Awesome Guy - Bab 52 Membual

Sore hari setelah pulang kerja, Galvin langsung naik ke mobil Fiona.

"Ketika bertemu dengan orang tuaku, sebisa mungkin hiperbola agar mereka tidak suka denganmu, apakah kamu tahu?" Fiona tidak tenang dan mengingatkannya.

"Bagaimana cara hiperbolanya? Kasih contoh?" Tanya Galvin.

Fiona berkata, "ini saja juga tidak tahu, segala jenis meninggikan derajatmu, bebas mau bagaimanapun tidak masuk akalnya, ayahku adalah guru, dia paling tidak suka orang yang membual dan berpikiran tidak masuk akal seperti itu!"

"oh."

Mobil melaju ke Golflake Residence.

Fiona membawa Galvin datang ke lantai 13 dan mengetuk pintu.

orang yang membuka pintu adalah ibu Fiona, yakni Sharlene Zhao

"Masuklah!" Ekspresi Sharlene tidaklah dingin dan juga tidak menyambut, malah biasa seperti satu keluarga saja.

Fiona dan Galvin masuk, mereka melihat ayah Fiona tengah menonton tv.

Ayah Fiona bernama Fendy Zhou, dia adalah seorang guru, dia mengenakan sebuah kacamata dan memakai kemeja berwarna abu-abu, disekujur tubuhnya dipenuhi dengan aura buku.

Galvin tersenyum, "Apa kabar, om."

Fiona tidak puas dan mengerutkan keningnya, untuk apa begitu sopan?

Fendy tersenyum dan bangkit, "Si Galvin kan ya? Duduk."

Galvin duduk dan Fendy bertanya, "Apa pekerjaanmu?"

"Aku......." Sebelum Galvin berkata, dia langsung dipotong oleh Fiona.

"Dia dirumah, tidak melakukan apapun."

"........."

Galvin melirik kearah Fiona, Fiona melototnya.

Baiklah, dia harus membuat ayah dan ibu Fiona tidak suka, sebisa mungkin hiperbola saja.

Fendy dan Sharlene tercengang sejenak.

"Tidak melakukan apapun? Tidak ada pekerjaan?" Tanya Fendy.

Galvin langsung berlagak pecicilan, "Iya, dirumahku terlalu kaya, tidak perlu bekerja, setiap hari menghabiskan uang saja juga menjadi maslaah besar, untuk apa bekerja?"

Fendy dan Sharlene kaget, mata mereka bersinar.

Fiona sedikit membengkokkan mulutnya, namun dia sangatlah puas dengan jawaban Galvin, dia memberikan sebuah tatapan semangat.

sekali diberi semangat, Galvin tidak mempedulikan apapun lagi.

"Lalu apa pekerjaan keluargamu?" Fendy menahan hatinya yang senang.

"Apapun ada, semua bidang pekerjaan dicomot, baik makanan dan minuman, entertainment, properti, jualan dan sebagainya, barang elektronik, dan juga ekspedisi juga milik keluargaku."

Seusai berkata, Sharlene menahan nafasnya.

Fendy malah mengerutkan keningnya.

Kalau begitu kamu sangatlah mengerti dengan projek yang dikerjakan oleh keluargamu?" Tanya Fendy.

Galvin menganggukkan kepalanya, "Iya ,perusahaan sendiri, tentu saja tahu."

Mendengarkannya mengatakan begini, Fendy memutarkan badannya dan mellihat ada sebuah tempat yang baru saja membuka lahan minyak baru, dia bertanya, bagaimana menurutmu tentang harga bensin?"

"asal lihat saja!"

Fendy dan Sharlene tercengang, "Asal lihat saja?"

"Iya!" Galvin mulai sembarangan berkata, "Kamu pikir saja, minyak bumi tidak bisa diperbaharui, sekali dipakai akan habis, pemerintah juga bilang, sebagai cadangan strategis, sekalipun menemukan banyak titik bensin, kesulitan eksplorasi sangatlah besar, dan sama saja tidak ada, dan bensin dan lainnya yang dihasilkan juga hanya begitu banyak saja, tidak akan terlalu berlebihan dan juga tidak akan terllau kekurangan."

"Tapi belakangan ini pengguna kendaraan dinegara kita semakin banyaak, normal juga jika harga bensin naik, namun harga bensin ini baik naik ataupun tidak, asalkan kamu punya mobil, kamu juga harus membelinya, asalkan kamu punya mobil, kamu harus membelinya."

"Tentu saja, jika paman ingin bermain saham dibidang ini maka harus teliti, ini minyak mentah dengan stock terus saja berubah. ini tidak bisa dipastikan."

Fendy tercengang mendengar perkataan Galvin.

Galvin terus berkata, "Sekali terungkit mobil, sepertinya Fiona juga punya mobil, kan? Apakah kalian keluar sendiri akan tidak enak kan? Apakah perlu aku belikan masing-masing satu mobil seharga jutaan rmb atau bahkan yang puluhan juta juga bisa."

"Hshhh......" Fendy dan Sharlene menarik nafas dalam-dalam.

Sedangkan kalimat terakhir yang mengatakan membeli kendaraan untuk mereka, itu membuat mereka berdua senang, Sharlene bergegas menyapa, "Ayo, ayo, ayo, nasi sudah siap, kita sedang sambil makan dulu saja."

Fiona sedikit tidak mengerti.

Apa yang dikatakan oleh orang ini? Mengapa tampang orang tuanya sepertinya mengerti dengan omong kosongnya!

Setelah duduk dimeja makan, mereka sambil makan sambil mengobrol.

"Galvin! Dimanakah rumahmu? Apakah jauh dengan rumahku? Bagaimana cara kamu datang kemari?" Tanya Sharlene.

Galvin sambilmakan sambil menjawab, "Oh, aku tinggal Blue Port Mansion Area, aku datang dengan mobil Fiona."

"Blue Port Mansion?"

"Iya!" Galvin menganggukkan kepalanya, memang disana, ini dia tidak membual.

Orang tua Fiona tercengang, Sharlene melanjutkan bertanya, "Mengapa datang dengan mobil Fiona?"

"Oh, mobil dirumah terlalu banyak, entah bagusan yang mana." kata Galvin.

Sharlene sudah meletakkan sumpit ditangannya dan menarik nafas dalam-dalam.

Fendy menghapus keringat diwajahnya.

Fiona melihat ini, dia punya firasat buruk, dia bergegas berkata, "Sudah cukup, makan dulu saja!"

Orang tuanya adalah orang berpendidikan, mengapa bisa percaya dengan perkataannya?

Mereka berempat makan, Fiona merasa semakin aneh.

"Ayah, ibu, apa lagi yang ingin kalian pertanyakan?" Tanya Fiona.

Galvin dan Sharlene saling bertatapan, "Tidak ada lagi, sudah sangatlah baik?"

"Huh?"

Latar belakang Galvin ini sudah sangatlah baik, kamu menikah kesana akan membuat kita sangat tenang, apa yang perlu dipertanyakan lagi?" Kata Sharlene sambil tersenyum.

Fendy menganggukkan kepalanya, "Iya, Fiona, menikah kesana tidak akan menerima penderitaaan, hanya akan bersenang-senang, kami sangatlah tenang."

Fiona kaget, mengapa perkembangannnya berbeda dengan yang diperkirakannya?

Fendy mulai menyapa Galvin, "Fendy, apakah kamu minum arak? Bagaimana dengan kemampuan minum arakmu?"

Galvin terus membual, "Tidak mabuk dalam ribuan gelas, itu menggambarkan aku."

"Baik! Ayo ayo ayo, penuhin!" Fendy menuangkan segelas arak putih untuk Galvin.

Fiona kehabisan kata, "Ayah, kamu percaya?"

"Mengapa tidak? Anak ini begitu jujur, dia tidak akan bohong." Kata Fendy sambil tertawa.

"......"

Galvin menerima araknya dan langsung menghabiskannya, "Arak bagus, lagi!"

"Ayo!"

Gelas ketiga, Galvin langsung tergeletak diatas meja makan.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu