My Cute Wife - Bab 122 Aku Sudah Lama Memaafkanmu

“Dokter! Dokter!” Lindsay Chu tiba-tiba berseru.

Luka tembak di dada Bryan Li terpampang jelas, bau darah menyerbak kemana-mana.

“Tidak ada gunanya...” Bryan Li berusaha keras untuk bergerak barang sedikit saja. Lindsay Chu paham apa maunya, jadi ia buru-buru mengoper anaknya pada Edward Chu, kemudian dengan sangat hati-hati membawa pria itu dalam dekapannya.

“Bryan...” Lindsay Chu berbisik pelan, “Bertahanlah, Bryan.”

Bryan Li meletakkan kepalanya di pundak Lindsay Chu dan menghirup wangi wanita itu. Ekspresi pria itu terlihat lebih baik. Ia menggenggam tangan wanita itu, “Aku sudah menyelamatkan Jackson... Aku tidak berbohong.”

“Aku tahu! Aku tahu!” Air mata Lindsay Chu mengalir deras, “Jangan bicara lagi, aku mohon jangan bicara lagi!”

Bryan Li menggelengkan kepala, kalau ia tidak bicara sekarang, mungkin ke depannya tidak ada kesempatan lagi.

“Terima kasih Lindsay... Sudah, sudah melahirkan anak yang begitu manis...” Bryan Li kembali membatukkan darah, dan ia meneruskan, “Jagalah dia baik-baik, kau paham, ‘kan?”

“Kau adalah ayah Jackson, kau harus melihatnya tumbuh besar!” Lindsay Chu berteriak.

“Maaf...” Mata Bryan Li membuka dan menutup, kesadarannya seakan ditelan oleh kegelapan. Ia ingin melihat Lindsay Chu sekali lagi, namun pandangannya terhalang oleh kabut tebal, ia benar-benar tidak rela... Bryan Li berpikir, masih ada banyak hal yang ingin ia sampaikan pada Lindsay Chu, ia ingin memberitahunya, dirinya sudah menunggu Lindsay Chu bertahun-tahun lamanya, namun ia tiba-tiba tidak berani bersuara. Lindsaynya itu masih begitu muda, ia cocok dengan siapa saja. Yang penting Lindsay bisa mendapat kebahagiaan, dirinya tidak punya penyesalan apapun.

“Lindsay.” Bryan Li tersenyum tipis, “Aku... Aku...”

Ia ingin mengutarakan bagaimana ia mencintai Lindsay, namun ia tidak bisa menahan darah yang keluar dari tenggorokannya. Tangannya yang tadinya masih menggenggam Lindsay Chu, akhirnya jatuh ke tanah.

Di saat-saat terakhir, Bryan Li mendengar Lindsay Chu berteriak, sebuah tangisan yang penuh dengan keputusasaan.

......

Koridor yang berwarna putih pucat itu dipenuhi orang. Riley Sun memandang lekat-lekat ke arah ruang operasi, matanya dipenuhi duka.

Edward Chu memijat-mijat dahi, lalu menyadari jari tangannya basah. Jarinya masih berlumuran darah Bryan Li.

Selembar tisu disodorkan ke arahnya, Edward Chu menatap wajah Levana An yang serius. Ia mengangguk sebelum menerima tisu itu, “Terima kasih.”

“Kak...” Di perjalanan menuju ke rumah sakit, Lindsay Chu tampak seakan jiwanya sudah hilang, tidak bicara sepatah katapun. Sekarang ia akhirnya berbicara. Suaranya begitu pelan, juga terdengar sangat hampa, seakan kalau ada angin yang berhembus, Lindsay bisa saja tertiup pergi.

Edward Chu buru-buru berjalan menghampirinya, memegang erat tangan Lindsay Chu yang sedingin es, “Kakak ada di sini.”

“Kak, jagalah Jackson baik-baik.” Lindsay Chu berhenti sejenak, “Namanya Alexander Li, kau harus membawanya bertemu dengan keluarga Li.”

Edward Chu merasa akan berkeringat dingin. Tidak hanya dirinya, semua orang yang mendengar perkataan Lindsay Chu itu memikirkan sebuah kemungkinan yang sangat mengerikan...

“Kau sedang berbicara apa?!” Wajah Edward Chu sangat serius, “Itu putramu sendiri!”

“Tapi aku harus menemani Bryan Li.” Kedua mata Lindsay Chu tampak kosong, “Ia orang yang berdarah dingin, sampai di bawah sana, bagaimana ia bisa bertahan seorang diri?”

Semakin bicara, Lindsay Chu terdengar semakin putus asa, “Kak, aku harusnya berbicara dengan jelas dengannya sejak awal, aku sudah memaafkannya.”

“Tapi ia tidak memberiku kesempatan. Ia sudah mau pergi.”

“Kak, aku bisa merasakannya.”

Lindsay Chu mengatakan begitu banyak hal dengan terbata-bata. Akhirnya ia memegang kepalanya dengan kedua tangannya dan terisak, “Kak, ia sudah tidak menginginkanku.”

Mata Edward Chu langsung memerah, ia langsung memeluk Lindsay Chu, “Tidak, Bryan Li menginginkanmu, ia pasti menginginkanmu!”

Bryan Li sedang berada di tengah-tengah tempat yang berkabut. Ia tahu dirinya sudah akan mati. Ia tidak menengok ke belakang, hanya berjalan terus. Semua sudah direncanakan, batinnya.

“Bryan?” Ada orang yang berbisik memanggilnya. Bryan Li mengangkat kepalanya, memandang wajah yang penuh kehangatan, sama seperti dalam ingatannya. Ia tersenyum, “Ibu.”

“Bryan, ikut Ibu.”

Bryan Li menganggukkan kepala, namun belum sempat ia melangkah, terdengar suara tangisan sang anak dari belakangnya, bercampur dengan suara seruan Lindsay Chu. Bryan Li tadinya sudah tidak merasa sakit, namun detik itu juga, ia merasakan sakit sampai ke hati terdalam.

“Bryan?” panggil wanita di depannya itu bingung.

“Ibu.” Beryan Li akhirnya menoleh, ia larut dalam pikirannya beberapa lama, lalu dengan suara pelan ia berkata, “Aku ingin kembali untuk melihat-lihat.”

Ia masih tidak tenang.

Wanita itu seakan tertawa sejenak, lalu ia berubah menjadi seberkas cahaya dan menghilang.

Lampu di ruang operasi dimatikan, Lucas Pei berjalan keluar dari ruangan itu dan tersungkur. Edward Chu mengampirinya dan buru-buru menopangnya. Sialan, pikir Lucas Pei, reputasinya hampir saja hancur karena Bryan Li.

“Bagaimana?” tanya Edward Chu pelan.

Lucas Pei menjawab, “Ia hidup.”

Semua orang yang berada di sana menghela napas lega. Riley Sun, seorang pria dewasa, membalikkan badannya dan menutupi wajahnya.

Lindsay Chu berdiri dari duduknya, ia berdiri dengan tegak, memandang ke arah ruang operasi.

Kemudian Bryan Li didorong masuk ke ruang rawat intensif, semuanya diatur oleh Lindsay Chu sendiri. Bahkan ketika perawat datang untuk menyuntikkan obat secara berkala, ia juga ikut memakai pakaian hazmat dan masuk ke dalam.

Bryan Li pucat bagaikan selembar kertas. Dadanya naik turun dengan sangat lemah. Lucas Pei berkata, ia kehilangan terlalu banyak darah, ditambah lagi luka tubuhnya cukup parah, sepertinya akan butuh waktu yang sangat lama hingga ia tersadar.

Lindsay Chu sudah mendengar perkataan Lucas itu, namun wanita itu berpikir, tidak masalah, Bryan tetap hidup saja sudah cukup baginya.

Setengah bulan berikutnya, kondisi Bryan Li sudah mulai stabil, sudah masuk ke ruang rawat inap VIP. Lindsay Chu lebih-lebih tidak lepas dari sisinya. Setiap hati ia menggantikan bunga baru dalam ruang rawat itu, mengajak pria itu bicara dengan suaranya yang lembut. Semua kepahitan dan rasa sedih yang ia rasakan, ia utarakan pada pria itu.

“Riley Sun bilang dulu insomniamu parah, jadi sekarang kamu sekarang sedang memperbaikinya, ya?” Lindsay Chu dengan lembut menyeka pipi Bryan Li, sembari berkata, “Bukannya tidak boleh, tapi cepatlah bangun, Jackson dan aku sedang menunggumu.”

Pria yang terbaring di ranjang itu tidak bergeming. Sudah genap setengah bulan, ia mengurus begitu banyak.

Lindsay Chu memandangnya, tak bisa menahan air matanya sendiri. Ketika ia sedang menundukkan kepala, pintu ruangan itu diketuk pelan. Lindsay Chu menoleh, Riley Sun yang datang.

Ekspresi Riley Sun seakan mengatakan ada yang tidak beres, Lindsay Chu keluar dari ruangan dan bertanya, “Ada apa?”

“Nyonya, kabar tentang CEO Li yang tertembak dan dirawat di rumah sakit entah bagaimana sudah sampai ke telinga keluarga Li. Tuan Besar Li mati-matian menutupi masalah ini, dan Tuan Justin Li juga tidak ada.” Riley Sun berhenti sejenak.

“Jadi?”

“Beberapa anggota keluarga Li sudah mulai tidak tinggal diam.” Riley Sun berkata dengan suara pelan, “Nyonya masih ingat dengan Jason Li?”

“Ingat.”

“Ketika ia dikirim pergi oleh keluarga Lan, kedua kakinya patah, John Li, ayahnya, terus menyimpan dendam karena hal ini.”

“Jadi maksudmu adalah...”

Mata Riley Sun berubah serius, “John Li sudah datang, ia ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan.”

Lindsay Chu sudah paham maksud Riley Sun, namun ia juga tidak tahu apa yang bisa dirinya perbuat. Riley Sun seakan langsung mengerti kegundahan Lindsay Chu, dengan suara pelan ia berujar lagi, “Nyonya, CEO Li pernah membuat surat wasiat, semua saham dan aset yang ia miliki adalah milik Anda.”

Lindsay Chu mendongakkan kepalanya dengan terkejut.

Riley Sun tahu, memberitahukan hal ini pada Lindsay Chu sekarang sangat kejam, namun CEO Li masih terbaring di ranjang pasien, John Li sudah datang tanpa rasa kasihan.

“Begitu rupanya...” Lindsay Chu bergumam, “Surat wasiat apa yang ia tulis?”

Riley Sun menghela napas, beberapa saat kemudian barulah ia menjawab dengan perlahan, “Beberapa bulan sembelum datang ke Kota Bin, kesehatan CEO Li sudah bermasalah, ia tidak hanya menderita insomnia akut, organ-organ tubuhnya juga mengalami penurunan fungsi yang signifikan. Sebelum Tuan Muda diculik oleh Vanny Qin, CEO Li... Ia sudah tidak bisa makan dengan normal, dokter bilang itu merupakan bentuk anoreksia yang disebabkan oleh stress.” Melihat wajah Lindsay Chu yang berubah pucat, Riley Sun buru-buru berbicara lagi, “Nyonya, CEO Li paham betul kondisinya sendiri, surat wasiatnya itu sudah ia tulis sebelum menyelamatkan Tuan Muda.”

Riley Sun menunggu cukup lama, namun Lindsay Chu tidak juga menjawab. Ia melanjutkan, “Nyonya, ini semua adalah hasil CEO Li membanting tulang selama setengah hidupnya, semuanya ini ia tinggalkan untuk Anda dan Tuan Muda.”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu