Perjalanan Selingkuh - Bab 148 Tercela (1)

Kalau aku tidak bertemu lagi dengan Steven, dan tidak memberikan hatiku padanya, aku pasti akan memberikan kesempatan pada Jason, tapi dalam cinta tidak ada kata kalau.

“Maaf!”ucapku, tidak berani menatap Jason.

Aku yang sambil mengucapkan maaf, sambil menancapkan pisau ke hati Jason, jujur, bahkan aku sendiri juga memandang rendah diriku, selain ini, aku tak tahu harus bagaimana lagi.

“Aku tak mau maaf-mu.”

Jason mengatakannya sambil meraih pundakku, lalu menciumku.

“Le……Lepaskan aku……”

Aku terkejut dengan tindakan Jason, tanganku reflek langsung menampar wajahnya.

Jason yang ditampar olehku terkejut berdiri ditempat, dan aku sendiri tidak berani percaya tanganku menamparnya, dia melepas genggamannya, dan aku mundur tergesa-gesa kebelakang, merasa bersalah memandang Jason: “Maaf!”

Aku tahu, mengucapkan maaf itu tidak ada gunanya, aku benar tak tahu harus bagaimana, kalau didunia ini ada pil penghilang cinta, aku lebih memilih membiarkannya meminum pil itu untuk melupakanku selamanya.

Jason terbengong memandangku, hingga akhirnya tersenyum pahit.

“Pergilah!”

Dengan bodohnya aku berjalan keluar dari ruangannya sambil menampar diriku sendiri, lalu terpana menatap tanganku yang menampar Jason.

Kepahitan dan penderitaan di hatiku akan segera menenggelamkanku, dan air mata yang berlinang di pipiku akan meninggalkan bekas yang dingin.

Sekembali ke meja kerja, meskipun ada yang menggosip, tapi ketika melihatku mereka semua langsung pura-pura serius bekerja, dibandingkan kepala Dept, mereka lebih takut aku, meskipun mereka menyukaiku, tapi aku tetap tidak bisa berbaur dengan mereka.

Beberapa hari ini, aku terus mencegah perbuatan jahat Weni pada diriku, tapi tak kusangka, dihari ketiga mendapat telepon dari ayah.

Saat mendengar apa yang dikatakan ayah, aku terbengong kaku.

Aku tak meyangka Weni akan datang mencari orang tuaku, mungkin karena terlalu geram, ibu mengambil pisau buah menusuk Weni.

Dan sekarang, ibu dituduh sengaja melakukan tindakan penganiayaan.

Setelah mendengar kabar ini, aku langsung teringat ini pasti trik Weni.

Aku tahu, dia berbuat begini, pasti agar aku masuk dalam jebakannya.

“Dia mau apa?”tanyaku dengan wajah kusam sembari menggenggam telepon.

“Dia bilang, selama kamu bersedia mendonorkan darah, dia bisa tidak mempermasalahkan masalah ini ke jalur hukum, kalau tidak, dia pasti akan membuatmu membayarnya berkali lipat.”keluh ayah dari telepon.

“Aku benar tidak bisa, sebelumnya aku sudah mendonorkan sekali.”

Hatiku benci setangah pada Weni, dan sekarang jangankan balas dendam, hanya membalikkan badan saja sudah di jebak Weni.

“Kamu sekarang tak peduli lagi sama ibumu?”tanya ayah tak percaya padaku.

“Bukan, aku harus paham dulu resiko dari masalah ini, papa tunggu sebentar, besok aku pulang.”

Saat ini, hatiku terbakar api cemas, Si Weni gila ini, bisa-bisanya mencari ayah ibuku, benar-benar dasar wanita gila.

Malam itu juga, aku mengemas barangku bersiap-siap pulang ke Langfang.

Sisi yang mendengar keputusanku, bersikeras ikut pulang bersama ku: “Kamu lupa, aku pengacara.”

Aku tahu niat baik Sisi, dan saat ini pulang membawa pengacara seperti Sisi adalah pilihan terbaik.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu