Awesome Guy - Bab 299 Galvin Bai, Terhipnotis!

“Villa Blue Wave Port, Pelabuhan Lanbo, aku rasa Anda juga mengetahui bahwa sebelumnya aku selalu tinggal di pedesaan dan tidak menikmati kehidupan dengan baik, aku baru saja menjabat sebagai Direktur di perusahaan Marquis namun belum lama juga aku menikmati, jadi aku ingin mati di Vila Blue Wave Port, pelabuhan Lanbo. "

Lewis Hu tercengang sesaat ketika dia mendengar ini, kemudian dia mencibir dengan suaranya yang tua itu: "Apakah kamu masih peduli dengan kemuliaan dan kekayaan itu? Mati juga harus mati dengan layak?"

Galvin Bai mengangguk.

Dia bertindak secara material dan tertarik dengan hal yang mewah mungkin Lewis Hu akan mempercayainya lalu membawanya ke Vila Blue Wave Port, pelabuhan Lanbo dan pergi dari sini.

Adik perempuannya juga bisa aman.

“Hehe…” Lewis Hu tersenyum, “ada sebuah pepatah, jahe yang pedas adalah jahe paling tua, trik kecilmu bisa menipu orang lain, tapi kamu tidak bisa menipuku.”

Bagaimana orang yang sudah berumur ini , masih bisa mempercayai perkataanmu ini?

Galvin Bai sedikit mengernyit.

Lewis Hu melanjutkan: "Kamu hanya ingin aku melepaskan adikmu. Sayang sekali, kalian semua harus mati!"

"Kamu telah membunuh dua anak buahku, jadi aku akan membunuh adik perempuanmu dan juga kamu, ini sangat adil."

Galvin Bai mendengar kata-kata itu dan bertanya: "Bagaimana caranya agar aku bisa menyelamatkan adik perempuanku, dia tidak bersalah."

Lewis Hu tertawa berulang kali seperti mendengarkan lelucon, "Tidak bersalah? Kedua muridku juga tidak bersalah? Bukankah kamu juga membunuh mereka?"

Galvin Bai mengerutkan kening. Sejujurnya, dia tidak menganggap kedua muridnya tidak bersalah. Yang satu sudah membiusnya dengan obat dan yang satunya ingin menyentuh wanita disampingnya. Apa yang tidak bersalah?

Dia tidak menjawab, hanya berdiam diri.

Lewis Hu telah kehabisan kesabaran, "Yoyo, bunuh dia!"

Yoyo sudah lama bersiap diri, mendengar perintah dari Lewis Hu, dia langsung bergegas menyerang Galvin Bai.

Galvin Bai tiba-tiba mendongak, tapi sayangnya sudah terlambat.

"Baang!"

Galvin Bai ditabrak oleh tubuh tinggi dan kuat serangan dari Yoyo, tubuhnya terbanting ke mobil kemudian jatuh ke tanah.

Rasa sakit yang menusuk hatinya menyerang, membuat Galvin Bai bahkan tidak memiliki kekuatan untuk memanggil. Dia bisa merasakan bahwa di dadanya mengalami patah tulang, dan sudut mulutnya mengeluarkan darah yang tak terkendali.

Sekali lagi, dia merasa bahwa kematian sudah dekat dengannya.

“Buktikan kehebatanmu.” Suara kasar Yoyo itu datang dari atas kepalanya, dan matanya masih sulit percaya bahwa Randy telah dibunuh oleh Galvin Bai.

Galvin Bai tidak menjawab, meskipun ia ingin berkata dia juga tidak memiliki tenaga lagi. Saat ini, dia hanya merasa bahwa dirinya sungguh lemah!

Jika kali ini dia bisa berhasil bertahan hidup, dia bersumpah bahwa ke depannya dia harus menjadi pribadi yang kuat!

Namun, peluang untuk bertahan hidup kali ini mungkin tidak besar.

Yoyo bisa saja membunuhnya hanya dengan pukulan tangannya.

Sekaligus sesuai perkataannya, Yoyo mengepalkan tinjunya, siap memberi Galvin Bai pukulan fatal.

Pada saat ini, Lewis Hu tiba-tiba berkata: "Tunggu."

Yoyo menghentikan pukulannya tepat waktu, dan tonjokannya berada beberapa sentimeter dari jantung Galvin Bai dan Galvin Bai bahkan sudah menutup matanya dengan putus asa.

“Tuan Hu?” Yoyo sedikit bingung.

Lewis Hu berjalan mendekatinya dan menginjak dada Galvin Bai, Galvin Bai mendengus, sambil mendengarkan Lewis Hu berkata: "Kamu baru saja datang dari arah sana kan, apakah itu berarti lokasi adik perempuanmu berada di sana ? "

"Atau kamu bawa saja kami ke sana?"

"Jangan berharap!"

Bagaimana Galvin Bai bisa membawa orang-orang ini untuk menemukan adik perempuannya?

Lewis Hu juga tidak terburu-buru, "Ikuti saja sesuai perintahku."

Begitu dia selesai berbicara, Lewis Hu menarik kembali kakinya dan memberi isyarat kepada Yoyo tersebut.

Yoyo mengerti, ia berjalan ke depan mobil dan membuka pintu.

Setelah beberapa saat, Galvin Bai yang terbaring di tanah, akhirnya berdiri.

Dia sudah menjadi mati rasa dengan sakit di tubuhnya, dan penglihatannya menjadi tidak jelas, sedikit demi sedikit dia berjalan ke pintu mobil yang terbuka dengan patuh.

Akhirnya sesampai di depan pintu mobil, Yoyo memberi isyarat “silahkan”, dan Galvin Bai masuk ke dalam mobil dengan patuh, disusul dengan suara Yoyo menutup pintu mobil.

Yoyo duduk di kursi penumpang , dan Lewis Hu duduk di kursi belakang.

“Bawa aku untuk bertemu dengan adikmu.” Lewis Hu berkata.

Galvin Bai menyalakan mobil dan berjalan perlahan menuju tempat yang baru saja dia lewati.

......

Tetapi selama beberapa menit, mobil Galvin Bai berhenti di luar halaman tempat dia parkir sebelumnya, dengan suaranya yang tidak stabil mengatakan, "Sudah sampai."

Melihat situasi ini Lewis Hu segera keluar dari mobil dan Yoyo mengikutinya.

Galvin Bai juga keluar dari mobil setelah keduanya turun dari mobil, namun setelah turun dari mobil, ia berdiri di sana dengan bingung hingga pintu halaman dibuka dan sosok yang ia rindukan pun muncul.

"Adik?"

“Kakak?” Seorang wanita yang tampak polos dan dewasa menatap Galvin Bai dengan heran. “Kakak, mengapa kamu ada di sini? Mengapa kamu pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu.”

Galvin Bai tertegun, sedikit bingung.

Di suatu saat, dia berharap bisa melihat adiknya tumbuh dewasa, dan sekarang akhirnya dia melihatnya.

Adiknya sudah dewasa.

Saat Galvin Bai dalam keadaan terhipnotis sekaligus dia juga merasa lega.

Galvin Bai tersenyum, "Aku hanya kembali untuk melihat sebentar."

Adiknya menyalahkan Galvin Bai karena tidak memberinya kabar terlebih dahulu ketika akan kembali, tetapi bagaimanapun tetaplah kakak sendiri, dengan senang hati ia menyambutnya, menarik tangan kakaknya, “Kakak, kamu sudah lama sekali tidak pulang ke sini, cepat masuk dan duduklah. "

Galvin Bai membiarkan adiknya menyeret dirinya masuk ke dalam.

Di belakangnya adalah Lewis Hu dan Yoyo.

Tidak tahu mengapa, adik perempuan itu tampak terlalu senang melihat kakaknya, sehingga ia tidak memperhatikan dua orang di belakangnya.

Setelah masuk ke dalam rumah, adiknya bertanya, "Kakak, apa yang terjadi padamu sehingga kakak datang ke sini begitu malam?"

Galvin Bai menggelengkan kepalanya, "Tidak terjadi apa-apa, aku hanya datang untuk melihatmu saja."

Adiknya tersenyum, "Kalau begitu berarti kakak merindukan aku kan?"

“Tentu saja.” Galvin Bai tersenyum lembut. Dia sangat merindukan adiknya. Dia sangat senang melihatnya baik-baik saja sekarang.

"Kalau begitu, Kakak jangan pergi lagi? Bagaimana jika kakak tinggal di sini menemaniku saja?" Adik perempuan itu menatap dirinya dengan mata yang berkilau.

Galvin Bai melihat sebuah penantian dari mata itu, dia tidak tahan untuk mengatakan tidak, tapi ...

"Jika saja... kamu benar-benar adik sesungguhnya ... alangkah baiknya itu ..."

“Kakak, apa yang kamu bicarakan?” Adiknya seperti tidak memahami maksud perkataannya.

Galvin Bai tertawa bercanda, "Adik, senang bisa bertemu denganmu."

Adiknya tidak mengerti, dia berkedip pada Galvin Bai.

Galvin Bai memejamkan mata, lalu mengabaikan adik perempuan di sebelahnya, ia mengeluarkan obat dari sakunya, dan dengan cepat memasukkan obat ke dalam mulutnya.

Lewis Hu dan Yoyo di belakangnya belum bereaksi, dan Galvin Bai sudah meminum obatnya.

“Tuan Hu?” Teriak Yoyo sambil mengerutkan kening.

Lewis Hu juga mengerutkan kening dengan kesal "Obat yang di minum Galvin Bai adalah obat penawar."

“Apa?” Yoyo menatap Galvin Bai dengan tidak percaya.

Galvin Bai sudah membuka matanya saat ini.

Adik perempuan yang berada di sisinya sudah lama hilang.

Semua yang terjadi barusan hanyalah ilusi.

Lewis Hu memberi Galvin Bai obat psikedelik untuk membuatnya menjadi patuh.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu