Awesome Guy - Bab 53 Salah Paham

"Ayah, kamu lihat, dia jelas sedang berbohong, tadi dia membual!" Kata Fiona.

makna terselubung dari perkataan ini sangatlah kuat, dia berharap orang tuanya tahu bahwa perkataan Galvin tadi semuanya membual, tidak ada kata jujur.

Fendy tidak menganggapnya, "Tidak apa-apa, lelaki kalau dibidang minum arak memang harus punya sedikit muka, aku mengerti, mengerti."

"iya, mana ada lelaki yang tidak suka dengan mukanya!" Sharlene mengiyakan.

Fiona merasa gawat.

Apakah sekarang masih sempat menyesal? Dia hanya ingin orang tuanya membenci Galvin, dan berhasil "putus" dengan Galvin, dan hal ini akan selesai begitu saja!

Namun malah menjadi semakin suka!

Fiona tidak berdaya, "Sudahlah, aku antar dia pulang dulu."

"Eh, tunggu!" Sharlene menekan Fiona, "untuk apa mengantarkannya pulang? Apakah kamu bodoh!"

"Huh? Tidak mengantarkannya pulang mau antar kemana?" kata Fiona.

Sharlene melotot Fiona, "Kamu lihat anak ini mabuk hingga tidak sadar diri, bagaimana caranya kamu mengantarkannya pulang?"

"iya!" Fendy juga setuju, "Kamu lihat anak ini, jika kamu mengantarkannya pulang, siapa yang akan menjaganya?"

"Fiona! Anak sebagus ini harus kamu jaga baik-baik, kebetulan kalian juga sudah punya anak, harus dijaga dengan bagus!" Sharlene memainkan mata dengan Fiona.

Fiona langsung terpaku.

Hingga akhirnya Galvin tetaplah tinggal disini dan didorong ke kamar Fiona.

Diluar kamar, Sharlene menatapi Fendy, "Bagaimana dengan menantu ini?"

"Aku tidak pernah melihat harta keluarga yang sebanyak ini!" Kata Fendy.

Sharlene berkata, "Iya! Putri Zhang disebelah kita menikahi seorang manager kantoran, dan setiap hari pamer, seolah takut orang lain tidak tahu saja!'

"Hmph, tidak perlu waktu lama, ketika putri kita menikah, mereka pasti akan kaget!"

usianya semakin besar, keinginan membandingkannya semakin tinggi, semua orang berharap anaknya bisa lebi hebat daripada orang lain, dengan begitu dirinya juga akan lebih bangga.

Didalam kamar, Galvin tengah tertidur lelap.

Fiona menendangnya, "Dasar babi!"

"Kalau tahu begini, tidak seharusnya menyuruhmu kesini!"

"Gawat sudah sekarang, semakin sulit untuk berbohong!"

"Begitu juga dengan ayah dan ibu, perkataan seperti itu juga percaya, kemana perginya otak mereka?"

Fiona marah besar.

Dan setelah tenang, dia dihadapkan lagi dengan sebuah masalah besar.

Malam ini dia harus tidur dimana?

Disaat ini, Friska menelepon video call.

Mata Fiona bersinar, dia menjawab panggilan, "Friska, kamu cepat bantu aku!"

Friska melihat ekspresi Fiona tidak normal, dia berkata, "Ada apa?"

Fiona langsung mengarahkan hpnya ke Galvin yang berada dikasur, "Kamu lihat, kamu lihat suamimu tidur bagaikan babi! Dia tidak bisa dibangunkan, bagaimana menurutmu?"

Friska melihat Galvin dan wajahnya pucat, "Kalian.......apa yang dilakukan kalian?"

"Tidur!" Fiona sedang memikirkan masalah tidur, kata tidur langsung keluar begitu saja dalam mulutnya.

Friska menjatuhkan hpnya.

Fiona melihat layar yang menjadi gelap dan langsung sadar, "Friska, bukan yang kamu pikirkan......"

Friska mengambil hp dan tidak berekspresi, "Lalu seperti apa?"

"Friska, kami........"

"Tidak perlu dijelaskan lagi, aku sudah melihatnya, apa yang perlu dijelaskan lagi! Fiona, aku benar-benar salah lihat orang, aku menganggap kamu sahabat, namun kamu malah melakukan hal seperti itu!"

"Friska, kamu dengar penjelasanku!" Fiona sangatlah khawatir.

Namun Friska sudah mematikan teleponnya, suara Fiona tidak bisa tersebar.

Fiona bergegas menelepon lagi, namun ditolak oleh Friska.

Dia menelepon lagi, namun terdengar suara dering Friska menonaktifkan hpnya.

Bagaimana ini?

Fiona benar-benar tegang.

Dia tidak menyangka Friska akan begitu peduli terhadap Galvin, dia juga tidak menyangka semua bisa berkembang menjadi begini, dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

......

Pagi hari keesokan harinya, Galvin bangun dari rasa yang familiar itu, dia meremas keningnya, "Masih harus melatih kemampuan minum arak!"

Namun sekali menoleh dia melihat Fiona yang duduk disamping kasur.

"Mengapa kamu ada disini?" Galvin kaget dan bangun.

Rambut Fiona berantakan, dia terlihat mempunyai mata panda, kedua matanya tidak fokus dan wajahnya pucat.

"Astaga! Kamu kenapa? Aku tidak melakukan apa-apa terhadapmu kan?"

Fiona menundukkan kepalanya, dia berkata, "Aku membuat masalah......"

"Ada apa?" Tanya Galvin.

Fiona menceritakan video call kemarin dengan Friska kepadanya, seusai itu dia menangis.

"Hiff, hifff, hiff......bagaimana ini?"

Galvin menarik nafas, "Kamu, kamu benar-benar......."

Dia terus saja takut Friska akan salah paham, tadi malam awalnya dia berencana untuk menceritakan dengan jelas kepadanya, namun sebelum dibilang, sudah menimbulkan masalah sebesar itu, sungguh para sekali!

"Aku......aku juga tidak ingin! Aku......" Fiona merengek.

Melihatnya begini, Galvin berpikir, hal ini juga tidak boleh semuanya menyalahkannya, dia menasehatinya, "Sudahlah, jangan menangis lagi, aku pulang untuk jelaskan kepada Friska, kamu juga jelaskan kepada dia, dia apsti akan mengerti."

Untuk itu, Galvin bergegas mengenakan pakaian dan beres-beres, baru saja dia keluar rumah, dia bertemu dengan Fendy yang baru saja kembali dari olahraga paginya.

"Galvin sudah bangun? Pagi-pagi begini mau kemana?"

Galvin menjawab dengan sopan, "Dirumahku ada sedikit masalah, aku harus pulang dulu."

Seusai berkata, Galvin memberhentikan taksi, "Blue Port Mansion."

Setelah sampai disana, Galvin tidak bertemu dengan Friska, dia tahu Friska pasti sudah ke kantor, dia meneleponnya, namun tidak dijawab.

Terakhir, Galvin hanya bisa ,mengirim pesan dan menjelaskannya.

Disaat ini, Vonny meneleponnya, "Direktur Utama, New West masih sedang menekan Perusahaan Li, Perusahaan Li berharap Marquis Corp bisa turun tangan dan bersedia memberikan 50% sahamnya."

Galvin mengerutkan keningnya, dia membalasnya, "Aku sudah tahu aku akan segera datang ke kantor."

Setelah tiba di Marquis Corp, Vonny masuk kedalam kantor.

"Perusahaan Li sudah hampir tidak bisa bertahan lagi, jadi mereka terus saja menghubungi kita."

Galvin kaget, "Begitu cepat?"

Vonny menganggukkan kepalanya, "Tapi Perusahaan Li bukanlah target kita, perkembangannya juga bukanlah yang paling ideal, namun berbeda dengan New West, perusahaan ini sangatlah punya potensial, kedepannya pasti akan sangat membantu bagi perkembangan kita."

"Jadi aku masih sarankan untuk mengakuisisi New West dan melepaskan Perusahaan Li."

Galvin meremas keningnya, "Aku punya keputusanku sendiri, kalian terus interaksi dengan Handi."

Friska menghabiskan semua pemikirannya untuk perusahaan Li, dia sangatlahh berjuang, jika perusahaan Li hilang begitu saja, Friska pasti akan sangat sedih, ini tidak diizinkannya.

Galvin lalu berkata lagi, "Apakah kamu punya kenalan di New West?"

"Ada."

"Bantu aku atur sebuah identitas karyawan."

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu