Awesome Guy - Bab 683 Ikuti Kata Hati

Yosep pergi ke Kota C hanya demi menyelamatkan putranya.

Tapi Yosep adalah dokter biasa yang hanya bisa melakukan operasi, bagaimana mungkin ia bisa menyelamatkan seseorang? Bagaimana ia menyelamatkan putranya dari Ketua Dao yang berkuasa dan kuat itu?

Atau apa jangan-jangan ia berniat untuk mati saja?

Kenly Lin menatap Galvin Bai dan bertanya: “Kak Bai, apa kamu mengenal orang ini?”

Galvin Bai mengambil napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan berat hati kemudian barulah ia berujar datar: “Ia adalah bawahanku, tapi beberapa hari sebelumnya ia berkhianat dan sudah kuusir.”

Kenly Lin pun merasa lega begitu mendengarnya, “Kalau begitu ini bukan apa-apa. Karena ia adalah seorang pengkhianat, kita tidak perlu mempedulikannya.”

Kemudian setelah berujar begitu, Kenly Lin berujar khawatir: “Kenedy adalah orang yang sangat membela kawanannya mati-matian tanpa peduli benar atau salah, selain itu mereka juga tidak mudah untuk ditangani. Menurut kabar yang beredar, ia adalah pendukung setia Ketua Dao dan Ketua Dao mendukungnya dari belakang. Dengan adanya dukungan Ketua Dao, tidak ada satupun di Kota C yang berani berurusan dengan mereka kecuali empat klan keluarga itu. ”

Galvin Bai mengangguk dalam diam.

Akhirnya Kenly Lin mengantarkan mereka kembali ke Kota T dengan selamat, lalu mengucapkan selamat tinggal pada Galvin Bai dan berjalan pergi.

Selama beberapa hari ini, tidak ada masalah apapun yang terjadi di Kota T.

Satu-satunya yang terjadi adalah Drake Xu yang sudah siuman, namun ia tidak bisa bicara ataupun bergerak. Kondisi vegetatifnya ini membuat Galvin Bai benar-benar merasa susah hati.

Setelah mengantarkan Friska Li dan yang lain kembali ke rumah, Galvin Bai lalu pergi ke rumah sakit.

Selama beberapa hari ini, yang setia berada di sisi Drake Xu dan merawatnya adalah Dwi Yang dan Fanny.

Ketika Galvin Bai masuk ke dalam ruang rawat, Dwi Yang menatapnya sambil tersenyum dan mengangguk sedangkan Fanny bersikap seolah-olah tidak melihatnya.

Galvin Bai juga tidak ambil pusing soal itu, ia berjalan ke sisi ranjang dan menatap Drake Xu dalam diam.

Drake Xu berbaring tidak bergerak diatas ranjang dengan sepasang mata yang hanya terbuka sedikit terbuka seolah-olah ia tidak memiliki tenaga untuk membuka kedua matanya. Tapi setelah melihat Galvin Bai, pandangannya pun menjadi fokus untuk sesaat sebelum akhirnya kembali terpejam.

Galvin Bai bingung saat melihat reaksi Drake Xu itu, namun juga sedikit merasa terkejut.

Sepertinya sebuah pemikiran kemudian terlintas dalam benak Galvin Bai. Ia membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar dari kamar rawat, lalu pergi menemui dokter yang bertanggung jawab atas Drake Xu.

Dokter itu lalu menjelaskan: “Ia sudah siuman. Setelah pemeriksaan, tidak ditemukan adanya masalah di kepalanya tapi ia sepertinya tidak ingin berbicara. Alasannya kenapa juga belum kami ketahui.”

Galvin Bai sebenarnya sudah bisa menduga alasan kenapa Drake Xu tidak ingin berbicara.

Ketika langit perlahan menggelap, Galvin Bai pun mengemudikan mobilnya pulang.

Tapi setelah memarkirkan mobilnya di depan pintu rumah dan mematikan mesin mobil, ia tidak beranjak turun dan tetap berada di dalam mobil.

Sekelilingnya sangat hening dan mudah sekali untuk memikirkan banyak hal dalam lingkungan yang seperti ini.

Galvin Bai kembali teringat akan dirinya yang sebelum hari ini hanyalah seorang pemuda miskin, lalu bagai mendapat durian runtuh, dalam waktu singkat ia tiba-tiba memiliki dan meraih kekayaan dan kekuasaan yang sebegitu besarnya. Seiring dengan perjalanannya kemudian, ia mendapatkan banyak sekali teman yang sudah seperti saudara meskipun harus kehilangan pula beberapa hal dan orang.

Heru Qin benar-benar sudah mengalami kematian batang otak dan hanya bisa tergeletak, persis seperti tumbuhan. Yosep juga mengkhianati dirinya, dan sekarang Drake Xu terluka parah hingga terbujur kaku diatas kasur. Ditambah lagi, pria itu bahkan tidak ingin berbicara.

Mereka semua ini adalah orang-orang yang pertama kali bersedia mengikutinya dan berada di sisinya.

Detik berikutnya, ingatan akan tubuh Yosep di foto yang berlumuran darah pun tiba-tiba muncul dalam benak Galvin Bai. Ia kemudian teringat akan momen dimana ia pertama kali bertemu dengan pria itu.

Kalau memikirkan perkara ini lagi, mana mungkin Yosep mau mengkhianati Galvin Bai kalau bukan demi menyelamatkan putranya? Yosep juga pasti merasa susah hati kalau harus menjadi pengkhianat.

Pemikiran semacam ini membuat suasana hati Galvin Bai tiba-tiba memburuk. Ia merasa sangat sedih dan ingin menangis sejadi-jadinya.

Galvin Bai mengambil sepuntung rokok dan menyalakannya, lalu menghirupnya dalam-dalam. Ia kemudian menyenderkan tubuhnya ke kursi dan bertanya pada dirinya sendiri: “Kenapa bisa menjadi begini? Sebenarnya dimana letak kesalahannya?”

Dari sudut pandangnya, tetap saja Yosep sudah mengkhianatinya apapun alasan pria itu.

Dan bisa dimaklumi kenapa sekarang Galvin Bai tidak mau menyelamatkannya.

Tapi hati Galvin Bai merasa gelisah.

Selama dua tahun belakangan ini, Yosep sudah banyak membantunya. Pria itu selalu menganggapnya sebagai adiknya sendiri, jadi kenapa ia tidak menganggap Yosep sebagai kakaknya?

Sekarang Yosep sedang disiksa seseorang sampai sebegitunya itu, apakah ia benar-benar tidak akan menyelamatkannya?

Pergumulan mulai menjalari benak Galvin Bai dan rasa sedih pun kembali menyeruak.

Apa yang harus ia lakukan?

......

Sesosok orang berada di muka pintu, ia adalah Friska Li. Tapi, Galvin Bai sama sekali tidak menyadari kehadirannya.

Tapi, Friska Li melihat sosok Galvin Bai yang duduk diam di dalam mobil, ia melihat raut wajah pria itu yang penuh dengan rasa sakit, bimbang, dan susah hati.

Friska Li menggigit bibirnya. Ia tahu bagaimana Galvin Bai menjadikan Flex Group menjadi seperti sekarang hanya dalam jangka waktu yang singkat. Ia juga tahu bagaimana kemampuan Galvin Bai itu membuat begitu banyak orang dengan rela ingin mengikutinya. Dibalik semua ini Galvin Bai pasti sudah membayar darah dan keringat dalam jumlah yang tidak terbayangkan untuk bisa sampai di posisi ini.

Tapi meskipun begitu, Galvin Bai tidak pernah menunjukkan kesusahan apapun di hadapan Friska Li, pria itu juga tidak pernah mengatakan berapa besar harga yang sudah ia bayar dan seberapa besar pengorbanannya. Ditambah lagi terkadang Friska Li tidak bisa mengontrol emosinya, namun pria itu tetap saja dengan penuh kesabaran menenangkan hatinya.

Ia tidak pernah melihat Galvin Bai begitu susah hati sebelumnya, dan hati Friska Li sekarang merasa sukar hati saat melihatnya dengan rupa seperti ini.

Kejadian ini mengingatkannya pada masa kecilnya.

Albert Li pergi bekerja selama seharian penuh dan begitu sampai di rumah, ia langsung berbaring diatas sofa. Sally Liu kemudian mulai mengeluh padanya: “Aku melakukan semua pekerjaan rumah, tapi kamu yang merupakan seorang pria malah tidak melakukan apapun. Begitu sampai rumah langsung berbaring diatas sofa, bukannya membantuku...”

Masih ada keluhan-keluhan lainnya dan Friska Li sudah terbiasa mendengarkannya sejak kecil.

Saat itu, ia merasa ucapan ibunya itu benar. Ibunya sudah bekerja terlalu keras, jadi tidak seharusnya ayahnya bersikap begitu.

Tapi sekarang setelah melihat Galvin Bai yang begitu susah hati, sontak ia pun mengerti semuanya.

Manusia cenderung mengutamakan perasaan mereka sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain, karena pada dasarnya manusia itu egois.

Tidak peduli apakah kamu adalah seorang pegawai biasa atau seorang boss besar yang memiliki sebuah perusahaan besar, saat bekerja di luar kamu harus berusaha dengan jerih payah keringatmu sendiri.

Dan saat kamu menemui hal-hal yang tidak memuaskan hati di luar sana, tidak peduli seberapa sulitnya itu, kamu harus mengatasinya dengan baik dan mengembalikan suasana hatimu sebelum kembali ke rumah. Bukannya tetap pulang dan melampiaskan semua emosi negatif itu di rumah.

Ini adalah apa yang seharusnya seorang pria sejati lakukan.

Friska Li menatap Galvin Bai dan dua bulir air matanya pun bergulir turun dalam diam.

Ia sama sekali tidak datang menghampiri untuk menghibur Galvin Bai, ia hanya memperhatikan pria itu dalam diam lalu membalikkan tubuhnya dan masuk ke dalam kamar.

Ia tahu ini adalah penampilan seorang pria, harga diri seorang pria.

......

20 menit kemudian, Galvin Bai akhirnya pulang.

Tidak ada kesedihan ataupun rasa susah hati yang terlukis di wajahnya. Dengan senyuman, ia berjalan menghampiri Friska Li dan mengecup lembut keningnya.

Friska Li juga berpura-pura tidak melihat apa-apa dan sambil tersenyum bertanya: “Lapar?”

Galvin Bai mengangguk, “Ya.”

Friska Li pun menjawab: “Kalau begitu kamu mandi saja dulu, aku akan merebus mi untukmu.”

Galvin Bai sontak memeluk Friska Li erat-erat dan berujar: “Sayang, ayo mandi bersama!”

“Mimpi!” Friska Li mendorong Galvin Bai menjauh, lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju dapur.

Ketika Galvin Bai sudah masuk ke dalam kamar mandi, senyum di wajah Friska Li pun perlahan sirna dan alisnya saling bertaut.

......

Setelah selesai mandi, Galvin Bai lalu menelan mi dalam mangkuk dengan suapan yang besar-besar. Ia lalu berujar: “Mi buatan istriku enak sekali!”

Friska Li saat ini duduk di hadapan suaminya dan hanya menatap Galvin Bai menghabiskan mi-nya. Ia hanya mengulas senyum ketika mendengar ucapan Galvin Bai itu, lalu menatapnya dan berkata: “Sayang, ada terlalu banyak hal yang memenuhi benakmu.”

Galvin Bai tertegun sesaat, lalu kembali mengulas senyumnya: “Hah? Perutku masih belum terisi penuh, aku masih mau makan lagi.”

Friska Li menatapnya dan berujar pelan: “Sayang, ikutilah kata hatimu.”

Galvin Bai menundukkan kepalanya, mi yang sudah ia santap sebelumnya sekarang seolah-olah belum habis. Ia mengambil mangkuknya dan bergumam: “Rasanya enak sekali, aku sampai ingin menjilati mangkuk ini sampai bersih.”

Melihat Galvin Bai yang seperti ini membuat hati Friska Li merasa lebih sakit. Masih dengan suaranya yang pelan, ia kembali berujar: “Sayang, aku tahu orang seperti apa dirimu. Kamu selalu menginginkan ketenangan batin. Kalau kamu memang ingin pergi, pergilah.”

“Bukankah kamu bilang padaku, suatu saat nanti kita akan pergi ke suatu tempat dimana tidak ada satu orang pun yang mengenali kita? Kita akan tinggal disana, berhenti terlibat dalam pertikaian mereka, dan menjalani hidup kita sendiri?”

“Aku tahu betapa tulusnya kamu saat kamu mengucapkan hal ini, tapi aku juga berharap hatimu menjadi teguh dan mantap. Kalau sampai ada sesuatu yang tidak kamu lakukan dan itu berdampak pada keteguhan hatimu, apa yang harus kita lakukan saat itu tiba?”

“Jadi suamiku, lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan. Aku adalah istrimu, aku akan selalu mendukungmu apapun yang kamu lakukan.”

Sekujur tubuh Galvin Bai mematung.

Ia meletakkan mangkuknya perlahan dan menatap si cantik menawan Friska Li di hadapannya, namun pandangannya sedikit mengabur. Sepertinya sekarang ia sudah sedikit tidak bisa memahami istrinya.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu