Awesome Guy - Bab 296 Matilah Kamu Ke Neraka!

Randy melihat Galvin Bai jatuh ke tanah, ia berkata, "Orang yang bermasalah dengan Tuan Hu, hanya akan berujung pada kematian."

Galvin Bai terbaring di tanah, sambil memegangi lututnya, ekspresi wajahnya pucat.

Randy berjalan mendekat dan menginjak kaki Galvin Bai, lalu menekannya dengan sekuat tenaga, "Matilah kamu dengan tenang!"

Rasa sakit di kakinya membuat Galvin Bai hampir pingsan.

Randy memandang Galvin Bai dengan hina. Membunuh seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa seperti dia, yang benar saja Tuan Hu menyuruhku datang, ini namanya membunuh seekor ayam dengan belati sapi, baginya membunuh Galvin Bai sama mudahnya seperti menghancurkan seeokor semut.

Pada saat ini Galvin Bai merasakan sakit hampir membunuhnya, sebuah perasaan seakan kematian sudah berada di ambang pintu.

Dalam benaknya langsung teringat sedikit demi sedikit kebersamaan dengan adik perempuannya di masa lalu.

Dia masih ingat ketika masih kecil, keluarganya miskin dan hanya bisa makan dumpling saat tahun baru saja, waktu itu dumpling adalah makanan yang paling enak baginya.

Dengan susah payah akhirnya ia dapat memakan dumpling, Galvin Bai tidak lupa menyisakan sedikit untuk adiknya.

Adiknya berkata: "Aku tidak suka makan dumpling."

Awalnya Galvin Bai benar-benar mengira adiknya tidak suka makan dumpling. Belakangan, baru menyadari karena adiknya menyayanginya dan mengetahui bahwa kakaknya suka makan dumpling, jadi dia sengaja mengatakan kalau dia tidak suka makan dumpling supaya kakaknya bisa makan lebih banyak.

Adik perempuannya waktu itu masih kecil, tapi sudah sangat bijaksana, membuat hati sang kakak menjadi terharu.

Semua gadis di dunia ini seharusnya diperlakukan sebagai putri, tetapi karena kondisi keluarga yang tidak baik, sehingga adik perempuannya mengalami banyak penderitaan.

Dia tidak bisa membiarkan adik perempuannya kehilangan nyawa karena dirinya.

Mata Galvin Bai sedikit merah, dengan keengganan dan keinginan yang kuat untuk bertahan hidup, dia belum boleh mati sekarang, setidaknya sebelum adik perempuan diamankan, tidak boleh mati duluan.

Randy tidak memperhatikan Galvin Bai dan sudah mengeluarkan sebuah belati, bersiap untuk mengakhiri hidup Galvin Bai.

"Pergilah ke neraka!"

Belati Randy mengarah ke jantung Galvin Bai.

Kali ini, Galvin Bai tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tangan Randy.

Tangan Randy berhenti sejenak, dan dia sama sekali tidak menganggap Galvin Bai di matanya. Itu hanya seekor semut. Apa yang perlu disimpan dalam hati?

"Mau melawan? Tidak sadar dengan kemampuanmu!"

Bagaimanapun, Randy harus menembus dada Galvin Bai dengan sekuat tenaga.

Namun, tangan Randy tidak bergerak lebih jauh.

Tangan Galvin Bai dengan kuat menggenggam pergelangan tangan Randy, tidak membiarkan belati itu semakin ke bawah.

Saat Randy berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya, dia menyadari bahwa tidak hanya tangannya yang masih berada di tempat, tetapi juga secara perlahan menjadi naik ke atas.

Galvin Bai secara perlahan naik mengikuti gerakan tangannya.

Saat Galvin Bai berdiri, dengan sekuat tenaga dia mendorong Randy menjauh.

Randy terhuyung dan mundur beberapa langkah, baru akhirnya berdiri tegak.

Galvin Bai berdiri di depannya, matanya tertuju pada Randy "Tidak ada seorang pun yang boleh mengganggu adikku."

Randy tertegun sejenak kemudian kembali ke pusat perhatian, berkata dingin: "Hanya seekor semut, sebelum berbicara, sebaiknya ukur dulu seberapa kemampuanmu."

"Malam ini, kamu bahkan tidak memiliki kesempatan melihat adikmu untuk terakhir kalinya! Karena kamu akan ketemu raja neraka lebih awal daripada adik perempuanmu!"

Galvin Bai tersenyum lebar, "Sudah aku katakan, tidak ada yang boleh mengganggu adikku, walaupun aku mati, juga tidak boleh!"

"Dia adalah nyawaku, kalian semua tidak ada yang bisa mengambilnya!"

Ketika Galvin Bai berbicara, urat matanya memerah dan dia sudah bertekad, ini yang membuat Randy sedikit gelisah, tetapi dia tidak terlalu peduli, dia yakin dengan kemampuannya sendiri.

"Huh! Apa gunanya bicara begitu banyak? Bukankah sama-sama harus mati, hanya perbedaan siapa duluan dan siapa belakangan saja !" Kata Randy meremehkan.

Galvin Bai tidak berbicara, tetapi ia melakukan penyerangan.

Tawa Randy berhenti, matanya tenggelam, dan dia mengulurkan tangannya untuk menahan penyerangan dari Galvin Bai.

Galvin Bai hanya berpusat pada satu pikiran saat ini, yaitu membunuh Randy dan menemukan adik perempuannya.

Setelah Galvin Bai menyerbu, pikirannya penuh dengan jurus bagian mematikan yang diajarkan oleh Macan Putih kepadanya, yaitu di bagian leher dan jantungnya.

Dia tidak memiliki senjata di tangannya. Jika dia ingin membunuh lawan, dia harus mencekik lawan dengan tangannya, atau membidik jantung Randy di sasaran yang tepat selama berulang kali..

Yang terakhir itu terlalu sulit, dia sama sekali tidak bisa melakukannya, sedangkan Randy pasti tidak akan memberikan kesempatan kepadanya.

Satu-satunya yang tersisa adalah bagian leher yang mematikan.

Randy akhirnya merasa lebih berat saat ini. Dia memperhatikan perbedaan dari Galvin Bai. Lagipula, ketika orang akan mati, mereka sering meledak dengan kekuatan yang tidak terbayangkan, akhirnya dia harus menanggapinya dengan serius. .

Walaupun demikian, ini pun tidak membuatnya mengeluarkan seluruh kemampuannya, bagaimanapun Galvin Bai ini hanyalah bocah yang tidak memiliki ilmu bersilat.

Randy meraih Galvin Bai dan mencoba menyodok Galvin Bai dengan tangan satunya.

Galvin Bai melihat belati itu, cahaya di matanya berkedip, lalu ia membungkukkan badan, menabrak Randy dan menimpanya ke tanah.

Randy tidak menyangka Galvin Bai tiba-tiba akan menabraknya, di tambah lagi dengan tangannya yang masih mencengkramnya, ia tidak mampu berdiri tegak karena ditekan oleh Galvin Bai ke tanah.

Galvin Bai mengambil kesempatan untuk meraih pergelangan tangan Randy kemudian menemukan titik mati rasa yang diajarkan oleh Macan Putih dan sekali menekannya dengan kuat, tangan Randy tiba-tiba kehilangan tenaga dan belati yang dipegangnya jatuh ke tanah.

Saat melawan musuh, jika ia menjatuhkan senjata yang ada ditangannya, itu merupakan hal yang tabu, seketika membuat Randy menjadi panik.

Galvin Bai meraih belati tersebut. Ia tidak pernah terpikirkan untuk membunuh Randy dengan belati. Karena kekuatan Randy terlalu kuat, jadi setelah ia meraih belati itu, ia tidak menggunakannya untuk membunuh Randy, tetapi malah membuangnya.

Karena tanah di dalam hutan, belati yang dilempar ke tanah tidak menimbulkan suara yang nyaring, lagipula langit sudah menjadi gelap, sama sekali tidak tahu berada di mana.

Setelah melempar belati, Galvin Bai duduk di atas tubuh Randy, menekan kedua kaki Randy, kemudian menggunakan seluruh kekuatannya untuk mencekik leher Randy. .

Randy meraih tangan Galvin Bai dengan kedua tangannya dan mencoba menyingkirkannya, tetapi Galvin Bai sudah bertekad untuk membunuh Randy, tidak peduli dengan kekuatan apapun, tidak akan menghentikan dia.

Dengan kata lain, saat ini dia seperti kerasukan, tidak akan melepaskan Randy sebelum melihatnya mati tergeletak di tanah!

Randy merasa tercekik dan hatinya mulai panik.

"Sialan kamu.... lepaskan tanganmu!"

Randy sama sekali tidak bisa meraih tangan Galvin Bai, ia berbicara sesekali dan menampar Galvin Bai dengan kedua tangannya.

Namun, Galvin Bai masih tetap dengan posisi ini, jika dilihat lebih teliti, pembuluh darah biru menyala dengan keras di tangan Galvin Bai, dari sini kita bisa tahu seperti apa keadaan Galvin Bai sekarang.

Melihat usahanya sia-sia, Randy ingin membalas cekikan kepada Galvin Bai, kekuatannya jauh lebih kuat dari Galvin Bai, ia percaya bahwa sebelum Galvin Bai mencekiknya mati duluan, dia pasti bisa duluan mencekik mati Galvin Bai!

Namun, Galvin Bai sepertinya sudah mengantisipasi keadaan ini sebelumnya, sehingga saat mencekik Randy, ia duduk dengan posisi tegak dan kedua tangannya diluruskan, sehingga pada ketinggian dan sudut ini, membuat tangan Randy tidak cukup untuk meraih leher Galvin Bai.

Dan hanya dalam beberapa detik, Galvin Bai terus mencekik leher Randy membuat napas Randy menjadi semakin kencang, kakinya mulai berjuang terus-menerus, dan tangannya masih berusaha menampar tangan Galvin Bai.

Namun, semua itu tidak ada gunanya.

Galvin Bai daritadi tidak melepaskan tangannya.

Randy hampir tidak bisa berkata-kata, "Kamu ..."

"Kamu......"

Perlahan-lahan, tangan Randy kehilangan tenaga, dan kakinya yang meronta menjadi pelan, akhirnya dia berhenti dan tidak bergerak.

Galvin Bai masih belum melepaskannya, dia masih mencekik leher Randy.

Hingga sekian lama, angin bertiup, membuat Galvin Bai kembali sadar.

Galvin Bai baru menyadari bahwa Randy sudah lama tidak bergerak dan sudah mati.

Galvin Bai perlahan-lahan melepaskan tangannya, dengan napas yang terengah-engah.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu