Awesome Guy - Bab 633 Pergi Menyelamatkan Fanny

Walaupun Galvin Bai masih merasa lemah dan tidak terlalu bertenaga, tapi serangan mendadak seperti itu masih berpengaruh. Ia mengunci gerakan Bagas dan memberikan waktu bagi Fanny untuk memulihkan diri.

Setelah Bagas bisa bereaksi lagi, dengan sigap ia mengambil kembali belati di tangannya dan hendak menusuk Galvin Bai.

Tapi saat Bagas melihat bahwa orang yang sedang mengunci gerakannya adalah Galvin Bai, ayunan belatinya pun berhenti di tengah udara.

Galvin Bai tercenung sesaat, namun ia tidak ingin memikirkan kenapa gerakan Bagas berhenti dan kembali mengerahkan tenaganya mencoba melawan pria itu.

Tapi hanya ada sedikit tenaga yang tersisa dalam tubuh Galvin Bai yang tidak berarti apa-apa terhadap Bagas. Pria itu pun menendang Galvin Bai dan ia pun terpental jauh.

Tubuh Galvin Bai mendarat di kaki Yanto Li. Melihat situasinya, targetnya pun langsung berubah menjadi Yanto Li.

Tapi saat Galvin Bai hendak menendang, Yanto Li dengan mudahnya menghindar. Pria itu kemudian mengangkat kakinya dan mengaitkan tangannya pada sebuah kursi kemudian mengayunkan kursi itu. DUKK! Galvin Bai pun kehilangan kesadarannya.

Sebuah pikiran pun terlintas dalam benak Galvin Bai sesaat sebelum ia pingsan: Bagaimana mungkin Yanto Li juga adalah seorang ahli?

Yanto Li membuang kursi tanpa sandaran itu lalu menatap ke arah Bagas, “Tuan Jing ternyata murah hati, ya!”

Bagas tidak mengacuhkan Yanto Li dan berjalan menghampiri Fanny dengan sebilah belati di tangannya.

Saat ini, Fanny sudah lebih tenang dan dengan cepat menghindar dari ayunan belati Bagas.

Melihat Galvin Bai yang tidak sadarkan diri di lantai, Yanto Li merasa ini masih belum cukup. Ia pun mengambil kursi tanpa sandaran itu lagi dan bermaksud menghantamkannya untuk kedua kalinya.

Tepat pada saat itu, giliran Ervin Chen yang sadar.

Ervin Chen menerjang maju dan menendang kursi tanpa sandaran itu dari genggaman Yanto Li, kemudian memutar tubuhnya dan menendang tepat di perut Yanto Li yang sedikit buncit.

Yanto Li tidak dapat menahan kuatnya serangan itu. Ia terpukul mundur beberapa langkah dan hampir saja bertabrakan dengan Bagas.

Bagas memutar kepalanya dan melihat Ervin Chen. Hatinya pun terhenyak dan ia dengan segera berujar: “Kita mundur!”

Yanto Li tidak mengerti dan amarahnya langsung tersulut begitu mendengarnya, “Kenapa mundur?! Nyalakan apinya! Nyalakan apinya sekarang juga! Bakar orang-orang ini sampai mati!”

Bagas pun menyahut dengan suara dingin: “Kemampuan Ervin tidak berbeda jauh denganku, ditambah masih ada wanita satu ini. Kita tidak bisa mengalahkan mereka.”

Sadarnya Ervin Chen membuat Bagas takut untuk mengambil risiko lebih lanjut.

Saat sudah sampai di tingkat seperti mereka, melakukan segala sesuatunya pasti akan berhati-hati.

Disaat yang bersamaan, terdengar suara sirine polisi dari bawah.

Bagas tersentak kaget, “Kecuali kamu bisa membunuh semua orang disini, kalau tidak keluarga Ye dan keluarga Bai pasti tidak akan mungkin melepaskanmu.”

Setelah berujar, ia pun langsung berlari keluar tanpa mempedulikan apa-apa lagi.

Sebenarnya, hasilnya juga tidak bisa dipastikan kalau mereka bertarung sekarang. Bagaimanapun juga, Ervin Chen baru saja mendapatkan kembali kesadarannya dan kondisinya belum pulih seperti sedia kala.

Tapi Bagas tidak berani mengambil risiko.

Melihat situasinya, Yanto Li pun menggertakkan giginya dengan tidak rela dan bersiap untuk ikut kabur keluar.

Tapi Ervin Chen bergerak dan tubuhnya pun membelakangi pintu. Di belakangnya, banyak orang berpakaian hitam tiba-tiba muncul.

Bagas dan Yanto Li sudah pernah mendengar tentang orang-orang berpakaian hitam itu. Mereka pun secara tidak sadar mengambil dua langkah mundur begitu melihat orang-orang itu.

Sekarang mereka tidak akan bisa kabur meskipun ingin kabur.

Fanny memanfaatkan kesempatan ini dan melayangkan tendangan ke arah Yanto Li.

Tapi, Yanto Li ternyata memang adalah seorang ahli. Dengan mudah ia menghindari tendangan itu, lalu dengan cepat memutar tubuhnya dan mencekik kuat leher Fanny, “Biarkan aku pergi! Kalau tidak, aku akan membunuh wanita ini!”

Fanny tidak berani bergerak karena lehernya dicekik oleh Yanto Li.

Melihat situasinya, Bagas pun dengan sigap melepaskan ikat pinggang dari tubuh seseorang lalu mengikat kedua tangan Fanny.

Ketika Ervin Chen melihatnya, ia pun tidak berani menghadang mereka lagi dan hanya bisa membiarkan mereka pergi.

Yanto Li dan Bagas menyeret Fanny ke luar, diikuti oleh anak buah Yanto Li.

Tapi begitu mereka keluar dari pintu, sebilah pisau menggorok leher seorang anak buah Yanto Li.

Wajah Yanto Li spontan mengelam begitu melihat apa yang baru saja terjadi. Ia balas menatap mereka dengan tajam, kekuatan cengkeramannya sedikit menguat, “Jangan berani-beraninya bergerak atau kubunuh ia!”

“Kalau kamu berani membunuhnya, aku bersumpah kamu akan lebih memilih mati daripada tetap hidup.”

Begitu mendengar ancaman itu, tenaga Yanto Li pun sedikit berkurang walaupun wajahnya masih dipenuhi kemarahan, “Biarkan kami pergi dan aku tidak akan membunuhnya!”

Semua orang-orang di belakang Ervin Chen menatap ke arahnya.

Ervin Chen menyahut santai: “Kalian sudah lihat bagaimana kondisi boss belum? Biarkan mereka pergi.”

......

Galvin Bai dipapah kembali berdiri oleh seorang berpakaian hitam dan kembali sadar kali ini. Ia pun bertanya: “Dimana mereka?”

“Yanto menyandera Fanny dan kabur.” jawab orang berpakaian hitam itu, “Tapi pemimpin sudah pergi mengejar.”

......

Disaat yang bersamaan, sebuah ambulans berhenti tepat di depan pintu gedung.

Dwi Yang mendorong kursi roda Drake Xu keluar.

Mereka kemudian melihat sebuah mobil bisnis yang melintas secepat kilat.

Tidak lama kemudian, Ervin Chen dan orang-orangnya pun berlari keluar dan hendak masuk ke mobil untuk mengejar.

Begitu melihatnya, Drake Xu pun langsung bertanya: “Apa yang terjadi?”

Ervin Chen langsung menjawab: “Mereka menangkap Fanny.”

Setelah mengucapkan itu, Ervin Chen langsung masuk ke dalam mobil dan meminta supir untuk cepat mengejar.

Tapi Drake Xu hanya terpaku diam di tempatnya, seperti ada bom dingin yang meledak mengguyur tubuhnya.

Fanny ditangkap.

Fanny adalah adik perempuannya.

Fanny...

Fanny ditangkap!

Adik perempuannya ditangkap dan dibawa kabur!

Rasanya seluruh aliran darah seolah tiba-tiba menyembur di dalam dirinya.

Dwi Yang melihat ada yang salah dengan raut Drake Xu, sehingga ia bertanya dengan khawatir: “Kak Drake, sekarang ayo kita ke atas.”

“Ke atas?”

Kesadaran Drake Xu tiba-tiba kembali. Tanpa mempedulikan Dwi Yang, ia mendorong kursi rodanya dengan kedua tangannya sendiri.

Dwi Yang terhenyak kaget dan dengan cepat mengejar, namun tidak bisa menyusul.

Drake Xu menemukan sebuah mobil dan mengabaikan rasa sakit pada lukanya, ia menarik supir keluar dari mobil itu lalu duduk di kursi pengemudi.

Supir itu jatuh terjengkang ke atas aspal, lalu bangkit berdiri dan berujar tercengang: “Hei! Ini mobilku!”

Drake Xu tidak mengacuhkan supir itu. Ia menutup pintu mobil, menyalakan mobilnya, lalu menginjak gas dan melajukan mobil dan melakukan pengejaran.

Baik Dwi Yang maupun si supir tidak bisa mengejarnya.

Di jalanan yang luas, beberapa mobil saling mengejar dan terlihat seperti sedang syuting film.

Drake Xu mengemudikan mobil dengan begitu cepat, semua luka di tubuhnya kembali terbuka karena gerakannya yang kasar barusan. Darah merembes keluar dari celah luka yang terbuka dan membasahi perbannya, membuat perbannya berwarna merah.

Drake Xu menelan rasa sakit dari luka-lukanya dan menggertakkan giginya. Setelah tahu bahwa adik perempuannya ditangkap, amarah dan kegelisahan menjalarinya. Bagaimana mungkin ia bisa mempedulikan luka-lukanya?

Beberapa saat kemudian, beberapa mobil yang berada di depan maupun belakang melaju ke arah pinggiran kota. Mereka lalu perlahan melaju ke jalan yang masih berupa tanah dan akhirnya melaju naik mendaki gunung.

Karena jalanan tanah yang tidak rata dan mobil mereka bukanlah mobil off-road, kecepatannya pun menurun.

Tapi Drake Xu tetap mengejar. Ia tidak memelankan laju mobilnya sama sekali sehingga mobil itu setengah melayang diatas jalanan tanah.

Akhirnya Drake Xu bisa mengejar mobil komersial itu.

Di puncak gunung, ada sebuah paviliun kecil.

Sebuah mobil bisnis terparkir tepat di sebelah paviliun itu. Sepertinya sudah tidak ada bahan bakar yang tersisa lagi di mobil itu sehingga mereka membuangnya.

Bagas dan Yanto Li berencana untuk berjalan masuk ke dalam hutan. Bagas sangat sigap dan gesit sehingga ia berhasil masuk lebih dulu kedalam hutan, sedangkan Yanto Li selangkah lebih lambat. Mobil Drake Xu pun meraung melaju dan hampir saja menabraknya.

Yanto Li berguling, kemudian berguling menuju salah satu sisi dari mobil komersial itu dan menarik Fanny keluar dengan mudah.

Fanny sudah kehilangan kesadarannya sekarang karena Yanto Li mencengkeram lehernya.

Drake Xu mendadak langsung menginjak rem dan mobil itu pun berhenti.

Drake Xu kemudian membuka pintu dengan kencang dan jatuh dari dalam mobil.

Yanto Li yang masih bersikap waspada pun tercenung kaget.

Sekujur tubuh Drake Xu dibanjiri oleh darah, terlihat jelas ia terluka parah.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu