Awesome Guy - Bab 617 Aku Adalah Kandidat Yang Paling Cocok

Agus langsung muram, "Kenapa kamu berhenti?"

"Aku ingin berdiskusi denganmu." Galvin Bai berkata dengan sangat tenang.

Melihat ini, Agus melirik Galvin Bai dengan tidak puas, meskipun kini dia sudah sangat tidak sabar dan ingin segera menemukan emas-emas itu, tetapi ia tetap membutuhkan Galvin Bai untuk memimpin jalan, jadi dia terpaksa mendengarkan Galvin Bai.

"Apa yang ingin kamu diskusikan?"

Mendengar ini, Galvin Bai berkata kepada Darwin Chen yang berada di belakang Agus: "Darwin, bawa mereka ke gua emas dulu."

Ekspresi wajah Agus langsung berubah seketika, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Jangan salah paham, aku hanya ingin berbicara empat mata denganmu, dan kamu tahu aku tidak bisa mengalahkanmu, aku tidak bisa melakukan apa-apa!" Jawab Galvin Bai sambil tersenyum.

Mendengar ini, Agus berpikir sejenak dan berkata kepada orang-orang di belakang: "Ikuti mereka dan perhatikan baik-baik."

Darwin Chen malah merasa sedikit khawatir pada Galvin Bai, "Kakak ......"

Galvin Bai tersenyum tipis dan mengangguk pada Darwin Chen, "Pergilah, tunggu aku di sana."

Darwin Chen tidak punya pilihan selain pergi bersama Fanny dengan membawa belasan hingga 20an anak buah Agus, mereka merangkak menuju gunung emas.

Saat orang-orang itu menjauh, Agus bertanya dengan kesal: "Apa yang ingin kamu bicarakan, cepat katakan."

Galvin Bai hanya berbalik dan duduk di pertigaan, lalu dengan santai mengeluarkan sebungkus rokok dari tasnya, dia mengeluarkan satu batang dan menyerahkannya kepada Agus.

Agus mengerutkan kening, "Aku tidak merokok."

Agus sangat cemas dan tidak sabar untuk pergi ke gua emas, jadi dia terus melihat ke arah orang-orang tadi pergi.

Galvin Bai mengambil sebatang rokok untuk dirinya sendiri, menyalakannya dan menghisapnya, lalu berkata: "Aku tidak akan bertele-tele denganmu lagi, jujur ​​saja, setelah tiba di gua emas itu, kamu tidak akan membiarkan kami pergi, kamu bahkan tidak akan melepaskan bawahanmu, yang aku katakan benar bukan? "

"Aku selalu menepati …" Agus menggelengkan kepalanya dan hendak menyangkal.

Galvin Bai mencibir, "Kamu tidak perlu terburu-buru menyangkalnya, aku bukan orang bodoh."

Agus diam, namun matanya terus menatap Galvin Bai, lalu dia berkata: "Kalau begitu, kamu katakan bagaimana agar kamu bisa percaya?"

"Membuat kesepakatan denganmu." Ujar Galvin Bai.

Agus menatap Galvin Bai: "Katakan."

Galvin Bai tersenyum dan berkata: "Aku bisa mengatakan yang sejujurnya kepadamu, memang ada emas di gua di atas, tidak, seharusnya gunung emas, hampir setara dengan emas di sebuah negara kecil."

Agus langsung heboh ketika mendengar itu, setara dengan emas di sebuah negara kecil, berapa banyaknya itu?

Kemudian, Galvin Bai berkata lagi: "Tetapi itu hanya sedikit."

Agus langsung kaget: "Sedikit?"

Galvin Bai mengangguk.

Agus menelan ludah, dan jantungnya berdegup kencang, jika itu hanya sedikit, maka bukankah artinya masih ada emas yang lebih banyak?

"Apakah kamu mau membertitahuku, kalau kamu masih tahu ada lebih banyak emas?" Tanya Agus.

Galvin Bai mengangguk lagi.

Ketika Agus melihat Galvin Bai mengangguk, dia teringat sesuatu, dan dia melihat ke arah lorong bawah.

Melihat ini Galvin Bai berkata: "Yang kamu tebak benar, ada di bawah, tetapi jebakan tersembunyi dibawah akan lebih menakutkan."

Agus langsung berkata: "Pimpin jalan, asal kamu bawa aku ke tumpukan emas itu, aku tidak akan pernah membunuhmu!"

Galvin Bai malah berkata dengan perlahan: "Kamu tidak membunuhku, itu adalah persyaratan dasarku, tetapi itu belum termasuk semua persyaratanku, karena jika kamu bisa mendapatkan emas-emas itu, kamu akan menjadi orang terkaya di dunia. "

"Bahkan Ketua Dao pun tidak sebanding denganmu, kamu bahkan bisa membangun negara sendiri."

Membangun negara sendiri!

Menjadi penguasa suatu negara!

Ini adalah godaan yang sangat besar!

Kedua mata Agus mulai berbinar-binar, matanya penuh dengan keinginan akan kekuasaan dan kekayaan.

Galvin Bai dengan sangat jelas melihat keinginan dan ambisi di matanya.

Kali ini, Galvin Bai berkata dengan serius: "Jadi syaratku yang lain adalah aku menginginkan sepertiga emas itu, dan kamu akan memiliki dua pertiga, kamu masih tetap akan menjadi orang terkaya di dunia, kamu tidak perlu lagi bekerja dengan Ketua Dao. "

"Ketua Dao juga pasti akan menyingkirkanmu, tetapi jika hanya mengandalkan diri sendiri, kamu seharusnya tidak bisa begitu mudah untuk menghadapi Ketua Dao."

"Jadi, beri aku sepertiga dari emas itu, dan aku akan menjadi sekutumu yang paling dapat diandalkan, aku pikir, dibandingkan dengan Ketua Dao, kamu seharusnya akan lebih percaya padaku."

Usai mendengarkan perkataan Galvin Bai, Agus menunduk, namun semangat di matanya tak kunjung surut, ia bertanya: "Jadi kamu ingin aku mengkhianati Kakak Senior?"

Galvin Bai tiba-tiba tersenyum, "Kamu tidak seharusnya berkata demikian, aku bukan memintamu untuk berkhianat, melainkan kamu harus mengkhianatinya, kamu seharusnya jelas tentang kepribadian Ketua Dao, apakah kamu pikir dia masih akan membiarkanmu hidup setelah memiliki emas-emas ini? "

Saat dia selesai bicara, Agus langsung tersadar.

Memang demikian, Agus memang sangat memahami kepribadian Ketua Dao, jadi ia tahu bahwa Ketua Dao tidak akan membiarkan siapapun yang mengetahui hal ini untuk tetap hidup setelah ia mendapat emas-emas ini.

Ketua Dao selalu jeli dalam melakukan sesuatu, dia tidak akan membiarkan orang lain mengetahui kekurangan dan kelemahannya sedikitpun.

Dia terlihat seperti tidak memiliki ambisi, tetapi sebenarnya, dia bisa mengorbankan segalanya demi ambisinya, ia benar-benar kejam.

Agus menatap Galvin Bai dan bertanya: "Kalau begitu, mengapa kamu menginginkan sepertiga emas itu?"

Melihat ini, Galvin Bai mendesah, "Sebenarnya aku menginginkan semuanya, apakah kamu akan memberiku kesempatan ini?"

Agus berkata: "Tidak."

Galvin Bai merentangkan tangannya, "Bukankah yang aku katakan itu benar? Jadi aku hanya ingin sepertiga, bagaimanapun, tidak ada yang tidak suka uang, dan aku ingin sepertiga ini hanya untuk menyelamatkan hidupku, lalu menjalani sisa hidupku dengan damai. "

"Karena jika aku memiliki sepertiga emas ini, aku baru akan memiliki kekuatan untuk menjadi sekutumu yang paling dapat diandalkan, kamu seharusnya bisa mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, aku adalah kandidat yang paling cocok."

"Selain itu, hanya kamu dan aku yang tahu rahasia ini, kita tentu akan saling merahasiakannya."

"Aku yakin kamu tidak akan bodoh hingga mengatakannya kepada orang lain, karena begitu salah satu dari kita tidak lagi menyimpan rahasia, maka kita berdua akan mendapatkan dampaknya, itu tidak menguntungkan."

"Kamu juga tidak perlu bersumpah, aku sama sekali tidak percaya dengan sumpah."

"Jadi, aku ingin sepertiga dari emas itu."

Mendengar ini, Agus mengerutkan keningnya.

Apa yang dikatakan Galvin Bai memang benar.

Jika dia ingin memiliki emas-emas ini, maka dia membutuhkan sekutu yang dapat diandalkan, tetapi dia dapat mencari orang lain.

Namun, dia seharusnya sulit untuk percaya bahwa orang lain tidak akan mengkhianatinya, bagaimanapun, tidak ada yang bisa merasa tenang memiliki jumlah emas sebanyak itu.

Jadi seperti yang dia katakan, dia adalah kandidat terbaik.

Namun, dia juga tidak percaya pada Galvin Bai.

Agus melirik Galvin Bai dan berkata: "Ya, aku sepakat."

Mendengar ini, Galvin Bai tersenyum, "Baiklah kalau begitu, ayo ikut aku, aku akan memimpin jalan."

Setelah selesai bicara, dia menuruni lorong.

Agus mengikuti Galvin Bai dari belakang dan diam-diam mencibir: Galvin Bai ini benar-benar bodoh!

Namun, di pintu masuk gua, Galvin Bai berhenti.

Ekspresi Agus menjadi tidak enak dipandang, "Apa yang ingin kamu lakukan lagi?"

Mendengar ini, Galvin Bai sedikit menghela napas, dia menoleh dan berkata: "Karena aku merasa kamu mungkin masih akan membunuh kami semua."

Ekspresi Agus menjadi kaku, tetapi segera kembali pulih seperti biasa, dia menunjukkan ekspresi tidak berdaya, "Jadi apa yang bisa aku lakukan? Bagaimana aku baru bisa membuatmu percaya padaku? Bagaimana jika aku mengeluarkan hatiku dan menunjukkannya padamu?"

Galvin Bai mengangguk, "Boleh."

Agus langsung marah, "Jangan bicara omong kosong lagi, bukankah kamu sudah merencanakannya dengan baik? Seperti yang kamu katakan, aku tidak bisa menemukan sekutu yang lebih cocok selain kamu."

Galvin Bai berpikir sejenak: "Itu benar."

Agus menghela napas lega saat melihat ini, "Jadi, apa lagi yang kamu khawatirkan?"

Galvin Bai melirik Agus, dia menghela napas tak berdaya, berbalik dan berjalan masuk ke dalam gua, sambil berkata: "Baiklah, aku akan bertaruh sekali, meskipun aku dipaksa datang olehmu, aku harap kamu bisa menepati janjimu, tentu saja, jika kamu membunuhku, aku juga hanya bisa menganggap aku tidak berhati-hati dan tertipu olehmu. "

Mendengar ini, Agus merasa perkataan Galvin Bai sedikit aneh, tetapi setelah dipikir-pikir sepertinya itu juga tidak bermasalah.

Karena sudah akan segera melihat emas-emas itu, Agus tak lagi terlalu banyak berpikir, melainkan langsung membayangkan apa jadinya bila ia memiliki sebuah negara sendiri.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu