Awesome Guy - Bab 58 Satu Tendangan

"Sebegitu suka kah kamu terhadap Galvin? Apa bagusnya dia?" Tommy sangatlah merasa tidak ikhlas, "Kedudukan diperusahaan dia tidak setinggi aku, latar belakangnya tidak sebaik aku, dia tidak bisa memberikan apapun untukmu!"

Nikita menatapi Tommy dengan takut, dia tidak menjawab pertanyaan Tommy.

Didalam hatinya, ada sebuah pertanyaan yang terus menganggunya, "Para bawahanmu itu dilukai oleh Galvin?"

Tadi siang di kantin, Galvin membuatnya sedikit kecewa, namun terakhir juga tetap tidak bisa yakin, jadi dia benar-benar sangat ingin tahu apakah orang yang kemarin itu adalah Galvin atau bukan.

Namun pertanyaan dari Nikita terdengar seperti sindiran untuk Tommy, Tommy langsung marah.

"Galvin si bajingan itu sebentar lagi akan aku perlihatkan kepadanya, kamu juga lihat dengan baik, bagaimana cara aku memberi pelajaran kepada Galvin!" Tommy memegang dagu Nikita dan berkata dengan marah.

Seusai berkata, Tommy menghempaskan nafasnya, dia meninggalkan Nikita dan pergi kesamping Bob.

Bob melirik Tommy, dia lalu melirik Nikita dengan tatapan mesumnya, dia berkata, "Wanita cantik ini cukup lumayan juga."

Tommy kaget, dia bergegas membaik-baikan, "Kak Bob sungguh senang bercanda, dia hanyalah wanita biasa saja, mana bisa dihitung bagus?"

Bob mencibir, "Oh? Sepertinya penilaianmu sungguh tinggi sekali, tapi aku merasa bahwa dia lumayan cocok dengan selera aku."

Ekspresi Tommy sedikit berubah, dia berkata, "Kak Bob, jika Anda suka yang tipe ini, aku bisa mencari orang untuk mencari untukmu, wanita ini adalah pacarku, Kak Bob tolong berbaik hati sedikit."

"Pacar?" Kata Bob tanpa sopan-santun, "Tidak terlihat seperti begitu."

Bob juga tidak banyak berpikir. yang dipikirkan olehnya adalah setelah semua ini selesai dia mendapatkan 400 juta dan jika dia pengen, dia tinggal melakukannya saja, apakah pecundang seperti Tommy akan punya penolakan?

"Mengapa orangnya masih belum datang? Apakah mau pukul atau tidak" Bob mengalihkan topik.

Tommy mendengar kata ini dan menatap kearah pintu masuk, sudah setengah jam lebih dia menelepon Galvin dan masih belum tiba, apakah benar-benar todak berani datang lagi?

Dan disaat ini, terdengar suara Galvin.

"Datang, datang, jangan terburu-buru!"

Semua orang menatap kearah sana, terlihat seornag lelaki yang mengenakan pakaian sangat biasa saja dan dibelakang ada seorang pria kekar setinggi 1,9 meter.

Mereka berjalan santai bagaikan sedang berkeliling taman, sama sekali tidak kacau ataupun takut, malah mirip seperti sejenis menguasai gitu.

Nikita menatapi gaya Galvin, hatinya deg-degan, dia lupa dirinya masih diikat oleh orang lain, dia juga lupa untuk meminta bantuan.

Sejenak kemudian, Tommy lah yang paling pernah sadar dan segerak menahan Nikita dan membawanya kedepan.

"Galvin, untuk apa berpura-pura? Dihadapan kakak Bob, kamu adalah setumpuk kotoran! Aku lihat nanti bagaimana caranya kamu berpura-pura?" Teriak Tommy.

Galvin terus saja menatapi Tommy, dimatanya pernuh dengan rasa marah, "Lepaskan dia."

"Enak saja!" Kata Tommy dengan sombong, "Kamu tunggu dihajar saja, setelah aku senang, aku tentu saja akan melepaskannya!"

Bob melirik Tommy dan mencibir dan lalu menatap kearah Galvin, "Kamu adalah Galvin?"

Seusai itu, Galvin menatapi Bob, postur tubuhnya mirip dengan Macan putih, namun lebih kurang sedikit, jadi dia juga hanya melirik sedikit saja lalu berkata tanpa berekspresi, "Kamu kah si tolol?"

Dia naik bersama Macan putih, Macan Putih jelas terlihat bukanlah adalah karyawan kantor, maka selain dia adalah Galvin, siapa lagi yang mungkin adalah Galvin?

Ekspresi Bob berubah, dia merangkul baju Galvin, "Kamu memaki aku? Kamu juga beraninya memaki aku? Apakah kamu tahu aku siapa?"

Ekspresi Galvin tidak berubah, auranya bahkan lebih kuat daripada Bob, "Lepaskan tangannya!"

Siapakah Bob? Juara Taekwondo, bagaimana mungkin akan dianggap oleh Galvin? Sebaliknya, ekspresi Bob marah, dia berkata, "Keparat, kamu juga berani berkata seperti begini denganku? Kamu punya nyali!"

Disaat ini, Tommy berteriak, "Galvin! Kamu tunggu saja! Kak Bob adalah juara Taekwondo, kamu berani merendahkan kak Bob, sudah mati kamu ini!"

Tommy ingin menaikkan konflik antara Bob dan Galvin, dan membuat Bob menghajar Galvin mati-matian untuk membalas dendam tadi siang dipukul.

"Benar kata Tommy, aku adalah juara Taekwondo tingkat provinsi, kamu berani menyinggungku, aku buat kamu tidak bisa melihat matahari esok hari!" kata Bob.

Ekspresi Galvin tetap tidak berubah, dia mengulang lagi, "Lepaskan tangannya!"

"Tidak mau, memangnya kamu bisa bagaimana?" kata Bob.

Galvin mencibir, dia berkata kepada Macan Putih, "Biarkan dia lepas tangannya."

Macan putih tidak berkata, yang menjawabnya adalah gerakannya.

Bob mendengar Macan Putih yang dimaksud itu, namun sekali memutarkan badannya saja dia langsung kesakitan dan mengerang.

Semua orang melihat Macan putih hanya berdiri dan menarik tangan Bob lalu Bob sudah kesakitan hingga berteriak, dan melepaskan baju Galvin.

Bob merasa bahwa tanagnnya hancur diremas, karena dia jelas mendengar suara tulang retak, Bob marah besar, "Anjing! Aku......."

Sambil berkata, Bob menaikkan kakinya dan ingin menendang Macan Putih.

Melihat ini, Macan putih mencibir, gerakannya sangatlah cepat, disaat kaki Bob masih terangkat setengah saja, dia sudah menendang Bob keluar.

Semua orang melihat Bob bagaikan sebuah batu yang terebang menjauh hingga ke pojokan paling ujung dari lantai puncak ini, jika lebih kurang beruntung sedikit, dia akan terjatuh dari atas!

Sedangkan Bob, disaat dia menyentuh lantai, dia pusing.

Semua orang tercengang.

Ini sungguh menakutkan sekali?

Satu kaki saja langsung menendang seorang juara taekwondo tingkat provinsi hingga pusing dan menendangnya terbang hingga begitu jauh!

Tommy tanpa sadar menelan ludah, dia sudah tidak sombong seperti tadi lagi.

Dia tidak menyangka bahwa dirinya menghabiskan waktu 400 juta untuk mengundang juara Taekwondo, namun tidak bisa menahan satu serangan dari musuh! Seberapa menakutkannya lelaki ini?

Sekarang Tommy sangatlah takut, dia juga tegang, dan disaat tegang, manusia biasanya akan dengan sendirinya mencari rasa aman, oleh karena itu, Tommy mengeluarkan sebuah pisau lipat dan diletakkan didekat leher Nikita, "Galvin! Kamu jika berani bergerak lagi, akan aku bunuh dia!"

Galvin berkata dengan marah, "Lepaskan dia."

"Aku tidak mau lepas, kamu tunggu saja!" Tommy menendang seorang bawahannya disampingnya, "Lihatin dia!"

Bawahannya itu kembali sadar dan bergegas menangkap Nikita, dan meletakkan pisau dileher wanita, dan mengancam, "Kamu tahu diri sedikit!"

Nikita ketakutan hingga tidak berani sembarangan, dia takut pisau akan melukainya, tatapannya tidak tahan mengarah pada Galvin.

Galvin juga tidak sembarangan berlagak, bagaimana jika Tommy benar-benar sedang tertekan, jika benar-beanr luka bahkan bunuh Nikita, maka itu sungguh sebuah karma buruk, bagaimanapun juga Nikita hitungannya tidak bersalah."

Macan putih berjalan kebelakang Galvin, Galvin tidak memrintahnya dia juga tidak akan sembarangan bergerak.

Tommy melepaskan Nikita dan mengeluarkan hpnya, dia tahu Galvin diancam, dia lalu menelepon, "Kak Pisau, ini aku, Tommy, ........"

Seusai menelepon, Tommy menambah-nambah masalahnya dan terakhir mengatakan, "Aku keluar 400 juta."

Dengan cepat, telepon diakhiri, Tommy kembali sombong, "Kamu tunggu saja, tunggu setelah kak Pisau tiba, aku lihat bagaimana kamu bisa sombong lagi!"

Sepasang tinju sulit untuk melindungi empat tangan, Galvin dan lelaki ini hanya dua orang saja, sehebat apapun lelaki itu, dia juga tidak percaya bahwa puluhan orang makan bersama dan tidak bisa mengalahkan dia satu orang saja!

Galvin melihat ini dan sedikit menaikkan alisnya.

Kak Pisau? Apakah adalah Kak pisau yang dia kenal itu?

Galvin tidak berkata, iya atau tidak, tunggu orangnya tiba akan ketahuan nanti.

Oleh karena itu, Galvin mencari sebuah tempat duduk batu dan duduk dengan tenang.

Macan putih terus saja berdiri dibelakangnya, seolah adalah sebuah patung batu.

Dan seiring berjalannya waktu, Nikita yang tegang dan takut semakin menghilang, digantikan dengan sebuah perasaan aneh didalam hatinya yang sulit dideskripsikannya.

Menghadapi ancaman dari Tommy serta Kak Pisau yang tidak diketahui itu, Galvin masih begitu tenang, auranya full dan tidak terlihat takut sama sekali.

Didetik ini, didalam mata Nikita hanya ada Galvin saja, seorang lelaki yang mirip dengan pangeran, disaat dia menghadapi masalah dan muncul untuk menolongnya.

20 menit kemudian, ada orang yang naik.

Perlahan, orang yang naik semakin banyak dan memenuhi puncak lantai yang tidaklah luas ini.

Orang-orang ini semua jelas terlihat menakutkan, bahkan ada yang ditangannya penuh dengan tato, terlihat sangat tidak enak disinggung.

Orang yang memimpin itu mengenakan kemeja hitam dan kacamata hitam, dia menutup setengah dari belkas luka pisau diwajahnya.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu