Perjalanan Selingkuh - Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
Pengawal mengulurkan tangan dan menarik aku, tetapi menyadari aku memegang tangan Kakek dengan erat, sedikit meragu :”ini .....”
Weni melihat momen ini, maju ke depan, dengan mata merah menatap aku, kemudian menampar aku dua kali :”Linda, ayahku meninggal karena kamu, kamu adalah pelakunya, masih berani datang ke sini ?”
Tenaga Weni yang sedang emosi sangatlah kuat, pipiku merasa panas, tidak perlu melihat, juga sudah tau pasti sudah bengkak, tetapi aku tidak peduli terhadap hal ini, dengan keras kepala aku menatap dia :”Aku ingin mengantar Kakek untuk terakhir kali.”
“Linda, apabila kamu mencoba menyentuh batasan terakhirku, aku akan memberitahu kamu, konsekuensi dari perbuatan kamu ini.”Weni berbisik di telinga-ku.
Saat ini Sonya buru-buru lari ke sini dan menarik aku :”Tante, maaf, aku akan segera membawa Linda pergi, dia bukan sengaja, dia hanya ingin mengantar Kakek untuk terakhir kali.”
**(Sonya adalah nama asli Moli di keluarga Steven)***
Setelah Weni melihat Sonya, ekpresi wajahnya menjadi lembut.
“Sonya, lain kali kamu harus hati-hati dalam memilih teman, jangan sampai di pergunakan orang lain.”
“Terima kasih atas perhatiannya tante, tetapi, Linda adalah teman yang sangat baik.”
Selesai berkata, Sonya dengan memaksa membawa aku pergi.
Pada akhirnya, aku diseret keluar dari aula rumah duka, setelah Sonya menarik aku ke dalam mobil, akhirnya merasa lega :”Linda, apakah kamu tidak tahu, kamu sekarang sudah benar-benar membuat Weni marah.”
Sebenarnya, dari awal, aku tidak berpikiran ingin membuat Weni marah, tetapi hal ini tidak berjalan seperti apa yang telah direncanakan, hubungan aku dengan Weni sudah ditakdirkan tidak bisa berdamai.
“Awalnya aku berpikir setelah beberapa hari ini, Weni melupakan kamu, membawa kamu pergi dari kota ini, tidak menyangka, saat ini kamu melakukan hal ini, ingin dia melupakan kamu itu adalah hal yang mustahil.”Sonya menhembuskan nafas.
Akan tetapi hatiku dipenuhi rasa sedih, teringat Kakek yang terbaring diam di dalam peti, rasa sakit didalam hatiku seperti di tusuk ribuan bahkan ratusan jarum.
Setelah Sonya berkata, menyadari bahwa emosi-ku tidak stabil.
“Linda, ada apa denganmu ? “
Aku mendongak, melihat dia :”aku merasa sangat sedih, sangat sedih.”
“Meskipun aku dengan kakek hanya berinteraksi beberapa kali, di dalam hati aku merasa sangat sedih, tetapi tidak seperti kamu .....”berkata sampai sini, Sonya tidak tau harus bagaimana lanjut mengatakan.
Aku tau, aku sendiri saja juga merasa aneh, aku bukan orang yang berhati lembut, hingga merasa sangat sedih karena seorang yang berhubungan telah meninggal, tetapi kecuali kakek, didalam hati aku benar-benar merasa sangat sedih, sangat sedih.
Karena aku masih demam, aku dipaksa Sonya untuk kembali ke rumah sakit.
Di keesokan harinya, Sonya telah menemukan handphone-ku, dan saat ini baterai sudah diisi penuh.
Aku mengambil handphone, melihat beberapa panggilan yang tidak terjawab, semua panggilan tersebut dari Kota Jakarta.
Aku langsung telepon balik, dan ternyata adalah kantor polisi di Jakarta, kedua orangtuaku ditahan di kantor polisi, uang dari hasil menjual giok keselamatan semuanya sudah di sita.
Mendengarkan kabar ini, handphone yang di tanganku jatuh.
Aku teringat kata-kata Weni, dia akan membuat aku menyesal …….
Teringat momen ini, aku kabur dari rumah sakit lagi, keluar dari gedung rumah sakit, aku berpapasan dengan Steven.
Dia mengerutkan alis dan melihat aku :”Linda, mengapa kamu keluar ?”
Aku menarik baju dia, dengan mata yang merah dan ekpresi yang cemas berkata kepada dia :”cepat, bawa aku ketemu Weni, aku ingin ketemu Weni.”Kalimat terakhir, aku hampir mengatakan dengan berteriak.”
Steven juga terkejut melihat kondisiku sekarang, dia tau aku sedang ada masalah, dan tidak menghentikan aku, langsung menarik aku sambil berjalan, sambil berkata :”baiklah, aku akan membawa kamu kesana.”
Steven membuka pintu mobil, aku langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
Steven menyalakan mobil, menginjak pedal mobil, memutar balik mobilnya dan keluar dari rumah sakit.
Aku kembali lagi ke rumah, karena Steven, tidak ada yang menghalangi, aku mengikuti dari belakang Steven masuk ke dalam ruang tamu.
Weni sedang memakai baju santai, kelihatan beristrirahat duduk di atas sofa, melihat aku masuk ke dalam, dia tertawa sinis dan melihat aku :”aku sudah bilang, kamu akan menyesal.”
Weni terlihat lebih kurus dibandingkan saat pertama kali saat aku jumpa dia, dan kelihatan tidak segar, tetapi ini bukan inti-nya, aku penuh dengan amarah sekarang, tidak kepikiran untuk mengasihani dia.
“Lepaskan kedua orang tuaku, semua ini tidak ada hubungan dengan mereka berdua.”
“Mengapa tidak ada hubungannya ? karena mereka berdua yang melahirkan kamu, dan kamu membunuh ayahku, jadi, kalian tidak bisa melarikan diri dari masalah ini.”Weni menatap aku, dengan cara berbicara yang sinis.
“Aku sudah bilang, aku tidak membunuh Kakek, apabila bisa, aku akan memberikan nyawaku kepada kakek, dan berharap dia bisa sehat selalu dan panjang umur.”berkata sampai sini, air mataku jatuh lagi.
Tatapan Weni sepertinya tersentuh, tetapi segera, dia menyeringai :”Jangan berakting, manis sekali mulutmu, tidak mengherankan ayahku bisa tertipu dengan kata-katamu. “
“Lepaskan kedua orangtuaku, apabila kamu belum puas, biarkan aku saja, tetapi masalah ini tidak ada hubungan dengan mereka berdua.”aku dengan ekpresi keras kepala menatap Weni.
Weni melihat kearahku :”Anak berbakti yang sangat menyentuh, baiklah, aku akan melepaskan kedua orangtuamu, tetapi kamu ——”
Berkata sampai sini, tatapannya tertuju di antara aku dan Steven.
Aku sepertinya mengerti, menahan rasa sakit hati, berkata kepada dia :”kamu jangan khawatir, aku dan Tuan Steven sudah tidak ada hubungan sama sekali.”
Steven melihat kearah Weni dan berkata :”Tante, apabila kamu karena hal ini mempersulit dia, maka itu tidak perlu, dari dulu aku sudah bilang, hanya Safira yang bisa menjadi istriku.”
Mendengar kata-kata Steven, Weni menunjukkan ekpresi senyum.
Sedangkan aku, seluruh tubuhku merasa dingin, apabila Steven sudah memutuskan hanya ingin menikahi Safira seorang, dan, mengapa dia menjemput aku dari kota Jakarta, dan berjanji akan memberikan aku sebuah status ?
“sudah mengerti ?”Weni menatap aku dan menyindir.
Aku menahan rasa kesal, mendongak dan menatap Weni :”jika kamu masih ada permintaan lain, lanjutkan saja.”
“Di dalam tujuh hari ini, kamu harus menikah, siapapun itu ?”Weni melihat aku dan berkata.
Ketika mendengarkan permintaan ini, hati aku merasa sakit, dan melihat kearah Steven, melihat mata Steven tiba-tiba membesar, sangat jelas bahwa dia juga tidak menyangka Weni mengungkapkan permintaan seperti ini.
Aku hanya merasa tenggorokan aku kering dan sakit, dalam waktu yang lama, mengatakan satu kalimat ini :”Bisakah kamu memberitahukan aku, apa tujuanmu ?”
Weni melototi aku :”Sangat simple, aku tidak percaya kamu, kamu bisa membuat kekacauan di acara tunangan putriku, artinya kamu mencintai Steven tanpa memikirkan segala kegilaan ini, dan, satu hari kamu tidak menikah, putri-ku satu hari tidak bisa nyaman, jadi, agar putri-ku bisa nyaman, kamu harus menikah.”
“apabila aku sudah menikah, anak gadismu tetap tidak ada rasa kenyamanan bagaimana ?” aku tidak bisa menahan untuk melihat dia, dengan ironi.
“Untuk hal ini, kamu tidak perlu mengkhawatirkan, aku berharap kamu bisa menemukan seseorang secepat mungkin, apabila tidak, apabila kamu tidak keberatan biarkan aku membantu kamu memilih satu.” Weni menatap aku dengan tatapan yang dingin.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraMenunggumu Kembali
NovanThat Night
Star AngelWonderful Son-in-Law
EdrickMy Secret Love
Fang FangMy Charming Lady Boss
AndikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaPerjalanan Selingkuh×
- Bab 1 Berselingkuh sebagai Pembalasan Dendam
- Bab 2 Saya Bukan Alat untuk Membalas Dendam
- Bab 3 Pertemuan Tak Diduga di Toilet
- Bab 4 Laki-Laki Terkadang Tidak Bisa Menggoda
- Bab 5 Aturan Main Aku yang Tentukan
- Bab 6 Aku Meremehkan Kelancangannya
- Bab 7 Harga yang Harus Kamu Bayar
- Bab 8 Dihadapan Suamiku, Aku Berselingkuh
- Bab 9 Begini Kamu Juga Dapat Merasakannya?
- Bab 10 Jangan Bicara Tentang Uang dan Cinta
- Bab 11 Kami Sama-Sama Memiliki Rahasia
- Bab 12 Dunia Memang Sempit
- Bab 13 Siapa Mengancam Siapa?
- Bab 14 Menggodaku, Jangan Menyesal
- Bab 15 Mengapa Kamu Memilih Sheng Shi?
- Bab 16 Sebelum Aku Berangkat, Temani Aku Sekali
- Bab 17 Hubungan Cinta Rahasia Sama Dengan Mutiara yang Dicuri
- Bab 18 Menemukan Krisis, Aku Dipuji
- Bab 19 Setelah Gagal Menjadi Pengkhianat
- Bab 20 Kekasih lebih baik dari Suami
- Bab 21 Hamil....
- Bab 22 Anak Siapa?
- Bab 23 Dua Pertimbangan
- Bab 24 Ini Adalah Selingkuhanmu?
- Bab 25 Mati pun Tidak akan Bercerai
- Bab 26 Pria Di Luar Tidak Bisa Dipercaya
- Bab 27 Pilih Antara Aku Atau Dia?
- Bab 28 Hanya Iseng, Jangan Bicara Cinta
- Bab 29 Pertemuan Canggung Di Rumah Sakit
- Bab 30 Hadiah untuk Putus Hubungan?
- Bab 31 Jangan Lupa Duka yang Pertama
- Bab 32 Kakak Adik Sama Sadisnya
- Bab 33 Rindu Menusuk Tulang
- Bab 34 Tidak Mengingat Masa Lalu dan Tidak Bertanya Tentang Masa Depan
- Bab 35 Apa Maaf Cukup?
- Bab 36 Kualifikasi Asisten
- Bab 37 Bisnis Sangat Kejam
- Bab 38 Kita Tidak Akrab
- Bab 39 Apakah Itu Kamu?
- Bab 40 Hubungan Terakhir
- Bab 41 Kau Hanya Seorang Pengganti
- Bab 42 Mata dan Pikiran Dikendalikan Hati
- Bab 43 Kamu Percaya Hukum Karma?
- Bab 44 Perempuan Ini Sangat Mirip Dengan Steven
- Bab 45 Rencana Ling Ling
- CH 46 Kutukan Kejam
- Bab 47 Tertarik dengan Gadis Cantik Ini?
- Bab 48 Dia Mengenaliku
- Bab 49 Salah Paham
- Bab 50 Wanita Ini Lebih Kejam Daripada Ling Ling
- Bab 51 Aku Tidak Mau Dijadikan Kambing Hitam
- Bab 52 Ayo Ikut Aku
- Bab 53 Aku Menginginkan Steven, Apa Kau Bisa Memberikannya Kepadaku?
- Bab 54 Wanita Cantik Menyelamatkan Pahlawan
- Bab 55 Lahirkan Seorang Anak Bagiku
- Bab 56 Bunga Mawar Hari Valentine
- Bab 57 Kamu Bukan Lindaku
- Bab 58 Dia Akhirnya Mengakuiku
- Bab 59 Dia Adalah Pacarku
- Bab 60 Kejadian Yang Sebenarnya
- Bab 61 Menjadi Sorotan
- Bab 62 Anak Itu Laki-Laki atau Perempuan
- Bab 63 Dia Menggunakan Pil Pengubah Jenis Kelamin
- Bab 64 Mimpi Buruk Yang Datang Tiba-tiba
- Bab 65 Apa maksudmu?
- Bab 66 Bertemu dengan Ling Ling lagi
- Bab 67 Ling Ling Memohon Kepadaku
- Bab 68 Steven Membelikan Cincin Untuk Wanita Lain
- Bab 69 Dia Adalah Safira
- Bab 70 Anggap AKu Buta
- Bab 71 Membawa Ami Pergi Ke Pesta Pertunangan
- Bab 72 Apakah Papa Sudah Tidak Menginginkanku Lagi?
- Bab 73 Dikurung Secara Tidak Langsung
- Bab 74 Kelahiran Moli
- Bab 75 Sebuah Janji Sebagai Ucapan Terima Kasih
- Bab 76 Musuh Di Mata
- Bab 77 Aku Hamil Sekali Lagi
- Bab 78 Hasil Yang Tidak Terduga
- Bab 79 Tidak akan mengubah keputusan walau bahaya
- Bab 80 Dipukuli
- Bab 81 Giok Keselamatan Hilang
- Bab 82 Kedatangan Polisi
- Bab 83 Lihat Saja Nanti
- Bab 84 Kamu Sudah Dijebak Oleh Keluarga Demina ?
- Bab 85 Terpergok Weni Demina
- Bab 86 Ayam Kampung Menjadi Burung Phoenix
- Bab 87 Selamanya Jangan Ganggu Steven
- Bab 88 Yang Murahan Pantas Dipukul
- Bab 89 Steven Tolong Aku
- Bab 90 Memasuki Ruang Duka
- Bab 91 Harus Menikah Dalam Tujuh Hari
- Bab 92 Jika Tidak Mencintaiku, Menjauhlah Dariku
- Bab 93 Aku Sudah Menikah
- Bab 94 Membohongi Mereka
- Bab 95 Memalukan Di Acara Pernikahan
- Bab 96 Aku Mau Cerai
- Bab 97 Tidak Disangka David Bisa Keluar Membantu
- Bab 98 Cerita di Belakang Kehamilan Ektopik
- Bab 99 Sebenarnya Dipasang Cincin Kontrasepsi dalam Rahim
- Bab 100 Ancaman di Rumah Sakit
- Bab 101 Alasan David Membantuku (1)
- Bab 101 Alasan David Membantuku (2)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (1)
- Bab 102 Yang Disembunyikan Jason Dariku (2)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (1)
- Bab 103 Dimulai Dari Putri Farad Nemir (2)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam Dari Yang Aku Perkirakan (1)
- Bab 104 Mereka Lebih Kejam dari yang Aku Perkirakan (2)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (1)
- Bab 105 Konfrontasi Dengan Weni Demina (2)
- Bab 106 Hubungan Fuji dengan Sisi (1)
- Bab 106 Hubungan Fuji Dengan Sisi (2)
- Bab 107 Paman Fuji…..(1)
- Bab 107 Paman Fuji….. (2)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (1)
- Bab 108 Barang Yang Diberikan Fuji Padaku (2)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (1)
- Bab 109 Pertemuan Dengan Steven (2)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (1)
- Bab 110 Sikap Steven yang Aneh (2)
- Bab 111 Undangan Steven (1)
- Bab 111 Undangan Steven (2)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (1)
- Bab 112 Menggunakan Tubuh Sebagai Syarat Pengganti (2)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (1)
- Bab 113 Lihat Apakah kamu Bisa Jatuh Cinta Padaku (2)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku! (1)
- Bab 114 Steven, Pasti Jadi Milikku (2)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (1)
- Bab 115 Terkepung Di Semua Sisi (2)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (1)
- Bab 116 Pingsan Setelah Operasi (2)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (1)
- Bab 117 Menutupi Kondisi (2)
- Bab 118 Mengancam (1)
- Bab 118 Mengancam (2)
- Bab 119 Cemburu (1)
- Bab 119 Cemburu (2)
- Bab 120 Adegan yang Luar Biasa (1)
- Bab 120 Adegan luar biasa
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (1)
- Bab 121 Pesta Ulang Tahun (2)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (1)
- Bab 122 Tertangkap Basah Selingkuh (2)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (1)
- Bab 123 Tanggal Pernikahan (2)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Jatuh Cinta Padaku? (1)
- Bab 124 Linda, Apakah Kamu Mencintaiku? (2)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (1)
- Bab 125 Istri Yang Memiliki Suami, Suami Yang Memiliki Istri (2)
- Bab 126 Terjadi Masalah (1)
- Bab 126 Terjadi Masalah (2)
- Bab 127 Kamu Masih Ingat?
- Bab 128 Jason yang penuh cinta(1)
- Bab 128 Jason yang penuh cinta (2)
- Bab 129 Ciumannya (1)
- Bab 129 Ciumannya (2)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (1)
- Bab 130 Pelakunya Harus Tertangkap (2)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (1)
- Bab 131 Perlakuan Aneh Orang Tua (2)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (1)
- Bab 132 Cerita Di Balik Layar (2)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku? (1)
- Bab 133 Apa Hubungannya Dengan Keluargaku ? (2)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (1)
- Bab 134 Yosi Vinna adalah Anak Perempuan Itu (2)
- Bab 135 Memanjat Tembok (1)
- Bab 135 Memanjat Tembok (2)
- Bab 136 Bertemu Sisi (1)
- Bab 136 Bertemu Sisi (2)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (1)
- Bab 137 Jamuan Pertunangan Sisi (2)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (1)
- Bab 138 Telepon Dari Rumah Sakit (2)
- Bab 139 Donor Darah
- Bab 140 Sunni Sakit
- Bab 141 Evan yang Berbeda (1)
- Bab 141 Evan yang Berbeda (2)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (1)
- Bab 142 Aku Bukan Dia (2)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (1)
- Bab 143 Perjanjian Pernikahan Akan Dibatalkan (2)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (1)
- Bab 144 Dia Adalah Istriku (2)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (1)
- Bab 145 Kemunculan Kakak Sisi (2)
- Bab 146 Mendonor Darah Untuk Sunni
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (1)
- Bab 147 Membantu Keluarga Demina (2)
- Bab 148 Tercela (1)
- Bab 148 Tercela (2)
- Bab 149 Penghinaan (1)
- Bab 149 Penghinaan (2)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (1)
- Bab 150 Foto Di Bawah Pohon (2)
- Bab 151 Baginya Siapalah Aku Ini?
- Bab 152 Dendam Yosi
- Bab 153 Keputusan Steven
- Bab 154 Lepas
- Bab 155 Pendampingan Adalah Pernyataan Cinta Yang Dalam
- Bab 156 Aku Mau Ginjalnya
- Bab 157 Kecelakaan Weni
- Bab 158 Weni Menjadi Gila
- Bab 159 Aku adalah Safira Demina
- Bab 160 Hal Yang Janggal
- Bab 161 Siapa yang Mencelakai Weni Demina ?
- Bab 162 Satu Ginjal, Apalah Artinya
- Bab 163 Memakan Surat Perjanjian
- Bab 164 Orang yang Paling Tidak Ingin Kusakiti Adalah Kamu
- Bab 165 Orang Tua Datang
- Bab 166 Biarkan Dia Menjadi Anakmu Saja
- Bab 167 Dia Sudah Tahu Semuanya
- Bab 168 Rahasia Keluarga Demina
- Bab 169 Kedepannya Kamu Adalah Bibiku
- Bab 170 Gangguan Jiwa
- Bab 171 Mengumpulkan Bukti
- Bab 172 Masa Lalu Fuji
- Bab 173 Aku Hanya Ingin Menikah Dan Punya Anak
- Bab 174 Anak Haram Siro
- Bab 175 Badai Yang Melanda
- Bab 176 Akting yang Buruk
- Bab 177 Pemikiran Pria Burung Phoenix
- Bab 178 Apakah Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 179 Lebih Baik Memprovokasi Dewa Kematian Daripada Memprovokasi Steven
- Bab 180 Li Jin Menjadi Mata-mata
- Bab 181 Sejarah Keluarga Demina
- Bab 182 Ada Hal Tersembunyi Lainnya
- Bab 183 Rencana Pesta Besok
- Bab 184 Sudah Seharusnya Menyerahkan Kedudukan
- Babb 185 Mengumumkan Kepemilikannya
- Bab 186 Jason Muncul Di Acara Pertunangan
- Bab187 Aku Belum Bercerai!
- Bab 188: Orang Asing Yang Akrab
- Bab 189 Sebuah Kontrak Mengganti Selembar Akta Cerai
- Bab 190 Weni Terjadi Kecelakaan
- Bab 191 Satu Buta, Satu Koma
- Bab 192: Aku Mau Menunggu Dia Sadar
- Bab 193 Dikabarkan Oleh Orang Tua Asuh
- Bab 194 Steven Sadar
- Bab 195 Berlompat-lompat Tidak Berapa Hari Lagi
- Bab 196: Pelatih Wanita Yang Spesial
- Bab 197 Terkurung
- Bab 198 Tertangkap Ketika Melarikan Diri
- Bab 199 Hubungan Penculik Dan Sunni Tidak Biasa
- Bab 200 Dibatasi Satu Dinding
- Bab 201 Benar-Benar Pernah Ada
- Bab 202 Dia Berani Tidak
- Bab 203 Jejak Kaki di Dada
- Bab 204 Aku Akan Melindungimu
- Bab 205 Seleraku Tidak Begitu Aneh
- Bab 206 Ikhlas
- Bab 207 Tidak Ada Yang Perlu Dikatakan
- Bab 208 Kemenangan
- Bab 209 Sisi Hamil
- Bab 210 Penjelasan
- Bab 211 Kembali Ke Rumah Demina
- Bab 212 Diusir Keluar
- Bab 213 Masih Sama Dengan Dulu
- Bab 214 Ruang Buku Rahasia
- Bab 215 Lulu Dan Rufin Demina
- Bab 216 Perasaan Syukur Dan Dendam Antara Keluarga Himura Dan 叶老
- Bab 217 Identitas Dennis Yang Lain
- Bab 218 Permintaan Si Tua Ye
- Bab 219 Rahasia Keluarga Mao
- Bab 220 Giok Keselamatan Telah Ditukar
- Bab 221 Membully Orang Dengan Kekuasaannya
- Bab 222 Mempersulitkan Orang
- Bab 223 Pengalaman Berbeda, Cara Bekerja Berbeda
- Bab 224 Orang Yang Disukai Yu Tiantian Adalah Dennis
- Bab 225 Gadis Ini Sangat Kasihan
- Bab 226 Siro Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 227 Keberadaan Peta
- Bab 228 Ingin Koboi?
- Bab 229 Perkelahian
- Bab 230 Taruhan
- Bab 231 Penjaga Rahasia?
- Bab 232 Wanita Yang Ribet
- Bab 233 Buku Kuno Diculik
- Bab 234 Ayo Menikah?
- Bab 235 Terluka
- Bab 236 Rapat Keluarga Semarga?
- Bab 237 Berangkat
- Bab 238 Pergerakan Malam hari
- Bab 239 Naik Gunung
- Bab 240 Kedatangan Orang Keluarga Himuar
- Bab 241 Bertemu
- Bab 242 Tunggu Aku Pulang
- Bab 243 Marah
- Bab 244 Interogasi
- Bab 245 Penangkapan
- Bab 246 Ruang Rahasia Dibuka
- Bab 247 Membangun Wibawa
- Bab 248 Kencan Di Alam Liar
- Bab 249 Aku Menemanimu
- Bab 250 Wanita Cantik Luori
- Bab 251 Hari Kedua Safira
- Bab 252 Baunya Serupa
- Bab 253 Tujuan Tidak Polos
- Bab 254 Ingin Menjadikannya Sebagai Seorang Kekasih
- Bab 255 Dendan Yang Sulit Diselesaikan
- Bab 256 Strategi Membujuk
- Bab 257 Pasangan Yang Saling Melengkapi
- Bab 258 Harus Ada Si Tua Ye Baru Bisa
- Bab 259 Bertemu Lagi Dengan Ibu Pengasuh
- Bab 260 Meminjam Uang
- Bab 261
- Bab 262 Terjadi Masalah
- Bab 263 Aku Ingin Hidup
- Bab 264 Berhasil
- Bab 264 Perencanaan
- Bab 266 Kecemburuan Justin
- Bab 267 Bekerja Sama
- Bab 268 Diam-Diam Mengikutinya
- Bab 269 Mengenakan Topeng
- Bab 270 Tarian Menyembah
- Bab 271 Aneh
- Bab 272 Halusinasi
- Bab 273 Memecahkan
- Bab 274 Harta Karun Yang Jarang Terlihat
- Bab 275 Tuan Muda Dari Keluarga Wen
- Bab 276 Datang Untuk Menagih Hutang
- Bab 277 Negosiasi
- Bab 278 Disergap
- Bab 279 Wanita Asing
- Bab 280 Kecewa
- Bab 281 Tumbuh
- Bab 282 Pengkhianatan
- Bab 283 Alasan Untuk Semuanya