Awesome Guy - Bab 618 Aku Tidak Bodoh

Saat mereka masuk ke dalam ruangan yang luas itu, Agus langsung terkejut seketika.

Agus melangkah ke lantai yang dilapisi batu bata emas dengan tidak sabar, lalu bertanya kepada Galvin Bai: "Apakah kotak-kotak itu berisi batangan emas?"

"Ya."

Agus langsung merasa sangat gembira, melihat begitu banyak batangan emas, kedua mata Agus memancarkan cahaya yang terang.

Dia tidak bisa menahan diri berjalan ke sebuah kotak dan menendangnya.

"Boom!"

Kotak itu langsung terjatuh, dan batangan emas di dalamnya tumpah.

Agus membungkuk dan mengambil setumpuk emas batangan, dia sangat kegirangan.

Galvin Bai berdiri di belakangnya, "Kamu sudah lihat, aku tidak berbohong padamu."

Mendengar ini, Agus bergidik.

Tadi karena terlalu gembira melihat emas-emas itu, dia bahkan lupa akan keberadaan Galvin Bai, saat ini, Agus merespons, dia menyeringai dengan membelakangi Galvin Bai, lalu berkata: "Sangat bagus!"

Galvin Bai merasa lega saat melihat ini.

Namun, pada saat inilah Agus tiba-tiba berbalik, mengangkat kakinya dan menendangnya.

Galvin Bai tidak bisa menghindarinya.

"Boom!"

Galvin Bai ditendang dan terpelanting hingga jarak sepuluh meter.

Untungnya Galvin Bai tahan banting, kalau tidak, tendangan ini mungkin bisa langsung membuatnya tewas.

Galvin Bai berdiri dan menatap Agus, tatapannya penuh dengan ketakutan, dia berkata dengan kaget: "Kamu ingkar janji!"

"Haha ..." Agus tertawa, ekspresi di wajahnya penuh dengan kesombongan, "Jika iya memangnya kenapa? Kamu hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena terlalu bodoh!"

Agus tiba-tiba menyingkirkan senyumannya, dan berkata dengan merendahkannya: "Aku benar-benar tidak memahami orang bodoh sepertimu, kenapa Paman Senior memilihmu?"

"Jangankan berpikir dengan menggunakan otak, bahkan berpikir dengan jari kaki pun, kamu tahu aku tidak mungkin melepaskanmu!"

"Sekutu apa? Lelucon!"

"Kenapa kamu begitu bodoh?"

"Haha..."

Agus berkata sambil berjalan ke samping Galvin Bai, dia berjongkok, dan menepuk-nepuk wajah Galvin Bai, "Apakah orang bodoh sepertimu masih memenuhi syarat untuk hidup di dunia ini?"

Galvin Bai tersenyum masam, "Aku telah meremehkan ambisimu."

Agus mencibir, "Apakah kamu pikir aku benar-benar akan sepertimu, memiliki kesetiaan?"

Selama dia membunuh Galvin Bai, kemudian membunuh semua orang yang berada di gua emas, maka semua emas itu akan menjadi miliknya, dan dia akan menjadi orang terkaya di dunia ini, mengapa hal semacam ini harus berbagi dengan orang lain?

Apa yang Galvin Bai katakan memang benar, tetapi bagaimana dia bisa percaya bahwa Galvin Bai tidak menginginkan emasnya?

Agus mencibir, "Ketua Dao sebelumnya pernah menganalisa bahwa kelemahanmu adalah terlalu emosional, itu adalah hal yang paling bodoh, kita berbeda, jika ingin melakukan hal-hal besar, maka tidak boleh memiliki kelemahan seperti itu. "

"Ketua Dao pernah bilang bahwa kamu harus melupakan semua orang kecuali dirimu sendiri, dengan demikian baru bisa sukses."

"Tidak perlu mempedulikan orang lain, pedulikan dirimu sendiri saja sudah cukup."

Setelah mendengar ini, Galvin Bai mengangguk dan berkata: "Aku mengerti, maksudmu, sekarang jika aku ingin kamu membawa satu orang keluar, itu adalah hal yang tidak mungkin bukan?"

"Tentu saja!" Agus mendengus dingin, dia menatap Galvin Bai seperti menatap orang bodoh, "Satu-satunya yang aku bawa keluar dari sini hanyalah emas".

"Dan kalian orang-orang bodoh ini, kalian mati saja di sini, sebelumnya kamu masih bisa ditemani emas-emas ini, itu juga merupakan berkah kalian."

Mendengar ini, Galvin Bai tertawa.

Ekspresi bangga Agus menjadi kaku setelah mendengar suara tawa Galvin Bai, "Apa yang kamu tertawakan? Apakah kamu sudah menjadi gila setelah mengetahui bahwa kamu pasti akan mati?"

Galvin Bai berhenti tertawa dan berkata dengan sangat acuh tak acuh: "Aku tertawa, karena kamu tidak akan bisa membunuhku."

Ketika dia selesai mengatakan ini, Agus tertawa, "Omong kosong apa ini? Aku tidak bisa membunuhmu?"

"Hari ini aku akan membuatmu tahu, apakah aku bisa membunuhmu atau tidak!" Setelah selesai bicara, Agus mengarahkan tinjunya ke Galvin Bai.

"Boom!"

Tinju Agus masih di udara, dinding di suatu tempat tiba-tiba terbuka, dan bayangan gelap keluar dari dalam.

Bayangan gelap itu sangat cepat, bahkan sebelum Agus bisa melihatnya dengan jelas, dia sudah merasa dirinya tiba-tiba melayang di udara, dan matanya langsung membelalak seketika.

Kemudian sebuah tinjuan memukul perutnya, dan dia terpelanting seperti bola meriam.

Namun, ketika dia pikir dia akan terpelanting jauh, sesaat kemudian, bayangan gelap itu meraih kakinya dan menariknya kembali.

"Boom!"

Dia dilempar ke tanah dengan ganas seperti sebuah tongkat.

"Cuih!"

Agus memuntahkan darah, dan sebelum sempat merespons, tenggorokannya diinjak oleh satu kaki.

Hingga saat ini, dia baru bisa melihat dengan jelas, orang ini sangat kotor, dan wajahnya pucat, seperti hantu.

Dia terkejut, dan ketakutan.

Agus tahu akan kekuatan dirinya, tetapi dengan kekuatannya ini, lawan malah bisa mengalahkannya dengan mudah seperti semut, bisa dibayangkan perbedaan kekuatan antara mereka.

Kalau dipikir-pikir, orang ini bahkan lebih hebat dari Ketua Dao, mungkin setingkat dengan Guru mereka!

Pada saat ini, Galvin Bai akhirnya bangkit dari bawah, dia menyeka darah dari sudut mulutnya, dan berjalan ke depan Agus.

Galvin Bai mencibir dan meludah, "Cuih!"

"Bilang orang lain bodoh, memangnya kamu sepintar apa?"

"Mengatai aku bodoh?"

"Menurutku kamulah yang benar-benar bodoh!"

Agus langsung menjadi ketakutan seketika, "Jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku!"

Dia takut pada orang di depannya yang tidak seperti manusia ataupun hantu, dia bisa merasakan bahwa jika orang itu ingin membunuhnya, itu adalah hal yang sepele.

Mengapa ada orang yang begitu menakutkan di dunia ini?

Jika Agus bertemu dengan pria bertopeng dari Kota T itu, mungkin dia tidak akan berpikir demikian.

Ketua Dao bukan tak terkalahkan, hanya saja ia belum pernah bertemu orang yang lebih kuat darinya.

Agus tidak bisa melawan sedikitpun, jadi dia tahu bahwa dia akan mati, dia benar-benar akan mati, dia sangat ketakutan.

Tidak ada yang tidak takut mati.

"Jangan bunuh aku!" Agus menatap Galvin Bai, karena dia merasa orang itu patuh pada Galvin Bai, jadi dia hanya memohon pada Galvin Bai, begitu Galvin Bai merasa kasihan padanya, maka dia tidak akan membunuhnya.

Namun, dia sudah salah.

Galvin Bai berjongkok dan memberinya obat, "Makan dia, dan aku tidak akan membunuhmu."

Agus memelototi obat di tangan Galvin Bai dan meragu.

Galvin Bai mencibir dan berkata: "Apakah kamu masih memiliki hak untuk memilih?"

Melihat ini, Agus merasa tidak berdaya, bahkan jika itu adalah racun, dia juga harus memakannya.

Lalu Agus membuka mulutnya, dan Galvin Bai memasukkan obat itu ke dalam mulutnya, obat ini sama dengan yang diminum Fanny, setelah diminum, akan membuatnya tidak bertenaga.

Galvin Bai tidak berniat membunuhnya sekarang, karena dia tidak tahu bagaimana keadaan Michael Zhang dan yang lainnya sekarang, jika Michael Zhang jatuh ke tangan mereka, orang ini akan sedikit berguna.

Tetapi nanti dia harus melakukan sesuatu, jika dia menceritakan apa yang terjadi hari ini kepada orang lain, maka konsekuensinya akan sulit dibayangkan.

Mungkin dia bisa kembali dan bertanya pada Sania Liu apakah dia bisa membuat obat seperti sebelumnya yang membuat Friska Li hilang ingatan atau tidak.

Setelah Galvin Bai memberi obat pada Agus, dia berdiri dan berkata kepada pria itu: "Terima kasih, senior."

Pria itu menyeringai.

Kata-kata yang diucapkan Galvin Bai sebelum dia masuk sebenarnya ditujukan untuk pria ini, tujuannya memberi tahu dia bahwa ada masalah.

Galvin Bai tidak yakin apakah dia bisa melawan Agus atau bukan, tetapi dia yakin dia jago, jika pria ini ingin dia menyelamatkannya, maka dia pasti tidak akan tinggal diam.

Dan setelah masuk, ketika Galvin Bai membuat Agus menunjukkan wajah aslinya, kata-kata yang diucapkannya itu juga untuk menjebak Agus, menjebaknya untuk mengatakannya agar didengar pria itu.

Dia ingin pria itu tahu bahwa hanya dia yang bisa menyelamatkannya, dan orang-orang seperti Agus, yang ambisius dan egois, tidak akan menyelamatkannya.

Jadi, pria itu akan bertindak pada saat yang tepat.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu