Awesome Guy - Bab 390 Percayalah Pada Putramu, Ia Sangat Cerdas

Tapi Galvin Bai sudah membunuh orang dan ditangkap oleh polisi di TKP. Sekarang ia dibawa oleh pihak kepolisian ke rumah sakit dan harus menunggu kesadarannya kembali dulu. Barulah setelah itu ia bisa dibawa pulang ke kota T untuk kemudian diadili.

Membunuh orang adalah kejahatan berat!

Erin Wu berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah, memikirkan berbagai cara untuk menolong Galvin Bai. Tapi sebenarnya itu tidak ada gunanya sedikitpun karena membunuh orang adalah kejahatan berat. Seberapapun lihai alasan yang digunakan, tetap tidak akan ada gunanya. Apalagi polisi sudah melihat perbuatannya itu dengan mata kepala mereka sendiri.

“Bagaimana kamu masih bisa-bisanya minum teh?! Cepat pikirkan jalan keluarnya!”

Eddy Bai balas bertanya: “Memangnya jalan keluar apa yang harus kupikirkan?”

Erin Wu benar-benar mendesak, pantatnya duduk di samping Eddy Bai dan tangannya mencengkeram lengan pria itu, “Pikirkan jalan keluar untuk menyelamatkan Galvin! Ia sekarang ditangkap polisi di TKP dan ia bersalah karena sudah membunuh! Bisa-bisa ia dihukum mati!”

“Pikirkan jalan keluarnya dan selamatkan ia!”

Eddy Bai menepuk-nepuk tangan Erin Wu untuk menenangkan wanita itu. Ia kemudian berujar pada pria paruh baya itu: “Beritahukan masalah ini pada Eric.”

“Baik.” Pria paruh baya itu pun berjalan pergi.

Erin Wu memelototi Eddy Bai, “Kamu ini sebenarnya mau menyelamatkan putramu atau tidak, sih?!”

Eddy Bai menggeleng, “Bukannya aku tidak mau menyelamatkannya, tapi aku tidak melihat adanya alasan untuk menyelamatkannya.”

“Ia membalas dendam dan membunuh orang. Ini adalah perkara yang serius, sebagian banyak orang yang melakukannya pasti akan menghindari polisi. Tapi ia tidak begitu.”

“Tidak hanya itu, ia juga dengan sengaja membiarkan polisi menemukannya dan menangkap basah perbuatannya tepat waktu. Menurutmu kenapa bisa begitu?”

Erin Wu termangu sesaat, “Jangan-jangan... Ia sengaja membiarkan dirinya ditangkap?”

“Betul.” Eddy Bai mengangguk lalu melanjutkan: “Bukankah barusan dikatakan begitu? Alasan polisi bisa menemukannya adalah karena ada orang yang memberitahu polisi tentang keberadaannya.”

Erin Wu mengangguk. Tadi konsentrasinya hanya terfokus pada kondisi Galvin Bai yang ditangkap polisi sehingga ia langsung menjadi khawatir.

Eddy Bai kembali berujar: “Ia sengaja membiarkan polisi menangkapnya karena ini juga bagian dari rencananya. Jadi kamu harus percaya pada putramu, ia sangat cerdas.”

“Memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.”

Erin Wu pun langsung menjadi lebih tenang, namun tiba-tiba terpikirkan sesuatu, “Tapi ia memang sudah membunuh orang dan kejahatannya ini bisa dijatuhi hukuman mati. Kita harus bagaimana?”

Eddy Bai terdiam, ini adalah sesuatu yang ia sendiri juga tidak tahu jawabannya. Galvin Bai adalah anak yang cerdas, ia tahu ia tidak mungkin bisa melewati malam ini dengan selamat setelah membunuh Jordan Cong sehingga ia membiarkan polisi menangkapnya. Ini memang adalah cara yang sangat aman, tapi membunuh orang tetap adalah kejahatan berat. Bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan ini?

Erin Wu memelototi suaminya, “Jadi kenapa tadi kamu tenang-tenang saja?! Putra kita tetap akan dihukum mati!”

Eddy Bai mengernyitkan alisnya, jemarinya dengan tidak tenang mengetuk-ketuk pahanya. Ini adalah jalan buntu.

Kalau Galvin Bai tidak masuk penjara, maka ia pasti akan dibunuh oleh orang dari keluarga Cong untuk balas dendam. Kalau ia masuk penjara, ia pasti dijatuhi hukuman mati karena sudah membunuh orang. Pilihan manapun tetap saja berakhir pada kematiannya.

Eddy Bai mengusap-usap celah diantara alisnya, berusaha menenangkan suasana: “Percayalah padanya. Menurutku ia memang sudah memberanikan diri untuk mengambil langkah ini, seharusnya ia sudah memikirkan jalan keluarnya. Mungkin saja tidak akan terjadi masalah apapun.”

......

Keluarga Cong di kota C.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam lebih, sebentar lagi pukul 12. Seharusnya ini adalah jam tidur, namun lampu di rumah keluarga Cong masih menyala terang benderang.

Di luar vila, berhentilah sebuah mobil mewah berwarna hitam.

Tidak lama kemudian, keluarlah seorang pria bertubuh tinggi besar yang mengenakan mantel. Raut wajahnya terlihat kelam, dagunya ditumbuhi janggut, sepasang matanya dipenuhi tatapan penuh permusuhan. Dari perawakannya ini, sepertinya dulunya ia adalah pemimpin geng bandit.

Orang ini adalah tuan ketiga keluarga Cong, William Cong, yang juga merupakan ayah kandung Jordan Cong.

William Cong sudah kelam sejak ia mengetahui kabar kematian putranya, amarahnya sudah sampai di ubun-ubun kepalanya. Kalau ia tidak berhati-hati, ia pasti akan meledak hebat.

Tidak lama kemudian, terdengar suara dari dalam mobil.

Seorang wanita berkulit gelap pun dengan sigap melapor pada William Cong: “Tuan ketiga... Kami sudah memeriksanya, Galvin Bai sekarang sudah ditangkap polisi. Tapi karena luka berat yang ia derita, sekarang ia sedang dirawat di rumah sakit terbaik di kota B. Polisi tidak membiarkan siapapun menjenguknya.”

Begitu mendengarnya, William Cong pun langsung meledak, “Bangsat! Ia sengaja!”

“Tuan ketiga... Kita tidak ada alasan untuk pergi...”

William Cong tidak mendengarnya, “Cepat pergi ke rumah sakit terbaik di kota B itu!”

“Tuan ketiga, keluarga Cong sudah mengutus orang untuk pergi namun ia tidak bisa bertemu dengan Galvin. Lebih baik tuan ketiga...”

“Jangan sampai aku mengulangi perintahku!” Suara William Cong meninggi beberapa tingkat.

Begitu melihat amarah William Cong, tidak ada satupun orang yang berani membantahnya.

Mata William Cong dipenuhi kebencian yang bengis. Ia ingin tahu, seperti apa rupa orang yang bisa membunuh putranya? Seperti apa kemampuannya?

......

Rumah sakit terbaik di kota B.

Galvin Bai terbangun dengan susah-payah, samar-samar menyadari bahwa ia sekarang berada di dalam kamar rawat rumah sakit.

Kemudian terdengar suara dua orang yang sedang bercakap-cakap di dalam kamar, namun suara mereka terdengar sangat jauh seolah-olah mereka sedang berada di ambang pintu.

“Kak senior, apa ia sudah sadar?”

“Belum.”

“Begitu ia sadar, langsung laporkan pada ketua tim.”

“Aku tahu, tapi aku berharap ia tidak usah siuman! Hmph! Sudah lama aku tidak melihat seseorang yang bisa membunuh begitu banyak orang! Pasti ia seorang psikopat!”

“Kak senior, aku juga tidak bisa mempercayai ini. Ia adalah presdir Marquis Group, ia tidak terlihat seperti seseorang yang sanggup membunuh orang. Entah bagaimana...”

“Presdir Marquis Group?” Nada suara si wanita terdengar penuh penghinaan, “Orang psikopat seperti ia ini bisa menjadi presdir Marquis? Apa orang-orang di Marquis buta?”

“Aku dengar Marquis Group adalah bisnis keluarga.”

“Pantas saja, bukankah ia hanya seseorang yang kaya karena berasal dari generasi kedua? Mengandalkan kasih sayang dari keluarga dan melakukan apapun yang ingin dilakukan seenaknya. Sekarang sudah berani membunuh orang!”

“Oh? Begitukah?”

“Omong kosong. Tidak ada satupun generasi kedua penerus keluarga kaya yang menjadi orang yang benar!”

“Sudah, sudah, cepat pergi istirahatlah! Biar aku yang melapor pada ketua tim saat ia sudah sadar.”

“Baiklah, kalau begitu aku pergi ke ruangan sebelah.”

“......”

Galvin Bai mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam, benaknya memutar memori saat ia berada di dalam ruang privat, kemudian ia menatap lampu yang menerangi kamarnya sekarang. Lampu itu seperti sinar matahari yang sangat terang dan sontak ia pun termangu sesaat.

Akhirnya, suara obrolan itu pun berakhir dan digantikan dengan suara langkah kaki yang mendekat.

Galvin Bai sudah benar-benar membuka matanya dan sekarang sedang menatap wanita yang berdiri di samping ranjangnya dengan penasaran.

Wanita itu mengenakan sehelai hoodie dan celana jeans. Rambutnya pendek, namun rapi dan tertata. Entah berapa usianya namun karena ia sudah bekerja, pastilah usianya sekitar 20an!

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu