My Cute Wife - Bab 425 Aku Menemanimu

Lindsay Chu berkata dengan dingin : “Dina Xie, kamu tenang sedikit! Apa harus menambahkan kesalahan di atas kesalahan?”

Dina Xie : “Salah? Apa aku yang salah?”

Clark Fang sangat marah, akan sangat memalukan bila tersebar terjadi kejadian penculikan artis di God Entertainment, “Kenapa, kamu masih ingin berkata yang salah adalah seluruh dunia?”

Dina Xie tidak memedulikan Clark Fang, melainkan bergeser sedikit demi sedikit ke luar sambil menekan Tasya Liu : “Semuanya minggir! Kalau tidak aku akan membunuhnya sekarang!”

Wajah Clark Fang seketika menjadi muram, ujung lidahnya meluncur di antara giginya dengan bengis, lalu mengisyaratkan security di belakangnya untuk memberi jalan.

Dina Xie mundur seperti itu sampai ke atap di lantai dua belas.

Dia berdiri di sebelah pagar pengaman kaca, melihat ke bawah, lalu tertawa puas, dengan mengerikan berkata pada Tasya Liu : “Aku teringat satu cara yang baik, bila aku menjatuhkanmu dari sini, jatuh sampai mukamu tidak bisa dikenali dan dagingmu menjadi hancur lebur, kamu tebak apa Dylan He masih bisa menyukaimu?”

“Ini aku tidak tahu.” Jawab Tasya Liu : “Tapi tidak peduli apa yang kamu lakukan, dia pasti tidak akan menyukaimu.”

“Tutup mulut!” Tatapan Dina Xie galak, jejak darah di leher Tasya Liu lebih besar lagi.

Tasya Liu sedikit mengernyit, tidak berbicara lagi.

“Dina Xie, pikirkan orang tuamu.” Lindsay Chu membuka mulut : “Mereka hanya memilikimu sekarang.”

Membicarakan orang tuanya, Lindsay Chu bisa dibilang melihat sedikit rasa tidak tega pada wajah Dina Xie, namun dengan cepat, Dina Xie bertekad : “Aku memaksa kakak untuk mati, Ayah dan Ibu kira-kira juga akan sangat membenciku, aku akan segera menemani kakak.”

“Ya, kamu temani kakakmu, tapi bagaimana sisa hidup orang tuamu?” Lindsay Chu berkata dengan suara rendah : “Akuilah, kamu sedang lari dari tanggung jawab.”

“Aku memang lari, kenapa?!” Teriak Dina Xie.

Lindsay Chu sedikit marah, di sini terlalu banyak orang, dia tidak bisa menggunakan aroma, saat berhadapan, tiba-tiba melihat Dina Xie menghela napas lega, Lindsay Chu menoleh dengan cepat, dia melihat Dylan He.

“Kamu akhirnya datang?” Kata Dina Xie tertawa.

“Lepaskan Tasya.” Suara Dylan He lebih dingin dari es, dia benar-benar menyesal kemarin malam tidak mengambil tindakan, dia melihat foto Ruby Xie semalaman, dengan cepat menyadari ucapan Dina Xie benar, orang yang menjadi penyebab masalah adalah dirinya, pada saat yang bersamaan dia merasa lega, merasa masih ada kesempatan untuk memulai kembali.

“Lepaskan?” Dina Xie tertawa terbahak-bahak, tertawa sampai akhirnya air mata keluar : “Dylan He, bukankah kamu merasa tidak ada yang tidak bisa kamu lakukan? Semuanya harus berada di dalam kendalimu, hari ini aku ingin melihatmu sangat sedih! Bukankah menyukai Tasya Liu? Sekarang aku antar dia pergi!” Selesai berbicara, Dina Xie menekan Tasya Liu di pagar pengaman dengan keras, seketika setengah badan Tasya Liu sudah berada di luar.

Ada seruan kaget di sekelilingnya, Lindsay Chu baru akan bergerak namun pergelangan tangannya ditarik seseorang, Brian Li.

“Semua orang sudah sampai, tidak apa-apa.” Brian Li berkata.

Selesai berbicara, Ayah Xie dan Ibu Xie muncul bersamaan.

“Dina!” Ibu Xie sangat sedih, “Kamu jangan melakukan hal yang bodoh! Letakkan pisau itu, datang ke Ibu!”

Mata Dina Xie seketika memerah, “Ibu....Ibu, aku salah pada kalian, sekarang aku pergi menemani kakak.”

“Jangan! Jangan!” Ibu Xie menangis sambil berlutut di tanah.

Ayah Xie segera melambaikan tangan : “Dina, kita hanya tersisa kamu, seorang putri saja, biar yang lalu berlalu, kita sekeluarga bersama baik-baik, bagaimana?”

“Tidak bisa!” Wajah Dina Xie penuh penderitaan : “Aku sudah tamat, tamat sepenuhnya!”

Selesai berbicara, Dina Xie menekan dan melempar Tasya Liu keluar, Ibu Xie menjerit, sedangkan Dylan He sudah langsung berlari maju, Tasya Liu terguling, seketika pergelangan tangannya di tangkap oleh seseorang, seketika setengah badannya berada di udara.

Melihatnya Dina Xie menancapkan pisau di bahu Dylan Xie dengan bengis, tapi pria itu hanya mengernyit, tidak melepaskan tangan.

Clark Fang dengan cepat berjalan maju, dengan mudah menangkal tenaga Dina Xie, pisau jatuh ke tanah, lalu dengan tidak segan menahan Dina Xie di tanah.

Semuanya menghela napas lega, sedangkan di sini, Tasya Liu tiba-tiba mengangkat kepala melihat Dylan He, tersenyum tipis, suasana hati Dylan He tanpa bisa dijelaskan menjadi buruk.

“Apa kamu masih ingat apa yang pernah kamu katakan padaku?” Tanya Tasya Liu.

Kebetulan ada dua tiga security berjalan kemari.

Urat di kening Dylan He bertonjolan, wajahnya merah : “Kamu! Cepat! Ke sini!”

“Dylan He, aku sudah pernah bilang, kamu pasti akan menyesal.” Tasya Liu melanjutkan berkata : “Ini adalah langkah terakhir.”

Lalu dia melepaskan tangan Dylan He.

“Tasya Liu!” Dylan He meraung.

Clark Fang merasa ada yang tidak beres, namun sudah tidak sempat lagi, sedangkan yang jatuh tidak hanya Tasya Liu sendiri, Dylan He juga ikut melompat.

Dina Xie merasa di sekelilingnya penuh dengan jeritan, kepalanya berbunyi “wong”, hatinya penuh dengan rasa sedih dan ejekan, rupanya Dylan He begitu mencintai Tasya Liu, cinta sampai bersedia mati dengannya.

Hanya beberapa detik, namun Tasya Liu seperti merasa melalui satu abad, dia dipeluk dalam pelukan yang hangat, sedangkan di telinganya ada desahan samar Dylan He : “Aku menemanimu.”

Rasa sakit yang dirasakan tidak sesakit yang dikira, mereka terjatuh pada bantalan udara penyelamat.

Tasya Liu pertama merasa kesadarannya menjadi kabur, lalu merasa banyak tangan yang mengangkatnya.

“Cepat! Mana Ambulans nya?!”

“Bantalan udara penyelamat masih belum tertiup sepenuhnya, hantamannya terlalu kuat, pasien mungkin mengalami oragan dalam pecah.”

Siapa....Siapa yang mereka bicarakan.....

Tasya Liu berusaha membuka mata sekuat tenaga, kebetulan melihat Dylan He di sebelah kepalanya memuntahkan darah.

Dylan...

Dylan He.....

Tasya Liu di dalam ketidakinginannya, tenggelam ke dalam kegelapan.

Tidak tahu sudah lewat berapa lama, Tasya Liu perlahan siuman, awalnya matanya kabur, dia tidak jelas melihat, hanya merasa ada sosok yang melayang di sekelilingnya, sampai ada kehangatan di keningnya, ada suara yang familiar di telinganya : “Sudah bangun?”

“Kak Lindsay....”

“Ya, pelan-pelan buka mata, pelan-pelan saja.” Lindsay Chu menghibur.

Tasya Liu mencoba beberapa kali, penglihatannya baru pulih.

“Dokter berkata ini normal untukmu, beristirahat beberapa saat saja sudah baik.”

Tasya Liu menyahut sebentar, dia selalu merasa melupakan sesuatu, adegan demi adegan saat dia terjatuh muncul di kepalanya, terakhir berhenti pada wajah Dylan He yang bersimbah darah : “Kak Lindsay!”

“Ingin menanyakan Dylan He?” Lindsay Chu melihat kemari, ekspresinya tidak setuju : “Tasya, sebenarnya apa yang kamu pikirkan?” Lindsay Chu tidak percaya saat itu Dylan He tidak menangkap Tasya Liu.

“Kak Lindsay, bagaimana keadaannya?!” Tasya Liu panik, air mata tidak hentinya mengalir.

Setelah semena-mena, tiba-tiba merasa terbangun dari mimpi.

“Dia menjadi bantalan untukmu, saat itu livernya pendarahan hebat, saat diantar ke rumah sakit dia hampir syok.” Lindsay Chu meneruskan berkata : “Sekarang berada di ruang ICU, masih belum melewati masa kritis.”

“Kak Lindsay, aku ingin melihatnya....” Ekspresi Tasya Liu tidak tahu harus berbuat apa : “Biar aku pergi melihatnya.”

Lindsay Chu tahu sifat Tasya Liu, dia tidak berdaya, dia meminta sebuah kursi roda, dan mendorongnya ke pintu ICU, Dylan He berbaring di dalam, selang tertancap di seluruh tubuhnya.

“Aku kira setelah salah paham diselesaikan kalian akan berbaikan.” Lindsay Chu berkata pelan : “Tasya, membuatnya terluka seperti ini, bukankah orang yang paling sedih pada akhirnya adalah kamu?”

Tasya Liu menekan pintu ruang ICU dengan satu tangan, lalu menundukkan kepala, menangis tersedu-sedu.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu