My Cute Wife - Bab 261 Terluka

Kebetulan Lindsay Chu sedang membawa pangsit keluar, ada bau daging tercium dalamnya, wanita itu terbungkus celemek merah muda, dia tersenyum, “Apa yang sedang kau linglungkan? Sini makan."

Di bawah kamera, setiap orang berhasil mempertunjukkan ‘pesona ribuan binatang’.

Lindsay Chu meletakkan pangsit di depan Remi Xiao dulu, “Aku tahu kamu lapar, cepat makan."

Remi Xiao menelan air liurnya, "Kak Lin, kamu memasak untuk berapa orang?"

“Semuanya ada." Lindsay Chu mengeluarkan pangsit satu demi satu, dan menemukan bahwa semua orang kecuali Monik Zheng memandangnya dengan kagum, "Kenapa? Tidak mau makan?"

"Kak Lin!" Leony Lin menangis, "Kamu memang seorang dewi!"

Alice Zhong: "Peri!"

Remi Xiao: “Juru Selamat!"

Lindsay Chu merasa geli, “Sudah, makanlah, coba lagi nanti sore."

Keterampilan Lindsay Chu tidak perlu dikatakan, hampir tidak ada yang tidak bisa dia lakukan, bahkan pangsit yang sederhana pun terlihat sangat lezat, semua orang mendengar sabun Lindsay Chu terjual semua, mereka semakin mengaguminya.

"Kak Lin adalah Kak Lin." Remi Xiao telah menelan gigitan pangsit terakhirnya, dia menghela nafas: "Nyaman."

Semua orang sudah beres dalam setengah jam, lalu bersiap keluar untuk mencoba lagi.

“Hei? Monik Zheng, kamu tidak bersama?” Leony Lin bertanya dengan heran saat melihat Monik Zheng ada di atas.

Monik Zheng tidak menoleh ke belakang, "Panas sekali! Hari ini tidak pergi."

Dia berkata begitu, dan tidak ada yang mengatakan apa-apa lagi, dua hari bergaul sudah cukup untuk membuat penilaian awal terhadap seseorang, semua orang diam-diam tidak ingin peduli pada Monik Zheng.

Sebelum pergi, Remi Xiao bergegas menepuk Lindsay Chu, Lindsay Chu samar-samar merasa ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam sakunya, sebelum dia sempat bereaksi, Remi Xiao sudah tidak terlihat lagi.

Lindsay Chu mengeluarkannya dan memeriksanya, lima puluh RMB, apakah itu untuk uang makan? Dia tersenyum lembut dan berpikir Remi Xiao adalah anak yang sangat baik.

Kali ini, fotografer yang selalu mengikuti Lindsay Chu tidak datang karena ada urusan, Lindsay Chu senang sendirian, dia pergi ke pasar barang bekas yang agak jauh.

Lindsay Chu sedang mencari gerobak, dia merasa menjual sarapan bisa benar-benar dipraktekkan, di tidak ingin menyia-nyiakan basis obat lagi!

Tanpa mempertimbangkan gerobak yang berantakan, Lindsay Chu berjalan berkeliling beberapa kali dan akhirnya memilih salah satu. Bentuknya persegi, dengan partisi di atas dan bawah, jadi bisa meletakkan banyak barang.

Begitu bertanya harganya, delapan ratus!

Merampok kali ya?

Bos dengan jelas melihat bahwa Lindsay Chu bukan penduduk lokal, dia terlihat sangat cantik dan mudah ditipu, jadi dia berani harga besar.

Lindsay Chu menahan keinginan untuk memutar bola matanya, dalam hati dia berpikir apakah dia dianggap orang bodoh? Dia berbalik dan pergi.

Bos cepat-cepat menghentikannya, tidak disangka Lindsay Chu begitu tegas, dia ragu-ragu lalu menurunkan dua ratus dari harga awal, Lindsay Chu tersenyum dingin, dia langsung mengatakan tiga ratus, bos membelalakkan matanya dan berkata tidak menjualnya, Lindsay Chu berbalik dan akan pergi lagi, bos menghentikannya lagi, setelah bolak-balik beberap kali, akhirnya ditetapkan tiga ratus lima puluh.

Saat Lindsay Chu mendorong gerobak kembali ke apartemen, grup sutradar yang sedang makan mie instan terkejut, benar-benar ingin menjual sarapan?

Sutradara menepuk dadanya, sangat menyesalinya, seharusnya dia tidak membiarkan Lindsay Chu tinggal disini, benar-benar seperti BUG!

Lindsay Chu mengeluarkan beberapa sayuran dari bawah gerobak, dia tersenyum dan berkata, "Aku akan memasak lebih banyak untuk makan malam, direktur, tolong beri muka.”

Sutradara segera menjadi segar, ia merasa begini juga bagus.…

Lindsay Chu baru saja mencuci sayuran di sini, Monik Zheng turun ke lantai bawah dengan baju tidurnya.

Lindsay Chu sangat mengaguminya, selain beberapa tamu, ada begitu banyak kakak juru kamera dan tim sutradara semuanya laki-laki, dia dengan tenangnya berpakaian sangat minim, tanpa rasa takut.

Monik Zheng melirik dapur dan bertanya dengan santai, “Malam makan apa?” Mendengar nada suaranya, seolah Lindsay Chu adalah pembantunya.

Tangan Lindsay Chu terhenti, kurang diberi pelajaran ya?

“Malam makan mie.” Lindsay Chu dengan tenang berkata: “Oh iya, serahkan biaya makanmu.”

Mata Monik Zheng membelalak, “Biaya makan apa?"

Lindsay Chu tersenyum palsu: “Aku menghabiskan uangku untuk dua kali makan ini, tidak bisa selalu makan gratis, bukan? Lagipula, setiap orang cuma dua ribu."

Monik Zheng berkata dengan suara tinggi, "Tapi bukankah semua sabun dan aromaterapimu sudah terjual?"

Lindsay Chu mengangguk: "Lalu? Apa hubungannya ini denganmu?"

Kamera mengikuti dengan cermat, Lindsay Chu tahu mereka sedang menangkap titik-titik panas, demi efek pertunjukan, dia melanjutkan: "Remi Xiao memasukkan lima puluh ke sakuku saat siang tadi, setiap orang harus bekerja keras jika mereka ingin menjalani kehidupan yang lebih baik." Yang pertama bertindak, dialah yang lebih unggul.

Monik Zheng berdiri tiba-tiba, dia berkata dengan dingin, "Aku tidak akan memakan makanan yang kamu masak lagi!"

Lindsay Chu mengangkat bahu dan memberi isyarat terserah.

Ketika sutradara melihat ini, dia menggelengkan kepalanya, tunggu pertunjukkan ditayangkan bukannya takut akan dimaki. Tentu saja, bagi mereka, semakin intens pertengkarannya, semakin baik, popularitas pertunjukan akan meningkat.

Monik Zheng membawa agen dan pergi dengan marah, tadi malam dia menghabiskan delapan ratus untuk menikmati satu kali, meskipun dia sengaja berhemat, tapi masih saja menghabiskan banyak uang, agen berbisik di samping untuk menghiburnya, “Sudahlah, bukankah hanya lima puluh RMB, kita berdua digabung juga tidak sampai seratus, beri ke Lindsay Chu juga….”

"Cukup!" Monik Zheng menyela, "Bahkan seratus pun tidak akan kuberikan padanya!"

Wajah agen itu tenggelam, dia sedikit tidak tahan dengan Monik Zhen, jika bukan karena wanita ini dan bos mereka...apakah dia akan datang ke tempat ini untuk menerima amarah? Agen itu menenangkan diri untuk sementara waktu, dan memutuskan untuk membiarkan Monik Zheng saja.

Lindsay Chu sekarang memaksakan diri untuk berkecukupan, tapi setelah dihitung-hitung tidak menghasilkan banyak uang, sebulan delapan ribu…Lindsay Chu menghela nafas dan meratapi bahwa kelompok program acara itu sangat kejam.

Lindsay Chu memutuskan untuk pergi ke pasar malam setelah makan, membeli kentang dan barang murah lainnya, besok mulai menjual sarapan.

Siapa sangka setelah membuat sup, terdengar suara dari luar, juga mendengar Bay Zhao berteriak dengan panik: “Kak Lin! Kak Lin!”

Lindsay Chu bergegas keluar: "Ada apa?"

Remi Xiao sedang duduk di sofa dengan wajah pucat, tangan kanannya melindungi tangan kirinya, matanya merah, dia terlihat seperti akan menangis.

Bay Zhao menjelaskan: "Tangan Remi Xiao terjepit pintu."

“Hah?” Lindsay Chu tercengang, dia berjalan cepat ke arah Remi Xiao, membuka tangan kanannya, benar saja, dia melihat punggung tangan yang bengkak kemerahan, ujung jarinya membiru, penuh darah beku, Lindsay Chu mengerutkan kening: “Kenapa tidak mengantarnya ke rumah sakit?!”

Sebelum Bay Zhao menjawab, Remi Xiao menggelengkan kepalanya dengan air mata berlinang: “Tidak pergi ke rumah sakit, terlalu menghabiskan uang, semprotkan sedikit obat herbal Tiongkok untuk menghentikan darah saja."

"Sembarangan!" Lindsay Chu dengan dingin memarahi, “Uang bisa dicari bukan? Lihat bengkaknya."

Air mata Remi Xiao sudah tidak bisa ditahan, "Kak Lin…."

Begitu anak itu menangis, cinta keibuan Lindsay Chu meluap, “Sudah sudah jangan menangis, biar Kak Lin lihat.”

Bay Zhao menggema: “Itulah, uang habis bisa dicari, lebih baik pergi ke rumah sakit saja."

“Sudahlah, sudah pulang juga." Lindsay Chu memerintahkan: "Bay, kamu pergi dan rebus air panas, aku akan mengatasi ini."

Bay Zhao mengira itu untuk mengompres, jadi dia berbalik dan berjalan menuju dapur.

Lindsay Chu kembali ke kamar dan keluar dengan membawa kotak obat kecil di tangannya.

“Ayo, berikan tanganmu.” Lindsay Chu berkata pelan.

Remi Xiao sangat percaya pada Lindsay Chu, dia mengulurkan tangan kirinya, tapi ketika dia melihat jarum yang tipis dan panjang, dia terkejut, “Kak Lin….”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu