Awesome Guy - Bab 717 Naik Ke Atas Panggung

Alice Fang terkejut menatap Galvin Bai.

Alice Fang adalah seorang artis populer sehingga tentu saja saat berjalan di jalan umum seperti ini ia harus memakai masker, kacamata hitam, bahkan topi distro untuk menutupi wajahnya. Dengan proteksi penuh seperti ini barulah ia tidak akan dikenali orang.

Galvin Bai mengangkat matanya sekilas dan saat ia mengenali Alice Fang, ia pun berkata dengan sedikit terkejut, “Ternyata kamu?”

Alice Fang dapat mengenali Galvin Bai adalah karena pria itulah yang membawanya ke Kota C dan bukan karena Galvin Bai adalah Galvin Bai. Apalagi awalnya saat Alice Fang pergi menemui Galvin Bai, ia sama sekali tidak melihat sosok Galvin Bai yang sebenarnya.

Bertemu dengan orang yang ia kenal disini tentu saja membuat Alice Fang senang: “Sebelumnya aku pernah mengatakan ada kerja sama dengan perumahan Pelabuhan Lanbo, bukan? Besok adalah hari audisi jadi hari ini aku datang lebih cepat ke Kota T dan karena tidak ada jadwal malam ini, aku pergi keluar jalan-jalan.”

Kemudian Alice Fang pun bertanya kembali pada Galvin Bai: “Ini adalah pertama kalinya aku datang ke tempat ini dan kamu berasal dari daerah sini, bagaimana kalau kamu menjadi pemanduku dan membawaku pergi jalan-jalan?”

Galvin Bai sedikit mengernyitkan alisnya.

Sekarang pikirannya benar-benar kosong. Ia sama sekali tidak terpikir harus membawa Alice Fang pergi jalan-jalan, sehingga Galvin Bai pun menggeleng.

Saat melihat respon itu, barulah Alice Fang menyadari raut wajah Galvin Bai, “Kamu kenapa? Kenapa sepertinya tidak bernyawa seperti ini?”

Galvin Bai sedikit termangu kemudian bertanya padanya, “Mau minum anggur?”

Alice Fang menatap lurus Galvin Bai sekilas dengan penasaran kemudian ia menjawab dengan sangat mantap, “Ayo! Kakak Fang-mu ini tidak akan tumbang walaupun minum seribu gelas!”

Galvin Bai mengangguk, ia juga tidak merasa Alice Fang hanya membual apalagi dengan statusnya sebagai artis. Jika ingin memiliki kekuatan dan dukungan dalam industri ini, maka mereka harus mengikuti berbagai macam pertemuan sehingga tentu saja kemampuan mereka dalam minum-minum tidak bisa diremehkan.

Galvin Bai pun membawa Alice Fang ke sebuah bar terdekat.

Bar ini sangat besar, namun sangat tidak biasa.

Di bar itu, selain kita bisa minum bir dan menari, kita juga masih bisa melakukan kegiatan lainnya.

Misalnya, mereka bisa bergulat dan juga bisa karaoke.

Itu karena Galvin Bai dapat melihat sebuah panggung yang tinggi di tengah-tengah bar itu dan sekarang ada dua orang yang saling bergulat disana. Disisi lain juga ada sebuah panggung dimana ada sekelompok penggembira, tangan mereka sedang memegang berbagai macam alat musik dan mereka sedang menggeleng-gelengkan kepala dengan gila sambil bernyanyi dan bergoyang dengan heboh.

Selain itu, di sisi lain juga ada sebuah rolet yang besar, mereka semua berdiri di sisi rolet tersebut dan meletakkan nama mereka masing-masing di berbagai papan rolet. Ada satu orang yang bertugas khusus untuk memutar dan siapa yang tertunjuk oleh jarum rolet itu maka ialah orang yang terpilih untuk meminum anggur. Selain itu, diatas papan juga tertulis angka-angka yang menentukan berapa banyak gelas anggur yang harus mereka tegak.

Orang-orang itu bermain dengan sangat ramai dan ricuh.

Melihat kondisi yang begitu ramai seperti ini, Alice Fang pun terkejut, “Tidak kusangka di kota kecil seperti ini ternyata ada bar seperti ini!”

Galvin Bai menatap Alice Fang yang barusan berkata dengan suara yang keras dan ia mengernyitkan alisnya. Mau tidak mau Alice Fang harus berkata dengan suara yang keras karena di dalam bar sendiri suara-suara yang ada sudah kencang.

Tapi Galvin Bai tidak terlihat ingin bicara.

Galvin Bai menuju meja bar dan sama sekali tidak berujar dengan suara yang keras atau pun berteriak, melainkan ia hanya menggunakan volume suara seperti biasanya: “Dua botol anggur.”

Walaupun ia berkata dengan suara yang kecil, namun pelayan meja bar itu dapat mengerti maksudnya. Ia pun memberikan Galvin Bai dan Alice Fang dua botol anggur.

Melihat hal itu, Alice Fang pun terkekeh dan berkata: “Bukannya kamu ingin membuatku mabuk lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan sesuatu padaku?”

“Kuberitahu ya, lebih baik jangan bermimpi. Kemampuan minumku sangat hebat, lagipula aku juga tidak ingin langsung menjadi pencarian populer pagi besok.”

Setelah berkata demikian, Alice Fang pun mencari sebuah gelas anggur. Ia lalu menuangkan anggur dalam botol ke dalam gelas sampai penuh, ia bermaksud memberikannya pada Galvin Bai namun saat itu pula ia termangu.

Karena Galvin Bai langsung menegak anggurnya dari botol seolah sedang minum air biasa.

Alice Fang terkejut setengah mati, “Sehebat itu?”

Alice Fang merasa dirinya terprovokasi. Oleh karena itu, ia langsung menegak habis anggur dalam gelas yang terisi penuh itu dalam dua kali teguk, lalu menghabiskan sisa anggur yang masih ada di dalam botol langsung dari bibir botol.

Yang mereka minum adalah anggur, bukan arak putih. Walaupun kadar alkoholnya tidak sebesar arak putih, tapi setelah menegak habis sebotol, mereka tetap saja menerima efek alcohol itu sehingga mereka berdua sekarang merasa sedikit melayang.

Setelah menegak habis satu botol anggur, tentu saja Alice Fang mulai bertingkah. Ia langsung membuang kacamata hitamnya ke atas meja bar dan dengan angkuh berkata pada Galvin Bai: “Lihat, tidak? Kak Fang-mu ini memang jago minum, aku sama sekali tidak membual. Si… Sial! Kamu masih sanggup?”

Belum selesai Alice Fang berkata, Galvin Bai sudah kembali berujar pada bartender itu: “Tambah dua botol lagi.”

Setelah bartender itu menyodorkan dua botol anggur pada mereka, Galvin Bai langsung membuka salah satu botol itu dan langsung meminumnya.

Melihat hal ini, Alice Fang pun mematung.

Melihat Galvin Bai yang seperti ini, sepertinya pria itu sengaja minum-minum untuk menenggelamkan kesedihan yang sedang ia derita. Oleh kerena itu, Alice Fang tidak meminum sebotol anggur yang tersisa dan ia pun bertanya: “Hei bung, kamu kenapa? Apakah ada masalah?”

Tapi karena Galvin Bai tidak menghiraukannya, Alice Fang pun akhirnya memaksakan dirinya untuk lanjut minum.

Melihat hal ini, Alice Fang pun langsung bertindak. Ia langsung merebut botol anggur yang ada di tangan Galvin Bai, “Hei! Jangan minum lagi!”

“Katakan saja apa masalahmu? Baik atau buruk, bagaimanapun juga kamu pernah menyelamatkanku sekali. Katakan saja padaku, mungkin saja aku bisa membantumu.”

Alice Fang pun hanya dapat menebak.

Mendengar hal ini, Galvin Bai pun hanya bisa tertawa getir, “Alangkah baiknya kalau memang karena uang.”

Hanya ada duka dan kepedihan yang terpancar dari mata Galvin Bai. Kalau uang memang bisa mengembalikan nyawa adiknya, ia akan memberikan seluruh harta yang ia punya dan tak akan mengeluh sedikitpun.

Tapi, hal itu tidaklah mungkin.

Tepat pada saat itu, seorang pemuda bertubuh tinggi besar dan berpakaian agak nyentrik pun duduk di samping Alice Fang. Pria itu sangat berani karena ia langsung menempatkan salah satu tangannya diatas pundak Alice Fang, “Wanita cantik, ayo temani kakak minum segelas.”

Sontak Alice pun terkejut dan langsung menepis lengan pria itu dari dirinya, “Maaf, aku sudah punya pacar.”

Selesai berkata, ia langsung menjulurkan tangannya untuk menggandeng lengan Galvin Bai.

Galvin Bai sudah sedikit mabuk karena ia telah menegak satu setengah botol anggur.

Alice Fang sekarang juga mulai sedikit mabuk, hal ini terlihat di pipi kedua orang itu yang mulai merona merah karena kadar alkohol. Mereka berdua terlihat harmonis.

Dan setelah pemuda itu melihat wajah Alice Fang dengan jelas, ia pun menjadi sangat terkejut, “Ka… Kamu… Alice Fang?”

Alice Fang langsung menyangkalnya, “Bukan! Kamu salah orang!”

Kalau ia sampai dikenali orang di kota kecil ini, apalagi dengan situasi sekarang ia sedang menggandeng lengan seorang pria, besok pasti akan menjadi berita panas!

Sebenarnya ada beberapa gosip yang dapat membuatnya menjadi perbincangan sama sekali bukanlah hal yang buruk, malah bisa semakin menambah sensasi. Masalahnya adalah tempat dimana ia berada sekarang. Sosoknya dikenal sebagai wanita yang sangat polos dan tak bercela, tentu saja figurnya ini tidak boleh sampai rusak.

Namun pria itu merasa sangat yakin, “Benar, kamu Alice Fang!”

Alice Fang ingin kembali mengenakan kacamata hitamnya, namun gerakannya dihentikan oleh pemuda itu. Alice Fang pun menjadi gelisah, “Kembalikan!”

Pemuda itu sama sekali tidak menghiraukan Alice Fang. Ia malah mengarahkan kepalanya untuk memandang Galvin Bai sekilas dan dalam pandangannya Galvin Bai terlihat sangat biasa. Tidak ada spesialnya sama sekali dan karena itulah ia pun tertawa menghina, tatapan matanya terlihat sangat merendahkan.

Pemuda itu kembali tersenyum pada Alice Fang: “Nona Fang baru pertama kali kesini, ya?”

Para bos besar di Kota T pasti pernah bertemu dengan Galvin Bai, namun preman brengsek ingusan yang bermain di tempat seperti ini tentu saja tidak pernah bertemu dengan Galvin Bai.

Oleh karena itu, ia sama sekali tidak tahu bahwa pria yang ada di hadapannya ini adalah Galvin Bai. Itu juga sebabnya hatinya sekarang merasa sangat tidak senang karena seorang artis papan atas seperti Alice Fang malah menyukai orang yang terlihat sangat biasa-biasa seperti ini.

Alice Fang mengelamkan wajahnya, “Sudah kubilang bukan, kamu salah orang. Kembalikan kacamata hitamku!”

Mendengar perkataan ini, pemuda itu pun kembali melirik Galvin Bai sekilas kemudian mengeluarkan senyumnya yang angkuh, “Akan kukembalikan, tapi ambil saja sendiri!”

Setelah berujar, pemuda itu menunjuk ke arah panggung tinggi yang berada di tengah bar tempat orang bergulat, “Lihat, tidak? Sekarang juga aku akan naik. Kalau memang hebat, suruh pacarmu itu datang mengambilnya padaku!”

Setelah itu, pemuda itu pun berjalan ke sisi panggung dan langsung melompat naik dalam dua kali lompatan.

Ada dua orang yang sedang bergulat diatas panggung itu, namun begitu melihat pemuda ini naik, mereka pun langsung bubar lalu membungkuk hormat kepada pemuda itu.

“Jojo Ding!”

Orang-orang yang ada di bawah panggung yang awalnya masih menari dengan gila pun sontak bubar.

“Astaga, benar-benar Jojo Ding!”

“Jojo Ding naik panggung!”

“Siapa yang mau beradu dengan Jojo Ding?”

“Siapa yang seberani itu? Jojo Ding itu juara Taekwondo se-provinsi!”

Mereka semua terkejut setengah mati, begitu pula Alice Fang yang tentu saja dapat mendengar hal ini. Sontak raut wajahnya pun berubah.

Alice Fang menarik Galvin Bai dan berpura-pura acuh tak acuh, “Benar-benar membosankan, hanya sebuah kacamata ini. Sudahlah, aku tidak butuh. Ayo kita pergi.”

Tapi Galvin Bai tetap bergeming.

Alice Fang menoleh dan termenung menatap Galvin Bai, pria itu tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju panggung.

Tentu saja Alice Fang langsung menariknya sebelum ia sempat naik, “Mau apa kamu?”

Dulu ia pernah melihat Galvin Bai bertarung, saat itu Galvin Bai memegang belati di tangannya. Tapi orang-orang waktu itu hanyalah preman biasa yang tidak memiliki keahlian apapun, berbeda dengan kondisinya sekarang. Orang di hadapannya yang dipanggil Jojo Ding ini kata orang-orang adalah pemenang Taekwondo, tentu saja berbeda dengan orang-orang biasa pada umumnya.

Walaupun Alice Fang tidak terlalu tertarik pada Galvin Bai, tapi bagaimanapun juga mereka itu datang bersama-sama. Tentu saja Alice Fang tidak mau Galvin Bai terluka karenanya.

Galvin Bai sama sekali tidak menghiraukan Alice Fang, ia tetap melangkah maju naik ke atas panggung.

Melihat situasi ini, raut wajah Alice Fang pun semakin buruk.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu