Awesome Guy - Bab 750 Aldi Liang Dipermainkan Oleh Galvin Bai

“Lihat, hasilnya sekarang sudah sangat jelas, bukan? Kamu bilang ingin menjadi rekan aliansi, tapi semua itu bohong! Kamu tetap akan membunuhku pada akhirnya tapi kamu masih bisa bilang akan memberiku penawar? Bukankah ini konyol?”

Ucapan Galvin Bai ini membuat raut wajah Aldi Liang menjadi kelam.

Raut wajah yang lain pun juga ikut tidak enak dilihat.

“Dasar penipu sialan, kamu menipu lagi!” bentak Ketua Dao.

Senyum Galvin Bai pun sirna begitu mendengarnya dan ia berujar marah: “Apa kamu pantas untuk bicara denganku, bajingan? Bukankah kamu bilang ingin membunuhku? Ayo, sini! Bunuh saja aku!”

Ketua Dao menatap Galvin Bai dengan kelam, tapi ia tidak mengucapkan apapun karena ia tahu ia tidak pantas untuk mengucapkan apa-apa sekarang.

Aldi Liang menarik napas dalam dan membuangnya, lalu berjalan menghampiri Galvin Bai dan berjongkok.

Raut wajah Galvin Bai tetap datar, ia bahkan tidak balas menatap Aldi Liang.

Aldi Liang berujar datar: “Galvin, aku akui aku memang meremehkanmu. Tapi yang kukatakan sekarang ini jujur. Asalkan aku menemukan brankas emas yang ketiga, aku akan langsung memberikan penawarnya pada kalian dan aku menjamin keselamatan kalian.”

Ucapan Aldi Liang terhenti sejenak. Seolah merasa kredibilitas kata-katanya tidak terlalu tinggi, ia pun menambahkan: “Kamu mungkin tidak terlalu mempercayainya, tapi kali ini aku janji, aku bersumpah akan memberikan kalian penawarnya!”

“Sumpah?” Galvin Bai mendengus dingin, “Kalau sumpahmu itu ada gunanya, apa kondisiku akan menjadi seperti sekarang, brengsek?”

Aldi Liang terdiam sesaat, lalu berujar tidak berdaya: “Kalau begitu katakanlah, bagaimana aku bisa membuatmu mempercayai kata-kataku?”

Galvin Bai tertawa dingin, lalu menatap ke arah Ketua Dao, “Bunuh ia dan aku akan mempercayaimu.”

Ketua Dao spontan langsung mengelam, ia menunjuk Galvin Bai dan meraung marah: “BANGSAT! Aku akan membunuhmu lebih dulu!”

Ketika Ketua Dao bergerak maju, Avel Qin menghentikannya.

Ketua Dao menatap Avel Qin dengan garang, namun ia sama sekali tidak bisa melangkah maju satu langkah pun.

Seketika, suasana pun terasa sesak dan tegang..

Kemudian mata semua orang beralih pada Aldi Liang, karena hanya ia yang bisa mengambil keputusan saat ini.

Aldi Liang sama sekali tidak berbicara.

Ketua Dao pun menjadi gelisah dan segera menatap Aldi Liang: “Bos besar, kamu tidak akan benar-benar membunuhku, bukan?”

Sebenarnya kalau Ketua Dao yang dihadapkan dengan pilihan semacam ini, ia pasti akan membunuh orang itu tanpa ragu. Semua orang sudah tahu orang seperti apa Ketua Dao itu.

Aldi Liang kemudian menggeleng dan berkata: “Tidak bisa.”

“Kalau aku benar-benar membunuhnya, siapa lagi yang akan mengikutiku dengan tulus?”

“Jadi berhenti bermain trik muslihat denganku.”

“Tidak peduli seberapa liciknya kamu, kamu masih berusia 20-an. Semua orang disini berusia lebih tua daripadamu, bahkan kamu saja tidak sebanding dengan Ketua Dao.”

“Katakan sejujurnya dimana letak brankas emas itu, kalau tidak, aku tidak bisa menjamin apa aku akan tetap membiarkan mereka melanjutkan hal itu.”

Sembari mengucapkan ini, pandangan Aldi Liang pun terfokus pada Fiona Zhou dan Vania Liang.

Mengenai hal apa yang akan dilakukan itu, tentu saja sudah tidak perlu dikatakan dengan gamblang.

Aldi Liang saat ini sangat tenang, “Kamu harus percaya bahwa aku bisa mengancammu.”

“Kelemahanmu masih ada dalam genggamanku.”

Galvin Bai mengangkat matanya untuk menatap wajah tenang Aldi Liang dengan kebencian yang mulai menggerogoti hatinya.

Karena apa yang Aldi Liang itu benar, wanita itu memang memegang titik lemahnya.

Galvin Bai benar-benar tidak berdaya, karena biarpun ia mencoba mempermainkan mereka, ia tetap tidak akan mengubah apa-apa.

Melihat ini, Ketua Dao pun berjalan menghampiri. Saat matanya menangkap tatapan tidak berdaya Galvin Bai, Ketua Dao pun tahu bahwa Galvin Bai mau tidak mau harus menurut. Ia pun memaksanya berdiri, “Cepat katakan!”

Galvin Bai merasa tubuhnya seperti reruntuhan, ia sudah sangat tidak berdaya dan diangkat Ketua Dao dengan perlakuan seperti ini membuatnya merasa sangat dipermalukan.

Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Galvin Bai pun berujar datar: “Di depanku ada lereng gunung, namun lereng itu palsu. Kalian bisa masuk ke dalam brankas emas itu dengan langsung berjalan lurus ke arahnya.”

Setelah memberitahu, ia lalu berujar pada Ketua Dao: “Apa kamu bisa menurunkanku?”

“Tidak.”

“......” Galvin Bai terdiam.

Setelah mendengar ucapan Galvin Bai, Aldi Liang pun menoleh ke arah kanan. Memang ada lereng gunung di sebelah kanan mereka.

Lereng gunung itu memang mengarah ke bawah dan kalau tidak ada tipu muslihat disitu, maka siapapun pasti akan langsung bergulung jatuh ke bawah begitu kaki mereka menginjaknya.

Aldi Liang berpikir sejenak lalu berjalan kesana. Ketua Dao pun sontak berujar: “Bos besar, jangan biarkan anak ini menipumu.”

“Sepertinya tidak, metode untuk membuka pintu brankas semuanya ditutupi tipu muslihat dan biasanya terletak di tempat yang tidak akan didekati oleh orang pada umumnya.” jawab Aldi Liang datar.

Dave Lin tiba-tiba bersuara, “Bos besar, bagaimana kalau menyuruh salah satu dari anak buah untuk mencobanya dulu?”

Aldi Liang tidak menyahut, tapi Ketua Dao menolehkan kepalanya dan melirik ke arah anak buahnya.

Orang itu berasal dari aliansi bisnis dan ia sekarang ingin unjuk diri di depan bos besar, jadi ia berjalan ke depan tanpa ragu.

Angin menyertai derap langkahnya dan ia berjalan ke hadapan lereng dengan berani.

Ketika ia mencapai lereng, ia pun mengambil satu langkah lagi tanpa ragu.

“Ahh!”

Orang itu langsung berguling karena gaya gravitas yang tidak stabil.

Semua orang mendengar ia berguling, lalu membentur kesana-kemari, dan akhirnya kembali tenang.

Semua orang pun tercengang.

Tipu muslihat macam apa ini?

Ini benar-benar hanyalah lereng gunung biasa.

“HAHAHA!” tawa Galvin Bai, “Bukankah kalian bilang aku ini tidak lebih baik daripada Ketua Dao? Tapi masih bisa ditipu olehku seperti ini?”

BUAKK!

Begitu selesai bicara, Aldi Liang pun muncul di hadapan Galvin Bai dan telapak tangannya menghantam dada pria itu.

Galvin Bai pun terpental, lalu membentur salah satu dinding batu dan tubuhnya ambruk ke tanah lagi.

“HOEKK!”

Galvin Bai memuntahkan segumpal penuh darah.

Untung saja Galvin Bai ini sudah terbiasa menahan pukulan. Kalau tidak, dengan kekuatan Aldi Liang yang luar biasa ini, kebanyakan orang biasa pasti sudah mati. Galvin Bai memang masih hidup sekarang, namun dengan dua tulang rusuk yang patah.

Aldi Liang merasa sangat marah karena ia sudah ditipu oleh Galvin Bai lagi dan lagi. Tidak peduli seberapa tenang hati dan pikirannya, ia tak lagi bisa menahan amarah ini.

Aldi Liang yang benar-benar murka pun tidak lagi bisa menenangkan diri, ia meraung dengan raut yang kelam: “GALVIN BAI! MEMANG KAMU PANTAS MATI!”

Melihat itu, Vania Liang yang berada di salah satu sisi pun menendang ahli yang berjaga di sampingnya dan dengan cepat berlari ke arah Galvin Bai untuk melindunginya.

Melihat Vania Liang yang berdiri di depan Galvin Bai untuk menghadangnya, mata Aldi Liang pun sedikit memicing.

Vania Liang juga balas menatap Aldi Liang dengan tatapan yang mantap, tidak lagi sama dengan sebelumnya dimana tatapannya terlihat lugu.

Aldi Liang tidak melakukan apa-apa lagi, namun tiba-tiba menarik Fiona Zhou yang berada di sisi lain dan melemparkannya pada salah satu anak buahnya.

“Perkosa ia!”

Anak buah itu terkejut sesaat, namun tiba-tiba menyadari bahwa ada rejeki yang turun dari langit. Ia pun menjulurkan tangannya dan memeluk Fiona Zhou.

“TIDAK!”

Fiona Zhou memberontak sekuat tenaga, tapi memangnya seberapa besar tenaga yang ia miliki sebagai seorang wanita?

Mata Galvin Bai yang menyaksikan hal ini terasa tercabik, namun ia terluka terlalu parah. Untuk bicara saja sangat sulit.

“Kalian... Hentikan...!” seru Galvin Bai.

Aldi Liang mendengus dingin: “Hentikan? Kamu pikir aku ini bodoh?”

“HAH! Kupikir kamu ini masih memiliki sedikit akal sehat, tapi ternyata kamu benar-benar bodoh! Kamu menginjak batas kesabaranku lagi dan lagi, jadi aku akan memperlihatkan padamu bagaimana temanmu yang satu itu dinikmati orang!”

“Kalau kamu tetap masih ingin bermain tipu muslihat, berikutnya adalah ia!”

Aldi Liang kemudian menunjuk Vania Liang.

Galvin Bai pun menjadi gelisah: “Hentikan! Aku akan memberitahumu! Sekarang juga aku akan memberitahumu! Lepaskan ia!”

Galvin Bai berujar dengan darah yang mengalir turun dari sudut mulutnya.

Tapi Aldi Liang dengan dingin berujar: “Apa kamu mengira aku masih akan memberikanmu kesempatan? Kalau kamu tidak diberi pelajaran dan merasakannya sendiri, selamanya kamu tidak akan menyerah kalau tidak benar-benar gagal total!”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu