My Cute Wife - Bab 190 Sangat Iri

Adelle Jiang akhirnya baru meredakan rasa sakit ini. Dia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil air di atas meja nakas. Kemudian ada orang yang membantu menyodorkan air ke tangannya.

Adelle Jiang pelan-pelan menyesapnya, lalu dengan lembut berkata, "Bukankah aku memintamu untuk pergi? Kenapa? Kamu masih ingin memohon padaku karena masalah mengenai Hensen itu? Lia, kamu harus percaya pada bibi. Bibi melakukannya demi kebaikanmu.”

Lia Jiang tidak menjawabnya. Adelle Jiang lagi-lagi dengan tegas berkata, "Apakah kamu pikir aku yang saat ini tidak bisa menyembuhkanmu?" Adelle Jiang mengatakannya sambil melotot, dan ketika melihat Lindsay Chu, dia pun sedikit lagi hampir mengalami infark otak. "Kamu kenapa bisa ada di sini?!"

"Datang untuk menjenguk kakak iparku." Lindsay Chu mengatakannya sambil terseyum dan kedua matanya pun tampak sangat dingin. Tapi dia yang seperti ini terlihat sangat menjengkelkan di mata Lia Jiang!

Melihat Lindsay Chu yang akan menaruh keranjang buah-buahan yang dibawanya ke atas meja nakas, untuk diletakkan di meja nakas, Adelle Jiang memberontak dan ingin membuangnya. “Ambil pergi barangmu!"

Lindsay Chu memindahkan keranjang buah-buahan ke sebelah luar, meletakkannya di tempat yang tidak bisa dijangkau Adelle Jiang. "Kenapa kamu marah? Karena kamu sedang tidak enak badan, lebih baik tenangkan sedikit emosinya."

Adelle Jiang menyeringai dingin dan berkata, "Kamu ingin aku mati, kan? Kuberitahu kamu ya, aku akan tetap hidup!"

"Ini tentu saja." Lindsay Chu bermain-main dengan bunga bakung yang terletak di dalam vas, lalu dengan tidak peduli berkata, "Aku ingat kakak iparku beberapa waktu lalu menyukai bunga daffodil. Bagainama kalau lain kali, ketika aku datang menjengukmu, aku juga belikan bunga daffodil."

Kata "Bunga daffodil" ini telah merangsang titik sensitif Adelle Jiang. "Apa maksudmu?"

“Kakak ipar masih tidak mengerti apa maksudnya?"

"Jangan panggil aku kakak ipar!" seru Adelle Jiang.

"Adelle Jiang." Lindsay Chu segera mengubah panggilannya. "Aku telah memikirkan banyak hal untuk waktu yang lama, dan aku tiba-tiba menyadari bahwa kamu masih memiliki otak. Ini disebut sebagai apa dalam ilmu kedokteran? Implikasi psikologis?"

Adelle Jiang menjadi murung.

"Bunga daffodil. Foto." Lindsay Chu berbisik, "Apapun yang ada hubungan dengan ibu, kamu selalu akan mengingatkan Bryan."

Adelle Jiang mendengus dingin. "Awalnya memang Bryan Li yang membunuh ibunya. Jika dia tidak merasa bersalah, dia tentu tidak akan takut."

"Apakah kamu takut?" Lindsay Chu tiba-tiba mendekati Adelle Jiang, lalu dengan pelan berbisik, “Kamu selalu ingin membunuh putranya ibu, membunuh dia yang berjuang untuk melahirkan putranya. Apakah dia akan datang mencarimu? Apakah kamu memimpikan ibu ketika kamu tertidur?”

Adelle Jiang merasakan hawa dingin yang naik bagaikan listrik dari tulang ekor ke ubun-ubun, membuatnya entah kenapa merinding. Dia sekilas menatap Lindsay Chu dan tiba-tiba bangkit untuk membunyikan bel di samping ranjangnya.

Karena dia sekarang sedang tidak sehat, dia juga tidak bisa mencapainya untuk waktu yang lama, akhirnya Lindsay Chu pun membantunya.

Setelah Lindsay Chu selesai membunyikan bel, dia pelan-pelan mendorong Adelle Jiang kembali ke ranjangnya. Melihat Adelle Jiang yang lemah, Lindsay Chu berbisik, "Ibu pasti akan datang menemuimu. Kamu tunggu saja." Setelah selesai mengatakannya, Lindsay Chu pelan-pelan pergi keluar.

Lindsay Chu dari kejauhan melihat Lia Jiang yang sedang duduk di taman.

Dia membeli dua botol air, berjalan mendekat, duduk di sebelah Lia Jiang dan menyerahkan botol tersebut padanya. "Minumlah. Bibirmu kering."

Lia Jiang menerimanya dan dengan kaku berkata, "Terima kasih."

“Kamu biasanya selalu menuruti perkataan Adelle, tapi kenapa kamu bisa membuat keributan dengannya hanya karena Hensen Wu?” tanya Lindsay Chu.

Lia Jiang pelan-pelan mengusap tutup botolnya dan berkata, "Tidak ada urusannya denganmu."

"Benar juga," ujar Lindsay Chu.terkekeh. Beberapa saat kemudian, dia berbisik, "Kamu seharusnya sekali pun belum pernah pacaran, kan?"

Lia Jiang terdiam, tetapi jari-jarinya yang menggosok tutup botol itu memerah.

"Kamu sudah berusia dua puluh empat. Itu sudah tidak kecil lagi." Lindsay Chu bangkit dan berkata, "Jangan menjadi boneka Adelle seumur hidupmu. Ini bukan untuk memicu pertengkaran, tapi perkataan yang tulus. Malam itu, saat Hensen Wu memegang tanganmu, aku pun melihatnya." Lindsay Chu berkomentar, "Dia adalah pria yang layak dipercaya."

Perkataan ini berdering di hati Lia Jiang.

"Tunggu!" Lia Jiang juga ikur berdiri. Dia berpikir untuk waktu yang lama dan akhirnya berkata, "Waktu itu saat aku menggoda Bryan Li, selain sudah diperingati bibi, aku sendiri juga memiliki niat itu."

Lindsay Chu menatapnya dan berkata, “Apa yang ingin kamu katakan?”

"Bryan Li memperlakukanmu dengan sangat baik." Lindsay Chu berkata, "Aku pun jadi sangat iri." Karena iri, makanya dia juga berpikir apakah dirinya juga bisa mendapatkan kebaikan seperti itu. Lia Jiang dari kecil dibesarkan oleh Adelle Jiang dan sudah terbiasa menundukkan kepalanya. Tetapi perlahan-lahan dia baru mengerti bahwa itu tidak sepenuhnya baik, makanya setelah melihat Bryan Li, dia jadi memiliki niat untuk mendapatkannya. Dia dibesarkan oleh Adelle Jiang, tetapi hatinya sebenarnya tidak seburuk itu.

Lindsay Chu mengangkat alisnya dan berkata, "Terima kasih kamu telah mengatakan yang sebenarnya."

Lia Jiang mengeluarkan ponselnya, menyodorkan kepadanya. "Tolong berikan kontak teleponmu."

Lindsay Chu terdiam sejenak, lalu mengambil ponselnya dan memasukkan nomor teleponnya.

"Sampai jumpa lagi," kata Lindsay Chu tersenyum.

Lia Jiang pada akhirnya juga mengeluarkan senyum kecil. "Ya."

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Justin Li tiba-tiba muncul. Dia dengan tenang menatap Lindsay Chu dan Lia Jiang, dimana warna wajahnya terlihat tidak bagus.

Lia Jiang menunduk dan berkata, "Kak, aku pergi merawat bibi dulu."

Setelah Lia Jiang pergi, Lindsay Chu juga ingin pergi, tetapi Justin Li tiba-tiba menghalangi depannya. " Lindsay, kejadian di Jamuan Teh itu semuanya ulahmu, kan.”

Lindsay Chu mengangkat kepalanya dan mengajukan pertanyaan yang dia sukai baru-baru ini. “Apakah kamu punya buktinya?"

Kantung mata Justin Li hitam, membuatnya tampak kuyu dan ganas. "Kamu membalas dendam pada kami karena masalah mengenai Bryan Li, kan!"

"Betul sekali." Lindsay Chu terus terang mengakuinya. "Aku benar-benar senang kamu bisa memikirkan ini."

"Kamu..." Justin Li seketika tidak tahu harus berkata apa.

"Justin, sudah berapa tahun, ya. Kamu katakanlah yang sejujurnya dan menghitung yang benar," kata Lindsay Chu dari kata demi kata. "Apakah Bryan benaran memaafkan kalian? Tapi Adelle Jiang hampir membunuhnya! Adelle Jiang hanya terkena infark otak ringan, dan kamu langsung sakit hati? Kalau begitu, apakah kamu memahami apa yang kurasakan saat itu?"

Justin Li terdiam. Dia tahu dengan jelas bahwa Adelle Jiang yang mengubah obatnya, tetapi dia, tetapi dia…

"Pada saat dia hampir mati dalam pelukanku, juga saat kamu menutupi kesalahan Adelle Jiang." Mata Lindsay Chu tampak agak memerah mengatakannya, "Aku pun sudah memutuskannya. Semua ketakutan dan kesakitan yang kurasakan, kalian juga harus merasakannya."

“Lindsay…”

"Tapi tidak semua kejatuhan Adelle Jiang hingga hari ini adalah karena perbuatanku.” Lindsay Chu menyelanya. “Dia benaran bisa mencari masalah sendiri. Dia pun bisa mengambil langkah pertama tanpa bantuan dari rencanaku. Sebaiknya kamu menyaksikannya." Pandangan mata Lindsay Chu dingin bagaikan Es. "Ini baru permulaan."

Lindsay Chu menabrak bahu Justin Li, dengan langkah besar melangkah pergi.

Justin Li berdiri di tempat yang sama untuk waktu yang lama. Lalu dia duduk di kursi, pelan-pelan memeluk kepalanya.

Lindsay Chu mengendarai mobil ke ET. Dalam perjalanan, dia mengantri ke toko yang menjual qingtuan yang paling disukai Bryan Li. Kemudian, di bawah tatapan curiga dari penjaga keamanan yang baru, Lindsay Chu langsung menggosok kartu hitam ke kantor presiden.

Di dalam kantor, Riley Sun bertanya kepada Bryan Li, "CEO Li, Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, jika kamu waktu itu tahu rencana Adelle Jiang, apa yang akan kamu lakukan?"

Apa yang akan dilakukannya? Bryan Li pun tidak memikirkannya dengan cermat. "Aku akan mempersiapkan segala rencananya, mengalahkan Adelle Jiang dengan menggunakan rencananya, serta memastikan bahwa Adelle Jiang bersalah atas percobaan pembunuhan. Tidak ada lagi peluang untuk kembali lagi."

Riley Sun menggelengkan kepalanya tanpa daya dan berkata, "CEO Li, kamu sekarang sudah berbeda. Kamu memiliki istri dan Tuan Muda. Semuanya harus didasarkan pada kepentinganmu sendiri.”

"Kamu sekarang menjadi ibu-ibu yang suka ikut campur," kata Bryan Li sambil tersenyum.

Setelah selesai mengatakannya, ada yang mengetuk pintunya. kemudian Lindsay Chu mendorong pintunya, masuk ke dalam dan mengangkat kantong yang ada di tangannya. "Aku ada membeli qingtuan."

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu