Awesome Guy - Bab 210 Kamu Tidak Menginginkan Obat Penawar?

Pria kaca mata itu merasa ragu sejenak, “Sama sepertiku seorang pembunuh.”

Tatapan Galvin Bai menjadi dingin, apa bedanya dengan tidak mengatakannya?

“Di mana juniormu?”

“Aku tidak tahu, posisinya tidak menentu.”

Galvin Bai kembali bertanya: “Kalau begitu apa kamu bisa mendapatkan obat penawar?”

“Tidak bisa, aku hanya bsia mendapatkan obat penawar satu bukan, obat penawar yang sebenarnya aku tidak bisa mendapatkannya.”

“Kalau begitu apa kamu bisa menyiapkan obat penawarnya?”

“Tidak bisa.”

“Benar-benar tidak bisa?” Galvin Bai mengangkat sebelah alisnya, pisau itu semakin mendekat dengan kakinya.

Kaki pria kaca mata itu sedikit bergetar, “Benar-benar tidak bisa, hal ini aku tidak ahli.”

Pisau Galvin Bai berhenti sejenak, “Apa lagi yang kamu tahu?”

“Tidak ada lagi, aku tidak mengetahui apapun, aku sudah mengatakan semuanya.”

“Benarkah?” tanya Galvin Bai, kemudian tanpa diduga langsung menancapkan pisau itu.

Pria kaca mata itu kembali memekik, “Aku...... aku sudah...... mengatakan semuanya......”

Galvin Bai mendengus dingin, “Siapa bosmu?”

“Aku...... aku tidak bisa mengatakannya......” pria kaca mata itu menggertakan giginya.

Tatapan Galvin Bai sedikit berkilat, melihat pria kaca mata itu, sepertinya membunuhnya pun dia juga tidak akan mengatakannya, kalau begitu tidak perlu bertanya padanya lagi, “Karena begitu, menurutku kamu sudah boleh mati.”

“Apa?” pria kaca mata itu langsung mengangkat kepalanya, “Tidak, tidak, kamu tidak bisa membunuhku!”

Pria kaca mata itu menjadi panik, dia tidak pernah menyangka, jika Galvin Bai benar-benar akan membunuhnya.

“Jika kamu membunuhku, maka tidak akan ada lagi yang mengantar obat penawar untukmu!”

Galvin Bai terlihat tidak perduli, mendengus dingin, namun tidak membunuhnya, sebaliknya memberikan pisau itu pada Macan Putih, lalu berucap dengan pelan: “Kamu di sini saja, menunggu kematian perlahan-lahan!”

Selesai berucap, Galvin Bai dan Macan Putih langsung pergi.

Di sini adalah sebuah kontainer, dan juga sebuah kontainer gudang yang ditinggalkan, bisa dikatakan, di sini tidak akan ada orang yang datang.

Di ikat di dalam kontainer, tidak ada orang yang datang, juga tidak ada makanan dan air, ditambah lagi dengan luka di tubuhnya, tanpa menunggu lama, pria kaca mata itu pasti akan mati kelaparan, kehausan, bahkan karena luka di tubuhnya yang tidak segera diobati, akan infeksi dan mati.

Kesimpulannya, dia tidak mati karena tindakan Galvin Bai.

Pria kaca mata itu menapa Galvin Bai dan Macan Putih, lalu berteriak: “Galvin! Kamu tidak ingin obat penawar lagi? Galvin!”

“Aku akan membawamu mencari juniorki! Aku bisa menemukannya!”

Galvin Bai yang sudah berjalan hingga depan pintu, saat mendengar kalimat ini, menghentikan langkahnya.

Pria kaca mata itu yang melihat hal ini berpikir untuk bersandiwara, “Aku bisa membawamu menemukan juniorku, menyuruhnya untuk memberimu obat penawar, obat penawar yang sebenarnya!”

Namun yang dipikirkan di dalam benaknya, asalkan Galvin Bai melepaskan ikatannya, dia akan langsung kabur, atau dia bisa membawanya mencari juniornya, kemudian langsung menyuruh juniornya untuk menghabisinya.

Galvin Bai membalikkan tubuhnya, tersenyum dengan dingin, “Kamu pikir aku bodoh?”

Pria kaca mata itu tercengang, kemudian berucap: “Aku mengatakan yang sebenarnya, aku bisa menemukan juniorku, dia memiliki obat penawar!”

Galvin Bai tanpa banyak bicara langsung membalikkan tubuhnya, menyuruh Macan Putih untuk mengunci pintu dengan erat.

Pria kaca mata itu merasa bingung.

Kenapa bisa seperti ini?

Apa dia benar-benar tidak takut mati?

Tanpa obat penawar, dia akan semakin parah, apa dia tidak perduli sama sekali?

Ketakutan akan kematian berputar dalam benak pria kaca mata itu.

Setelahnya, tangan kakinya telah diikat, pisau satu-satunya juga diambil oleh Macan Putih, tidak ada apapun di sini, pintu juga telah dikunci, dia ingin keluar, sepertinya hal yang tidak mungkin.

Detik ini, pria kaca mata itu merasakan keputusasaan yang sangat dalam......

......

Setelah Galvin Bai menyelesaikan pria kaca mata itu, dia kembali ke Marquis Grpup, tidur di atas sofa.

Vonny Long yang awalnya ingin melaporkan sesuatu, namun melihat Galvin Bai yang terlihat lelah, diam-diam menyelimutinya dengan kain tipis, lalu keluar dengan perlahan-lahan.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu