Awesome Guy - Bab 110 Aku Presdir Marquis Group

Handi Li menjadi murka, “Apa yang kamu katakan? Siapa yang mengatakan padamu semua ini?”

Kakek Li mengerutkan alisnya, “Steven, seperti ini sangat tidak baik, tidak sesuai dengan peraturan.”

Steven Li menatap Kakek Li sejenak, tiba-tiba menggelapkan wajahnya berucap: “Sekarang aku adalah presdir Perusahaan Li, semua orang harus mengikuti ucapanku, jika kalian tidak setuju kalian tetap harus setuju, tidak ada ruang untuk membantah.”

“Jika kalian ada yang tidak setuju, aku tidak keberatan mengusir kalian dari keluarga Li!”

“Kamu!” Handi Li dengan marah langsung menamparnya.

Steven Li langsung mendapatkan sebuah tamparan, mendelik marah pada Handi Li.

“Kamu berani menampar Presdir?”

Handi Li mendengus, “Memangnya kenapa jika aku memukulmu? Aku memukul putraku, bukan presdir!”

“Sekarang di ruang rapat, tidak ada hubungan ayah anak, hanya ada presdir dan karyawan!” ucap Steven Li sambil mendelikkan matanya.

Handi Li benar-benar merasa sangat marah, tangannya yang menunjuk Steven Li bergetar, tercengang tidak tahu harus mengatakan apa.

Kakek Li yang melihat hal ini tiba-tiba merasa menyesal.

Menyerahkan posisi presdir pada Steven Li, sebenarnya benar atau salah?

Saat ini, seorang asisten berjalan masuk, berbisik di samping telinga Kakek Li.

Kakek Li melihat sejenak Steven Li, menghela napas berucap: “Aku keluar sebentar, kalian lanjutkan rapatnya.”

Ruangan Kakek Li, Friska Li merasa sedikit khawatir.

Galvin Bai menggenggam tangan Friska Li, berucap: “Jangan khawatir, hari ini aku mewakili Marquis Group mewakili Perusahaan Li, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu.”

Kakek Li membuka pintu ruangannya, tersenyum berucap: “Presdir Marquis Group, maaf membuatmu menunggu la......”

Belum selesai berucap, dia langsung melihat Galvin Bai dan Friska Li, seketika menarik kembali senyumannya, berucap dengan dingin: “Untuk apa kalian datang ke sini? Keluar!”

Friska Li dan Galvin Bai bangkit berdiri, memanggilnya, “Kakek.”

Kakek Li mendengus sejenak, tidak menerima panggilan “Kakek” ini.

Ini membuat Friska Li merasa sedikit sedih.

Galvin Bai mengeratkan genggamannya pada tangan Friska Li membuka suara berucap: “Aku datang untuk membahas mengenai akuisisi denganmu.”

Kakek Li kembali mendengus, “Memabas akuisisi? Kamu tidak punya hak untuk ini! Hanya Presdir Marquis Group yang berhak akan ini! Sekarang, kalian keluar dari sini!”

“Kakek......” Friska Li masih ingin mengatakan sesuatu, sekalian menasehatinya, namun dihentikan dengan teriakan Kakek Li.

“Sudah kukatakan untuk keluar apa kalian tidak mendengarnya?” Kakek Li mendelik pada mereka berdua dengan marah, “Cih, apa ingin di sini untuk menertawakan keluarga Li kami? Kuberitahu, semua ini belum tiba pada kalian!”

Seketika wajah Friska Li memucat, tidak hanya karena kemarahan Kakek Li, tapi juga karena kata “keluarga Li kami”.

Galvin Bai sedikit mengerutkan alisnya, melindungi Friska Li di balik tubuhnya, “Kakek, memanggilmu kakek tentu saja sebagai rasa hormat anak yang lebih muda, namun bukankah tidak seharusnya Kakek bersikap seenaknya?”

“Kamu! Apa yang kamu katakan?” Kakek Li merasa sangat marah.

Friska Li menarik lengan pakaian Galvin Bai, “Galvin, jangan memancing Kakek.”

Galvin Bai mengangkat bahunya, “Baiklah!”

Jika bukan karena Kakek Li menyalahkan Friska Li, dia masih bisa berucap dengan baik.

Galvin Bai berucap dengan tenang: “Aku datang sebagai perwakilan Marquis Group untuk datang membahas masalah akuisisi.”

Kakek Li menggelapkan wajahnya berucap: “Selain presdir Marquis Group, aku tidak akan membahasnya dengan siapapun.”

Galvin Bai tidak bisa melakukan apapun, hanya membalikkan tubuhnya berucap pada Friska Li: “Kamu tunggu aku di luar, aku akan selesai sebentar lagi.”

Friska Li merasa ragu sejenak, “Kamu, jangan terlalu emosi, bagaimanapun dia orang tua.”

Setelah Friska Li keluar, Galvin Bai membalikkan tubuhnya berucap pada Kakek Li: “Sekarang kita bisa membahasnya.”

“Telingamu tuli atau tidak mengerti? Sudah kukatakan aku ingin bicara dengan Marquis Group, bukan kamu!” ucap Kakek Li dengan marah.

Galvin Bai berucap dengan datar: “Benar, presdir Marquis Group.”

Kakek Li menunjuk Galvin Bai dengan marah, baru saja ingin mengeluarkan amarahnya, tiba-tiba dia bereaksi, “Kamu...... kamu! Kamu presdir Marquis Group?”

“Benar.” Galvin Bai mengangguk dengan tenang.

Kakek Li terdiam sejenak, mengangkat kepalanya menatap Galvin Bai, berucap dengan dingin: “Kamu bekerja sama dengan Albert untuk melawanku begitu? Bagus, bagus, benar-benar bagus! Kalian berdua, sangat tidak menghormatiku!”

“Dengarkan dengan jelas, kembali dan beritahu pembangkang itu, sekarang Perusahaan Li telah diakuisisi oleh Marquis Group, selamanya aku tidak akan mengakuinya sebagai putraku, camkan itu!”

Galvin Bai merasa sangat pasrah, “Aku benar-benar presdir Marquis Group.”

“Cih!” Kakek Li tidak mempercayainya.

Galvin Bai hanya bisa mengeluarkan handphonenya menelepon Vonny Long, lalu menekan speaker.

“Halo, Presdir apa ada perintah?”

Galvin Bai yang mendengar suara Vonny Long, tercengang sejenak, menatap Galvin Bai tidak percaya.

Galvin Bai berucap dengan tenang: “Jelaskan pada Kakek, siapa aku sebenarnya?”

Vonny Long mengikuti perintah, menjelaskan dengan jelas jika Galvin Bai adalah presdir Marquis Group pada Kakek Li.

Setelah menutup telepon, Kakek Li tersenyum dingin berucap: “Kamu pikir aku akan percaya, Vonny adalah temanmu, membantumu untuk berbohong, adalah hal yang sangat mudah!”

Hingga akhirnya, dengan terpaksa Galvin Bai menelepon Robin Zhang, menyuruh Robin Zhang untuk menjelaskannya pada Kakek Li.

Robin Zhang adalah direktur Marquis Group yang sering muncul di berbagai tempat, tentu saja ucapannya bisa dipercaya.

Jadi, sekarang Kakek Li benar-benar terkejut.

Setelah mereda, Kakek Li kembali tersadar, menatap Galvin Bai dengan tatapan yang berbeda.

“Kamu, ternyata presdir Marquis Group, kenapa bisa......” kalimat belakangnya tidak perlu diucapkan lagi, dia adalah presdir Marquis Group, tidak perlu menikahi Friska Li wanita dari keluarga kecil, tidak perlu menahan orang-orang yang menghina dan mempermalukannya.

Galvin Bai mengangkat bahunya, “Mungkin dengan begini lebih mudah untuk melihat wajah asli orang-orang yang sebenarnya.”

Sebenarnya Galvin Bai sendiri merasa sedang bermimpi, bagaimanapun menjadi presdir Marquis Group juga baru terjadi belakangan ini, dia bukan telah menjadi presdir selama bertahun-tahun.

Kakek Li yang mendengar ucapan Galvin Bai, tidak berani mengatakan apapun.

Galvin Bai yang melihat hal ini berucap dengan tenang: “Sekarang kita bisa membahasnya?”

“Tentu saja.” Kakek Li menganggukkan kepalanya, sikapnya berubah menjadi sangat baik.

Galvin Bai berdehem sejenak, lalu mendudukkan dirinya di atas sofa.

Kakek Li baru bereaksi, ternyata dirinya masih berdiri selama ini, namun melihat Galvin Bai yang telah duduk, dirinya segera menuangkan teh untuk Galvin Bai.

Galvin Bai menghentikannya berucap: “Tidak perlu, sebaiknya kita bahas dengan cepat, aku sangat sibuk.”

“Eh, benar benar.” Kakek Li mengusap keringat dingin yang ada di keningnya, berucap: “Sebenarnya masalah akuisisi hanya itu saja, yang terpenting kuharap Presdir menyetujui satu hal.”

Galvin Bai mengangkat pandangannya menatapnya, berucap: “Apa itu?”

“Yaitu setelah presdir mengakuisisi Perusahaan Li, bisakah untuk tetap mempertahankan posisi keluarga Li seperti sekarang?” tanya Kakek Li dengan hati-hati.

Galvin Bai berpikir sejenak, lalu berucap: “Tidak masalah, semuanya berdasarkan dengan masalah akuisisi, hanya akan dilakukan beberapa perbaikan.”

”Baik, baik.” Kakek Li merasa tenang, kemudian kembali teringat akan suatu masalah, “Kalau begitu Albert dan kamu......”

Galvin Bai mengerti maksud Kakek Li, “Marquis Group adalah Marquis Group, New West Group adalah New West Group, tidak ada hubungannya.”

Kakek Li menganggukkan kepalanya, seperti merasa lega.

Galvin Bai bangkit berdiri, bersiap untuk keluar, namun saat akan keluar, tiba-tiba dia bertanya: “Kudengar tadi kalian sedang rapat, sangat...... menarik.”

Kakek Li yang mendengar hal ini, seketika merasa sangat canggung.

Rapat kali ini untuk memberikan Steven Li sebuah kehormatan, tidak disangka Steven Li mengeluarkan ide seperti ini, yang membuat orang menertawakannya.

Saat Galvin Bai keluar dari ruangan, Friska Li langsung menanyakan situasinya.

“Kakek adalah orang yang mudah untuk mencapai kesepakatan, sudah dinegosiasikan.” jawab Galvin Bai tersenyum.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu