My Cute Wife - Bab 367 Habislah Sudah Kesempatannya

Salim menghela nafas panjang, dari mana ia tampak seperti bunga? Rupanya ia adalah bunga Rafflesia Arnoldi!

Entah kenapa, Alan ingin bertepuk tangan melihat kejadian ini.

Di sebelah, Fiona Lin hampir tak bisa bernafas, tak lama kemudian ia jatuh pingsan.

“Fiona!” Vino dan Frans secara bersamaan berseru dengan panik.

.....

Frans yang adalah putra Duke Lincoln Bai dihajar seseorang di istana, begitu mengetahuinya, pelayan segera melaporkannya pada Ratu, Alan takut Lindsay Chu akan disalahkan, maka saat Ratu memanggilnya, ia ikut serta.

“Ibu, ini bukan salah Lindsay Chu,” Alan menggenggam tangan Ratu dan menatap ke arah Frans dengan geram, “Ialah yang mencari masalah, menembak Lindsay Chu dengan anak panah, meskipun panahnya meleset, tetap saja tindakannya ini sangat tidak gentleman, sangat rendah!”

Di rambut Frans masih terdapat rerumputan yang tersangkut, ekspresinya sangat jengkel, dihajar dan dikalahkan oleh seorang wanita adalah hal yang masih belum bisa diterimanya.

Ratu terkejut, “Frans, kenapa kau melakukan hal ini?”

“Pasti karena Fiona Lin!” saat menyebut nama Fiona Lin, Alan memutar bola matanya, “Ia tak bisa makan masakan Lindsay Chu, ibu juga tahu sendiri betapa sensitifnya sikapnya, maka Frans membalaskan dendamnya pada Lindsay Chu!”

“Bukan begitu!” bantah Frans.

“Lalu karena apa?” desak Alan, “Atau apakah kau mendengar sesuatu dari wanita penggosip itu?”

Anne yang sedang membawa Fiona Lin masuk bergidik ketakutan.

Tak lama kemudian, Fiona Lin yang dibopong Vino kembali ke kamar telah siuman, ia bergegas menghampiri.

Ratu terkejut begitu melihat Fiona Lin, tak peduli apakah Lindsay Chu yang menimbulkan masalah ini, bahkan jika memang Lindsay Chu, karena Lindsay Chu telah merawatnya selama ini, ia tak mungkin menghukumnya. Bahkan tanpa perlu mempertimbangkan, Ratu sudah pasti akan membela Lindsay Chu. Bahkan ia sudah memikirkan untuk mencari waktu untuk membicarakannya dengan Duke Lincoln Bai, ia telah kehilangan seorang putra, jangan sampai ia sekali lagi kehilangan seorang anak muda yang begitu berbakat.

“Ibu,” Vino berdiri di sebelah Fiona Lin, jelas berusaha melindunginya.

Tanpa menatap mereka, Ratu bertanya pada Frans, “Apakah benar seperti yang dikatakan Alan?”

Frans tak menjawab.

Tiba-tiba Ratu mendengus, “Benar, kau sangat jarang datang ke istana, tapi kau mengetahui semua yang terjadi, Frans, aku telah meremehkan keluargamu.”

“Ratu?” Frans segera menjadi panik.

“Kau berani bilang kau tak punya mata-mata?” kata Ratu dengan ekspresi tenang, “Frans, jika bukan karena ayahmu, pasti saat ini aku telah menangkapmu.”

Anne dengan panik mengatupkan kedua tangannya erat-erat, ia mengikuti Fiona Lin, karena Vino Yang Mulia sangat menyukainya, maka ia menjadi angkuh dan sama sekali tak menghargai siapapun di istana ini, tapi tentu saja tidak termasuk Ratu.

Melihat sikap janggal Anne, Ratu menatapnya dengan dingin, “Frans, sebenarnya siapakah yang bergosip padamu?”

Frans menundukkan kepala, “Ratu, aku telah salah mengira.”

Ratu mendengus, ia heran, sebenarnya apa yang begitu memikat dari Fiona Lin, hingga bisa membuat Vino dan Frans tergila-gila padanya.

“Ratu, ini semua salahku,” kata Fiona Lin dengan lirih, nada bicaranya terdengar merasa bersalah, “Harap anda jangan menyalahkan orang lain.”

Ratu berpura-pura tak mendengarnya, ia bangkit berdiri lalu pergi.

“Ibu!” kata Vino dengan jengkel.

“Vino!” balas Ratu dengan penuh wibawa, “Akulah yang berkuasa di sini, jika kau ingin menggantikanku sebagai penguasa, tunggulah aku mati! Sudah terlalu lama aku menoleransimu, cukup sampai di sini!”

Ini adalah pertama kalinya Ratu berbicara dengan begitu tegas pada Vino, sepertinya ia telah kehabisan kesabarannya.

Setelah Ratu pergi, Lindsay Chu mendengus, “Habislah sudah kesempatannya.”