Awesome Guy - Bab 571 Terjadi Ledakan,Larii!!!

“Katakan padanya, hidup adalah yang paling berharga!” Ucap Fanny dengan nada yang dingin.

Galvin Bai mengumpat dalam hati “Shitttt, mengatakan hal tersebut dalam situasi yang seperti ini, bukankah sama saja dengan cari mati?

Meski begitu, Galvin Bai tidak punya pilihan selain mengikuti alur, “Tuan Kevin, di dunia ini hidup adalah yang paling berharga.

Setelahnya, Kevin langsung menodong kepala Galvin Bai dengan sambil berkata: “Benar, di dunia ini hidup adalah yang paling berharga.”

“Jadi, bawa uangnya kemari!”

Uang yang ada di Pulau Biru bukanlah RMB, melainkan emas.

Galvin Bai menjadi semakin ragu, senjata AK yang dipegangnya sudah tidak ada isi, dan sekarang dia ditodong pistol.

”Bagaimana jika.....Tuan Zhao membayar uang muka dulu?” Galvin Bai berusaha berdiskusi dengan Fanny.

Ekspresi Alwin Zhao berubah menjadi buruk ketika mendengarnya, tapi Galvin Bai adalah orang dari master kedua, “Kalau begitu, bayar uang muka dulu aja.”

Galvin Bai melihat keadaan ini lalu sedikit lega, masalah ini masih ada sedikit lambat.

Fanny: “Katakan pada Kevin, untuk meletakkan pistolnya dalam hitungan ketiga!”

Galvin Bai tiba-tiba menjadi panik, “Shiiit.....”

Alwin Zhao mengira Galvin Bai memarahinya, dia tampak kesal: “Tuan, apa maksudnya ha?”

Galvin Bai langsung melambaikan tangannya, “Bukan, bukan kamu yang kumaksud.”

Galvin Bai menarik nafas dalam-dalam, dia sudah tidak peduli lagi, kemudian Galvin Bai mengangkat kepalanya menatap Kevin dengan tajam dan berkata : “Tuan Kevin, aku beri tahu kamu lebih baik meletakkan senjatamu dalam hitungan ketiga!”

Setelahnya, Kevin bukannya meletakkan senjatanya, malah mencibir, “Ingin menakut-nakuti aku? Asal kau tahu, kami orang dari tiga negara, ancaman yang seperti itu tidak mempan untukku, kalimat ini aku kembalikan padamu, dalam hitungan ketiga, segera bawa kemari uangnya.

Orang bawaan Kevin mendengar perkataan ini lalu berbondong bondong maju untuk bersiap menyerang.

Tapi disaat itu juga.

“Doorrrrr!”

Bunyi suara senapan.

Kevin langsung tertembak.

Darahnya mengenai wajah Galvin Bai dan meja disebelahnya.

Semua orang yang ada disana langsung terkejut.

Galvin Bai menoleh kearah lubang peluru dijendela, itu ditembak dari gedung yang berlawanan, bisa dipastikan itu adalah Fanny.

Alwin Zhao terkejut dengan rencana Galvin Bai, “Tuan, bukankah ini tidak terlalu baik?”

Galvin Bai melirik kerumunan orang-orang yang ada didepannya, dia melihat para bodyguard Kevin yang ketakutan sembari mencari sesuatu untuk menghalangi tubuh mereka karena takut tertembak.

”Aku sudah memperingatinya.” Ucap Galvin Bai dengan sok keren, “Tiga detik, tidak lebih, tidak kurang.”

Alwin Zhao: “........”

Seorang pengawal yang menutupi tubuhnya dengan tanaman pot bonsai, perlahan mengeluarkan pistol dan membidik kearah Galvin Bai.

Ada beberapa orang yang melihatnya, tapi mereka tidak berani mengeluarkan suara.

Saat itu juga, bunyi suara senapan terdengar lagi.

”Dooooorrr!”

Pria yang membidik Galvin Bai tadi tertembak dibagian kepalanya.

Setelahnya, tidak ada yang berani bergerak.

Galvin Bai melihat adegan tersebut dengan ekspresi datar, sebenarnya jatungnya sudah mau copot, sangat menarik.

Yang lain merasa ketakutan, mereka tidak takut akan adanya musuh, yang menakutkan adalah mereka tidak tahu dimana keberadaan musuh.

Setelah melihat ini, Galvin Bai bertanya dengan tenang, “Selanjutnya, apa?”

”Aku sudah menyelesaikan tugasnya, selanjutnya terserah padamu.” Ucap Fanny dengan dingin

”Apa?” Galvin Bai terkejut, “Shiiit! Kamu mempermainkan aku?”

Tapi sesaat, Galvin Bai menyadari bahwa Fanny hanya menjadikannya sebagai kambing hitam, dia sama sekali tidak ingin bekerja sama dengannya, tujuannya hanya untuk membunuh Kevin.

Sekarang Kevin telah terbunuh, Fanny tidak membutuhkannya lagi.

Orang-orang ini masih tidak sadar sekarang, tapi tidak lama lagi mereka pasti akan sadar, begitu banyak orang, bagaimana caranya melepaskan diri dari sini?

Fanny berkata dengan dingin: “Dengan cara menyerang mereka.”

Galvin Bai sebenarnya sangat marah mendengarkan perkataan Fanny, ia ingin menghajar Fanny, tapi ia tidak marah melainkan tertawa.

”Baiklah, kamu yang memaksaku.”

Galvin Bai bilang begitu, tapi sebenarnya hatinya tidak tenang.

Dia melihat seorang kepala botak memasuki toilet sebelumnya, dia mengikutinya kemudian dia menulis sebuah kalimat untuknya dan menempelnya dibelakang pintu toilet.

”Digedung seberang ada musuh.”

Galvin Bai memilih Botak ini karena dilihat dari tampangnya seperti bos besar, dia bahkan tidak yakin dengan identitas orang tersebut.

Bagaimana jika dia hanya orang biasa?

Atau bagaimana jika dia orang asing yang tidak bisa baca bahasa mandarin?

Galvin Bai berpikir sejenak, sepertinya kertas yang ditempelnya tidak terlihat, atau mungkin sudah dilihat tapi dia tidak paham, ,karena Fanny masih bisa mengobrol dengan santai padanya, menandakan tidak terjadi apa-apa.

Brengsek, Seharusnya aku berikan saja kertasnya pada Alvis Zhao, setidaknya dia orang terpelajar, dan dia adalah orang yang penting hari ini, dia pasti bisa menghentikan si brengsek Fanny.

”Booommmm!” suara ledakan.

Terdengar suara yang samar-samar.

Galvin Bai yang berdiri didekat jendela tanpa sadar melihat keluar.

“Shiiiit”

Mata Galvin Bai membelalak, melihat sebuah tank besar muncul dilantai bawah.

Tank?

Galvin Bai beneran terkejut.

Tank saja bisa muncul, apa lagi yang tidak ada di Pulau Biru?

Kemudian Galvin Bai melihat Tank tersebut perlahan mengarah ke gedung seberang.

Saat ini, Fanny melihat Tank tersebut sedang mengarah ketempat dia berada.

Dia tidak menyangka Tank ini ternyata mengincarnya.

“Shiiit!”

Fanny tidak berkata apa-apa, langsung menjatuhkan senjata yang ada ditangannya, langsung berbalik dan lari.

”BOOOOOMMMM” suara ledakan

Tank itu menembak suaranya sangat keras, gedung tinggi itu meledak dan runtuh.

Galvin Bai yang melihat kejadian itu didepannya, dalam hati berkata, “Gadis ini tidak mungkin mati semudah itu kan?

Yang lainnya ketakutan dan tercengang.

Galvin Bai tiba-tiba mempuyai ide.

”Cepat lari!”

Galvin Bai memberitahu orang yang ada diruangan tersebut.

Orang-orang yang ada diruangan tersebut, tidak peduli lagi dengan perjanjian apaun itu, keselamatan adalah yang terpenting saat ini, semuanya jadi panik, menyelamatkan diri masing-masing.

Galvin Bai juga ikut lari bersama yang lainnya, tapi dia bukannya lari keluar malah masuk kedalam toilet dan mengunci pintu toilet tersebut.

Galvin Bai mengangkat kemejanya, melepas kasa yang ada pada lukanya kemudian menarik nafas dalam-dalam.

Selanjutnya, Galvin Bai menyumpal mulutnya sendiri dengan kasa dan kemeja, kemudian dia mengeluarkan pisau buah yang barusan diambilnya dari dapur.

Galvin Bai memenjamkan dan membuka matanya, kemudian dia mengarahkan pisau tersebut kelukanya.

”Uhhhhh.....”

Galvin Bai ingin berteriak kesakitan, untungnya dia menyumpal mulutnya dengan sesuatu.

Luka yang sebelumnya masih terasa sakit, ditambah lagi sekarang ditusuk dengan pisau, rasa sakit itu hampir membuat Galvin Bai pingsan.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu