Awesome Guy - Bab 98 Demam Tinggi

Namun membicarakan masalah ini, Friska Li teringat akan masalah lainnya yang ingin dia tanyakan pada Galvin Bai.

“Oh iya, masalah hari ini, kenapa aku merasa sepertinya Direktur Zhang sangat mendengarkan ucapanmu?”

Galvin Bai berpikir sejenak, tidak berencana untuk menyembunyikan dari Friska Li lagi, lalu berucap: “Aku adalah presdir Marquis Group, dia adalah direktur, tentu saja harus mendengarkan ucapanku.”

Friska Li yang mendengarnya tercengang sejenak, kemudian mendengus berucap: “Jika kamu tidak ingin mengatakannya maka lupakan saja, untuk apa bercanda seperti ini?”

Selesai berucap, Friska Li pergi ke kamar mandi.

Saat ini giliran Galvin Bai yang tidak bisa melakukan apapun.

Dia mengatakan kebenarannya!

Walaupun begitu, namun dia juga tidak memikirkan, dari penampilan Galvin Bai yang biasanya, apa terlihat seperti presdir Marquis Group?

Ditambah lagi, hanya dengan ucapan, tidak ada bukti yang akurat, akan aneh jika Friska Li mempercayainya.

Saat Friska Li berjalan ke depan pintu kamar mandi, tiba-tiba wajahnya memerah dan berucap: “Itu, kamu juga cepatlah pergi mandi!”

Apa maksud dari istrinya ini, orang bodoh pun pasti mengerti maksudnya!

Kemudian, Galvin Bai berdehem sejenak, membalikkan tubuhnya pergi ke kamar mandi lainnya yang ada di mansion.

Friska Li yang berada di dalam kamar mandi memikirkan hal yang akan terjadi nanti, wajahnya mulai memerah, jantungnya juga berdegup kencang.

Selama mereka berhubungan, Galvin Bai selalu memikirkannya, dan juga memberikannya mobil dan mansion, tentu saja, hal ini bukanlah yang terpenting.

Yang terpenting adalah sikap Galvin Bai padanya, apalagi masalah hari ini.

Saat dia dituduh dan dipermalukan, dia muncul tanpa memperdulikan apapun, mendukungnya, bahkan merelakan pekerjaan yang susah payah dia dapatkan hanya karenanya.

Bagaimana mungkin pria seperti ini tidak membuat hatinya tergerak?

Dan juga dia tidak berencana untuk bercerai dengan Galvin Bai, karena begitu, kenapa dia tidak menerimanya dengan sepenuh hatinya.

Setengah jam kemudian, Galvin Bai telah membersihkan tubuhnya, lalu kembali ke kamar Friska Li.

Saat dia masuk ke dalam, Friska Li masih berada di dalam kamar mandi, belum keluar.

Akhirnya Galvin Bai berbaring di atas ranjang menunggunya.

Namun masalah hari ini terlalu banyak, ditambah lagi dengan tubuhnya yang lemas, dengan cepat Galvin Bai telah terlelap.

Setelah berada satu jam di dalam kamar mandi Friska Li keluar dengan perlahan-lahan.

Saat dia keluar dengan hatinya yang merasa kekhawatiran, dia menemukan Galvin Bai telah tertidur di atas ranjang dengan wangi.

Friska Li merasakan sedikit kekecewaan, mendengus sejenak, “Dasar tidak peka.”

Hanya saja saat dia menghampirinya dia menyadari ada yang tidak beres.

”Galvin?” Firska Li melihat tubuh Galvin Bai yang bergetar, akhirnya mengulurkan tangannya menyentuh kening Galvin Bai.

Kening Galvin Bai sangat panas, dia demam tinggi.

Friska Li segera mengeluarkan handphonenya menelepon 120, kemudian mereka berdua tiba di rumah sakit.

Berdasarkan perkataan dokter, demamnya kali ini, karena luka di perutnya terinfeksi, sehingga menjadi seperti ini.

Friska Li teringat akan Galvin Bai yang tertusuk karena menolongnya saat itu, seketika hatinya terasa sakit dan takut.

Galvin Bai tersadar saat keesokan paginya, dia baru menyadari, jika dirinya berada di rumah sakit.

Kemudian, dia tidak memperdulikan sama sekali dirinya yang sakit, sekarang kepalanya dipenuhi dengan kejadian kemarin malam.

Jelas-jelas Friska Li telah mengatakannya, namun dia tertidur.

Memikirkan hal ini seketika dirinya menarik kedua telinganya.

Kesempatan sebaik ini telah menghilang, membuat dirinya sangat menyesal.

Saat ini, Friska Li membuka pintu dan masuk ke dalam, melihat Galvin Bai yang telah sadar, hatinya merasa sedikit lebih tenang, namun teringat akan Galvin Bai yang demam tinggi kemarin malam, membuatnya berucap dengan marah: “Ada apa denganmu? Bahkan tidak mengetahui jika diri sendiri sedang sakit?”

Galvin Bai yang mendengar hal ini tertawa kecil, mengulurkan tangannya menarik Friska Li, “Friska, kemarin malam kita......”

Friska Li yang mendengar hal ini segera menghempas tangan Galvin Bai, “Sembuhi dulu sakitmu.”

Selesai berucap, wajah Friska Li merona malu.

“Kamu cepat pergilah kerja! Jangan menunda-nunda lagi......”

Friska Li menatap Galvin Bai, “Kamu sendirian di rumah sakit, aku tidak tenang.”

“Aku tidak apa-apa, dengan infus, dan tidur sebentar akan langsung membaik.”

Friska Li masih ingin tinggal menemani Galvin Bai, namun Galvin Bai bersikeras menyuruhnya bekerja, Friska Li tidak bisa melakukan apapun, akhirnya memutuskan untuk pergi.

Setelah Friska Li pergi, sekitar satu jam kemudian, direktur Marquis Group dan juga Vonny Long yang mendapatkan kabar semuanya datang menjenguk Galvin Bai.

Galvin Bai yang merasa sakit kepala, hanya bisa mengusir mereka satu per satu.

Akhirnya hanya menyisakan Vonny Long.

Ruangan presdir Quartz Group.

Eric Wang sedang menatap foto yang ada di tangannya dengan sendu.

Tidak lama kemudian, George Liu mengetuk pintu, “Kakak Wang, aku datang tiba-tiba, tidak mengganggu Kakak Wang kan?”

Eric Wang duduk di balik meja kerjanya, bertanya dengan datar: “Untuk apa kamu datang ke sini?”

George Liu juga tidak memperdulikannya, berjalan duduk di bangku yang ada di hadapannya, tidak menjawab pertanyaan Eric Wang, dan berucap: “Kakak Wang, apa kamu tidak mempersilahkanku untuk minum sesuatu?”

Eric Wang yang mendengar hal ini sedikit mengerutkan alisnya, namun dia tetap bangkit berjalan ke kulkas yang ada di samping dan memberikannya satu botol minuman.

George Liu menggunakan kesempatan saat Eric Wang membalikkan tubuhnya segera mengulurkan tangannya membuka dokumen yang ada di atas mejanya, melihat beberapa lembar foto, kemudian kembali seperti semula, duduk di tempatnya tanpa raut wajah apapun.

“Kudengar presdir Marquis Group sakit dan dirawat di rumah sakit.”

Eric Wang berdehem dengan datar, “Lalu?”

George Liu tersenyum bertanya: “Apa kamu tidak ke rumah sakit menjenguknya? Seingatku kalian adalah teman kuliah, hubungan kalian juga cukup baik.”

Selesai berucap, Eric Wang memicingkan matanya.

George Liu diam-diam mengamati raut wajah Eric Wang, dia sengaja mengatakan hal ini, untuk mencari tahu sikap Eric Wang pada Galvin Bai.

“Apa hubungannya denganmu?”

George Liu tersenyum, “Memang tidak ada hubungannya denganku, tapi bukankah Kakak Wang teman kuliahnya? Apa kamu tidak menjenguknya?”

Eric Wang terdiam sejenak, bangkit berdiri keluar dari ruangannya.

George Liu yang melihat hal ini segera mengikutinya.

Setengah jam kemudian, Eric Wang dan George Liu muncul di rumah sakit bersamaan.

Di dalam kamar rawat Galvin Bai.

Vonny Long sedang duduk di samping ranjang menemani Galvin Bai.

Galvin Bai merasa sangat pasrah, “Masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan, sebaiknya kamu kembalilah!”

Vonny Long menggelengkan kepalanya.

Galvin Bai menghela napas berat, baru saja ingin mengatakan sesuatu, pintunya telah diketuk.

Vonny Long bangkit berdiri membuka pintu, “Tuan Wang silahkan masuk.”

Saat melihat Vonny Long, raut wajah Eric Wang sedikit berubah, kemudian memaksakan diri berjalan masuk ke dalam.

Galvin Bai yang melihat kedatangan Eric Wang, merasa sedikit terkejut, namun hatinya tetap merasa senang, bagaimanapun sahabatnya datang menjenguknya.

“Bagaimana kamu tahu jika aku sakit?”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu