Awesome Guy - Bab 745 Seseorang Berdarah Dingin

Dave Lin langsung mengangkat telepon itu. Setelah mengucapkan beberapa patah kata, ia lalu memutuskan telepon dan menghela napas: “Bos besar sudah datang.”

Ucapan ini ditujukan pada Avel Qin dan ia duduk dengan tegap setelah mendengarnya. Sepertinya ‘bos besar’ ini adalah orang yang sangat penting.

Dave Lin menatap Galvin Bai dan berujar dengan suara dalam: “Bos besar sudah datang. Ini kesempatan terakhirmu. Kalau kamu memberitahu, maka kamu pasti akan dilepaskan.”

“Tapi kalau kamu menunggu sampai bos besar sendiri yang turun tangan memaksamu untuk mengatakannya, maka hasilnya akan berbeda. Aku rasa kamu tidak akan mau mencoba metode bos besar.”

Galvin Bai mendengus dingin: “Paling-paling aku akan mati, aku tidak takut.”

Begitu mendengarnya, Dave Lin hanya bisa menghela napas tidak berdaya, “Cara pikirmu terlalu sederhana.”

Setelah bicara, Dave Lin kemudian berbalik badan dan berjalan keluar diikuti oleh Avel Qin.

Galvin Bai tidak tahu siapa bos besar yang dimaksud karena ia sama sekali tidak peduli akan hal itu.

Karena Friska Li tidak berada dalam genggaman mereka, ia pun bersikap lebih acuh tak acuh dan tidak akan memberitahu. Walaupun Friska Li ada dalam genggaman mereka, ia juga tetap tidak akan memberitahu.

Bukan karena ia tidak peduli dengan Friska Li, tapi karena kalau Friska Li mati, maka ia akan ikut mati bersamanya.

Dan ada begitu banyak orang di dunia ini yang memiliki orang-orang yang mereka sayangi seperti dirinya dan Friska Li.

Jadi Galvin Bai tidak bisa menerima kalau ia harus menyebabkan banyak tragedi di dunia tempat ia dan Friska Li hidup hanya karena istrinya.

Galvin Bai menundukkan kepalanya dan berujar pelan: “Istriku, maafkan aku.”

TAP! TAP! TAP!

Tiba-tiba, suara hak tinggi yang berderap mengetyk lantai pun terdengar dan membuat Galvin Bai mengangkat kepalanya.

Seorang wanita!

Kemudian mereka berjalan memasuki ruangan.

Totalnya ada tiga orang, dua diantara mereka adalah Dave Lin dan Avel Qin. Dan satu lagi adalah seorang wanita yang berjalan di depan mereka, seorang wanita yang pernah Galvin Bai temui.

Jadi Galvin Bai tercengang saat melihatnya, ia merasa sedikit aneh.

Menurutnya, bos besar yang muncul paling akhir seharusnya adalah seorang pria yang sangat hebat. Ia tidak pernah menyangka ternyata bos besar itu adalah seorang wanita, terlebih wanita yang sudah pernah ia temui.

Aldi Liang, adik perempuan Santy Liang.

Tapi Santy Liang jelas-jelas dibunuh oleh ketua Dao dan Dave Lin. Kenapa?

Galvin Bai tidak bisa menemukan jawabannya, otaknya serasa sudah buntu dan berhenti bekerja.

Aldi Liang mengenakan sehelai gaun dan senyuman tipis menghiasi wajahnya. Kalau saja bukan karena ia sedang berada di tempat seperti ini, Galvin Bai pasti mengira ia akan pergi menghadiri sebuah perjamuan makan malam.

Aldi Liang berjalan ke hadapan Galvin Bai, menundukkan kepalanya dan menatap pria itu, lalu berujar sambil tersenyum: “Kamu pasti sangat terkejut, bukan?”

Galvin Bai hanya balas menatap tanpa bisa mengucapkan apa-apa.

“Tidak perlu kaget begitu, karena tujuan setiap orang berbeda. Kamu tidak mungkin bisa membayangkan tujuanku. Demi mewujudkan tujuanku, aku bisa mengabaikan semuanya, termasuk kakak laki-laki yang tidak ada hubungan darah denganku itu.”

Mendengar pernyataan itu, benak Galvin Bai pun terasa dingin.

Ia tidak menyangka ternyata ada seseorang yang bisa membunuh saudaranya dengan begitu berdarah dingin. Apalagi saat ia mengucapkan itu, ia seakan menunjukkannya dengan sentuhan ringan dan sama sekali tidak merasa bahwa itu adalah hal yang tidak pantas dilakukan.

Aldi Liang lalu berujar santai: “Katakanlah, syarat apa yang kamu perlukan agar kamu mau memberitahuku lokasi brankas itu?”

“Aku tidak akan memberitahu apapun.” jawab Galvin Bai.

Aldi Liang sama sekali tidak marah, bahkan senyumnya tersungging, “Tidak ada hal yang pasti di dunia ini. Sesuatu bisa diselesaikan atau tidak itu tergantung tingkat kesulitannya.”

“Dan aku rasa hal ini tidak sulit.”

Galvin Bai sama sekali tidak peduli dengan ucapan Aldi Liang. Pihak lawan berujar dengan begitu percaya diri, membuatnya sama sekali tidak percaya, “Memangnya apa yang lebih menakutkan daripada kematian?”

“Aku tidak takut akan mati, jadi aku tidak percaya kamu memiliki cara untuk mengajakku bekerja sama.” jawab Galvin Bai sambil terkekeh menyindir.

Aldi Liang balas tersenyum samar dan berujar: “Aku sama sekali tidak percaya, tidak ada satupun orang yang tidak takut akan kematian. Tentu saja apa yang kamu ucapkan ini sedikit mengejutkanku.”

“Tapi kalaupun apa yang kamu katakan itu benar dan kamu memang tidak takut mati, lalu kenapa?”

“Walaupun kamu tidak takut mati, pasti akan selalu ada titik lemah lainnya.”

“Tidak hanya kamu yang memiliki kelemahan. Semua orang memiliknya, termasuk diriku.”

Galvin Bai meliriknya sekilas lalu berujar datar: “Apa yang kamu katakan itu tidak salah, tapi itu sama sekali tidak meyakinkanku.”

Aldi Liang tersenyum datar, “Tidak, kamu salah.”

Galvin Bai mengangkat wajahnya menatap Aldi Liang, lalu dengan tidak percaya berujar: “Aku tidak percaya.”

Aldi Liang tertawa pelan, lalu berujar datar: “Bagaimana kalau aku biarkan kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri, lalu putuskan kamu percaya atau tidak?”

“Bawa masuk.”

Galvin Bai terkejut begitu mendengarnya dan langsung menebak-nebak. Apakah jangan-jangan... Friska Li?

Apa mereka benar-benar menangkap Friska Li?

Tapi kalau memang begitu, kenapa tadi mereka tidak membiarkan Friska Li masuk?

Tapi ketika dua orang wanita dibawa masuk, Galvin Bai pun membelalakkan matanya. Ia mengangkat kepalanya menatap Aldi Liang dan berujar marah: “BANGSAT! Apa kamu sudah gila? Apa hubungan mereka dengan masalah ini?”

Kedua wanita yang dibawa masuk itu lalu dilemparkan ke atas lantai seolah-olah mereka adalah barang. Karena sekujur tubuh mereka diikat, mereka pun tanpa daya langsung terjatuh ke atas lantai.

Salah satu diantara mereka adalah Fiona Zhou. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Avel Qin serta Galvin Bai. Ia lalu menertawakan dirinya sendiri dan berujar: “Ini yang kamu janjikan. Apa ini yang namanya membantuku menyelamatkan orang?”

Avel Qin menyahut acuh tak acuh: “Hanya ikut menyemarakkan suasana, kenapa harus dianggap serius?”

Mata Fiona Zhou membelalak dan ia menatap Avel Qin dengan penuh kemarahan.

Wanita yang lain adalah Vania Liang.

Vania Liang sangat terkejut saat melihat Aldi Liang lalu bertanya: “Bibi, sebenarnya ada apa ini?”

Aldi Liang tersenyum samar dan berujar pada Vania Liang: “Vania, bibi juga tidak memiliki pilihan lain. Demi tujuan besar bibi, untuk sementara bibi akan menyakitimu.”

Vania Liang menatap Aldi Liang dengan tidak percaya lalu berseru: “Aku adalah keponakanmu! Kenapa kamu berbuat begini?”

Aldi Liang berujar dengan raut wajah yang tetap sama: “Aku bahkan berani membunuh kakak laki-lakiku, apalagi keponakan perempuanku?”

“Apa?”

“Kamu... Membunuh ayahku?”

Vania Liang terhenyak, ia tercengang.

Benak Galvin Bai juga sedang bergejolak saat ini.

Ia mengamati situasinya dan memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ia ingin berpura-pura menjadi seseorang yang berdarah dingin. Hanya dengan beginilah Aldi Ling akan berpikir bahwa kedua wanita ini tidak akan membuatnya merasa terancam dan akan melepaskan mereka pergi.

Jadi setelah Galvin Bai menenangkan diri sejenak, ia pun berujar dingin: “Aldi, bagiku, yang kupedulian hanyalah istriku. Mereka berdua ini tidak ada apa-apanya dibandingkan istriku.”

“Begitukah?” Aldi Liang berujar datar, “Bukankah baru tahu hasilnya kalau dicoba?”

Aldi Liang menjatuhkan tatapannya pada Fiona Zhou. Setelah memperhatikannya, ia pun menggeleng dan berujar: “Ini terlihat benar-benar bagus, sayangnya...”

Aldi Liang kemudian menolehkan kepalanya ke arah Avel Qin dan bertanya sambil tersenyum: “Bukankah kamu menginginkan wanita ini? Sekarang adalah kesempatan yang paling baik.”

“Disini?” Avel Qin tercenung sejenak.

Aldi Liang mengangguk, “Disini.”

Setelah bicara, Aldi Liang kemudian menatap Vania Liang dan berujar pada Dave Lin: “Apa kamu menginginkan yang satu ini?”

Dave Lin menggeleng: “Bos besar, kamu tahu aku...”

Aldi Liang juga menjawab acuh tak acuh, “Kalau begitu carikan satu anak buah, perlakukan sama dengannya.”

Wajah Vania Liang memucat ketika mendengar ucapan itu, tatapannya seolah padam.

Dave Lin menolehkan kepalanya dan memanggil seorang pengawal yang berjaga di depan pintu untuk masuk.

Pengawal itu berperawakan tinggi dan kuat dengan tubuh yang berotot. Dibandingkan dengan wanita yang bertubuh mungil seperti Vania Liang, mereka terlihat seperti orang dewasa dan anak kecil.

Ketika pengawal itu mendengar perihal ini, ia pun menggosok-gosokkan tangannya dengan semangat. Lalu dengan tidak sabar menarik Vania Liang berdiri dari lantai.

Melihat wajah Vania Liang yang begitu cantik, pengawal itu pun memeluknya lalu menyentuh dan menciumnya.

Vania Liang sama sekali tidak memberontak, karena ia sudah seperti mayat berjalan sekarang. Tatapannya hanya jatuh pada Aldi Liang, sama sekali tidak mempedulikan orang lain yang sedang melecehkannya.

Aldi Liang menatap Avel Qin dengan tatapan datar dan pria itu hanya mengedikkan bahu melihatnya: “Walaupun aku tidak suka melakukannya di depan umum, tapi memang aku sudah ingin melakukan ini untuk waktu yang lama. Jadi aku tidak akan sungkan lagi.”

Avel Qin lalu berlutut, mengapit dagu Fiona Zhou dengan tangannya dan langsung mencium wanita itu.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu