Awesome Guy - Bab 386 Percaya Padanya Mati-Matian!

Darwin Chen masih tetap menjaga ekspresinya, “Dan yang terakhir, memang seharusnya mengucapkan salam perpisahan! Apa mungkin kalian tidak mengucapkan salam perpisahan saat seseorang di sisi kalian akan segera meninggalkan dunia ini?”

“Apa?”

Bram Ye sontak ketakutan, ia merasa kulit kepalanya mati rasa. Mereka, benar-benar terlalu meremehkan Galvin Bai.

“Jordy!” bentak Bram Ye, “Cepat pulang!”

Jordy Zhang termangu, ia sama sekali tidak berpikir kesana, “Kenapa?”

“Kita telah tertipu!” geram Bram Ye, “Galvin sudah pergi ke rumah tuanmu!”

Jordy Zhang bergeming, “Tidak. Bukannya barusan kamu bilang sudah tertipu? Sekarang apa yang terjadi? Lagi-lagi melakukan dengan cara yang sama?”

Bram Ye menggertakan giginya dan berkata: “Sudah dua jam lebih berlalu dan sampai sekarang Galvin masih belum datang juga. Ia pasti sudah sedari tadi sampai di vila keluarga Cong! Sepertinya kalau pun sekarang pergi, kamu juga sudah terlambat.”

Raut yang terlukis di wajah Jordy Zhang pun membeku. Jika dihubungkan dengan kata-kata Darwin Chen barusan, ia sontak seolah tersadar. Ia membalikkan tubuhnya dan segera berlari keluar.

Bram Ye menggeleng-gelengkan kepala. Barusan ia juga sudah berkata bahwa semua sudah terlambat, tidak ada gunanya bagi Jordy Zhang pergi kesana sekarang. Hanya saja…

Ia ingat bahwa masih ada seorang Gerry Li di sisi Jordan Cong, ia juga merupakan seorang ahli. Sedangkan Galvin Bai hanya seorang diri, apalagi ia juga tidak memiliki daya tarung. Kepergiannya kesana belum tentu akan berbuah baik.

Jordy Zhang berlari keluar, disaat yang bersamaan ia juga menelepon Gerry Li. Namun sayangnya tidak dapat tersambung.

Jordy Zhang menjadi sangat teramat gelisah. Setelah ia mencegat sebuah taksi, ia pun langsung melesat masuk, “Vila bagian selatan.”

Jordy Zhang yang sudah duduk di dalam mobil belum juga menyerah, ia terus menelepon Gerry Li tanpa henti dan setelah itu ia ganti menelepon Jordan Cong. Ia terus menelepon kedua orang itu tanpa henti namun sayang tidak ada satupun panggilannya yang dijawab.

Tapi kemudian ia akhirnya terpikirkan sesuatu yang terasa tidak tepat.

Sebelumnya saat ia keluar, ia bertemu dengan seorang yang berpakaian hitam. Ia tidak kenal dengan pria itu namun pria itu berkata bahwa tuan muda sudah aman dan jangan sampai tertipu. Tapi jika dingat-ingat kembali, logat orang itu adalah logat orang kota T!

Faktanya, orang itu dengan sengaja membuyarkan pemikirannya dan membuatnya mengira bahwa ia benar-benar tertipu untuk segera pulang. Namun sebenarnya, dengan ia benar-benar pulang barulah ia benar-benar tertipu.

“Gawat!”

Jordy Zhang yang kesal langsung membuang ponselnya ke kursi.

...

Di dalam ruang privat klub.

Bram Ye tidak sekacau tadi, ia menenangkan diri dan melirik Darwin Chen sekilas, “Aku tahu sudah terlambat bagi Jordy kesana sekarang. Tapi Galvin tidak tahu kalau masih ada pengawal di sisi Jordan.”

Darwin Chen hanya berujar ‘Oh’ singkat, menandakan bahwa ia sedikitpun tidak merasa bahwa itu merupakan hal yang aneh.

Bram Ye pun tersedak, ia benar-benar tidak sanggup melihat rupa mereka yang begitu tenang sehingga ia berbaik hati dan berujar: “Yang ada di sisi Jordan adalah Gerry Li, ia juga salah satu ahli dari keluarga Cong yang diutus secara khusus untuk melindungi Jordan.”

“Galvin hanya pergi seorang diri, apalagi sama sekali tidak punya kemampuan bela diri. Sepertinya dengan mudah ia akan langsung mati begitu sampai disana!”

“Oh.”

Jawabannya masih tetap datar, Macan Putih dan yang lainnya juga tidak bereaksi apapun.

Bram Ye merasa tertolak, “Apa kalian tidak khawatir? Galvin itu mengantarkan kematiannya sendiri! Jangan hanya berujar ‘Oh’ sekarang, bisa-bisa ia sudah mati!”

Darwin Chen menggeleng, “Aku yakin kakakku mampu.”

“Apa gunanya kamu percaya?” Bram Ye tertawa mengejek, “Kenyataannya ada di depan mata kalian.”

Saat ini Macan Putih membalikkan tubuhnya dan berkata: “Aku sudah melatihnya.”

Bram Ye pun termangu sesaat, kemudian ia langsung tertawa, “Memangnya kenapa kalau kamu sudah melatihnya? Orang yang hanya berlatih beberapa bulan memangnya mampu mengalahkan orang yang sudah berlatih belasan tahun? Lelucon macam apa ini?”

“Secara teori memang begitu, tapi ia tidak sama. Ia sangat bertalenta dan berani menderita.” jawab Macan Putih.

“Hanya itu?” Bram Ye tersenyum menyindir, “Bukankah kalian terlalu naïf?”

“Memang, punya talenta dan juga mampu menderita bisa menutupi hal-hal lain yang tidak cukup. Tapi kalian jangan lupa, ada beberapa hal yang hanya bisa muncul dengan latihan dalam kurun waktu yang cukup dan bukan hanya karena talenta dan mental baja!”

Perkataan Bram Ye ini membuat pandangan semua orang disana akhirnya tertuju padanya.

“Kenapa? Apa kata-kataku salah?” dengus Bram Ye.

Drake Xu menegakkan posisi duduknya, “Yang kamu katakan benar, tapi pasti ada yang tidak terduga.”

Bram Ye tidak menghiraukannya, “Tapi kalau memang berhadapan dengan kekuatan sesungguhnya, tidak ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”

Tidak ada satupun dari pihak Drake Xu yang bicara, namun mereka juga tidak menyanggah Bram Ye.

Melihat hal ini, Bram Ye pun menjadi congkak: “Lihat, kalian sendiri juga tidak yakin, bukan? Tadi masih dengan lantang berkata percaya padanya, sekarang? Mana kepercayaan kalian?”

“Hmph! Menurutku, kalian semua pasti juga mengkhawatirkannya, bukan? Tapi khawatir juga tidak ada gunanya, waktu sudah berlalu selama ini. Sekarang sepertinya semua sudah menjadi dingin, bukan?”

Sampai di titik pembicaraan ini, hati Bram Ye pun merasa lebih nyaman. Hari ini ia telah dipermainkan oleh Galvin Bai, ia telah menunggu selama ini disini. Tapi secara garis besar, hal ini bukan perkara yang merugikannya.

Untuk menukar waktu yang ia buang disini dengan kematian Galvin Bai bisa dikatakan adalah hal yang menguntungkan baginya.

Satu-satunya hal yang tidak baik adalah entah seperti apa kehancuran Bella Ye. Tapi jangan khawatir, memangnya dengan kemampuan macam apa orang-orang yang ada di dalam ruang privat ini bisa bertarung dengannya tanpa Galvin Bai?

Sampai saat itu tiba, tentu saja ia dapat dengan lancar menyatakan kehancuran Bella Ye.

Tepat disaat ia sedang memikirkannya dengan bangga, Drake Xu tiba-tiba tertawa dan terkesan agak menyeramkan. Pria itu lalu berkata: “Aku juga pernah memberikannya keterampilan untuk membunuh secara diam-diam.”

Bram Ye termangu, namun kemudian ia tertawa meremehkan, “Lalu? Gerry juga tidak sedikit menghadapi pembunuhan diam-diam, apa Galvin bisa menguasainya hanya dalam waktu sesingkat ini? Sepertinya ia bahkan belum muncul saat Gerry sudah menghabisinya.”

Drake Xu menggeleng, “Tidak, tidak mungkin.”

Bram Ye mengernyitkan alisnya, hatinya tidak merasa senang. Kenapa semua orang-orang ini begitu mempercayai Galvin Bai? Apakah mungkin Galvin Bai benar-benar sangat berbakat? Atau apakah mungkin ia memiliki sebuah trik rahasia?

“Apa lagi yang kalian persiapkan untuk Galvin?” Yang jelas, Bram Ye tetap tidak percaya Galvin Bai masih bisa bernapas jika berhadapan dengan Gerry Li.

Saat ini, Sania Liu meletakkan kartu poker di tangannya dan berujar dengan sangat perlahan: “Sebenarnya, kalian yang berpikir terlalu rumit. Disederhanakan saja maka semua akan jelas.”

“Apa maksudnya?” tanya Bram Ye.

Sania Liu menggedikkan bahu yang mengartikan ia tidak ingin banyak bicara.

Melihat hal itu, Bram Ye pun menggertakkan giginya. Ia benar-benar telah dipermainkan oleh orang-orang semacam mereka. Ia merasa mereka hanya bicara setengah-setengah, hal ini benar-benar sangat menjengkelkan!

Ia tidak dapat percaya pada mereka. Sebentar lagi pasti akan ada orang yang memberitahukan kabar untuknya, ia bisa mengetahuinya saat itu tiba.

Kemudian tanpa banyak pikir, Darwin Chen pun bangkit berdiri, “Direktur Ye, mungkin malam ini kakakku tidak akan pulang. Tapi kakak sudah bilang bahwa negosiasi kita harus tetap dilanjutkan.”

“Dilanjutkan? Dirinya saja tidak ada, jadi bagaimana mau lanjut?” Bram Ye bertanya penasaran.

Darwin Chen tertawa dan berkata: “Bukankah sama saja dengan kami yang sebanyak ini? Kakak bilang ia butuh bantuanmu!”

“Hah! Apa otak Galvin itu tidak kemasukkan air? Butuh bantuanku?” Bram Ye kehabisan kata-kata, ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang dilakukan Galvin Bai.

Tapi senyum tetap menghiasi wajah Darwin Chen: “Ya. Kakak bilang kamu pasti akan membantu.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu