My Cute Wife - Bab 478 Dia Juga Tidak Ingin Mati

Siapa yang bisa mencarinya di malam seperti ini? Lindsay mengangkat telepon, lalu mendengar perkataan satpam, kemudian berkata, "Sudah merepotkanmu, biar aku bicara dengannya."

"Halo?" Suara sangat dingin dan lembut, meskipun serak, tetapi Lindsay tahu siapa itu.

"Stella?!"

"Iya aku." Stella dengan senyum berkata, "Kondisiku sudah baik, jadi datang mengucapkan terima kasih."

Lindsay tidak merasa Stella datang untuk mengucapkan terima kasih, bagaimana pun dirinya sudah menghancurkan rencananya, tetapi ada hal yang ingin dia tahu dari Stella, tidak peduli palsu atau benar, lebihbaik tahu daripada tidak tahu, namun tidak boleh biarkan Stella masuk ke dalam rumah, Lindsay berpikir sejenak, "Repotkanmu untuk menunggu aku beberapa menit."

"Tidak ada masalah." Stella tidak marah dengan sikap Lindsay, malahan kagum pada kepintarannya.

Tidak lama Lindsay memegang payung dari jauh berjalan ke sini, setelah Stella mendengarkan suara, dia berbalik badan, Stella memakai mantel hitam, hak tinggi hitam, wajah sangat pucat, tidak tahu karena kedinginan atau belum sembuh, tidak heran satpam dengan nada hati-hati menelepon, karena penampilannya sangat menakutkan.

"Di mana suamimu?" Pertanyaan Stella.

"Lembur." Lindsay menunjuk mobil yang di pinggir jalan, "Itu punyamu?"

"Iya, naik mobil dulu." Kata Stella, melihat Lindsay langsung duduk di samping pengemudi, Stella mengerutkan dahi, "Kamu sangat berani."

"Apa kamu bisa memukul orang?" Pertanyaan Lindsay.

Stella menggelengkan kepala, "Tidak bisa mengangkat barang lebih dari 5 kg, tidak bisa memukul orang."

"Benar." Lindsay memakai sabuk pengaman, "Ilmu meracik aroma terapi tidak berguna bagi orang yang yakin dan kamu tidak bisa memukul aku."

Stella: "......" Masuk akal, tetapi perkataan ini sangat menusuk hati.

Mereka berdua pergi ke kedai kopi yang tenang, Stella melepaskan mantel, di dalam memakai gaun berwarna hijau tua sehingga membuatnya terlihat lembut.

"Apa kedatanganmu hanya untuk mengucapkan terima kasih?" Kata Lindsay.

"Tentu saja bukan." Tatapan Stella kali ini terlihat lebih normal, sepertinya tatapan yang merah dan mengerikan itu sudah disembunyikan, "Dulunya aku mencoba untuk mendidik sekelompok orang agar mereka belajar ilmu meracik aroma terapi, akhirnya gagal. Keterampilan ini sangat memilih orang, juga membosankan, bahkan tidak banyak orang yang bisa mengerti kemampuan dasar ini, jadi aku merasa kaget ketika mendengarmu sukses dengan cara belajar sendiri."

Lindsay menjadi waspada, "Apakah kamu ingin aku menjadi muridmu?"

"Tentu saja bukan." Stella mengeluarkan satu barang, lalu berikan pada Lindsay, "Ini untukmu."

Lindsay terkejut, barang ini sama persis dengan naskah pengobatannya.

"Kamu tidak perlu kaget, buku ditanganmu tidak lengkap, harus menambah ini."

Lindsay tidak terima, hanya melihat ke arah Stella, "Hari itu kamu mengatakan padaku bahwa ilmu meracik aroma terapi adalah barang yang berbahaya, juga menyuruhku jangan asal pakai, sekarang kenapa memberi aku pengetahuannya yang lebih lengkap?"

"Maaf, hari itu......aku tidak begitu sadar." Stella tersenyum untuk menutup perasaannya, "Karena saat itu aku dari matamu tidak melihat ada kotoran, jadi aku berpikir jika kamu selamanya bisa mempertahankan kebersihan ini, maka adalah hal yang baik."

Lindsay teringat dengan mata Stella yang merah.

"Tetapi waktu yang sama aku juga mengerti, yang bisa merubah orang bukanlah ilmu meracik aroma terapi, tetapi hati orang." Stella terus berkata, "Jika kamu belajar sendiri sudah bisa sampai tingkat seperti ini, maka menyatakan pemahamanmu sangat tinggi, barang ini untukmu, mau pakai atau tidak, mau belajar atau tidak, keputusannya ditanganmu."

Lindsay tertawa, "Tidak peduli apa tujuanmu, aku terima kasih dulu."

Lindsay baru menyimpan buku dengan baik, lalu melihat Stella dengan tidak berdaya juga sedikit benci melihat ke belakang, Lindsay baru merasa ada yang aneh jadi berbalik ke belakang, tetapi lehernya sudah ada pisau tajam, meskipun Lindsay sangat hebat, juga merasa dirinya tidak bisa menang dari gerombolan pengawal ini.

"Pelacur!" Wanita yang berpakain mewah keluar dari belakang, lalu dengan kejam melihat Stella, "Beraninya kamu muncul di depanku!"

"Berbuat baiklah, kamu yang muncul di depanku." Kata Stella dengan menghela nafas.

"Jika kamu ingin mati, mati di tempat yang jauh! Untuk apa masih muncul di depan Kak Stevanus?" Wajah yang muda ini menjadi jelek karena tampak yang mengerikan.

Stella masih dengan tenang minum kopi, "Masuk akal sedikit, sekarang aku yang muncul di depannya atau dia yang memaksa aku?"

"Apa kamu tidak bisa meninggalkannya?" Teriakan wanita ini.

Stella berkata, "Jadi aku malam ini sudah kabur keluar."

Lindsay bisa melihat sudut mata wanita ini bergerak dua kali.

"Sudahlah." Wanita dengan dingin berkata: "Yang paling penting adalah membunuhmu agar tidak ada hal yang merepotkan, bagaimana pun Kak Stevanus tidak tahu aku malam ini akan muncul di Kota Nan!" Wanita itu sangat bangga.

Lindsay tidak tahan: "Itu, aku tidak ada hubungan dengannya."

Stella berkata, "Kita adalah teman baik."

Lindsay: "???"

"Tangkap semuanya." Teriakan wanita.

Mata ditutup lalu dilempar ke dalam mobil, kaki dan tangan juga diikat, Lindsay benar-benar ingin memukul orang, "Apa kamu sudah puas?"

"Jangan marah." Stella dengan senyum berkata, "Aku sudah memberikanmu barang terpenting, jadi kita sudah termasuk teman, kan?"

"Jangan." Lindsay dengan dingin berkata, "Aku tidak pernah melihat baru pertama kali kenal, sudah memberikan temannya ke tangan musuh, apa kamu ada dendam dengan wanita ini?"

"Aku dengan kakaknya ada dendam, dia adalah budak kakaknya." Kata Stella.

"Jadi kakaknya dengan Stevanus......."

"Dulunya adalah pacar." Stella berkata, "Kemudian tidak tahu apa yang dipikirkan Stevanus, akhirnya dia memilih putus."

"Kemudian Stevanus suka padamu?"

Stella terdiam dua detik, "Dia itu sangat brengsek."

Lindsay: "......" Kelihatannya Stevanus demi mendapatkannya sudah melakukan hal banyak, pria memang suka naskah seperti ini.

"Apa kita akan dibunuh?" Lindsay menghela nafas, mungkin dia sudah banyak mengalami hal seperti ini sehingga sangat tenang.

"Sekarang Bryan pasti sudah sampai rumah kan? Menurutmu jika dia tidak bisa menghubungimu, dia akan bagaimana?"

Lindsay baru menyadari, "Ini alasan kamu membawaku?"

"Berbaik hatilah, aku juga tidak ingin mati."

"Kamu......" Lindsay tertawa, "Serius sedikit, kenapa kamu bisa tahu namaku saat kita pertama kali bertemu?"

"Apa kamu percaya, jika aku mengatakan, aku bisa melihat masa depan?"

Lindsay malas omong kosong, kelihatannya tidak percaya, jadi Stella tidak jelaskan lagi.

Mobil tiba-tiba berhenti, sekejap Lindsay menjadi waspada, lalu dia dengan Stella ditarik dengan kasar, kemudian didorong ke lantai penuh batu, sekitar tidak ada suara, Lindsay merasa mereka tidak berada di kota.

"Bersihkan dengan baik." Perintah wanita.

"Tenang saja, pasti tidak akan ada bekas!"

Dalam hati Lindsay menjadi kaget, ini benar-benar ya?

Kemudian ada suara mobil, seharusnya wanita itu sudah pergi.

Mata Lindsay tertutup, jadi tidak bisa melihat tubuh Stella yang bergerak, kelihatannya sangat takut, tetapi malah menunjukkan kakinya yang putih, lalu bisa mendengar pria genit itu berkata, "Boss, kedua wanita ini sangat cantik!"

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu