Awesome Guy - Bab 252 Tidak Takut Dengan Apapun Selama Galvin Bai Berada Di Sini

Sampai sekarang, Hans Sun masih merasa kebingungan.

Dia sama sekali tidak mengerti dengan kedatangan Galvin Bai dan Macan Putih, bagaimana mereka bisa menemukannya?

Setelah itu, dia merasa sangat aneh melihat Galvin Bai yang jatuh pingsan, apakah dia jatuh pingsan karena mendapati istrinya sendiri jatuh pingsan?

Macan Putih meraih Galvin Bai, dia menghubungi nomor panggilan darurat, setelahnya dia membaringkan Galvin Bai di sebelah, dan sekilas melirik ke arah orang-orang tersebut.

Hans Sun masih mengingat kejadian dia dihajar oleh Macan Putih, wajahnya terasa sakit saat melihatnya, perutnya terasa berkecamuk, “Kamu...... Apa yang ingin kamu lakukan?”

Beberapa bawahannya tidak ikut serta dalam insiden sebelumnya, oleh sebab itu mereka tidak menyangka Hans Sun akan bersikap seperti ini saat bertemu dengan Macan Putih, mereka berniat untuk melindunginya, karena bayaran mereka pasti akan ditambah oleh bos mereka, mereka pun melangkah ke depan.

“Dari mana asalmu? Siapa namamu!”

Dan balasan yang diberikan oleh Macan Putih adalah sebuah terjangan kaki, terdengar bunyi ‘Bruk”, seseorang terhempas ke sisi dinding.

Beberapa orang lainnya merasa tercengang dalam sekejap.

Apa yang telah mereka lihat barusan?

Kemudian, tidak memberikan mereka waktu untuk berpikir, Macan Putih memberikan masing-masing satu tendangan kepada mereka, dengan cepat dia menyelesaikan permasalahan orang-orang di hadapannya.

Terdengar suara rintihan, setelahnya, suasana menjadi sunyi.

Sekarang hanya tersisa Hans Sun.

“Saudara, jika ada permasalahan, mari kita bicarakan dengan baik-baik......” Hans Sun merasa ketakutan dan melangkah mundur, setelah dia mencapai ke sisi tembok dan tidak ada jalan lagi, dia baru berhenti bergerak mundur.

Macan Putih tidak berbasa-basi, dia langsung mengangkat tangannya dan menghajar Hans Sun, dia terjatuh tidak sadarkan diri.

Melihat ini, Sania Liu akhirnya bisa bernapas lega, dia segera berlari ke arah Friska Li, dia memeriksa kondisi Friska Li terlebih dahulu, setelah menyadari kalau dia tidak apa-apa, dia langsung berlari ke arah Galvin Bai.

Galvin Bai jatuh pingsan karena emosinya yang terguncang, setelah dia siuman, kemungkinan kondisi tubuhnya akan semakin lemah dari sebelumnya.

Dengan cepat, mobil ambulans pun tiba, Macan Putih menyuruh Sania Liu untuk pergi dengan Friska Li, dan untuk Galvin Bai, dia masih di sini.

Macan Putih tahu kalau setelah Galvin Bai sadarkan diri, dia pasti akan memberikan pelajaran kepada Hans Sun, karena Hans Sun benar-benar telah membuat emosi Galvin Bai memuncak kali ini, ini tidak hanya bagaikan telah menyentuh kulitnya, namun juga telah mengkulitinya, sangat jelas bagaimana dia akan berakhir.

Sania Liu juga mengerti temperamen Galvin Bai, dia tidak banyak berbicara dan langsung pergi dengan ambulans.

Setelah satu jam berlalu, akhirnya Galvin Bai siuman.

“Friska!”

Galvin Bai langsung terduduk, dia menyadari selain Hans Sun yang tergeletak di atas lantai, hanya tersisa dirinya sendiri dan Macan Putih.

“Dimana Friska?” Tanya Galvin Bai.

Macan Putih membalasnya : “Dia sudah diantar ke rumah sakit, tidak apa-apa, dia hanya tidak sadarkan diri karena dipukul saja.”

Galvin Bai merasa jauh lebih tenang setelah mendengarkannya, namun jantungnya berpacu dengan cepat setelah ingatan mengenai Friska Li dipukul oleh orang lain melintas di benaknya, kejadian seperti itu hampir saja membuat Galvin Bai kehilangan nyawanya.

Galvin Bai mengambil napasnya dengan dalam, dengan perlahan-lahan dia menenangkan dirinya, setelahnya dia bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Hans Sun.

Hans Sun yang sedang mengenakan jubah mandi itu terbaring di atas lantai, terdapat bercak anggur merah di jubah mandinya, keningnya juga memerah.

Galvin Bai bukanlah orang bodoh, tentu saja dia mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Hans Sun, jika dia tidak datang di waktu yang tepat, kemungkinan Friska Li dan Sania Liu sudah diperkosa oleh bedebah tua ini.

Sania Liu dan Friska Li adalah gadis baik-baik, jika mereka dinodai oleh orang, maka itu akan memberikan dampak yang sangat besar kepada mereka, terutama Friska Li, dia hanyalah seorang gadis kecil, jika dia mengalami hal seperti ini, tentu itu akan memberinya trauma yang sangat besar!

Hans Sun harus mati!

Macan Putih berdiri di belakang Galvin Bai, dia terdiam.

Setelah beberapa waktu, dengan nada suara yang ditekan, Galvin Bai berkata : “Apakah sangat normal kalau seseorang bisa tertidur di dalam kamar sauna secara tidak sengaja?”

Macan Putih sedikit terkejut, dengan cepat dia mengerti dengan maksud Galvin Bai, “Iya.”

Galvin Bai berkata lagi : “Kamera pengawas.”

Macan Putih mengiyakannya, dia membalikkan badannya dan pergi.

Setelah Macan Putih pergi, dengan kakinya, Galvin Bai menendang Hans Sun, kemudian dia pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Terdapat rekaman segala hal yang telah terjadi di luar ruangan itu di dalam kamera pengawas tersebut, sampai terakhir Galvin Bai menghajar Hans Sun dan pergi meninggalkannya.

......

Setelah menghubungi telepon Sania Liu, Galvin Bai bergegas pergi menuju ke rumah sakit.

Luka Friska Li tidak begitu parah, hanya saja dia masih belum juga siuman, oleh sebab itu, Sania Liu tetap menjaganya di dalam kamar pasien.

Saat Galvin Bai mendapati Friska Li terbaring di atas ranjang, hatinya pun terasa sakit.

“Friska!”

Sania Liu langsung bangkit berdiri, dia memberikan tempat kepada Galvin Bai.

Galvin Bai menghampirinya, dia ingin melihat Friska Li dari dekat, dia mendapati ada bekas tamparan di wajahnya, dia langsung bisa membayangkan kalau itu adalah perbuatan Hans Sun, matanya dipenuhi dengan amarah, “Berani-beraninya dia menamparmu!”

“Galvin!” Sania Liu menopang tubuh Galvin Bai yang bergejolak, “Kamu tenang saja, Friska tidak apa-apa.”

Namun, memang benar dia sudah ditampar oleh Hans Sun.

Galvin Bai menarik napas dalam, setelah itu, dia menatap Macan Putih.

Macan Putih mengangguk-anggukkan kepalanya dan berjalan keluar.

Sania Liu tidak peduli dengan alasan kenapa Macan Putih pergi keluar, dia hanya menenangkannya dengan berkata : “Seharusnya Friska akan segera siuman, kamu sepatutnya lebih mempedulikan kondisi tubuhmu sendiri, kamu tidak boleh jatuh pingsan lagi.”

Galvin Bai juga bisa merasakan dengan jelas, setelah jatuh pingsan, kondisi tubuhnya menjadi semakin lemah dibanding dengan sebelumnya, kesehatannya sudah memburuk.

Melihat ini, Sania Liu juga tidak banyak berbicara lagi, dia terdiam dan berjalan ke sisi lain.

Galvin Bai juga tidak menghubungi Sally Liu, Albert Li masih berada di dalam kamar pasien, permasalahan Friska Li hanya akan membuat mereka merasa cemas, untungnya, Friska Li hanya jatuh pingsan, bukanlah permasalahan yang besar, kalau tidak, mereka juga tidak akan bisa menyembunyikan permasalahan ini.

Setelah dua jam berlalu, akhirnya Friska Li siuman.

“Friska, akhirnya kamu siuman, apakah kamu merasa tidak nyaman?” Tanya Galvin Bai dengan cemas.

Friska Li menatap Galvin Bai, dia mengedip-ngedipkan matanya, setelahnya dia menggelengkan kepalanya dengan pelan, “Aku tidak apa-apa.”

Friska Li masih merasa kebingungan, baru saja mereka telah ditangkap oleh penjahat dan dirinya telah dipukul, setelah itu, dia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi, namun, tidak apa-apa, dia tidak takut dengan apapun selama Galvin Bai berada di sini.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu