Awesome Guy - Bab 336 Pertarungan

Drake Xu terpaku di tempatnya berpijak, butuh waktu yang cukup lama sampai akhirnya kesadarannya kembali.

Saat gurunya masih ada, ia masih sangat kecil. Ia masih berada dalam masa dimana ia tidak perlu mengkhawatirkan hal besar seperti pernikahan atau semacamnya. Tapi sepeninggalan gurunya dan setelah ia berpisah dengan adik seperguruannya, ia pun selalu seorang diri.

Dari dulu, tidak ada orang yang akan mempedulikan hal-hal kecil dalam hidupnya. Jangankan pernikahan, bahkan ia sendiri sama sekali tidak pernah terpikirkan akan hal itu.

Tapi sekarang, ada orang yang memperhatikannya.

Drake Xu hanya menatap punggung Galvin Bai yang melangkah pergi, ia tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

...

Galvin Bai baru saja berjalan sampai mulut anak tangga, namun langkahnya tiba-tiba terhenti saat melewati ruang privat yang terakhir.

Pintu ruang privat ini terbuka. Mungkin ada orang yang pergi keluar dari dalam, namun tidak menutup pintunya. Orang yang di dalam juga tidak peduli sehingga pintu dibiarkan terbuka begitu saja.

Dalam sekelibat, Galvin Bai dapat melihat kondisi yang ada di dalam ruang privat itu.

Ada lima sampai enam pria duduk diatas sofa sambil didampingi tiga orang wanita. Semua tangan pria itu mengangkat sebuah gelas bir, namun bir itu bukan untuk mereka minum sendiri melainkan diberikan pada salah satu wanita paling cantik diantara tiga orang wanita itu.

Kedua wanita lainnya bukan hanya tidak marah karena hal ini, sebaliknya mereka malah mendukung para pria disampingnya dan memberi mereka isyarat untuk memberikan bir di tangan mereka kepada wanita itu.

Situasi seperti ini biasanya juga banyak ditemui, apalagi ini adalah klub malam. Galvin Bai sebenarnya tidak peduli saat melihat hal seperti ini, tapi hari ini tidak sama karena ia melihat orang yang familiar baginya.

Wanita yang disodorkan bir itu adalah Nikita Pan yang dulu pernah berkenalan dengannya.

Melihat situasi yang seperti ini, ia pun tidak bisa berpangku tangan.

Di dalam ruang privat itu, seorang pria yang terlihat licik mengambil sebuah gelas bir dan menyodorkannya ke hadapan Nikita Pan, “Ayo, ayo, ayo minum lagi segelas. Kak Li yang memberikan ini padamu, jadi tidak bisa tidak diminum.”

Wajah Nikita Pan sudah memerah, ia sudah minum sangat banyak. Lagipula, ‘Kak Li’ yang pria itu katakan saat ini adalah seorang pria paruh baya berumur 40 tahun. Dapat terlihat dari tubuhnya bahwa kehidupannya cukup makmur, sejumput kecil kumis diatas bibirnya memberikan kesan penghianat bagi orang yang melihatnya.

“Nikita, apa kamu tidak menghargaiku?”

Walaupun hanya sebuah kalimat pendek yang terlontar, namun kata-kata ini membuat Nikita Pan tidak dapat berkutik untuk menolaknya.

Status Kak Li ini tidak bisa ia anggap remeh.

Nikita Pan pun hanya bisa menjulurkan tangannya untuk mengambil gelas bir itu.

Tapi tiba-tiba, terdengar suara yang familiar namun asing di telinganya.

“Nikita?”

Nikita Pan termangu sesaat, kemudian ia mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah suara itu. Kilatan cerah yang samar memenuhi matanya, ia baru saja akan membuka mulutnya saat tatapan mata Galvin Bai menghentikan niatnya.

Galvin Bai berjalan menghampiri, ia menyapu sekilas ke sekeliling, “Nikita, kamu sudah mabuk. Ayo, aku antar kamu pulang.”

Tepat pada saat itu, orang-orang yang lain barulah memahami situasinya.

“Nikita, siapa ini?” Salah seorang wanita yang lain pun bertanya sambil tersenyum, “Kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?”

Bola mata Nikita Pan memutar, “Ini adalah kakakku. Malam ini ia datang mencariku untuk beberapa hal, jadi aku undur diri dulu.”

Galvin Bai mengiyakan singkat, menyatakan bahwa ia juga mengakui status ini.

Kak Li pun bangkit berdiri, “Tunggu, tunggu, Nikita sedang bermain bersama kami. Bagaimana bisa ia tiba-tiba pulang begitu saja?”

“Betul, Nikita. Kita baru saja datang, masa sudah pergi? Mengecewakan sekali! Kak Li bisa-bisa tidak senang hati.” Wanita itu menambahkan senyum di akhir perkataannya untuk mendukung Kak Li.

Seorang pria lain yang masih kecil juga ikut bangkit berdiri kemudian menggeram dengan suara yang lantang: “Walaupun kamu adalah kakaknya, tapi kamu tidak ada hak untuk mengaturnya. Ia sedang minum-minum dengan Kak Li kami. Pergi kamu sejauh-jauhnya!”

Tidak ada raut apapun yang terlukis pada wajah Galvin Bai, ia hanya menatap Nikita Pan: “Kamu mau ikut aku pergi? Atau mau tetap tinggal saja disini?”

Nikita Pan mengigit bibirnya, tentu saja ia ingin pergi. Tapi Kak Li benar-benar adalah pria yang tidak boleh sampai ia provokasi sehingga ia menjadi sangat ragu.

Tanpa perlu kata-kata, Galvin Bai juga mengerti apa yang Nikita Pan pikirkan hanya dengan melihat wanita itu. Ditambah dengan dua wanita lain yang juga tidak memiliki niat baik itu, Galvin Bai pun mengambil keputusan, “Ayo pergi denganku. Bukankah ada hal yang harus diurus?”

Nikita Pan tercenung sesaat, kemudian mengangguk, “Baiklah.”

“Nikita, kamu benar-benar mau pergi?” Walaupun tersungging senyum di bibir Kak Li, namun terdengar pula aura penuh ancaman.

Nikita Pan mengangguk, “Kak Li, aku benar-benar ada urusan. Aku akan menemanimu lagi di lain hari!”

Kak Li tiba-tiba mengelamkan raut wajahnya, “Hari ini aku datang karena aku ingin melihat dirimu, aku tidak akan senang kalau kamu benar-benar pergi. Begitu tidak senang, aku tidak tahu apa yang bisa aku perbuat.”

Tepat pada saat itu, seorang pemuda mengambil satu langkah lebih maju. Ia melihat Galvin Bai sejenak dan bicara dengan melebih-lebihkan: “Tahu tidak Kak Li ini siapa? Nikita adalah wanita yang disenangi Kak Li, kusarankan kamu tahu tempat sedikit. Cepat pergi, kalau tidak kamu akan membuat Kak Li kami kesal dan kamu akan menanggung akibatnya!”

Mendengar perkataan itu, wajah mungil Nikita Pan pun dipenuhi dengan ketakutan, “Kak, kalau tidak…”

Galvin Bai tidak menggubris Nikita Pan dan malah berujar pada Kak Li: “Kalau begitu, apa kamu tahu aku ini siapa?”

“Gila, siapa yang peduli siapa kamu?” Pemuda itu tertawa menggelegar, “Yang jelas kamu tidak sebanding dengan Kak Li kami!”

Galvin Bai mendengus singkat. Belum sempat ia bicara, masuklah seseorang ke dalam ruang privat itu.

Selain Galvin Bai, semua orang di ruangan itu melihat orang itu. Ekspresi ketakutan juga mewarnai wajah mereka. Nikita Pan sebenarnya ingin mengingatkan Galvin Bai, namun ia tidak dapat berkata-kata saking terkejutnya.

Bola mata Galvin Bai mengetat, sontak ia merasa aura dingin di belakang punggungnya.

...

Di dalam ruang privat yang lain, Ervin Chen yang seharusnya ada di dalam malah entah pergi kemana. Saat pelayan membuka pintu, tidak ada seorang pun di dalam.

Dengan sangat natural pelayan itu berjalan ke depan meja, ia melihat ada tiga gelas bir disana. Setelah itu, ia mengeluarkan sebungkus bubuk berwarna putih dari selipan bajunya.

Ia tidak tahu gelas mana yang menjadi milik Ervin Chen, sehingga akhirnya ia menuangkan obat ke ketiga gelas itu.

Setelah ia selesai menuangkan obat dan tepat saat ia akan keluar dari ruangan itu, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depan pintu ruangan privat yang awalnya kosong melompong. Orang itu diam-diam memperhatikan semua perbuatan yang dilakukan pelayan itu barusan.

“Benar-benar trik kuno.” ujar Ervin Chen merendahkan.

Melihat situasi ini, bola mata pelayan itu pun mengetat. Ia segera mengeluarkan sebuah pistol dari pinggangnya dan mengarahkannya tepat pada Ervin Chen.

...

Di waktu yang bersamaan, terjadi baku hantam di area parkir sebuah klub malam.

Seorang pria yang bertubuh tinggi kekar dengan seorang wanita yang bertubuh pendek gemuk.

Jangan lihat tubuh wanita yang pendek dan juga gemuk itu, gerakan tangan dan tubuhnya tidak kalah gesit dari si pria. Ia bahkan terlihat lebih gesit, membuat orang lain curiga apakah ia benar-benar bertubuh gemuk.

Benar, wanita bertubuh gemuk itu adalah Lisa yang sudah keluar dari rumah sakit.

Gerakan tangan Lisa sangat tangkas dan jitu. Ia mengarahkan semua serangannya di titik-titik vital yang bisa membuat nyawa melayang saat kena telak.

Tapi lawannya juga sangat handal, karena ia juga tahu keahlian Lisa.

Hanya saja setelah pertarungan yang sengit, si pria menyadari bahwa ternyata ia tidak bisa menang dari seorang wanita yang pendek dan gemuk. Amarahnya pun meledak seketika dan ia langsung mengeluarkan pistol.

“DOR! DOR!”

...

Galvin Bai tidak memalingkan wajahnya, hanya saja sudut bibirnya tersungging samar.

Saat ini di hadapan orang banyak, orang yang ada di belakang Galvin Bai itu sedang mengarahkan pistol tepat di dada bagian belakang Galvin Bai. Jika ia bergerak sedikit saja, maka ia akan mati.

Tepat pada saat ini juga, muncullah seseorang di belakang punggung wanita itu.

Tidak ada pistol di tangannya, melainkan sebilah keris.

Tidak satupun dari para gerombolan itu mengenali siapa pria itu. Tidak ada ruang bagi mereka untuk berpikir lebih jauh saat ini, apakah pria itu adalah orang Galvin Bai atau sekomplotan dengan orang yang ada di belakang Galvin Bai.

Beberapa detik kemudian, jawabannya pun muncul.

“JLEB!”

Keris itu menembus masuk tubuh seseorang dari belakang dan langsung terhujam dalam-dalam.

Melihat kejadian itu, semua mata para khalayak pun termangu.

Astaga, benar-benar kejam!

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu