My Cute Wife - Bab 440 Dia Sangat Membenci Diriku

Empat hidangan biasa dan satu sup, tidak jauh enaknya dari masakan dari Lindsay tetapi aroma masakan seperti hidangan murni dari petani.

Bryan mengambil sumpit dan mengigitnya, pada saat yang bersama Lindsay dan Cindy terlihat sangat gugup, dan berkata: “Kenapa kalian tidak makan dan hanya menatapku?”

Dengan gugup Cindy : “Apa, apakah enak?” Meskipun baru pertama bertemu dengan suami Lindsay tetapi dia merasa pria ini luar biasa, meskipun dia mencoba menahannya tetapi postur tubuhnya dapat mengungkapkan 4 kata: sangat pemilih

“Lumayan.” CEO Bryan berkata dengan jujur.

Lindsay menghela nafas lega, “Makan makan.”

Semuanya berbincang dengan santai, Lindsay tahu bahwa penghasilan dari Cindy semuanya berasa dari toko buku hasil peninggalan dari pamannya dan selain menjual buku, toko buku itu menjual lukisan, sesekali dia juga menjual satu dua buah lukisan dan uangnya itu cukup untuk dipakai Cindy dalam waktu yang cukup lama.

“Sebenarnya kelas yoga merupakan biaya terbesar yang pernah aku hamburkan, tetapi aku dengar jika tempat kelas ini sangat resmi dan sangat baik untuk anak, maka dari itu aku mendaftar.” Dengan sungkannya Cindy tersenyum: “Bagaimanapun aku hanya memiliki satu bayi.”

Bryan mengambil cangkir dan meminum seteguk, sambil mengambil tisu dari atas meja dan menyeka mulutnya, “Kenapa harus sungkan? Apakah uang yang kamu bayar itu merupakan hasil curian atau rampasan?”

Cindy bergegas mengelengkan kepalanya: “Bukan bukan.”

“Bukankah itu benar?” Bryan akhirnya menemukan ada yang ada yang tidak benar dari wanita ini, itu karena dia terlalu sensitif, sensitif yang akhirnya membuat dirinya sedikit minder.

Jelas itu beberapa kritikan tetapi bagi Cindy dia seperti menerima perkataan ini, dari awal belum ada yang mengatakan ini kepadanya, semuanya hanya pengejekan dan penolakan.

“Cindy, Cindy!” Tiba-tiba diluar ada yang berteriak.

“Aku datang!” Cindy berdiri, Lindsay sedikit mencondongkan badannya ke atas dan melihat bahwa itu adalah seorang perempuan paruh baya.

“Cindy, jahitan di bagian pinggang bajuku tidak bagus, bisakah kamu membantuku memperbaikinya?” Perempuan itu bertanya.

Cindy mengambilnya dan dengan tersenyum berkata: “Bisa, besok anda bisa mengambilnya.”

“Oh, terima kasih, ini adalah hadiah dari suamiku tahun lalu, aku tidak tega membuangnya tetapi aku tidak terampil, jadi...” Perempuan itu berbalik dan mengambil sekantong sayuran dan memberikannya kepada Cindy: “Sore ini aku baru memetiknya, ambil ini dan bawa pulang untuk dimakan!”

“Tidak usah bibi Zhang!” Cindy memeluk sayuran beserta pakaiannya dan berjalan dua langkah.

Bibi Zhang dengan bergegas berjalan: “Cepat pulang! Besok aku akan mengambil pakaianku!”

Cindy tersenyum tidak berdaya, kembali dengan memeluk barang-barang dan mendapati Lindsay dan Bryan sedang melihat ke arahnya.

“Masih ingin makan sesuatu? Aku akan membuat sup sayuran?” Cindy bertanya.

“Tidak usah, sudah kenyang!” Lindsay menghabiskan sepiring kentang iris.

Cindy sedikit terkagum: “Lindsay, kamu memiliki nafsu makan yang baik.”

“Kali ini berbeda, aku masih memiliki putra yang pada saat melahirkannya aku mengalami banyak kesulitan.” Lindsay menjelaskannya.

“Wah, masih memiliki putra, pasti sangat lucu!” Dia berkata sambil mengambil jarum dan duduk di sofa lalu mulai menjahit, gerakannya seperti sangat terampil: “Aku tidak akan mengganggu kalian bukan?”

“Tidak akan!” Lindsay diam-diam menghela nafas, dulu orang-orang memuji dia adalah istri dan ibu yang baik tetapi jika di bandingkannya dengan Cindy sekarang, apakah dia layak? Tidak layak!

“Kamu yang membantu orang menjahit beberapa benda ini, apakah mereka memberimu bayaran?” Bryan bertanya.

Cindy memberi isyarat kepada Bryan sambil melihat sayur yang berada di samping kaki nya : “Ini dia, bibi Zhang seseorang yang baik, tidak seperti tetangga lainnya... yang berpikir bahwa belum menikah tetapi sudah memiliki anak, tidak enak dilihat, dia khawatir aku seorang diri mengandung dan tidak memiliki tenaga untuk pergi menjual sayuran dan sering ke sini dengan alasan mengantarkan barang kepadaku.

Bryan mengangguk lalu Lindsay menepuknya.

Bryan bukanlah orang yang suka mencampuri urusan orang lain, juga tidak banyak bersimpati, di dalam dunia ini puluhan juta orang yang kesusahan, mengetahui bahwa sudah hidup itu tidak salah dan masih memiliki rasa iba untuk mengurus orang lain? Tetapi sekarang sang istri sudah berbicara jadi Bryan bertanya: “Beberapa lukisan ini apakah kamu sendiri yang mengambarnya?”

“Ya, pada saat bersemangat maka aku akan mengambar untuk menghibur diri.”

“Lobby perusahaanku membutuhkannya, biasanya kamu menjual harga berapa.” Bryan bertanya.

Cindy tercengang dan berkata tanpa berpikir lagi: “Biasanya aku jual harga 3.000 Rmb.”

“Aku akan membeli 5.000 Rmb untuk satunya.” Bryan berkata: “Setelah selesai mengambar tunjukan kepada Lindsay.”

Cindy tersanjung dan bangkit berdiri, “Mau semuanya?”

“Selama pada standar ini, semuanya mau.”

“Bukan seperti itu...” Cindy mengerutkan bibirnya dan mengerutkan dahinya, “Tuan, jika kalian tidak membutuhkan banyak maka aku akan memberikannya secara gratis, aku menyukai Lindsay, aku menganggap dia adalah temanku dan dia bersedia datang dan bermain ke tempatku jadi kalian tidak perlu khusus membeli lukisanku jika hanya untuk menolongku saja.”

“Gratis?” Bryan mengangkat alisnya: “Perusahaanku setidaknya akan menambah 100 lantai lagi, setiap lantai terdapat setidaknya 30 kantor kecil, apakah kamu yakin akan memberikannya secara gratis?”

“...”Cindy menelan ludah: “Maaf lancang, apa nama perusahaannya anda?”

Bryan berkata: “ET.”

Cindy: “...” Meskipun dia tidak orang yang mendengarkan gosip tetapi setiap kali duduk di bus dia bisa melihat gedung tertinggi di kota Nan, mendemonstarsikan kemewahan dan luar biasa, itu disana? !

Dengan segera Lindsay berkata : “Cindy, beberapa kantor disana benar-benar kekurangan sedikit dekorasi, bagaimanapun lukisanmu itu juga harus di jual, lebih baik dijual kepada kita saja.”

Butuh waktu yang lama untuk mencerna informasi ini, lalu menjawabnya: “Baiklah.”

Bryan menyipitkan matanya, Cindy memiliki kewaspadaan terhadap dunia luar dan menolaknya seolah memilih dirinya sendiri, satu-satunya yang jelas menunjukkannya adalah sebuah rasa rendah dirinya.

“Ayah dari anak ini?” Bryan menanyakannya.

Mata Lindsay seketika menjadi hitam.

Cindy sudah menahan dirinya terlalu lama, dia lahir dari keluarga yang terpelajar kemudian putus dengan keluarganya, dari kecil dia adalah anak yang penurut kemudian dirinya membangkang karena dibohongi oleh pria yang sama sekali tidak mencintai dirinya sendiri.

Cindy berkata dengan kesulitan tetapi tidak berhenti : “Kami sempat... melakukan beberapa kali hubungan kemudian memiliki anak.”

Lindsay tidak bisa menahannya : “Apakah dia tidak tahu?” Dia berpikir bahwa orang itu tahu dan tidak ingin bertanggung jawab.

Cindy menggelengkan kepalanya: “Tidak tahu, dia sangat membenciku, aku takut dirinya akan mengugurkan kandunganku, aku merasa dengan kedatangan anak maka harus bertanggung jawab terhadap dirinya, kesalahanku di masa lalu tidak harus melibatkan anak ini jadi aku hanya pergi begitu saja.”

“Siapa namanya apa marganya?” Bryan bertanya: “Aku akan membantumu mengeceknya.”

“Tidak usah tidak usah!” Cindy melambaikan tangannya, dirinya mengetahui bahwa Bryan sangat kuat, tetapi dia tidak bisa memaksakan pihak lain untuk bertanggung jawab bukan?

Bryan berhenti, juga tidak melanjutkannya lagi.

Siang harinya, Lindsay sedang berbaring di kursi anyaman di halaman sambil dengan dengan tenang berjemur di bawah sinar matahari, Bryan berjongkok di sebelahnya sambil mengelus jidatnya: “Suka?”

“Ya.” Lindsay menjawab.

“Setelah pulang kita akan meletakkan satu di halaman dan aku akan membuatnya sendiri.” Bryan berkata.

Lindsay sangat senang: “Terima kasih suamiku.”

Cindy berdiri tidak jauh dan melihat adegan ini, sudut mulutnya terangkat tanpa tersadar, dirinya mungkin tidak akan bisa merasakan perasaan cinta seumur hidupnya tetapi dirinya tidak bisa mencegah untuk mendoakan orang lain.

Sebelum pergi, Cindy memberi beberapa bungkus oleh-oleh kepada Lindsay, Lindsay menolaknya tetapi CEO Li tidak sungkan menerima semua ini dan dengan jarang dia mengucapkan kalimat yang lembut, “Kalau ada kesulitan boleh menghubungi kita.”

Cindy menekukkan alisnya: “Terima kasih Lindsay, terima kasih tuan.”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu