Awesome Guy - Bab 634 Ayo Kita Menikah!

Di dalam mobil, Michael Zhang melapor pada Galvin Bai: “Denis bilang ada lebih dari belasan orang berpakaian hitam pergi ke rumah sakit, tapi mereka semua dibunuh oleh Billy. Denis sudah berterimakasih padanya.”

“Billy tersenyum dan berujar bahwa menyelamatkan sebuah nyawa lebih baik daripada membangun menara tujuh tingkat, kemudian Dennis bertanya bagaimana kemampuan orang-orang itu. Billy bilang mereka semua sama seperti semut, tapi bisa saja itu karena orang-orang ini terlalu lemah jika dibandingkan dirinya. Kalau dibandingkan dengan kita, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka itu sebenarnya para ahli yang hebat.”

Galvin Bai mengangguk, lalu bertanya: “Semuanya sudah dibunuh?”

“Ya.”

Galvin Bai mengernyitkan alisnya dan berujar: “Aku tahu baik dan buruk itu tidak bisa didefinisikan dengan jelas, tapi... Seperti karakter-karakter orang kelas atas di drama-drama TV, kalau memang mereka benar-benar baik, bukankah seharusnya mereka hanya akan menyelamatkan orang dan jarang membunuh?”

Michael Zhang langsung mengerti, “Memang benar. Menurut informasi yang kita peroleh, 20 tahun yang lalu Billy adalah seorang pria berkelas dan orang yang sangat baik. Ia juga tidak pernah membunuh.”

“Ia lalu membunuh belasan orang demi menyelamatkan nyawa satu orang. Walaupun orang-orang itu bukanlah orang-orang baik, tetap saja ini sedikit tidak masuk akal. Tapi, bisa jadi karena ia ditahan selama belasan tahun maka sikapnya pun mengalami perubahan.”

Galvin Bai mengangguk begitu mendengarnya, lalu menyender ke kursinya dan memejamkan matanya untuk beristirahat.

Meskipun ia memejamkan matanya, nyatanya ia tidak beristirahat melainkan berpikir. Saat ini ia memiliki banyak hal yang tidak masuk akal baginya dan otaknya serasa dipenuhi simpul tali yang tidak terurai.

Beberapa saat kemudian, Michael Zhang mengangkat telepon. Ia lalu berujar pada Galvin Bai: “Sepertinya aku tahu kenapa Drake sengaja membiarkan dirinya terluka.”

Galvin Bai membuka matanya dan menatap Michael Zhang.

Michael Zhang menghela napas: “Apa kamu tahu tentang anak yang Drake adopsi?”

Galvin Bai mengangguk.

Michael Zhang kembali berujar tidak berdaya, “Nama anak itu awalnya adalah Nico Li, tapi nama marganya kemudian diubah menjadi Xu setelah ia mengikuti Drake. Dan sebenarnya, Nico adalah putra Yanto.”

“Istri Yanto meninggal tiga tahun lalu, tapi dalam waktu setengah bulan, ia segera menikahi istri baru. Nama istrinya kali ini adalah Susan Bai, dan ia anggota keluarga Bai di Kota C.”

“Ada begitu banyak orang yang mengetahui perihal kematian istrinya, tapi tidak ada satupun dari mereka berani mengucapkan apapun.”

Galvin Bai sedikit terkejut saat mendengar informasi ini, ternyata Nico Li adalah putra Yanto Li. Tapi... “Apa hubungan hal itu dengan Drake yang sengaja melukai dirinya?”

“Nico tahu bagaimana ibunya bisa tiada, selain itu ia juga hendak dihabisi oleh Yanto sehingga ia kabur dari rumah. Saat itulah ia secara kebetulan bertemu dengan Drake yang sedang membunuh Rico. Ia melihat tindakan Drake itu, sehingga ia memintanya untuk membunuh ayahnya dengan upah 10 ribu hasil ia mengemis.”

“Bukankah saat beberapa hari kita pergi ke Pulau Biru itu Denis bilang Drake pergi ke Kota B? Sebenarnya, ia pergi untuk membalaskan dendam Nico.”

“Dugaanku, ia pasti menemukan Yanto dan mengetahui beberapa rahasia, jadi...”

Galvin Bai mengernyitkan alisnya, “Drake sedang susah hati. Ia sangat ingin membunuh Yanto, tapi ia tahu aku ingin merebut sebidang tanah itu dari Yanto. Kalau Drake membunuhnya, maka mungkin sebidang tanah itu tidak dapat kudapatkan dan jika hal itu terjadi aku tidak bisa pergi ke keluarga Bai di Kota C.”

“Tapi justru karena beberapa alasan ini, Drake tidak lagi bisa menahan diri dan ia...”

Michael Zhang mengangguk, “Jadi ia sengaja terluka supaya ada alasan untuk menunda rencananya. Ia baru akan turun tangan setelah kamu pergi ke Kota C.”

“Tapi ada satu hal yang tidak aku pahami. Bukankah sebenarnya ia tidak perlu dengan sengaja terluka? Ia bisa saja kan langsung menunggumu pergi ke Kota C, bukankah ini sama saja?”

Galvin Bai menggeleng, menyipitkan matanya dan berujar dengan raut yang sedang berpikir keras: “Aku rasa ia pasti mengetahui rahasia yang luar biasa, sehingga kebenciannya pada Yanto sampai merasuk ke dalam tulang dan ia tidak dapat menahan diri untuk membunuhnya.”

“Sepertinya ia takut dirinya sendiri tidak akan bisa menahan hasrat untuk membunuhnya, jadi...”

Galvin Bai terdiam sejenak, lalu menatap Michael Zhang dan berujar: “Bukankah aku sudah bilang bahwa aku percaya padanya? Kenapa kamu masih menyelediki masalah ini?”

Michael Zhang hanya tersenyum sambil mengusap-usap ujung hidungnya tanpa menyahut apapun.

Galvin Bai menghela napas tidak berdaya saat melihat reaksi Michael Zhang, “Kak Zhang, aku tahu kamu melakukan ini untuk kebaikanku. Tapi aku tidak ingin sikap saling menduga terjadi dalam ikatan persaudaraan kita sehingga tidak ada kepercayaan lagi.”

Michael Zhang mengangguk, “Aku tahu.”

Setelah jeda sejenak, Michael Zhang tiba-tiba bertanya: “Oh ya, apa maksud Nixon mengatakan bahwa ia membuang puntung rokok ke halaman rumah Drake?”

Galvin Bai sontak mendengus dingin begitu mendengarnya: “Sepertinya aku tahu trik apa yang sedang mereka mainkan. Selain itu, aku juga sudah menebak siapa dalang dibalik Yanto.”

Michael Zhang tiba-tiba berujar, “Ketua Dao?”

......

Rumah Sakit Wolong di Kota T.

Setelah Drake Xu sadar, ia duduk sambil menyenderkan punggungnya. Ia menolehkan kepalanya, menatap langit biru dan awan-awan putih di luar jendela tanpa mengucapkan apapun.

Dwi Yang selalu berada di sisinya dan mengurusnya. Ia menyuapkan makanan pada Drake Xu dan pria itu makan dengan patuh dan minum dengan patuh saat Dwi Yang meminumkan air padanya.

Tidak satupun dari mereka bersuara, sepertinya mereka sudah mencapai kata sepakat dalam diam.

Setelah selesai, Dwi Yang pun duduk di sebelah Drake Xu dan bertanya: “Apa lukamu masih terasa sakit?”

Drake Xu menggeleng.

Dwi Yang menundukkan kepalanya dan bertanya dengan suara rendah: “Bukankah karena aku?”

Drake Xu kembali menggeleng.

Melihat respon Drake Xu, Dwi Yang menggigit bibirnya erat-erat dan air mata menggenangi pelupuk matanya.

Tapi tepat pada saat itu, Drake Xu tiba-tiba menjulurkan tangannya den menggenggam tangan kecil Dwi Yang. Suaranya yang sungguh-sungguh terdengar: “Dwi, ayo kita menikah.”

Dwi Yang sontak mengangkat kepalanya, matanya membelalak lebar menatap Drake Xu dengan tidak percaya. Ia tidak lagi dapat menahan air matanya dan membiarkannya jatuh bergulir di pipinya.

Dwi Yang kemudian mengangguk setuju, “Baiklah.”

“Ayah!”

Pintu kamar rawat pun didorong terbuka dari luar dan Dennis melangkah masuk bersama Nico Xu.

Begitu melihat Drake Xu, Nico Xu pun berlari kecil menghampiri. Wajah kecilnya dipenuhi raut khawatir, “Ayah, bagaimana keadaanmu? Ayah baik-baik saja, bukan?”

Sikap Nico Xu membuat Drake Xu merasa hangat dan disaat yang bersamaan sedikit bersalah, “Putraku, tunggu luka ayah sembuh barulah ayah bisa mengabulkan permintaanmu.”

Nico Xu menyahut dengan sungguh-sungguh: “Tidak apa-apa ayah, yang penting kondisi ayah membaik. Ayah tidak perlu membalaskan dendamku, aku serius.”

Ucapan Nico Xu menunjukkan bahwa ia masih anak yang berhati baik dan segala yang terjadi sebelumnya tidak lagi ia permasalahkan. Bagaimanapun juga, mana mungkin seorang anak bisa-bisanya berpikir tentang membunuh orang kalau tidak bertemu dengan orang-orang semacam itu dan kejadian-kejadian semacam ini?

Dirinya yang dulu sangat mirip dengan Drake Xu saat masih kecil. Itu sebabnya ia memberikan rumah bagi Nico Xu, memberikan anak itu kehangatan untuk kembali ia rasakan.

Sekarang setelah merasakan kehangatan keluarga, Nico Xu merasa takut akan kehilangan akan apa yang telah ia dapatkan. Jadi kalau balas dendam akan membawa risiko bagi keluarganya, lebih baik ia tidak ingin membalas dendam.

Ketika seseorang tidak memiliki banyak kekhawatiran, ia tidak akan takut dengan apapun.

Tapi ketika seseorang memiliki banyak kekhawatiran, ia akan melangkah dengan hati-hati.

Drake Xu tersenyum dan mengelus kepala Nico Xu sambil berujar: “Ayah bersumpah, ayah pasti akan membalaskan dendammu.”

......

Galvin Bai akhirnya sampai di Kota B. Mereka tidak berencana untuk langsung menemui Yanto Li, melainkan mencari hotel yang cukup bagus bagi mereka untuk menginap dan beristirahat baik-baik semalam ini, besok mereka baru akan pergi.

Galvin Bai memiliki rencana untuk sebidang tanah itu. Bagaimanapun juga, hal itu berhubungan dengan apakah ia bisa bertemu Friska Li lagi atau tidak. Tapi ia tidak akan menyenangkan hati Yanto Li, karena luka Drake Xu berkaitan dengan pria itu.

Setelah selesai menyusun rencana dan yang lain sudah beristirahat, Galvin Bai pun pergi keluar hotel seorang diri.

Mengandalkan ingatannya, ia pergi ke restoran milik Elizabeth Zhong.

Ia hanya berdiri di luar dan mengawasi sejenak, tapi tidak melangkah masuk. Ternyata bisnis restoran ini berjalan bagus sekali, dan hal ini membuat Galvin Bai merasa lega.

Terlepas dari apakah nahkoda sebelumnya itu menderita kanker atau tidak, kenyataannya adalah ia menyelamatkan nyawa begitu banyak orang. Galvin Bai merasa bertanggung jawab untuk menjamin seumur hidup anak-anak nahkoda itu.

Setelah hatinya menjadi lega, ia pun berbalik badan dan melangkah pergi.

Galvin Bai kemudian mendatangi Jembatan Fujiang di Kota B. Ia bertumpu pada susuran jembatan, menatap matahari yang perlahan terbenam di kejauhan, benaknya memikirkan hal-hal yang terjadi belakangan ini.

Entah sudah berapa lama waktu berlalu, tapi suara rem tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

Galvin Bai mengernyitkan alisnya dan menoleh, ternyata sebuah mobil sport Maserati terparkir di sebelahnya.

Seiring dengan pintu mobil yang dibuka, seorang wanita pun melangkah turun.

Saat melihat wanita itu, mata Galvin Bai secara tidak sadar memicing.

Pinggang Bella Ye melenggok seiring dengan langkahnya yang menghampiri Galvin Bai. Ia meletakkan sebelah tangannya diatas pundak pria itu lalu tersenyum menggoda, “Kak Bai, sudah lama sekali kita tidak bertemu!”

Galvin Bai menatap Bella Ye yang dulu gemar menyodorkan muka padanya. Ia tidak bergerak sedikitpun, hanya tersenyum samar, “Kenapa menemuiku seorang diri? Tidak takut aku menangkapmu lagi?”

Bella Ye tersenyum manis, “Memangnya Kak Bai tega menangkapku?”

Galvin Bai tidak terkejut dengan kehadiran Bella Ye yang mengetahui dirinya ada disini. Bagaimanapun juga, karena urusan Nixon Wang ia membuat telah kegaduhan di Kota H, Bram Ye pun pasti mengetahui soal itu.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu