Awesome Guy - Bab 379 Tabrakan Beruntun

Mobil yang berada paling depan adalah milik Macan Putih, mereka terus melaju maju setelah melewati persimpangan jalur untuk keluar dari jalan tol. Sedangkan mobil yang ada di belakangnya saling menjaga jarak setidaknya 100 meter diantara mobil lainnya.

Ketika mobil Macan Putih sudah berlalu, sebuah mobil yang seharusnya berjalan lurus pun tiba-tiba berbelok. Ini membuat mobil kelompok Galvin Bai lebih dulu memasuki jalur untuk keluar dari jalan tol tersebut.

Michael Zhang tidak peduli ketika melihat apa yang terjadi dan dengan sigap menginjak rem. Bagaimanapun juga, situasi seperti ini sering sekali terjadi. Ada kalanya ia sendiri juga dengan ceroboh melupakan adanya jalur keluar jalan tol.

Tapi yang tidak mereka ketahui setelah mobil Galvin Bai memasuki jalur itu adalah terjadinya kejadian yang sama di belakang mereka. Sebuah mobil menyalip masuk di tengah-tengah mobil Drake Xu dan Galvin Bai.

Tepat pada saat yang bersamaan, sebuah mobil juga mengikuti di belakang Drake Xu.

Menyadari ada yang aneh, Drake Xu pun bermaksud untuk menelepon Galvin Bai. Tapi ternyata sudah terlambat…

Dengan total enam buah mobil di jalur keluar jalan tol itu, mobil Galvin Bai pun dipisahkan dari rombongannya oleh tiga mobil lain disampingnya. Tidak hanya itu, ketiga mobil itu pun menambah kecepatan pada waktu yang bersamaan untuk menabrakkan diri ke mobil di depan.

Ketika Galvin Bai menyadari bahwa mobil di depan menambah kecepatannya dan menabrak, pupil matanya dengan spontan mengecil. Ia memutar kepalanya, melihat bahwa mobil di belakang juga menambah kecepatan untuk menabrak.

“AWAS!”

Galvin Bai berseru dengan suara kencang, menarik Fiona Zhou dan memposisikan dirinya diatas wanita itu untuk melindunginya.

“AHHH!”

Sebelum Fiona Zhou dapat merespon apapun, ia sudah merasakan mobil itu ditabrak dengan kencang. Lalu karena tabrakan itu, mobil pun melaju ke depan tidak terkontrol.

Michael Zhang menerima tabrakan yang kuat dan sekuat tenaga memegang kemudi mobil. Ia lalu memutar setir dengan cepat, berusaha menghindari mobil yang datang dari belakang.

Tapi, tindakannya itu ternyata tidak berguna karena kejadian yang sama juga terjadi di depannya. Jarak diantara mobil mereka tidaklah panjang sehingga meskipun menginjak pedal rem, tetap saja takdir mereka untuk menabrak mobil di depan pun tak terelakkan.

“BRAKK!!”

“BRAKK!!”

“BRAKK!”

Suara tabrakan beruntun pun menggema.

......

Akhirnya, situasi kembali tenang.

Di persimpangan jalur untuk keluar dari jalan tol yang sempit itu, enam mobil saling bertabrakan. Diantara semua mobil itu, mobil yang berada di tengah-lah yang paling parah kondisinya. Ditabrak dari depan dan belakang membuat mobil yang berada di tengah benar-benar hancur.

Entah setelah berapa lama waktu berlalu, orang yang berada di mobil pertama pun turun.

Macan Putih dan Lisa baik-baik saja. Sania Liu juga tidak terluka karena ia dilindungi dengan sangat baik oleh Lisa.

Ketiga orang itu bergegas lari ke mobil dibelakang mobil mereka setelah turun.

“GALVIN!”

Sania Liu berteriak dengan sangat gelisah, air matanya sontak tumpah saat ia berlari ke hadapan mobil Galvin Bai dan menatap mobil yang sudah tidak berbentuk lagi itu.

Macan Putih dan Lisa menghadapi situasi ini dengan lebih tenang, mereka berdua saling bertatapan. Lisa kemudian pergi untuk melihat mobil Drake Xu, sedangkan Macan Putih menjulurkan tangannya masuk melalui jendela mobil. Ia kemudian membuka pintu mobil dari dalam dan menarik keluar Michael Zhang yang dihantam airbag.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Macan Putih.

Sania Liu menyeka bulir air matanya, lalu memapah Michael Zhang dan membaringkannya di sisi jalan. Ia meletakkan jarinya di tangan Michael Zhang untuk memeriksa denyut nadi pria itu. Tangan Michael Zhang dipenuhi luka baretan pecahan kaca, namun luka-luka itu tidak parah. Michael Zhang juga pingsan karena dihantam airbag, sehingga bisa dikatakan pria itu baik-baik saja.

Macan Putih kemudian membuka pintu belakang mobil untuk menarik keluar Galvin Bai beserta Fiona Zhou.

Untungnya, Fiona Zhou hanya pingsan.

Tapi Galvin Bai tidak begitu beruntung.

Karena tabrakan dari belakang lebih dahsyat, ada sebuah luka besar yang menganga di sekujur punggung Galvin Bai dan juga tangannya. Kakinya juga lebam-lebam karena dihantam dalam ruang mobil yang sempit. Meskipun begitu, luka-luka ini tidaklah membahayakan nyawa. Galvin Bai benar-benar sangat beruntung.

Setelah memeriksa kilat, Sania Liu bergegas berlari ke mobil pertama dan mengeluarkan tas punggungnya dari dalam. Ia mengambil perban serta peralatan pertolongan pertama, kemudian kembali berlari menghampiri Galvin Bai untuk mengobati lukanya.

Pada saat ini, orang yang berada di mobil paling belakang juga turun.

Drake Xu dan Ervin Chen bereaksi dengan sangat cepat dan tepat. Mereka dengan sigap mengurangi daya tabrakan, sehingga hanya ada luka-luka ringan di tubuh mereka. Darwin Chen malah sama sekali tidak terluka karena dilindungi oleh Ervin Chen.

Hanya Galvin Bai yang mengalami luka yang paling serius dari tabrakan beruntun yang hebat ini. Dengan sebagian besar orang hanya mengalami luka ringan, bisa dikatakan ini adalah mujizat.

Semua orang pun berkumpul dan sambil menatap Sania Liu yang mengobati lukanya, Galvin Bai sambil berujar: “Aku sembrono.”

Ia mengira karena ia akan pergi bernegosiasi dengan Bram Ye, pihak Jordan Cong disana tidak mungkin memiliki banyak rencana cadangan. Bila memang ada, seharusnya ia bergerak saat dirinya sedang bersama Bram Ye. Tidak disangka ternyata pria itu sangat kejam dan malah menghentikannya di tengah jalan.

Memang benar Jordan Cong-lah penyebab dibalik masalah ini. Ia ingin menarik larangannya sedini mungkin, sehingga ia mengatur seseorang untuk menyebabkan kecelakaan. Tapi ia sama sekali tidak menyangka Galvin Bai tidak akan mati dari kecelakaan mobil ini.

Melihat luka yang ada di tubuh Galvin Bai, Darwin Chen pun tidak dapat menahan diri untuk tidak membujuk dan berujar, “Kak, lukamu paling parah. Gerakan kita untuk hari ini...”

“Lanjutkan sesuai rencana.” ujar Galvin Bai tenang.

Mereka sudah sampai di titik ini. Kalau Galvin Bai tidak mati, maka tidak ada yang namanya putar balik.

Tepat pada saat itu, Lisa tiba-tiba berlari menghampiri, “Aku barusan melihat kondisi ketiga mobil itu, tapi para pengemudinya sudah tidak ada disitu.”

“Ya.” Galvin Bai sudah menduganya.

Jordan Cong sudah pernah membunuhnya sekali. Kalau kali ini ia mencoba membunuhnya lagi, maka keluarga Bai di kota C sana pasti tidak akan tinggal diam. Jadi yang paling bisa pria itu lakukan sekarang hanyalah mengatur seseorang untuk menyebabkan kecelakaan.

Setelah Sania Liu selesai mengobati luka, ia pun bertanya, “Kita sudah tidak punya mobil lagi, jadi sekarang bagaimana?”

“Tunggu.” ujar Galvin Bai.

Beberapa orang tidak mengerti maksud sepatah kata ini. Menunggu apa?

Walaupun posisi mereka saat ini sangat dekat dengan kota B, tapi mereka masih harus pergi ke klub malam dan melanjutkan rencana mereka. Kalau mereka tidak pergi secepatnya, maka rencana mereka akan tertunda.

Tapi Galvin Bai tidak menjelaskan apapun.

Semuanya baru menyadari maksud Galvin Bai ketika sirine mobil polisi lalu lintas terdengar.

......

Vila keluarga Cong.

Si tua pun menutup telepon dan dengan wajah yang tersenyum berujar, “Tuan muda, terjadi tabrakan beruntun di jalur keluar jalan tol. Sepertinya kalau tidak mati ya terluka parah.”

“Benarkah?” tanya Jordan Cong senang, “Lihat, bukankah membunuh seseorang itu sangat mudah? Aku benar-benar tidak paham kenapa kalian membuatnya begitu rumit!”

Tapi si tua tetap berujar mengingatkan: “Meskipun begitu, lebih baik tetap berhati-hati.”

Jordan Cong berujar menghina, “Hmph! Kalau si Galvin itu masih bisa bertemu Bram dengan selamat malam ini, maka aku benar-benar akan mengaguminya!”

Menurutnya, Galvin Bai sudah pasti tidak bisa apa-apa karena tabrakan beruntun itu. Bagaimanapun caranya, ia tidak mungkin bisa bertemu Bram Ye untuk negosiasi.

Jordan Cong pun ingin menelepon Bram Ye dan memberitahunya bahwa akan ada keuntungan sambil lalu yang ia dapatkan.

Tapi belum sempat ia membuat panggilan itu, si tua sudah mengangkat sebuah panggilan lain.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu