wu pun termasuk tidak buruk.

Namun, Adelle Jiang tidak menyangka bahwa Nyonya Wu tidak sepolos yang dia kira. Nyonya Wu segera berlari ke Ruang Keamanan, mengatakan bahwa putranya mungkin mengalami kecelakaan dan meminta pengawasan di luar lokasi, setidaknya untuk melihat keberadaan terakhir putranya. Ketua Tim Keamanan tahu bahwa semua orang di dalamnya adalah orang-orang kaya, dimana semuanya sangat berharga dan penting. Tanpa mengatakan apa-apa, dia pun segera bertindak.

Rekamannya dengan jelas menunjukkan Hensen Wu dan Lia Jiang memasuki gedung di belakang mereka.

Nyonya Wu dengan marah segera mengejarnya.

Melihat ini ada yang salah, Adelle Jiang pun segera mengikutinya.

Karena vila ini terletak di pegunungan, maka bangunan ini paling tingga hanya memiliki tiga lantai. Lantai tiga biasanya digunakan untuk menyimpan tumpukan beraneka macam barang. Di lantai dua, Nyonya Wu mendorong buka pintu dari kamar ke kamar. Ketika dia akan mendorong pintu bagian tengah, dia mendapatkan bahwa pintunya dikunci. Nyonya Wu pun segera berbisik kepada Ketua Tim Keamanan, “Bukakan.”

Adelle Jiang tidak lagi bisa menahan senyuman di wajahnya. “Nyonya Wu, apa yang sedang kamu lakukan?"

Nyonya Wu dengan ganas berkata, "Aku mencari anakku. Untuk apa kamu berlari ke sini?"

Begitu pintunya dibuka sedikit, Ketua Tim Keamanan segera mundur dengan wajah merah. Pada saat ini, orang-orang di depan pintu dapat mendengarnya.

Terdengar suara desahan centil, dimana sekali didengar dapat ketahuan itu adalah suara Lia Jiang. Di sisi lain, terdengar suara seorang pria, dimana terdengar seperti suara Hensen Wu.

Nyonya Wu pada saat ini mengertakkan giginya sambil berdiri. Dia tiba-tiba mendorong buka pintunya, langsung pergi ke kamar mandi dan mengisi baskom dengan air es. Lalu dia menutup matanya dan menuangkannya ke arah dua orang di ranjang.

“Ah!” jerit Lia Jiang.

Nyonya Wu mengertakkan giginya, menunjuk Lia Jiang dan menjerit, "Turun dari ranjang putraku!"

Lia Jiang segera menggenggam selimut, menutupi tubuhnya. Matanya pun terlihat ketakutan.

Hensen Wu menghadang di depan Lia Jiang dan berkata, "Bu, apa yang sedang kamu lakukan?!"

"Apa yang sedang kulakukan?" Suara Nyonya Wu bergetar saking marahnya. "Apakah aku tidak pernah mengatakannya? Wanita manapun boleh, tetapi hanya yang ini saja yang tidak boleh!”

"Kenapa?" Hensen Wu sudah terbiasa bersikap liar di rumah dan dia juga tidak ingin menahannya di luar. Dia segera mendongak dan berkata, "Hanya karena bibinya Lia? Tapi apa hubungannya dengan Lia?"

Lindsay Chu pun terkejut. Hensen Wu ini ternyata lebih bertanggung jawab dari apa yang dibayangkannya.

Setelah perselisihan yang panjang, Levana An baru kembali ke sisi Lindsay Chu.

Lindsay Chu berbisik, “Apa yang sedang kamu lakukan dari tadi?”

"Di saat tidak ada seorang pun di ruang pengawasan, aku menghapus rekaman pendek kami berdua yang naik ke atas itu." Levana An sangat berhati-hati mengatakannya. "Jika terjadi suatu kecelakaan dan masalah narkoba ditemukan, kita pasti akan terdaftar sebagai tersangkanya."

"Teliti banget, ya,” puji Lindsay Chu.

"Tentu." Levana An memandang ke dalam ruangan dan berkata, "Ini sudah hampir dua jam. Obatnya bagus, ya.”

“…” Lindsay Chu pun terdiam. Apa yang harus dibanggakan dengan waktu dua jam. Lindsay Chu curiga bahkan jika Levana An tidak menaruhnya, Hensen Wu dan Lia Jiang juga bisa melakukan hal bergairah itu.

"Aku tidak peduli!" Nyonya Wu sudah menjerit. "Dia tidak boleh!"

Adelle Jiang mendorong buka pintunya dan masuk ke dalam. "Nyonya Wu, ini adalah urusan para anak-anak, lebih baik kita serahkan kepada mereka untuk menguruskannya sendiri. Kita sebagai para senior…”

"Tutup mulutmu!” sela Nyonya Wu dengan suara nyaring. "Apakah kamu yang menyuruh keponakanmu untuk merayu putraku? Kenapa kamu begitu tak tahu malu sih?!"

Raut Adelle Jiang juga berubah, "Heh, Nyonya Wu, kamu juga harus ada bukti ketika mau mengatakannya. Anak-anak yang tidak dapat dikendalikan, jadi apa hubungannya denganku?"

"Mau bukti apa lagi? Aku bertanya bukti apa yang kamu inginkan?" Nyonya Wu meraung, “Untuk apa kamu terburu-buru mengikutiku kemari? Seakan-akan kamu takut orang lain tidak ahu, kan! Dasar memalukan!”

Lindsay Chu mendengarkannya dengan tenang. Betul, mau bukti apa lagi.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu