My Cute Wife - Bab 52 Hari Peringatan Kematian

5 hari lagi adalah hari peringatan kematian ibu Bryan Li, dua hari terakhir ini, sikap pria itu agak aneh, meskipun ia masih tersenyum pada Lindsay Chu, tapi senyuman itu tampak dipaksakan.

“Kepala pelayan membeli Bunga Sophora kering, dan kucium baunya sangat wangi, maka kubuat menjadi kue Sophora, cobalah.” Lindsay Chu membawa kue itu ke dalam kamar dan mendapati Bryan Li sedang melamun.

Mendengarnya, pria itu menoleh dan tersenyum, “Baiklah.”

Setelah Bryan Li makan beberapa suap, Lindsay Chu berkata, “Nanti aku akan menemanimu pergi.”

“Baik.” Bryan Li meraih tangan Lindsay Chu, “Ibu sangat menyukai mawar putih, bisakah kau menyiapkannya?”

Lindsay Chu sangat jarang melihat Bryan Li tampak rapuh seperti ini, ia mengecup bibirnya dan samar-samar mencium bau Bunga Sophora, “Baiklah.”

Setelah memesan mawar putih untuk hari itu, Lindsay Chu pergi ke kafe. Dari dalam mobil, ia melihat Inneke Fan dan Jackson Song sedang berdiri di depan pintu, mengobrol dan bercanda. Lindsay Chu langsung menyadari ada yang aneh dari ekspresi Jackson Song, seperti sebuah topeng palsu, tampak jelas dari wajahnya bahwa ia mempunyai maksud tertentu.

Inneke Fan tak menyadarinya, ia tersenyum dengan ceria.

“Nona, apakah anda hendak turun?” tanya supir.

“Tidak, pergi ke Charming Park.” Kata Lindsay Chu dengan lembut.

Mungkin ia harus lebih waspada terhadap Jackson Song, pasti ada sesuatu dengannya.

Pada hari peringatan kematian, Adelle Jiang dan Justin Li juga datang, Justin Li tampak jauh lebih kurus, seperti biasa wajahnya tersenyum licik, tapi begitu menatap Lindsay Chu, senyuman itu segera sirna.

Ayah Li berdiri di tengah tanpa mengatakan sepatah katapun, seolah sedang berbincang dengan arwah orang mati dalam keheningan.

Lindsay Chu meletakkan mawar putih itu di depan batu nisan, dan menatap foto wanita itu, ia sangat cantik dan sedang tersenyum hangat, alisnya sangat mirip dengan Bryan Li, sungguh sangat cantik.

Ayah Li membungkuk dan mengelus foto itu, lalu berbalik dan berjalan pergi.

Setelah Ayah Li pergi, Adelle Jiang tiba-tiba tanpa ragu berkata, “Ah, nasib ibu sungguh menyedihkan, jika bukan karena melahirkan anak terakhir di usia yang begitu tua, ia takkan mungkin meninggal secepat itu.” Sambil berkata, ia mengusap air matanya.

Lindsay Chu menyadari tubuh Bryan Li menjadi tegang mendengar perkataan Adelle Jiang, dalam hati ia merasa geram dan membalas.

“Apa maksud kakak ipar berkata seperti ini? Memangnya kau tahu apa yang dipikirkan ibu?” kata Lindsay Chu dengan dingin.

Adelle Jiang dengan terkejut menatap Lindsay Chu, “Apakah yang kukatakan salah? Pergilah ke rumah Keluarga Li, siapa yang tak tahu tentang masalah ini?”

“Jadi, dengan ini kau kira kau telah mendapatkan pisau yang tajam untuk menusuk hati Bryan Li?” Lindsay Chu melampiaskan amarahnya dan tanpa ragu menantang Adelle Jiang, “Kau juga telah menjadi ibu, seharusnya kau memahami bagaimana perasaan seorang ibu, kakak ipar, jika ada yang berkata seperti itu padamu, tidakkah kau akan merasa sedih?”

“Untuk apa sedih?” seru Adelle Jiang.

“Sedih karena kau bersikap seperti ini pada anak ibu, hati-hati nanti malam ibu akan mencarimu dalam mimpi!” Lindsay Chu membalas dengan berseru lebih nyaring, tapi kemudian ia menyadari tindakannya ini kurang pantas, ia segera menghadap ke batu nisan dan membungkukkan badan, “Maaf, ibu, aku berbicara tanpa berpikir.”

Di tengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara tawa muram.

Lindsay Chu mendongak dan melihat Bryan Li tersenyum menatapnya, rasa sedih dan muram yang tampak di wajahnya perlahan sirna, digantikan dengan ekspresi berseri-seri, ia meraih tangan Lindsay Chu dan menciumnya, “Ibu bilang, ia memiliki menantu yang baik.”

Lindsay Chu tak bisa berkata-kata, telinganya memerah.

Justin Li menatap kejadian ini dengan diam, dalam hati ia merasa pedih, sikap sewenang-wenang ini dibayar dengan lenyapnya rasa cinta Lindsay Chu, ia telah pergi meninggalkan dunianya dengan kecepatan yang mustahil untuk dihentikan.

Lindsay Chu terus menemani Bryan Li di kompleks pemakaman, sampai tak ada orang lagi di sekitar mereka dan hari mulai gelap dan gerimis perlahan turun, barulah mereka pergi.

Setelah duduk di dalam mobil, Lindsay Chu mengamati ekspresi pria itu masih tampak sedih, ia memerintahkan Riley Sun menaikkan sekat jok tengah, lalu menepuk-nepuk pahanya, “Apakah kau mau berbaring sejenak? Saat sudah sampai rumah aku akan membangunkanmu.”

Lindsay Chu tak pandai menghibur orang, apalagi orang seperti Bryan Li, maka ini adalah salah satu cara yang terpikirkan olehnya untuk mengekspresikan cintanya.

Bryan Li tersenyum dengan enggan dan menggeleng, “Tak perlu,” sambil berkata, ia merangkul Lindsay Chu, “Begini saja sudah cukup.”

Bryan Li menyandarkan dagunya di atas kepala Lindsay Chu, setelah terdiam sejenak, ia berkata dengan lirih, “Sebenarnya, yang Adelle Jiang katakan benar, kondisi tubuh ibu sejak dulu kurang baik, dan setelah melahirkanku, kondisinya semakin parah, jika bukan karena aku...”

“Aku mengenal ibu,” Lindsay Chu memotongnya dengan lembut, “Bryan Li, apakah ibu sangat mencintaimu?”

“Sangat.”

“Kalau begitu ia pasti sangat gembira telah melahirkanmu.”

Bryan Li menatap bulu mata lentik Lindsay Chu dan dalam hati bertanya, kemanakah ia selama ini?

Begitu tiba di rumah, Bryan Li dengan tak sabar segera mencium Lindsay Chu dengan ganas.

Kepala pelayan dan para pelayan menatap mereka dengan ekspresi iri, mereka berdua berjalan naik ke lantai atas sambil berpelukan.

Setelah bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya Bryan Li merasa hari peringatan kematian ibunya tidak begitu suram.

..............

“Kak Lindsay, sebenarnya apakah pekerjaan Tuan Song?” Inneke Fan menghampirinya dan bertanya, setiap hari, dandanannya tampak semakin cantik, seolah ingin secara spesial menunjukkannya pada seseorang, kadang ia menatap ke arah pintu sambil melamun.

Lindsay Chu meliriknya dan berkata, “Tanyalah padanya sendiri.”

“Aku merasa agak sungkan.”

“Aku juga kurang tahu,” jawab Lindsay Chu.

“Benarkah?” tentu saja Inneke Fan tak mempercayainya, “Sepertinya Kak Lindsay cukup dekat dengannya.”

“Inneke Fan.” Lindsay Chu mendesah, “Bisakah kau bersikap lebih serius saat bekerja? Kemarin lusa Anette Xu sendirianlah yang memasukkan bubuk kopi, kemarin masuk 2 tong krim juga Anette Xu lah yang mencari orang untuk menurunkannya, para tamu juga protes bahwa strukmu tidak sesuai, beritahu aku, lalu untuk apa aku mempekerjakanmu?”

Inneke Fan baru menyadari bahwa Lindsay Chu benar-benar marah, ia hendak memohon belas kasihan, tapi Lindsay Chu tak lagi menggubrisnya, “Jika sekali lagi kau bersikap seperti ini, aku hanya bisa memecatmu.”

“Jangan, Kak Lindsay, aku tahu aku salah.” Kata Inneke Fan sambil tersenyum.

“Aku juga tak ingin mengomelimu, lihatlah Anette Xu...”

“Anette Xu juga tidak sebagus itu,” gumam Inneke Fan sambil berjalan pergi sambil membawa baki berisi kopi.

Lindsay Chu tertegun sejenak, baru kemudian memahami maksud perkataan Inneke Fan, ia tersenyum mencibir, ia sungguh terlalu percaya diri.

Malamnya, Jackson Song datang, Inneke Fan bergegas merapikan rambutnya dan menyapanya, Lindsay Chu merasa pening melihatnya.

Jackson Song menyapa Inneke Fan lalu berjalan menghampiri Lindsay Chu, “Ayahku ingin bertemu denganmu.”

Tanpa menunggu Lindsay Chu menjawab, Inneke Fan segera bertanya, “Untuk apa ayah Tuan Song ingin bertemu Kak Lindsay?”

Lindsay Chu mengangkat alisnya, ia juga ingin menanyakan hal ini.

“Dulu ayahku tinggal di luar negeri, setelah pulang barulah ia tahu aku telah menemukan penolongku, maka ia sangat ingin bertemu denganmu.” Jackson Song menjelaskan.

“Penolong apanya?” Inneke Fan kembali memotong, “Tadi Kak Lindsay berkata ia tak mengenalmu.”

“Kita tak saling kenal?” Jackson Song berpura-pura marah.

“Bukan, aku...” Lindsay Chu merasa jengkel pada mereka, “Jackson Song, sampaikan rasa terimakasihku atas niat baik Tuan Song, tapi aku...”

“Ayahku berada di restoran di lantai atas.” Kata Jackson Song dengan ekspresi memohon, “Temuilah dia untuk mengabulkan keinginannya.”

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu