My Cute Wife - Bab 123 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan

Mendengar kalimat tersebut, pandangan Lindsay Chu berubah menjadi gelap karena gundah, “Riley Sun, simpan baik-baik surat wasiat itu, ke depannya akan memiliki peran besar.”

“Perlukah sekarang saya berikan pada Anda...”

“Aku tidak mau lihat!” Lindsay Chu tiba-tiba berteriak kencang. Ia memelankan intonasinya, “Barang yang tidak berguna, aku tidak mau lihat.”

Lindsay Chu tidak berani membayangkan, dengan perasaan semacam apakah Bryan Li menuliskan surat wasiat itu.

Kedatangan John Li lebih cepat dari dugaan Lindsay Chu, ia bahkan langsung mencari Riley Sun, meminta Riley Sun mengoper hak pengunaan yang dimiliki oleh Bryan Li. Sekarang itupun ingin dikuasainya.

“Justin Li tidak ada, Bryan Li juga terbaring sakit, kita sebagai tetua tentunya tidak boleh duduk diam.” John Li menampilkan gaya yang berwibawa, sambil berbicara ia menghela napas, “Sekarang yang bisa mengurus situasi ini hanya aku seorang. Jangan sampai...” Ia mendekat ke arah Riley Sun dan menyeringai, “Jangan sampai Tuan Besar mengetahui tentang ini.”

Raut wajah Riley Sun menjadi kaku. Kalau Tuan Besar sampai mengetahui kondisi Bryan Li, bisa-bisa Beliau mati karena kaget. John Li tahu betul hal ini, sehingga ia berani menyerang dengan agresif seperti ini.

“Biarkan aku bicara satu hal.” Riley Sun berbicara dengan berat, “CEO Li masih hidup, semua ini harusnya ia yang memutuskan.”

Mendengar perkataan itu, John Li tertawa terbahak-bahak, dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, ia berkata, “Riley Sun, kau pikirkan saja sendiri, memangnya ia bisa terbangun?”

Bersamaan dengan kalimat itu, pintu yang ada di antara mereka didorong terbuka dengan keras. John Li begitu terkejut dan menoleh cepat, ia kira itu adalah...

Rupanya hanya seorang perempuan. John Li menghela napas lega. Ia bertanya dengan tidak sabar, “Siapa kau?”

Lindsay Chu tidak langsung menjawab, ia malah berjalan dengan langkah mantap ke hadapan John Li, lalu duduk dengan anggun, “Lindsay Chu, istri Bryan Li.”

Ekspresi John Li langsung berubah, perempuan ini tahun lalu sudah menghilang, bahkan ada kabar kalau ia sudah meninggal dunia. Kapan ia kembali?!

“Riley Sun, kalaupun kau tidak mau mengoper hak itu padaku, memangnya perlu sembarangan mencarikan seorang perempuan untuk mempermainkanku?”

“Sembarangan mencari?” Lindsay Chu tertawa dingin, “Sepertinya pelajaran untuk kaki Jason Li itu tidak kau ambil pusing, ya.”

“Bajingan!” Persoalan kaki Jason Li memanglah titik lemah John Li. Jason Li adalah putranya satu-satunya. “Ternyata memang kau, wanita sialan...”

Lindsay Chu mengangkat tangannya, mengisyaratkan John Li untuk diam, “Bryan sekarang sedang dalam keadaan koma, tapi dokter bilang ia akan segera bangun. Tanpanya di sini, aku yang menggantikannya sementara. Kuperingatkan kau, jangan coba-coba melakukan apapun di luar batas, jangan sampai Bryan tidak senang ketika bangun nanti.” Lindsay Chu bangkit berdiri dan mendekat ke hadapan John Li, “Apa yang bisa Bryan lakukan ketika ia tidak senang, kurasa kau sudah paham.”

John Li tanpa sadar sedikit gemetar, otaknya tiba-tiba dipenuhi lagi dengan bayangan kedua mata Bryan Li yang dingin bagai es. Benar, ia memang takut dengan Bryan Li, ia menakuti Bryan Li dengan seluruh hatinya! Namun mau bagaimana lagi? Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup!

Sekarang setelah memberinya ultimatum, Lindsay Chu bersama dengan Riley Sun pun meninggalkannya.

John Li memang berhati busuk, namun ia benar dalam satu hal, bisnis keluarga Li tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mengurus.

Jadi siapa yang urus?

Tentu saja Lindsay Chu.

Kalau begini, tentunya ia tidak bisa berdiam diri di ruang rawat inap setiap waktu.

Karena itu, Lindsay Chu masuk kerja di pagi hari, lalu sebelum pukul lima sore ia sudah kembali ke rumah sakit. Hanya saja, hari ini banyak masalah yang perlu dibereskan, sehingga ketika buru-buru kembali ke rumah sakit dengan Riley Sun pun, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

“Nyonya sudah bekerja dengan lelah.” Riley Sun berjalan di samping Lindsay Chu, berbicara dengan pelan.

“Tidak juga.” Lindsay Chu tertawa, lalu memandang ke arah pintu di ujung koridor, “Setiap terpikir masih ada dirinya, aku tidak merasa lelah.”

Baru saja berbicara seperti itu, Lindsay Chu tiba-tiba mengernyitkan alisnya, “Riley Sun, itu siapa?”

Riley Sun mengangkat kepalanya dan melihat ada bayangan seseorang yang sedang diam-diam berdiri di depan pintu ruangan rawat inap itu. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, ia berteriak, “Sedang apa?!”

Bersama dengan teriakan itu, para bodyguard dari kedua sisi langsung menerjang maju. Satu lantai itu hanya ditempati oleh Bryan Li seorang, dan di lantai-lantai di bawahnya ada banyak orang-orang mereka yang berjaga-jaga. Selain orang yang ditempatkan secara khusus oleh Lindsay Chu, hanya dokter dan suster yang bertugas mengganti obatlah yang boleh naik ke sana.

Orang itu langsung berniat kabur begitu mendengar suara-suara tersebut, namun dengan cepat ia langsung ditangkap oleh tujuh hingga delapan orang bodyguard.

Lindsay Chu melangkah ke arahnya dengan cepat. Orang itu mengenakan masker dan jas putih dokter. Lindsay langsung merenggut lepas masker orang itu, dan terlihatlah sebentuk wajah asing yang tampak panik.

“Kau sedang apa?” Lindsay Chu bertanya dengan dingin.

Pria itu hanya meronta-ronta berusaha melepaskan diri, tidak menjawab.

“Riley Sun.” Lindsay Chu membuka suara.

Riley Sun langsung bertindak, ia memeriksa seluruh tubuh pria itu, lalu menemukan ada satu tabung suntikan berisi cairan berwarna biru terang dalam saku kemejanya.

Jantung Lindsay Chu berdegup kencang, “Apa ini?”

“Sedang apa kalian?” Tepat pada saat itu juga, Lucas Pei berjalan ke arah mereka. Ia baru saja melangsungkan operasi, berencana untuk mengecek kondisi Bryan Li. Begitu ia memasuki area tersebut, ekspresi wajahnya langsung berubah.

Lucas Pei mengambil tabung berisi cairan biru terang itu dari Lindsay Chu. Ia membuka penutup jarumnya, menekan keluar sedikit dari cairan tersebut dan mengendusnya, kemudian dengan satu hentakan ia membanting tabung tersebut ke lantai.

“Periksa kartu stafnya, dari mana datangnya orang ini?” Lucas Pei berkata dengan serius sambil menunjuk pria itu.

Perawat di belakangnya berjalan maju, mengambil kartu identifikasinya dan memeriksanya dengan teliti. Perawat itu terlihat terkejut, “Dokter Pei, ini kartu milik Dokter Li dari bagian radiologi, tapi... Tapi wajah Dokter Li tidak begini.”

Lindsay Chu tidak dapat berdiri dengan tegak. Ia mundur dua langkah, lalu berbalik badan berlari masuk ke ruang rawat inap.

Monitor elektronik di dalamnya sama persis dengan subuh tadi, Bryan Li berbaring di ranjang dengan tenang, dadanya naik turun dengan stabil. Namun Lindsay Chu malah terlihat seperti akan pingsan, ia berteriak dengan panik, “Lucas Pei! Lucas Pei cepat datang dan lihat ini!”

Lucas Pei memeriksa Bryan Li dengan teliti, tidak ada komplikasi apapun, namun tidak menutup kemungkinan bahwa obat yang mematikan itu bekerja dengan lambat. Karena itu, Lucas Pei berbalik menatap pria yang ditahan di lantai itu, “Kau sudah menyuntikkannya?”

Pria itu sudah tenang, ia menatap satu sudut di lantai tanpa ekspresi di wajahnya, seakan tidak mendengar pertanyaan Lucas Pei.

Lucas Pei juga tidak segan-segan, ia berjalan ke arah pria itu dan menginjak pergelangan kakinya, kemudian diikuti dengan suara tulang yang retak. Pria itu langsung meronta-ronta, berteriak-teriak kesakitan, namun justru mulutnya dalam sekejap malah disumpal menggunakan sapu tangan oleh Lucas Pei. Lucas Pei menjambak rambut pria itu, memaksa pria itu menatap langsung matanya, “Dengar baik-baik, aku punya banyak cara untuk membuat orang merasa lebih baik mati saja, sebaiknya kau katakan yang sebenarnya.”

Lucas Pei menarik keluar kain dari mulut pria itu. Pria itu terengah-engah sejenak, lalu dengan ketakutan menatap ke Lucas Pei, dengan mulut kering ia berkata, “Belum, aku langsung tertangkap begitu sampai di sini.”

Pundak Lindsay Chu yang sedari tadi tegang langsung melunak.

Lucas Pei mengangguk puas, “Jawab satu lagi pertanyaanku, siapa yang mengirimmu ke sini?”

Kali ini pria itu mengatupkan bibir rapat-rapat, gerak-geriknya seolah mengatakan ia tidak bisa bicara lebih lanjut.

“Kak Lucas.” Lindsay Chu tiba-tiba buka suara, “Bawa orang ini keluar saja, Bryan butuh istirahat.” Ia melihat sekilas pria itu sambil berbicara, matanya penuh dengan kebencian yang menyayat tulang, “Kakak pasti bisa membuatnya membuka mulut, ‘kan?”

“Tentu saja.” Lucas Pei mengangkat tangannya sekali, lalu dalam ruangan rawat inap itu hanya tersisa Lindsay Chu dan Bryan Li berdua.

Lindsay Chu menggenggam erat tangan Bryan Li yang sedingin es, lalu mendekatkannya ke bibirnya dan menciuminya, “Maafkan aku, ke depannya aku tidak akan membiarkanmu seorang diri di sini.”

Siapa yang memerintahkannya untuk datang, pria itu memang tidak bilang, namun Lindsay Chu sudah tahu jawabannya dalam hati. Ia hanya perlu mengkonfirmasikannya sekali untuk memastikan dugaannya itu.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu