Awesome Guy - Bab 176 Aku Ingin Mencari Ayah dan Ibu

Masalah ini akhirnya juga dapat dianggap telah terselesaikan, kelima presdir berulang-ulang mengungkapkan rasa terima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan menunjukkan sikap mereka terhadap Marquis Group di masa depan.

Galvin Bai tidak peduli, dia melambaikan tangan menyuruh mereka pergi. Secara bersamaan, juga menyuruh mereka untuk tetap menjaga keadaan.

Setelah kelima presdir berterima kasih sekali lagi, mereka pun meninggalkan Marquis Group.

Sania Liu melihat sekilas ke arah Vonny Long, dia mendengus lalu berbalik dan meninggalkan kantor.

Melihat ini Galvin Bai merasa penasaran, “Kalian..... saling kenal?”

“Ya, dia adalah sahabatku. Awalnya aku juga tidak mengetahui orang yang ingin Presdir cari adalah dia, saat aku menghubunginya aku baru mengetahuinya.”

Galvin Bai menganggukkan kepala, dalam hatinya tiba-tiba lebih lega. Sania Liu adalah sahabat Vonny Long, seharusnya dapat bisa dibilang orang sendiri, tentu saja dia sendiri mungkin tidak begitu bersedia.

................

Semua hal saat ini sedang bertumbuh ke arah yang semakin membaik. Racun yang ada di tubuh Friska Li juga telah tertawarkan, racun pada kelima presdir juga telah tertawarkan, selanjutnya yaitu mempersiapkan dengan sungguh-sungguh menghadapi Wesley Liu.

Hanya saja tidak tau Wesley Liu sebenarnya mengontrol berapa presdir dari beberapa group perusahaan. Ini mau tidak mau diketahuinya, tentu saja bukanlah beberapa yang hanya di hadapan saja, jadi dia perlu memperhatikan perusahaan yang lainnya.

Untuk orang yang telah meracuni itu, begitu banyak orang yang mencarinya, dia malah tidak percaya, bahkan tidak menemukannya!

Sepulang kerja kembali ke rumah, Galvin Bai menemui Friska Li yang sedang menonton televisi di ruang keluarga, yang dilihatnya ternyata adalah film kartun.

Sejak kapan Friska Li suka menonton film kartun?

Atau dia bosan dan hanya untuk membuang-buang waktu saja?

“Friska?” Galvin Bai memanggilnya, “Apa kamu sudah lapar?”

Friska Li hanya melihat Galvin Bai sekilas, kemudian melihat film kartunnya lagi, “Sudah, apa yang akan kita makan malam ini?”

Mendengar hal ini, rasa curiga dalam hati Galvin Bai berkurang sedikit, “Aku pesan gofood saja.”

Dia sendiri tidak bisa memasak. Melihat Friska Li seperti tidak ingin pergi makan di luar, dia hanya bisa memesan gofood.

Selesai makan, Friska Li melanjutkan menonton film kartun, Galvin Bai pun terbiasa.

Akhirnya, saat tidur malam, Friska Li tetap saja tidur bersama dengan Galvin Bai. Galvin Bai tidak ada cara lain, hanya bisa menemani Friska Li dengan senang.

Pagi hari, saat Galvin Bai terbangun, dia menemukan Friska Li masih sedang tidur, hanya saja posisi tidurnya ini, sedikit sulit dipercaya, sekujur tubuhnya meringkuk, bahkan selimut pun juga tertindih di bawah tubuhnya, sama seperti seorang anak kecil.

Galvin Bai tersenyum, kemudian menyelimuti Friska Li, lalu membersihkan diri dan membeli sarapan.

Akan tetapi setelah kembali membeli sarapan, Galvin Bai melihat Friska Li sedang duduk di ambang kasur, dan dengan suara pelan menangis.

“Aku ingin mencari ayah.... Aku ingin mencari ibu.....”

“E....” Galvin Bai termenung sejenak, mengapa rasa ini sama seperti seorang anak kecil yang telah dibuang lalu mencari keluarganya, apakah perasaannya itu salah?

Galvin Bai pasrah, akhirnya dia hanya bisa menenangkan Friska Li terlebih dahulu, “Baik baik, kita mencari ayah dan ibu. Kamu jangan menangis lagi, sekarang kita makan terlebih dahulu, oke?”

“Paman, apa kamu benar akan membawaku mencari ayah dan ibu?”

“Pa.... Paman?” Selang lama Galvin Bai baru mendapatkan kembali suaranya sendiri.

Friska Li tidak menangis lagi, malah melihat ke arahnya, kemudian bertanya lagi, “Paman, apa yang kamu katakan barusan itu benar? Ini dimana? Mengapa tidak terlihat ayah dan ibu?”

Galvin Bai bingung.

Juga karena ini, perasaan Galvin Bai terlalu bimbang, sehingga membuat apa yang ada di hadapannya menjadi gelap gulita, kemudian langsung terjatuh di atas kasur, untung saja, dia dapat menahan tepat waktu, tidak pingsan.

“Paman kenapa?”

Galvin Bai berusaha keras untuk menenangkan perasaannya, kemudian duduk, dengan suara bergetar, “Friska, apa kamu ingat siapa aku?”

Friska Li mengedipkan matanya yang murni itu, di hadapan Galvin Bai yang menatapnya dengan tatapan penuh penantian, dia menggelengkan kepalanya, “Paman siapa? Apa ini adalah rumahku? Atau kamu adalah ayahku?”

Hati Galvin Bai menjadi sedih setelah mendengar perkataan Friska Li, saat dia mendengar kata ayah, dia hampir saja tersedak oleh air ludahnya sendiri.

“Friska, aku adalah suamimu, apa kamu tau suami?” Galvin Bai menenangkan perasaannya dan bertanya dengan lembut.

Friska Li menggelengkan kepala, “Tidak tau....”

Mendengar hal ini, Galvin Bai hampir saja menyenderkan kepalanya lagi, akan tetapi saat ini dia tidak boleh pingsan, dia harus segera membawa Friska Li ke rumah sakit.

“Friska, sekarang kita berdiri, kita sarapan, setelah itu aku akan membawamu ke rumah sakit.” Galvin Bai berkata dengan lembut.

Mendengar kata sarapan, Friska Li sepertinya melupakan hal untuk mencari ayah dan ibu, dia pun menganggukkan kepalanya, kemudian melihat pakaian tidur yang dikenakannya, dia langsung melepaskannya.

Galvin Bai menghirup nafas dalam-dalam, dia terkejut dan langsung berbalik. Dengan usaha keras, dia menenangkan perasaannya, tidak lama wajahnya menjadi muram.

Saat ini Friska Li sama sekali seperti seorang ana kecil, bahkan dia tidak mengetahui siapa ayah dan ibunya.

Galvin Bai langsung teringat butiran-butiran obat itu, obat penawar itu pada dasarnya memang bermasalah, atau ini efek samping dari obat itu?

Semua ini memerlukan hasil pemeriksaan keluar baru bisa mengetahuinya.

Saat ini, Friska Li tiba-tiba berteriak, “Paman, bagaimana mengenakan pakaian? Pakaian mana yang harus aku kenakan? Mengapa begitu besar?”

Mendengar ini, Galvin Bai mengangkat wajahnya, kemudian melihat Friska Li hanya mengenakan pakaian dalam. Tubuh putih dan mulus nampak di hadapannya, sambil membawa sebuah rok di hadapannya.

Dengan begini, Galvin Bai benar-benar tidak dapat menahan, dia langsung terjatuh di atas kasur.

“Paman, paman.” Friska Li terkejut, dia menangis tersedu-sedu.

Tidak tau selang berapa lama, di telinga Galvin Bai terdengar suara tangisan Friska Li. Galvin Bai merasa sangat sakit hati, dia pun tersadarkan.

“Paman.... telah sadar.....” Friska Li menangis sambil berkata.

Galvin Bai memijat keningnya, ini adalah kali pertamanya dia pingsan. Setelah tersadarkan diri, dia merasa tubuhnya sangat lemas, dia membuka matanya, dengan suara yang lemas juga, dia menjawab, “Eng, kenakan bajumu terlebih dahulu!”

“...O.” Friska Li mengedip-kedipkan matanya. Melihat Galvin Bai benar-benar tidak masalah, dia pun meneliti pakaiannya, “Akan tetapi paman, aku tidak bisa mengenakan ini......”

Galvin Bai menundukkan kepala, dia menghirup nafas dalam-dalam, kemudian mengangkat kepalanya, dengan menahan diri, dia membantu Friska Li untuk mengenakan pakaian.

Friska Li mengenakan rok terusan berwarna putih, dengan tertawa kecil, dia berdiri di hadapan Galvin Bai.

Melihat ini, hati Galvin Bai tersenyum miris, mengapa bisa berubah menjadi seperti ini?

Selanjutnya, Galvin Bai membawa Friska Li pergi ke rumah sakit, dan langsung menuju ke kantor Yosep, “Dokter Yosep, cepat periksa istriku, apa yang terjadi padanya?”

Yosep melihat Galvin Bi yang begitu panik, langsung bertanya, “Mengapa? Apakah obat penawar itu tidak berguna?”

Akan tetapi melihat wajah Friska Li dibandingkan dengan sebelumnya, wajahnya lebih mendingan, seharusnya bukanlah masalah dari obat penawar itu kan?

Hanya saja tingkah laku Friska Li sedikit aneh, seperti seorang anak yang penasaran. Lihat ke kanan, dan ke kiri, bahkan tatapannya juga memperlihatkan penasaran.

“Friska memang lebih baik setelah minum obat, akan tetapi sekarang dia berubah menjadi seorang anak kecil, tidak mengingat apapun, bahkan dia memanggilku..... paman.”

Setelah perkataannya selesai, Yosep tercengang.

“Mengapa bisa seperti ini?”

Galvin Bai berkata dengan panik, “Jadi bawalah dia dan periksalah, bagian mana yang bermasalah? Juga.... apakah bisa disembuhkan?”

“Aku akan memeriksanya.”

Galvin Bai menganggukkan kepalanya, kemudian berkata pada Friska Li, “Friska, kamu ikut dengan paman ini, oke?”

Mendengar ini, Friska Li mengedip-kedipkan matanya, dan berkata, “Aku ingin paman menemaniku.”

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu