Awesome Guy - Bab 712 Ia Yang Berada Di Tingkat Pertama

Bukan hanya itu, ia juga mengucapkan terima kasih?! Cih! Terima kasih apanya!

Josh membalikkan tubuhnya dan berjalan ke dalam, hatinya merasa sangat amat menyesal.

Ia benar-benar tidak mengerti dirinya. Kenapa ia tidak menunjukkan rasa dendam, marah dan bencinya saat berhadapan dengan Galvin Bai?! Bukankah dengan begitu ia malah bisa membuat hati Galvin Bai semakin merasa bersalah?

Tapi ia tidak melakukannya, dari awal sampai akhir ia sama sekali tidak menunjukkannya.

Hati Josh merasa sangat tidak senang dan tiba-tiba ia mengaum lantang, “AARRGGH!”

Sebenarnya ini adalah reaksi alami yang nalurinya keluarkan dan tanpa disadari ia juga sekaligus meluapkan emosi dan perasaan yang terpendam. Saat ia berhadapan dengan orang lain, rupanya tetap terlihat jujur apa adanya seperti orang yang sama sekali tidak terluka dan sangat baik kondisinya.

Orang dengan pemikiran yang dalam seperti ini juga cocok melakukan hal-hal besar.

Setidaknya seperti itulah apa yang Galvin Bai sangka.

Tapi ada suatu hal kecil yang tidak Galvin Bai sangka.

Tidak lama setelah Galvin Bai pergi dari sana, Josh meraung lantang dan menarik perhatian orang-orang di jalan yang melihatnya.

Tapi bukan ini poin pentingnya, melainkan sebuah mobil komersial yang tiba-tiba melaju ke arah Josh dan berhenti tepat di hadapannya.

Lalu turunlah seorang pria yang mengenakan kacamata hitam dari dalam mobil dan bertanya pada Josh: “Maaf, apakah namamu Josh?”

Josh sama sekali tidak mengenal orang itu, ia mengernyitkan dahinya dan bertanya: “Siapa kamu?”

Orang itu tersenyum pada Josh dan dengan nada yang yakin berujar: “Kamu Josh.”

Melihat senyum pria itu, sontak firasat buruk muncul dalam hati Josh. Ia pun langsung berbalik badan dan berniat untuk kabur.

Tapi sebelum Josh sempat melangkahkan kaki dan berlari, lehernya sudah dipukul. Bahkan ia tidak sempat memekik sedikit pun dan langsung jatuh pingsan.

Kemudian orang itu langsung memasukkan Josh ke dalam mobil komersial yang ia tumpangi di depan mata orang banyak.

“Apakah ada gunanya menangkapnya?”

“Dasar bodoh! Galvin baru bisa mengucapkan hal seperti itu justru karena ayahnya mati!”

“Kalau begitu, bukankah dengan begini malah akan semakin memprovokasi Galvin?”

“Galvin tidak mungkin tahu kalau kita yang melakukannya, kita menangkapnya untuk jaga-jaga saja. Kalau Galvin benar-benar akan balas dendam pada bos kita, saat waktu itu tiba kita bisa menggunakan Josh sebagai tahanan. Dengan begitu, Galvin tidak akan bisa bertindak gegabah.”

“Apa Galvin benar-benar semenakutkan itu?”

“Kamu tidak tahu ya, malam itu aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Para ahli tingkat tiga dan tingkat dua semuanya tewas berguguran. Menurutmu menakutkan tidak?”

......

Galvin Bai melajukan mobilnya kembali ke Rumah Sakit Wolong, ia menjenguk Ervin Chen yang berada di kamar rawat.

Luka Ervin Chen yang paling parah adalah di kakinya, walaupun secara keseluruhan kondisi tubuhnya masih terhitung baik. Setelah perawatan beberapa hari ini ia sudah setengah pulih, paling tidak ia sudah bisa turun ranjang dan berjalan.

Saat Galvin Bai masuk ke kamarnya, ia menyergap Ervin Chen yang sedang bersembunyi di kamar mandi untuk merokok.

Begitu mendengar suara, Ervin Chen sangat terkejut sampai-sampai langsung mematikan puntung rokoknya dan menyembunyikan puntung itu di balik tubuhnya. Begitu melihat yang datang ternyata adalah Galvin Bai, ia langsung menghembuskan napas lega, “Sial, kau menakutiku! Kukira suster yang datang.”

Setelah itu, ia langsung membuang puntung rokok itu ke dalam kloset dan menekan flush air.

Galvin Bai memapahnya untuk duduk diatas sofa yang ada di luar, “Ka… Kakak senior, panggilan ini sedikit…” Memalukan!!

Ervin Chen sama sekali tidak mempermasalahkan hal seperti ini, oleh karena itu ia mengibas-kibaskan tangannya dengan asal dan berkata: “Lebih baik tetap panggil aku Kak Chen, jangan terlalu formal.”

Galvin Bai terkekeh, namun sesaat kemudian raut wajahnya kembali menjadi serius dan bertanya: “Kak Chen, apakah boleh berbincang denganku tentang Chris dan guruku? Juga perihal diantara kita?”

Ervin Chen menyandar pada sofa, sambil tersenyum berkata: “Kamu boleh langsung bertanya pada gurumu.”

Galvin Bai berujar dengan tidak berdaya: “Aku memang ingin bertanya padanya, tapi entah dimana ia berada. Bayangannya saja tidak terlihat, bagaimana aku bisa bertanya padanya?”

Ervin Chen kembali tertawa dan menjawab: “Sepertinya sebentar lagi kamu akan bertemu dengannya. Beberapa waktu lalu saat kita ribut besar di Kota C itu, guru tidak keburu pulang karena ada hal pribadi yang harus ia bereskan. Sepertinya sebentar lagi hal pribadi itu sudah akan selesai ia urus. Setelah mengetahui tentang perkara ini, ia pasti akan mencari paman guru terlebih dulu baru setelah itu datang mencarimu.”

Apa yang Ervin Chen katakan adalah benar.

Jauh di pelosok dalam sebuah gunung, Baju Ungu sedang menunjukkan kekuatan hebatnya sedangkan Chris Xin bersembunyi di sebuah pohon besar yang sangat rimbun dan tidak berani turun.

Di rumah sakit, ucapan Ervin Chen ini menandakan bahwa sepertinya Galvin Bai tidak bisa berbincang tentang ini dengannya. Walaupun sesuatu terasa mengganjal hatinya, namun Galvin Bai tidak bertanya lebih lanjut. Karena bagaimanapun juga, sikap yang ditunjukkan Ervin Chen saat ricuh besar di Kota C malam tempo hari itu sudah sangat jelas.

Tepat pada saat itu, tiba-tiba Ervin Chen teringat akan sesuatu dan raut wajahnya pun langsung menjadi serius: “Oh ya, Galvin. Aku harus mengingatkanmu, ada seorang ahli tingkat satu di Kota T.”

“Ahli tingkat satu?” Galvin Bai terhenti sejenak kemudian langsung bertanya dengan terkejut: “Seorang ahli tingkat satu kelas atas ada di Kota T? Apakah sekarang ahli tingkat satu sebanyak itu?”

Ervin Chen menggeleng, “Ahli tingkat satu sebenarnya sangat sedikit, tapi entah mengapa ada satu orang di Kota T. Tapi mungkin saja ini hanya sebuah kebetulan.”

“Bagaimana kamu bisa tahu hal ini?” tanya Galvin Bai.

Ervin Chen pun menggerutu: “Saat kamu berada di Kota T, sebenarnya Ketua Dao memiliki banyak sekali kesempatan untuk membunuhmu tapi ia tidak melakukannya. Selain itu, ia bahkan sampai sekarang tidak berani masuk ke dalam Kota T. Jadi, pasti ada sesuatu yang ia takuti.”

Ervin Chen mengambil jeda sejenak, kemudian melanjutkan, “Apa kamu masih ingat dengan Agus?”

Galvin Bai mengangguk, “Ya, ingat.”

Ervin Chen berujar dengan serius: “Walaupun Agus tidak sebanding denganku, tapi sebenarnya kesenjangan diantara kita tidak terlalu besar. Lagipula kita semua sudah melihat kondisi saat ia mati. Tempat dimana ia berdiri sebelum kematian menjemputnya, jejak kakinya terlihat lebih cekung ke dalam dibanding titik yang lain. Artinya, ia tahu bahwa lawannya akan bergerak dan ia sudah menyiapkan kuda-kuda untuk bertarung.”

“Tapi ia tetap saja terhajar mati oleh pihak lawan, artinya kekuatan pihak lawan jauh melebihi dirinya.”

“Kalau kita mengaitkan dua hal ini satu sama lain, orang yang bahkan dapat membuat seorang ahli tingkat dua kelas atas seperti Ketua Dao menjadi ciut dan takut, menurutku hanya ada kemungkinan ia adalah ahli kelas satu.”

Mendengar hal ini, Galvin Bai pun mengangguk.

Sebelumnya, ia sama sekali tidak pernah berurusan dengan beberapa hal seperti ini sehingga ia tidak banyak mengerti. Tapi setelah melalui perkara di Kota C, Galvin Bai dapat dengan jelas mengenali seberapa menyeramkannya seorang ahli tingkat satu.

Ervin Chen kemudian menenangkannya dan berkata: “Ahli tingkat satu itu ternyata dapat membuat Ketua Dao tidak berani menginjakkan kakinya di Kota T, artinya ia tidak memiliki niat jahat padamu. Jadi seharusnya kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.”

“Semoga saja.” sahut Galvin Bai datar.

Di Kota T, entah dilihat dari sisi ketenaran maupun derajat sosial, tetap saja Galvin Bai menduduki peringkat pertama. Tapi kenyataan dimana ada seorang ahli tingkat satu bersembunyi di Kota T tetap membuatnya sedikit gelisah.

Hati Galvin Bai merasa sangat tidak yakin, ia tidak tahu siapa sebenarnya orang ini.

Tepat pada saat itu, ponselnya pun berdering, Galvin Bai mengambil ponselnya dan melihatnya sekilas, ternyata Friska Li-lah yang meneleponnya sehingga ia pun langsung mengangkatnya.

“Sayang.”

“Galvin, tolong cepat atur sebuah mobil untuk segera datang. Adik perempuan jatuh pingsan di taman, orang yang menemukannya meneleponku.”

Mendengar hal itu, raut wajah Galvin Bai pun langsung berubah drastis dan ia langsung berkata: “Baiklah, aku akan segera mengirim mobil kesana.”

Setelah menutup telepon, Galvin Bai pun langsung menelepon Sania Liu, “Cepat atur sebuah mobil untuk pergi ke Desa Dangtou, sekaligus bawa dokter dan suster…”

......

Demi keselamatan adiknya, Galvin Bai selalu tidak mengijinkan adik perempuannya untuk mengikuti dirinya dan tinggal bersamanya. Sebelumnya saat Lewis Hu dan beberap aorang lain ingin datang mencari adiknya, ia juga menghadang mereka. Ia pernah mengunjungi adiknya sekali, tapi kemudian karena disibukkan dengan berbagai macam hal ini dan itu, ia pun tidak pernah mengunjungi adiknya lagi.

Sekarang malah tiba-tiba ia diberitahu bahwa adiknya jatuh pingsan.

Kalau bukan karena adiknya pingsan di taman, bukankah ia tidak dapat ditemukan orang lain?

Begitu terpikir akan hal ini, Galvin Bai pun merasa takut.

Kemudian ia langsung menyetir mobilnya sendiri dan bersama mobil ambulans sampai di desa Dangtou. Ia melihat adiknya dinaikkan ke dalam mobil ambulans dan ia pun terus mengiringi mobil ambulans itu kembali ke rumah sakit.

Dokter yang ada di dalam ambulans pun memeriksa adik Galvin Bai secara singkat dan setelah menurunkannya, ia langsung dibawa masuk kedalam unit gawat darurat.

Pintu unit gawat darurat pun ditutup dan Galvin Bai berjaga di luar pintu. Ia tidak dapat mengendalikan kekhawatiran hatinya.

Hati Galvin Bai menjadi gelisah tidak karuan. Adik perempuannya selama ini selalu baik-baik saja, bagaimana bisa tiba-tiba ia jatuh pingsan?

Apakah mungkin akibat kecelakaan mobil kali itu meninggalkan efek trauma?

Friska Li berdiri di sisi Galvin Bai. Ia menemani, menghibur, dan menenangkan Galvin Bai, “Tenang, adik perempuan pasti akan baik-baik saja.”

10 menit kemudian, Albert Li dan Sally Liu pun datang.

Sally Liu datang menghampiri Galvin Bai dengan tergesa-gesa dan bertanya dengan gelisah: “Sudah tahu apa penyebabnya? Sekarang bagaimana kondisinya?”

“Apa yang bisa kulakukan? Apa uangnya kurang? Bagaimana kalau aku pergi membayar uang operasi?”

“Selain itu…”

Albert Li tiba-tiba memotong ucapan Sally Liu, “Sudah, jangan bicara lagi. Ini adalah rumah sakit milik Galvin, ada dokter terbaik disini.”

Sally Liu terhenyak seolah ia sudah tersadar.

Sekarang Galvin Bai adalah orang terkaya di Kota T, mana mungkin ia bisa kekurangan uang. Lagipula ini adalah rumah sakitnya, tentu saja para dokternya adalah yang terbaik.

Tanpa disadari wajah Sally Liu pun memerah malu.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu