Awesome Guy - Bab 409 Usaha Yang Berbuah Manis

“Friska?”

Galvin Bai tertegun menatap Friska Li yang ada di hadapannya, ia sama sekali tidak menyangka akan bisa melihat wanita itu setelah keluar.

Friska Li berdiri di sisi jalan setelah turun dari mobil, kemudian ia hanya berjalan maju selangkah lalu menatap Galvin Bai dengan tenang.

Melihat sikap Friska Li, Galvin Bai pun sontak berlari dan langsung merengkuh wanita itu ke dalam dekapannya.

Friska Li tidak menolaknya, tangannya justru balas memeluk Galvin Bai dan dengan suara yang tenang berkata: “Kamu sudah baik-baik saja, aku benar-benar bersyukur.”

Setelah berujar, Friska Li kemudian menangis tanpa suara.

Sania Liu dan beberapa orang lainnya yang berada di belakang mereka pun tertawa bahagia.

Galvin Bai dan Friska Li pun kembali ke vila Blue Wave Port di Pelabuhan Lanbo.

Sekembalinya setelah menghabiskan waktu sebulan penuh di pusat penahanan, Galvin Bai pun langsung pergi mandi dan berganti pakaian bersih. Sekujur tubuhnya merasa lebih segar.

Friska Li duduk di ruang tamu menunggu Galvin Bai. Jantungnya terasa berdebar-debar, karena ada sesuatu yang ingin ia beritahukan pada Galvin Bai.

Setelah mandi, Galvin Bai pun turun ke bawah. Melihat sosok Friska Li yang menunggunya, hatinya merasa sangat senang.

“Friska.”

Friska Li menyahut singkat, lalu berujar: “Kamu duduk dulu, ada yang ingin kubicarakan denganmu.”

Begitu mendengarnya, Galvin Bai pun sontak menatap raut wajah Friska Li. Ia secara tidak sadar langsung menebak-nebak kira-kira hal apa yang ingin wanita itu bicarakan dengannya? Apa karena Friska Li ingin memahami masalah kali ini sehingga ia mengambil inisiatif untuk memberitahu Galvin Bai isi hatinya?

“Aku... Aku sudah mendapatkan kembali ingatanku.” ujar Friska Li pada Galvin Bai sambil tersenyum lembut.

DUAR!! Galvin Bai merasa dirinya seperti dijatuhi bom kejutan.

Galvin Bai termangu sejenak, sebelum sesaat kemudian kesadarannya kembali, “Sungguh? Kamu benar-benar sudah ingat semuanya?”

“Ya.” Friska Li mengangguk, semua ingatannya sudah kembali. Ia ingat tentang pernikahannya dengan Galvin Bai yang bermula dari pernikahan kontrak, ia juga ingat tentang sikap dinginnya pada Galvin Bai dua tahun silam. Ia juga ingat perlakuan Galvin Bai padanya yang manis selama lebih dari setengah tahun belakangan ini.

Galvin Bai merasa sangat senang dan secara tidak sadar duduk di sebalah Friska Li, kemudian memeluk wanita itu.

“Syukurlah... Syukurlah...”

Ini benar-benar kabar gembira. Friska Li sudah mendapatkan seluruh ingatannya kembali. Ia ingat semua hal-hal kecil diantara mereka, semua hal yang menyenangkan maupun yang tidak, semua ingatan itu ada di kepalanya lagi.

Galvin Bai hampir saja menangis bahagia, namun ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memastikannya sekali lagi, “Friska... Istriku...”

“Iya...” Friska Li membenamkan diri dalam pelukan Galvin Bai dan menyender padanya, responnya terdengar malu-malu.

Mendengar respon Friska Li, Galvin Bai semakin merasa senang, “Istriku, kita... Apa bisa dibilang usaha kita tidak sia-sia?”

Friska Li mengangguk tanpa berbicara apapun.

Meskipun Friska Li tidak mengucapkan apapun, namun Galvin Bai memahami maksudnya. Ia hanya malu untuk mengakuinya, tapi yang penting adalah Galvin Bai tetap mengerti.

Galvin Bai akhirnya menunggu Friska Li untuk membuka diri dan usaha mereka berdua pun berbuah manis.

Tunggu, tunggu. Mereka saja belum masuk ke dalam kamar pengantin, jadi usaha mereka yang mana yang berbuah manis?

Akhirnya Galvin Bai dengan hati-hati bertanya, “Friska, kita masih kurang satu langkah agar usaha kita berbuah manis. Apa kamu ingin mengambil langkah terakhir itu?”

Galvin Bai bertanya dengan bijaksana, namun ia tahu Friska Li paham akan maksudnya.

Tentu saja Friska Li paham, namun itu malah membuatnya merasa semakin malu. Kepalanya benar-benar terbenam dalam pelukan Galvin Bai, namun Galvin Bai tetap dapat mendengar suara Friska Li yang pelan dan lembut.

“Baiklah...”

Begitu mendengar jawaban Friska Li, Galvin Bai dengan bersemangat langsung menggendongnya. Kedua orang itu pun masuk ke dalam kamar tidur mereka, menyelesaikan tahap terakhir agar usaha mereka berbuah manis.

......

Vila keluarga Bai di kota C.

Erin Wu mengendarai mobil Eddy Bai pulang ke rumah. Walaupun seharusnya Eddy Bai bisa datang untuk masalah ini, namun ada masalah di kota C yang menahan Eddy Bai. Itu sebabnya Erin Wu tidak memiliki pilihan lain dan harus datang sendiri.

Tapi Erin Wu tahu pencegahannya itu tidaklah cukup, itu sebabnya ia mengendarai mobil Eddy Bai. Orang-orang itu mengenali mobil Eddy Bai sehingga selama ia tidak turun, pasti mereka akan mengira pengemudi di dalamnya adalah Eddy Bai dan tidak akan berani berbuat macam-macam.

Sesampainya di rumah, Erin Wu pun pergi ke ruang kerja dan mendapati Eddy Bai yang sedang menangani sebuah masalah. Ia langsung berkata dengan gembira: “Aku pulang untuk membawa kabar baik untukmu!”

“Aku sudah tahu, memang ia mirip denganku.” angguk Eddy Bai.

Erin Wu tersenyum, “Kali ini, tindakan yang putra kita ambil benar-benar menakjubkan!”

Pertama-tama Galvin Bai memanfaatkan Santy Liang dan Kenly Lin untuk membingungkan semua orang, sehingga mereka tidak tahu siapa yang akan dibereskan oleh Galvin Bai. Setelah itu, barulah ia memanfaatkan Bram Ye untuk bernegosiasi dan mengulur waktu.

Akhirnya, ia benar-benar pergi menemui Jordan Cong dan membunuh pria itu. Ia kemudian mengatur agar polisi menangkapnya di tempat, sehingga keluarga Cong tidak bisa membalas dendam.

Ia kemudian menggunakan Vania Liang untuk mengancam Santy Liang, sehingga aliansi bisnis kota C mau tidak mau harus ikut terlibat. Puncaknya, rekaman yang diputar pada hari kejadian pun menjadi bukti yang sempurna.

Rangkaian ini sudah disusun dengan sangat rapi tanpa ada titik cela sedikitpun, benar-benar menipu keluarga Cong habis-habisan.

Semakin memikirkannya, semakin Erin Wu merasa bahwa Galvin Bai sangatlah jenius. Ia merasa sangat bangga, “Oh ya, karena kali ini tindakan Galvin benar-benar bagus, apakah para tetua itu masih mengoposisinya?”

“Mereka itu tipe oportunis yang mementingkan keuntungan, menurutmu sendiri bagaimana?” sahut Eddy Bai ringan.

Erin Wu mengabaikan ucapan Eddy Bai dan dengan senang hati berujar: “Baguslah kalau begitu. Itu berarti putra kita bisa mewarisi keluarga Bai dengan selayak dan sepantasnya!”

Mendengar itu, Eddy Bai tidak terlihat sangat senang. Ia justru terlihat sedikit khawatir, “Dengan selayak dan sepantasnya, ya... Tapi sebelum itu, aku harus meminta pendapat jujur dari para tetua itu.”

Kekhawatiran Eddy Bai bukannya tidak beralasan. Para tetua keluarga Bai sangat mementingkan keuntungan. Saat Galvin Bai mewarisi keluarga Bai, pasti ada saja dari mereka yang menginginkan lebih banyak keuntungan. Ini adalah sebuah masalah.

Tapi, mereka adalah tetua keluarga Bai. Sebagai seorang menantu perempuan yang merupakan pihak luar, Erin Wu tidak bisa banyak campur tangan. Biarlah Eddy Bai saja yang menangani ini!

......

Di sebuah vila keluarga Bai yang lain, Eric Bai sedang duduk di pinggir kolam ikan vila itu sambil menebar makanan ikan.

Pengurus rumah Paman Huang hanya berdiri di belakangnya tanpa mengucapkan apapun.

Eric Bai baru saja mengetahui kabar kemenangan Galvin Bai. Begitu mendengarnya sampai sekarang, pria itu belum mengucapkan sepatah kata apapun.

Setelah waktu berlalu cukup lama, barulah Eric Bai membuka mulutnya: “Ternyata tindakan pencegahan yang kupersiapkan betul!”

“Ya, tuan muda.”

Eric Bai berdecak singkat, “Tapi, aku masih tidak tenang.”

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu