My Cute Wife - Bab 174 Aku Bersalah

Lindsay selalu merasa orang yang mati seperti lampu yang di matikan, hingga bertemu dengan Rafael orang ini hanya terlihat lemah, seperti apapun yang di lakukan sudah terserah bahkan jika di injak hingga mati.

Tengah malam di sebuah pulau terpencil tidurlah seekor binatang buas, di telinga ini hanya terdengar suara laut yang sedikit menakutkan manusia.

Levana menghentikan kapalnya, lalu melihat kesekeliling sambil berkata dengan pelan : “Perhatikan bangunan yang rumit ini.”

Pulau terpencil ini tidak begitu ada orang mungkin saja dalam waktu singkat ini akan menjadi pulau dengan atas nama Samuel.

Lindsay di bawah Levana menggunakan kendaraan yang ringan dengan jalanan yang tidak asing, sambil melihat sebuah foto ruangan, Levana berkata, “Memang kelainan!”

Lindsay mengambil sebuah potret Tiara yang ditengah, karena tidak di lapisi kain, diatas telah terlihat sedikit berdebu, wanita seperti selamanya berhenti di umur yang muda dengan senyuman yang indah tetapi Lindsay tahu, jika seumur hidup ini Tiara seperti mati ditangannya Rafael, suami dan anaknya yang di bunuh lalu karena keputusasaan ini dia lompat untuk bunuh diri, hal ini membuat Rafael cukup merasa gila, dia menggunakan banyak cara untuk mencari wanita yang mirip dengan Tiara.

“Tunggu dulu.” Mereka mengambil potret ini lalu berjalan hingga di depan pintu Levana tertahan, semakin merasa ada yang salah dengan ruangan ini, “Aku pastikan dulu.”

Lindsay berkata dengan pelan : “Apa?”

“Foro ini selalu di letakan dengan benar, seperti ada kodenya.” Levana sambil berkata menaruh foto ini dibelakang, lalu berdiri dari sisi Lindsay, dia dengan terkejut melihat sebuah foto dengan panah, lalu di ujung dinding ada sebuah lemari buku yang aneh.

“Kamu melihat apa?” Levana berkata.

Lindsay menunjuk ke arah lemari buku tanpa berkata apapun.

Levana berjalan ke rak buku ini, lalu mengeserkan buku-buku ini dan terdengar penuh keheningan, Lindsay dengan terkejut membuka matanya di dalam rak buku ini ada sesuatu!

Tidak tahu barang apa, seperti di lapisi oleh sebuah kain hitam, Levana ingin menarik kain hitam itu tetapi Lindsay dengan segera berkata : “Tunggu!” Sambil berkata dia membuka lampu di kamar ini baru mengisyaratkan kepada Levana, “Lanjutkan.” Tidak tahu mengapa hati Lindsay terasa tidak nyaman.

Setelah mempersiapkan hati ini kain hitam itu terbuka dan hati ini terasa tidak nyaman, lalu kembali kepintu kayu itu dan hal ini membuat Levana melangkah mundur dan bergumam : “Sialan!”

Disana ada sebuah kaca transparan yang terlihat sebuah tubuh yang di formalin, dan didalam sana ada sebuah tubuh...

Seorang wanita yang tubuhnya sedikit di penuhi jahitan sambil menutup matanya dengan wajah pucat juga wajah yang tidak begitu terlihat jelas.

Pada saat itu Lindsay seperti mengetahui siapa dia, Tiara Zhu!

Bahkan matinya tidak bisa tenang? !

Levana memperbaiki nafasnya lalu berkata : “Ayo kita pergi.”

...

Ketika Bryan terbangun dengan ruangan yang tenang, dia langsung mencari Lindsay kemudian pintu kamar terbuka dan seorang wanita yang tersenyum masuk.

“Aku membuatkan bubur, cobalah.” Lindsay menaruh sarapan ini di atas meja kemudian membawa pria ini untuk mandi.

Bryan sendiri masih sedikit merasa kesakitan terkadang ini dia juga bernafas dengan susah, maka dari itu tetap harus berada dirumah sakit.

Setelah Bryan mandi dia memutarkan tubuhnya ke arah Lindsay lalu melihat wanita ini, “Apakah kemarin tidak bisa tidur?”

Lindsay seperti kembali mengingat tubuhnya Tiara pada saat ini tubuhnya terasa tidak nyaman dan tidak bergerak, “Baik-baik saja.”

“Jangan mengkhawatirkan aku, ini akan segera membaik.” Bryan berkata.

Lindsay menganggukkan kepalanya.

Bryan menghabiskan sarapannya lalu menemani dia berbincang, ketika sebuah botol obat di berikan pria ini kembali mengantuk, Bryan terasa seperti kabur lalu melihat ke arah Lindsay dan bertanya, “Apakah ada hal yang di sembunyikan dariku?”

Dipeluk oleh seseorang dengan suara seorang wanita yang serak, “Tidurlah.” Suara yang tidak seperti dulu tetapi Bryan seperti tertidur dan belum sempat ia bertanya telah tertidur kembali.

Ruangan yang tenang terbuka lalu Rafael telah di ikat oleh sebuah kursi, dia membuka mata dan melihat : “Kamu ya.”

Lindsay berjalan, “Ini aku.”

“Astaga sudah bisa berbicara?” Tatapan mata Rafael penuh dengan tantangan, “Hanya saja suaranya terdengar jelek.”

Lindsay tidak begitu memperdulikannya, “Tidak untuk di dengarkan untukmu.” Dia melihat ke arah Rafael, “Orang seperti kamu, selalu merebut barangnya orang lain, dan ada apa yang milikmu?”

Rafael tersenyum, “Terserah kamu berkata aku hanya mendengar saja.”

“Jika bukan karena permasalahan keluargamu, aku juga tidak akan masuk kedalam.” Ruangan yang tenang dan Lindsay tidak perlu berkata dengan susah, “Tetapi ini lebih baik, membuat aku mengetahui kematian orangtuaku.” Sambil berkata dia mengambil sebuah drum lalu memperlihatkan sebuah potret dengan tanpa ragu ingin membakarnya.

Wajah Rafael terlihat berbedal lau sejenak dia ingin seperti menelan Lindsay tetapi pada akhirnya dia memberikan senyuman dingin, “Bakarlah, Tiara tetap berada di dalam hatiku, aku hanya butuh mengingatnya, tidak ada masalah dengan potret ini.”

Lindsay membakar semua ini dengan, tanpa menyisakan ujungnya karena dia tahu semua ini berguna.

“Demi menyelamatkan anak kami Bryan harus tertembak dan bahkan belum bisa sembuh.” Lindsay berkata dengan pelan, “Jika bukan karena kamu, mungkinkah dia secapek ini hingga lukanya kambuh lagi.”

“Bukankah ini yang terbaik?” Rafael seperti menantang.

“Benar, tentu semua ini bagus bagimu, kamu memutuskan untuk menjadikan aku sebagai gantinya, kemudian menghancurkan keluargaku, dengan kata lain Rafael yang hidup saja akan membuat aku merasa tidak tenang.” Lindsay yang berkata lalu memutarkan kepalanya dan melihat Rafael, dimatanya seperti dipenuhi api seperti setan yang ingin mengambil sebuah roh, “Rafael, ruangan yang berisi tubuh itu mungkin telah terbakar.”

Rafael seketika memperlihatkan wajah pucatnya seperti mendengar sesuatu yang tidak jelas, “Apa yang kamu katakan?”

“Tubuh Tiara telah dibakar, dia mungkin telah bersama dengan anak dan suaminya, dan bukannya di buat seperti mati dengan tidak tenang olehmu!” Lindsay berkata dengan pelan.

Rafael berusaha menuju ke arah Lindsay, tetapi karena tali ini membuat dia tertarik kembali, kursi ini terus berbunyi dengan mata memerah dan kepala yang hampir meledak dia berkata, “Aku pasti membunuhmu!”

Lindsay berdiri disana tanpa berkata, hanya dengan tenang melihat Rafael.

Rafael dari awal telah meledak hingga tubuhnya yang lemah itu berada dikursi hingga dia menaikan kepalanya dengan wajah yang terlihat sedih, “Kembalikan Tiara kepadaku, aku mohon kepadamu.”

“Kamu sudah tahu bagaimana caranya berbicara?” Lindsay bertanya.

Rafael menganggukkan kepalanya, “Aku bersalah, ini perkataan hatiku.”

Ini adalah hal yang tidak mudah dikatakan dari mulutnya Rafael, tetapi Lindsay tahu dia yang meminta maaf tetapi akan terlihat tidak tulus, membuat dia hancur tetapi selamanya tidak akan membuat dia mengerti dimana letak kesalahannya.

“Ketika kamu berada di bawah, maka katakanlah kepada Tiara dan keluarganya.” Lindsay berkata dengan pelan, “Mereka telah menunggu kamu, menunggu kamu hampir dua puluh tahun, bukankah kamu merindukan Tiara? Kami akan mengantarkanmu untuk bertemu dengan dia sekarang.”

Rafael kembali mengingat kembali perkataan Lindsay, lalu tatapan mata yang penuh ketakutan, “Tidak, aku tidak ingin...”

“Kamu ingin!” Lindsay memotong perkataannya dengan pelan.

Setelah berkata dia memutarkan tubuhnya, setelah keluar dari pintu Edward telah menunggu, “Sisanya, kakak yang mengurus.”

“Pergilah.” Edward menepuk pundaknya Lindsay.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu