My Cute Wife - Bab 249 Tuan Ji

Tangan Bryan Li sangat tepat sasaran, yaitu pada titik keram di lengan Kenneth Pang. Kenneth Pang langsung mendongak, dia melihat Bryan Li mengangkat sudur bibir, dan pergelangan tangannya berputar ke arah sebaliknya. Dengan tenaga yang tidak bisa dilawan, serpihan kaca dari botol bir pun menusuk ke dalam daging.

Kenneth Pang mengerang kesakitan dengan singkat.

“Kamu kira ini di mana?” Terdengar suara Bryan Li yang dingin berkata.

Kenneth Pang bagaikan jatuh ke dalam gua es, sudah berapa tahun lamanya, dia tidak lagi memiliki perasaan seperti berjalan di atas bilah tajam.

Tiba-tiba Kenneth Pang sadar, pria di depannya ini tidak bisa dilawan! Wanitanya juga tidak bisa disentuh!

“C, CEO Li….” Suara Kenneth Pang bergetar, “Aku tidak tahu dengan kehebatanmu, aku tidak berani lagi, kamu lepaskan aku, lepaskan aku saja!”

Bryan Li menendang kaki Kenneth Pang, memaksanya untuk berlutut. Lalu dia mengarahkan tatapannya ke bawah, menatap pada suatu tempat di badan Kenneth Pang, “Sekarang sudah berbeda dengan tahun silam, aku tidak membunuh orang, tetapi selama tempatmu ini bisa berdiri, sekujur tubuhku pun tidak nyaman.”

Pupil Kenneth Pang membesar.

“Orang busuk seharusnya tinggal di tempat yang seharusnya ditempati oleh orang busuk.” Bryan Li menendang Kenneth Pang hingga tergeletak di lantai. Ketika dia berdiri tegak, wajahnya sudah sangat suram, “Riley Sun, tuntaskan.”

Riley Sun berekspresi tenang, “Siap CEO Li.”

Kenneth Pang baru mengumpulkan napasnya lagi setelah sesaat, dia berlutut di lantai sambil memegangi perutnya, dan menoleh menatap Yohanes Xu, “Kakak, bantu aku….”

“CEO Li….”

“Menurutmu, sandaran di belakangmu akan bermusuhan denganku demi seekor anjing ini?” Bryan Li berkata memotong.

Tiba-tiba Eleazer Xie tidak bisa mengatakan apa-apa. Kenneth Pang memang berguna bagi dia, tetapi bagi orang itu, hanyalah peran kecil yang bahkan tidak diingat namanya. Namun berbeda dengan Bryan Li, Bryan Li adalah ‘kaisar’ yang sesungguhnya.

Bryan Li berjalan keluar dari ruangan. Baru saja berjalan dua langkah, dia pun mendengar jeritan histeris.

Lindsay Chu sama sekali tidak tahu akan hal ini. Ketika Bryan Li kembali, dia melihat Lindsay Chu sedang asyik mengobrol dengan Alix Feng dengan tampang bersemangat, “Sedang mengobrol apa? Senang sekali?”

Lindsay Chu menoleh padanya, dalam matanya membawa seberkas senyum yang cerah, “Dengar-dengar kamu tangguh sekali ketika kecil, anak kecil di sekitar semuanya takut denganmu.”

“Omong kosong.” Bryan Li memelototi Alex Feng dengan maksud memberi peringatan, “Waktu kecil aku sangat taat, sama seperti Alexander.”

Alex Feng berpikir dalam hati, kamu jangan merendahkan keponakan aku.

Setelah makan, Alex Feng masih ada acara, dia akan pergi ke tempat karaoke dan minum bir. Bryan Li dan Lindsay Chu tidak suka untuk mengikuti acara itu, maka mereka langsung pulang ke rumah.

Begitu membuka pintu, terlihat Lizzy dan Alexander sedang berdiri di ambang pintu. Baru beberapa hari saja, kedua anak ini sudah menjadi akrab, mereka sedang bergandengan tangan.

“Kenapa tidak pergi tidur?” Lindsay Chu bertanya sambil tersenyum.

Mendengar mereka, Bibi Zhang yang baru bergabung ke dalam rumah pun menyembulkan kepalanya dari dapur, “Kata tuan muda ingin menunggu ayah dan ibu, maka nona muda membawanya bersama.”

Bryan Li mengernyit kecil, panggilan Bibi Zhang ini seolah-olah Lizzy adalah putrinya saja.

Lindsay Chu melihat jam di dinding, sudah hampir jam sembilan. Kedua tangan Lindsay Chu masing-masing menggandeng satu anak berjalan ke lantai atas, “Sudah bersih-bersih belum?”

Kedua anak itu serentak berkata, “Belum.”

“Kalau begitu kita pergi sekarang.”

Bryan Li menatap bayangan punggung mereka dengan gundah, dia memikirkan dengan serius apakah sudah mestinya menginginkan seorang anak perempuan.

Setelah Alexander bersih-bersih, dia pun dengan taat naik ke atas kasur. Lizzy memiliki kebiasaan untuk mandi sebelum tidur, tepat ada Lindsay Chu, maka Lindsay Chu mengurus Lizzy sendiri. Kulit anak ini sangat putih dan cerah, jelas terlihat bahwa kehidupannya sangat unggul. Ketika Lindsay Chu mengelap badan Lizzy, dia menyadari di lehernya ada tanda lahir berwarna hijau, seperti kupu-kupu yang merentangkan sayapnya hendak terbang.

“Tanda lahir kamu sangat cantik.” Lindsay Chu memujinya.

“Di badan ayah juga ada.” Lizzy berkata pelan.

Jari Lindsay Chu tertegun, “Siapa ayah kamu?”

Lizzy disulitkan oleh pertanyaan ini, dia tertegun, lalu bergumam, “Ayah adalah….” Lizzy mengayun kepalanya, “Hhmm? Tadi aku jelas-jelas sudah ingat, ayah adalah….”

“Sudah, sudah.” Lindsay Chu membalut Lizzy dengan handuk dan menggendongnya, “Tidak ingat maka jangan pikirkan lagi, tunggu kamu ingat, bibi bantu kamu hubungi dia.”

Lizzy memeluk pundak Lindsay Chu, tatapannya seperti bersinar sekilas.

“Kamu merawat Alexander ya sudah, gadis kecil itu serahkan pada Bibi Zhang.” Melihat Lindsay Chu berjalan masuk, Bryan Li berkata tidak senang. Entah kenapa, dia tidak terlalu suka dengan anak itu.

“Sudah berapa besar kamu ini?” Lindsay Chu berjalan ke depan Bryan Li, dan meraba kening dia, masih sedikit panas. Maka Lindsay Chu sambil mengambil obat sambil berkata, “Masih cemburu dengan anak kecil? Aku lihat dia sedang pelan-pelan memulih. Hari ini dia membicarakan ayahnya denganku, seharusnya tidak lama lagi dia akan ingat kembali.”

Bryan Li menghampiri Lindsay Chu, dan memeluknya dari belakang, lalu mencium telinga Lindsay Chu, “Kamu suka anak perempuan?”

Lindsay Chu tidak berpikir panjang, “Suka, seperti putri kecil saja.”

Suara Bryan Li menjadi rendah dan serak, “Kalau begitu kita buat satu?”

Lindsay Chu terbengong, lalu dalam hatinya muncul perasaan menantikan yang unik. Menginginkan seorang anak perempuan lagi? Si kecil mengikuti di belakang Alexander, dan memanggil-manggil ‘kakak’, dipikir-pikir juga lumayan bagus.

Melihat Lindsay Chu tidak berbicara, seketika perut bagian bawah Bryan Li terasa panas, “Aku anggap kamu setuju.”

Lindsay Chu mulai kehilangan diri karena ciuman Bryan Li, dia mendorong lengan pria itu, dan berkata, “Jangan nakal, demam baru sembuh berapa lama, minum obat dulu.”

Tanpa kata, Bryan Li langsung melemparkan obat ke dalam mulutnya, lalu mengambil air di meja dan meneguknya. Kemudian, dia membalikkan badan Lindsay Chu, dan menanggalkan pakaian Lindsay Chu dengan tidak sabar, “Kamu jangan begitu gelisah setiap kali aku sakit, tidak ada apa-apanya, justru kamu, menolak beberapa kali lagi, aku takutnya akan rusak karena menahan.”

Lindsay Chu benar-benar tidak sanggup menahan preman ini, tetapi Bryan Li menarik tangan dia mengarah ke bawah, dan berkata dengan sedih, “Kamu lihat sendiri.”

Seketika wajah Lindsay Chu memerah.

“Linlin….” Bryan Li memanggil dengan penuh hasutan, “Aku rindu kamu.”

Rindu menginginkan kamu.

Dengan setengah menolak dan setengah menerima, mereka berdua bermesraan di atas kasur.

….

“Lizzy masih belum ditemukan?” Di bawah cahaya lampu yang remang, seorang pria duduk di kursi sambil menyangga dagu. Di sekitarnya berdiri beberapa sosok bayangan hitam, membuat ruang itu terlihat semakin ganjil.

“Masih belum, Tuan Ji.” Ada orang yang melapor dengan hati-hati.

Orang yang dipanggil Tuan Ji mendesah, nada bicaranya tetap lembut, “Kamu katakan, apa gunanya aku memelihara kalian?”

Seketika suasana melorot ke titik beku, semua orang tidak berani bernapas dengan nyaring.

“Bagaimana dengan Yanny Jiang?”

“Nona Jiang sudah dijemput pergi oleh ayahnya sendiri, kamu sudah menyampaikan maksud Anda, tetapi kata Nona Jiang malam itu dia menerima rangsangan, lupa membuang nona muda ke mana.”

Jari pria itu yang awalnya mengetuk sandaran kursi tiba-tiba tertegun, dan dia mendesah pelan, “Suatu hari nanti, aku akan membuatnya menerima rangsangan yang sesungguhnya.”

“Terus cari, Lizzy sangat pintar, karena tidak ada mayat, maka artinya dia masih hidup.”

“Baik, Tuan Ji.”

Di saat yang sama, Lizzy perlahan-lahan bangkit duduk, dan meraba tanda lahir di lehernya. Terasa sedikit panas, membuatnya sangat tidak nyaman.

Masih harus tinggal di sini untuk sementara waktu, Lizzy berpikir, dia sangat menyukai Lindsay Chu, juga sangat menyukai Jackson, hanya saja tuan rumah dari rumah ini tidak bagaimana.

Ketika Lindsay Chu bangun keesokan harinya, Bryan Li sudah pergi. Dia memeluk bantal pria itu dan berguling di atas kasur, sepertinya masih bisa mencium wangi dingin yang ringan itu.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu