Awesome Guy - Bab 718 Ada Beberapa Hal Yang Tidak Bisa Diselesaikan Dengan Uang

Kerumunan penonton yang berada dibawah panggung menyambut ricuh, kemudian mengeluarkan segala jenis hinaan.

“Hah, pengecut tengil ini?”

“Lihat saja ia, tampangnya sudah seperti orang mati seakan ada anggota keluarganya yang mati saja!”

“Berani-beraninya memprovokasi Jojo, memang cari mati!”

Semua suara orang-orang itu dapat didengar oleh Alice Fang. Hatinya merasa sangat tidak nyaman dan itu membuatnya sangat marah, “Aku sudah bilang tidak mau, untuk apa kamu pergi kesana? Siapa yang memintamu unjuk gigi?”

Galvin Bai tidak memiliki suasana hati dan pikiran yang mendukung untuk memikirkan hal-hal ini.

Ia sadar dirinya sudah terus menerus menahan diri sedari tadi, jadi ia tahu dengan jelas bahwa kalau ia tidak meluapkan apa yang sudah ia pendam, maka benar-benar akan muncul masalah.

Galvin Bai pun membungkuk pada Jojo Ding dan berujar, “Terima kasih.”

Jojo Ding menatap Galvin Bai dengan bingung, “Apa maksudmu?”

“Aku baru saja menghina.. bukan, mengambil inisiatif untuk mengejar kekasihmu. Tapi kamu malah berterima kasih padaku?”

Galvin Bai menggelengkan kepalanya dan berujar santai, “Ia bukan kekasihku.”

“Terima kasih, karena kamu telah memberikanku kesempatan untuk melepas rasa ini.”

Jojo Ding masih terlihat bingung, “Kesempatan untuk melepas rasa?”

Mendengar respon Jojo Ding, Galvin Bai pun akhirnya berujar terus terang: “Maksudnya, terima kasih sudah membiarkanku menghajarmu.”

Jojo Ding sontak menjadi marah begitu mendengarnya, “Sial. Bangsat! Aku pikir kamu sudah takut setengah mati. Ternyata kamu hanya berpura-pura? Apa kamu tahu siapa aku, brengsek?!”

Orang-orang dibawah panggung pun kembali mengolok-olok Galvin Bai yang berlagak.

“Biar dia tahu rasa kena karma karena lagaknya ini!”

“Jojo, cepat hajar dia!”

“Kalahkan ia supaya ia tahu bahwa Jojo bukan orang sembarangan!”

Jojo Ding merasa sangat marah sekarang dan tidak ingin bicara basa-basi dengan Galvin Bai. Ia menerjang maju ke arah Galvin Bai, bermaksud menghantam kepalanya.

Galvin Bai tidak bersembunyi ke belakang, tapi balik menerjang maju dan dengan tepat sasaran memukul dada Jojo Ding. Pukulan ini begitu telak sehingga membuat Jojo Ding hampir tidak bisa berdiri tegap.

Galvin Bai mencengkeram lengan Jojo Ding, kemudian menekan pundaknya dengan tangan yang lain dan menjatuhkannya ke atas tanah. Ia kemudian mengangkat tinjunya dan mengayunkannya layaknya sedang menyerbu.

BUKK! BUKK! BUAKKK!

Posturnya ini terlihat cukup mirip dengan gaya serangan Avel Qin.

Jojo Ding terhajar telak dan tidak memiliki tenaga untuk melawan balik. Ia hanya bisa berseru dan menjerit, “AARGHH! Jangan pukul! Jangan pukul! Aku menyerah!! ARGHH! JANGAN PUKUL!!”

Mulut semua orang di bangku penonton pun sontak menganga lebar tidak percaya, seolah-olah rahang mereka tidak memiliki engsel lagi.

Jojo Ding adalah juara Taekwondo se-provinsi, bagaimana mungkin bisa dikalahkan telak begitu?

Semua orang tidak bisa mempercayai pemandangan ini.

Mulut Alice Fang juga terbuka lebar karena tercengang dan ia hanya bisa mematung di tempatnya.

Bar yang semula sangat ricuh dan heboh itu seketika menjadi hening, bahkan alunan musik yang membangkitkan semangat pun berhenti.

Itu sebabnya suara hajaran Galvin Bai pada Jojo Ding menjadi lebih terdengar jelas.

Jojo Ding terus berteriak memohon ampun, tapi Galvin Bai sama sekali tidak berhenti.

Orang yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kemungkinan akan menganggap adanya dendam kesumat diantara Galvin Bai dan Jojo Ding.

Tapi kalau Eddy Bai melihat Galvin Bai sekarang, ia pasti akan tersentak kaget karena cahaya merah aneh itu kembali berkilat di dalam mata Galvin Bai.

“Jangan pukul aku lagi! Aku tidak akan menantangmu lagi! Tolong ampuni aku, aku mohon!!”

Teriakan mohon ampun Jojo Ding sepertinya semakin lama semakin memelan.

Beberapa orang menyadari hal ini. Kalau Galvin Bai terus menghajar seperti ini, sepertinya ia akan membunuh Jojo Ding.

Oleh sebab itu beberapa orang pun bergegas naik keatas panggung untuk menghentikan Galvin Bai.

Setelah semua orang bersama-sama menarik Galvin Bai menjauh, cahaya merah itu pun sirna dari matanya namun tinjunya dilumuri darah.

Ia sama sekali tidak melihat bagaimana kondisi Jojo Ding setelah ia hajar, juga sama sekali tidak mempedulikan orang lain. Galvin Bai hanya langsung berbalik badan dan berjalan pergi.

Tidak ada yang berani menghentikan Galvin Bai. Alasan pertama adalah karena Galvin Bai yang terlalu kuat dan alasan kedua adalah karena luka Jojo Ding tidaklah ringan. Mereka semua mengkhawatirkan kondisi Jojo Ding.

Sekujur tubuh Alice Fang hanya bisa termangu kaku.

Ia melihat Galvin Bai berjalan ke atas panggung, menghajar orang, kemudian turun dari panggung, lalu berjalan melewatinya begitu saja dan akhirnya keluar meninggalkan bar.

Alice Fang berdiri kaku ditempatnya berpijak untuk waktu yang cukup lama, lalu tiba-tiba ia tersentak dan kesadarannya kembali. Pasti ada sesuatu yang mengganjal hati Galvin Bai dan sesuatu itu tidak bisa ia dilampiaskan.

Saat ini hatinya tiba-tiba tergerak dan ia merasa kasihan dan sedikit empati pada pria itu.

Jadi setelah kesadarannya kembali ke dunia nyata, Alice Fang segera berlari keluar untuk mengejar. Disaat itulah ia baru menyadari bahwa sampai detik ini, ia bahkan sama sekali tidak tahu nama pria yang sedang dikejarnya ini.

“Tunggu...”

Galvin Bai tidak menghiraukan Alice Fang, ia hanya terus berjalan maju dengan kepala yang tertunduk.

Para pejalan kaki lainnya pun terkejut saat melihat kepalan tangannya yang meneteskan darah dan semua orang sontak menghindar darinya.

Alice Fang pun berhasil mengejar dan bertanya dengan hati-hati, “Bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik-baik saja?”

Galvin Bai menyahut dengan suara yang berat: “Jangan dekat-dekat denganku. Semakin jauh kamu dariku, semakin baik.”

Alice Fang terhenyak sesaat, lalu bertanya pada Galvin Bai: “Apa maksudmu? Apa kamu juga mau memukulku?”

Galvin Bai kembali melangkah maju tanpa menjawab pertanyaan Alice Fang.

Alice Fang kembali mengejarnya, lalu berusaha mengiringi langkahnya dengan berjalan disampingnya dan berujar, “Baik ataupun buruk situasinya bisa dibilang kita sudah saling mengenal satu sama lain, beritahu saja aku kalau kamu memang memiliki masalah. Mungkin aku bisa membantumu, bagaimana?”

“Lagipula, aku tidak takut padamu. Kuberitahu ya, aku mengenal Galvin Bai dari Kota T. Aku yakin kamu tidak akan berani melakukan apa-apa padaku!”

Galvin Bai terdiam sesaat, mengenalku?

Mereka memang saling kenal satu sama lain, tapi mereka tidak bisa dibilang akrab.

Galvin Bai berujar datar, “Kamu tidak bisa membantuku. Dan kalau kamu masih terus mengikutiku, aku benar-benar akan memukulmu.”

Alice Fang dengan keras kepala tetap mengikuti Galvin Bai dan melanjutkan, “Aku tidak percaya. Aku ini adalah selebriti terkenal, aku memiliki lebih banyak koneksi dan harta daripada orang biasa. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak bisa diselesaikan dengan uang!”

“Lagipula, apa kamu benar-benar akan memukulku?”

Begitu ucapan itu terlontar, langkah Galvin Bai pun tiba-tiba terhenti.

Alice Fang juga ikut berhenti karena terkejut.

Galvin Bai memutar tubuhnya, menatap Alice Fang dan berujar sungguh-sungguh, “Kamu tidak bisa membantuku.”

“Aku tidak percaya!” ujar Alice Fang dengan keras kepala.

Galvin Bai tidak menatap Alice Fang lagi dan menjulurkan tangannya untuk memanggil taksi.

Melihat Galvin Bai masuk ke dalam mobil, Alice Fang pun mengira bahwa pria itu ingin menyingkir darinya. Ia lalu langsung ikut naik ke mobil tanpa mengucapkan apapun.

Kemudian ia menyesali keputusannya.

Galvin Bai berujar kepada supir taksi: “Pemakaman Green Village Kota T.”

Supir itu melirik Galvin Bai, entah kenapa secara tidak sadar merasa takut. Tapi ia tidak banyak bicara dan menyetir mobilnya ke tempat yang Galvin Bai tuju.

Benak Alice Fang merasa takut, “Untuk apa kamu ke pemakaman malam-malam begini?”

Galvin Bai tidak menjawab.

Alice Fang merasa semakin takut, ia menyesal sudah masuk ke dalam mobil ini bersama Galvin Bai.

Tidak lama kemudian, taksi itu pun sampai di Pemakaman Green Village. Galvin Bai turun dari mobil dan membayar, sedangkan Alice Fang juga tidak punya pilihan lain selain ikut turun.

Alice Fang melangkah keluar dari mobil dan melihat ke sekeliling, hanya ada kegelapan yang melingkupi. Disana-sini terdapat pohon cemara dan pinus, membuat nyali siapapun yang melihatnya menjadi ciut.

Supir taksi itu dengan sigap menginjak penuh pedal gas setelah mereka berdua turun dari mobil dan melesat pergi secepat mungkin.

Bunyi raungan mesin membuat tubuh Alice Fang gemetar ketakutan.

Galvin Bai tidak mempedulikan Alice Fang yang ketakutan dan langsung mencengkeram pergelangan tangan wanita itu, kemudian menariknya masuk ke dalam pemakaman.

Alice Fang yang ketakutan pun sontak menangis, “Lepaskan! Cepat lepaskan aku! Aku mau pulang!”

Galvin Bai menariknya sampai ke hadapan makam adik perempuannya dan berkata: “Kamu bilang kamu bisa membantuku, bukan? Baiklah, ini adalah adik perempuanku yang baru saja meninggal dua hari yang lalu. Apa kamu bisa membuat adik perempuanku hidup kembali?”

Alice Fang termangu.

Galvin Bai menggunakan kenyataan yang terpampang di depan mata untuk memberitahu Alice Fang bahwa uang bukanlah segalanya. Ada beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan dengan uang.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu