Awesome Guy - Bab 749 Seru, Tidak?

Melihat ekspresi Ketua Dao, suasana hati Galvin Bai pun tiba-tiba langsung membaik.

Ketua Dao adalah seorang pria yang berpengaruh dan berkuasa, biasanya pasti ia belum pernah dimarahi seperti ini. Ditambah lagi sekarang ia tidak bisa meluapkannya walaupun ia marah, bagaimana mungkin Galvin Bai tidak merasa senang akan hal ini?

Ketua Dao menatapnya tajam sejenak lalu mendengus dingin, “Tunggu saja!”

Kemudian, ia berjalan menghampiri salah satu anak buahnya dan berujar: “Minggir.”

Anak buah itu dengan cepat langsung menyerahkan tempat duduknya pada Ketua Dao.

Setelah duduk, Ketua Dao kembali menatap Galvin Bai dengan tajam. Tapi Galvin Bai berpura-pura tidak melihatnya dan benar-benar mengabaikannya.

......

Setelah duduk di dalam mobil selama setengah hari, mereka pun sampai di gunung pada tengah hari.

Karena tidak ada jalan lanjutan yang bisa dilalui mobil, mereka pun terpaksa turun dari mobil dan berjalan kaki.

Dibawah pimpinan Galvin Bai, lebih dari 20 orang berjalan menembus pedalaman gunung.

Ketika mereka sampai di lereng gunung yang dipenuhi semak-semak pendek, Galvin Bai pun berhenti.

Ia lalu melihat ke sekeliling, raut wajahnya terlihat bingung dan tidak yakin.

Melihat itu, Ketua Dao pun dengan segera mendengus: “Jangan coba-coba melakukan tipuan apapun!”

Mendengar itu, semua orang pun sontak menatap Galvin Bai dengan tatapan waspada.

Begitu pula dengan Aldi Liang.

Galvin Bai balas mendengus dingin begitu mendengar ucapan Ketua Dao: “Luka di tubuhku ini belum sembuh, aku tidak bisa berjalan lebih jauh. Kamu mau menggendongku di punggungmu?”

Sepasang mata Ketua Dao menatap Galvin Bai lurus-lurus, untuk sesaat ia tidak tahu harus menyahut apa.

Galvin Bai pun bersenandung: “Kalau tidak ingin menggendong, tutup saja mulutmu!”

Ucapan Galvin Bai itu kembali menyulut amarah Ketua Dao, tapi ia hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat dan berusaha menahan diri.

Aldi Liang bertanya datar: “Ada apa?”

Galvin Bai melihat ke sekeliling lalu berbisik: “Aku ingat ada disini...”

Sambil bicara, ia sambil berjalan mengitari semua orang seperti sedang mencari sesuatu.

Beberapa saat kemudian, perhatian semua orang pun teralihkan dan mereka juga ikut melihat ke sekeliling.

Karena Galvin Bai bilang pintu masuknya kira-kira pasti ada disini.

Jadi, Dave Lin pun mengusulkan: “Bagaimana kalau semua membantu mencarinya?”

Galvin Bai baru akan mengangguk ketika mendengar usulan itu, namun Aldi Liang menggeleng dan berujar: “Sia-sia saja, ada metode khusus untuk membuka pintu masuknya. Hanya mereka yang sudah pernah masuk saja yang tahu.”

“Setiap brankas emas memiliki metode masing-masing, aku juga tidak tahu bagaimana cara masuknya.”

Ketika semuanya mendengar itu, kepala mereka pun mau tidak mau tertunduk.

Tepat pada saat itu, Galvin Bai tiba-tiba menarik Fiona Zhou dan Vania Liang, lalu bersama-sama bergerak menuju dinding gunung.

Saat Galvin Bai dan rombongannya waktu itu keluar dari sini memang benar mereka keluar dari sebuah gua. Jelas-jelas mereka keluar dari dalam gua namun begitu mereka berbalik badan gua itu langsung berubah bentuk menjadi lereng gunung.

Walaupun disebut ‘metode’, tapi sebenarnya hanya memanfaatkan ilusi optik sains untuk menipu mata manusia dan menciptakan titik buta penglihatan.

Setelah mengetahui hal itu, waktu itu Galvin Bai pun langsung meminta orangnya untuk menandai bagian ini setelah keluar.

Itu sebabnya lokasi yang ia, Fiona Zhou, dan Vania Liang tuju sekarang adalah lokasi dari tanda itu.

Selama mereka mengenai tanda itu, mereka akan masuk ke dalam gua.

Melihat bahwa mereka sebentar lagi akan mengenai tanda itu, Galvin Bai pun merasa sangat bersemangat.

Tapi, ia meremehkan kemampuan Aldi Liang.

Tepat saat mereka akan menubruk tanda itu, Aldi Liang yang semula berada nun jauh dari mereka pun tiba-tiba muncul di hadapan Galvin Bai.

Galvin Bai terhenyak kaget dan langsung berhenti. Disaat yang bersamaan, ia mengatur ulang posisi tubuhnya dengan sedikit memiringkannya.

Tapi di detik berikutnya, ia tidak lagi dapat bergerak.

Karena Aldi Liang menekan bahu Galvin Bai dengan satu tangan, membuat Galvin Bai merasa ada sebuah gunung besar di hadapannya dan ia tidak bisa bergerak sedikit pun.

BUAKK!!

Tubuh Galvin Bai terbang melayang lalu kembali jatuh ke tanah.

Fiona Zhou dan Vania Liang masih ditarik oleh Galvin Bai, namun ia melepaskan genggamannya sesaat sebelum ia terpental melayang, sehingga mereka berdua hanya terseret beberapa langkah ke belakang.

Yang lain terhenyak kaget melihat adegan itu, lalu kesadaran mereka kembali, dan akhirnya kembali tercengang.

Karena kecepatan gerak Aldi Liang yang luar biasa cepat, bisa dibilang ia baru saja melakukan teleportasi.

Raut wajah Avel Qin menjadi jauh lebih serius melihat ini.

Aldi Liang berdiri tegap dan berujar dingin: “Aku tidak bisa menahan diri!”

“Awalnya aku benar-benar menyiapkan penawar racun untuk kalian dan aku juga benar-benar ingin menjadi rekan kerjasamamu. Tapi kamu malah tidak percaya dan masih saja ingin menipuku!”

Biarpun daya tahan Galvin Bai terhitung kuat, namun serangan Aldi Liang ini seperti sebuah truk besar yang menidas tubuhnya. Setelah ia jatuh kembali ke tanah, ia sama sekali tidak bisa bergerak.

Meskipun begitu, Galvin Bai tidak menunjukkan rasa penyesalan maupun ketakutan. Sebaliknya, ia malah mendengus dingin: “Aku tidak mau menjadi rekan dengan kalian-kalian, bajingan!”

Tepat pada saat itu, Ketua Dao yang sudah tidak lagi kuat menahan diri pun berjalan ke hadapan Galvin Bai. Ia lalu berlutut dan menampar Galvin Bai dengan punggung tangannya.

PLAKK!

Bagaimanapun juga Ketua Dao juga adalah seorang ahli tingkat satu, satu tamparannya ini hampir saja membuat Galvin Bai pingsan.

Ketua Dao pun mendengus dingin: “Apa kamu tahu kenapa aku harus menahan diri terhadapmu? HMPH! Sudah sedari tadi aku perhatikan kamu begitu gelisah, apa kamu pikir kamu ini begitu hebat?”

“Lagipula sekarang aku sudah tahu lokasinya, untuk apa tetap membiarkanmu hidup?”

Ketua Dao menjulurkan tangannya dan mencekik kuat leher Galvin Bai, lalu berujar dingin: “Mati kamu!”

Aldi Liang sama sekali tidak menghentikan Ketua Dao, mungkin karena Galvin Bai memang benar-benar sudah tidak dibutuhkan.

Ketua Dao hanya perlu mengerahkan sedikit tenaga dan Galvin Bai pasti akan mati.

Tapi tepat pada saat ini, seseorang pun bergerak.

Avel Qin tiba-tiba melompat ke hadapan Ketua Dao dan mengayunkan sebuah tinjunya.

Merasakan adanya bahaya, Ketua Dao pun secara refleks menarik kembali tangannya untuk mencoba menghadang serangan.

BUAKKK!

Tinju Avel Qin mengenai lengan Ketua Dao, memukulnya mundur beberapa langkah.

Setelah ia bisa menyeimbangkan tubuhnya lagi, Ketua Dao pun menatap Avel Qin dan meraung nyaring: “APA YANG KAMU LAKUKAN?!”

Dave Lin juga berseru kencang: “AVEL!”

Tidak satupun dari mereka menyangka Avel Qin akan maju dan menghentikan Ketua Dao lalu menghajarnya, bahkan Aldi Liang saja tidak menyangkanya.

Tapi detik berikutnya, keraguan mereka pun terpatahkan.

Avel Qin berdiri di samping Galvin Bai dan berujar: “Kalian saja tidak menemukan jalan rahasia untuk masuk ke tempat harta karun itu, tapi kalian mau langsung membunuhnya?”

Mereka semua melihat Galvin Bai menarik Fiona Zhou dan Vania Liang untuk menubruk dinding barusan, jadi mereka mengira itulah jalan masuk rahasianya.

Tapi Galvin Bai belum menubruknya tadi dan tidak ada orang lain yang sudah mencobanya, jadi mereka juga tidak tahu apakah itu benar.

Aldi Liang pun mengangguk menyetujui ucapan Avel Qin.

Ketua Dao sedikit tidak senang hati, tapi tidak mengucapkan apa-apa.

Ia lalu menunjuk ke salah satu bawahannya, “Coba periksa.”

Anak buah itu berjalan ke titik yang dimaksud dan menubruknya, tapi ia terpental kembali. Bahkan kulit wajahnya yang terkena bagian dinding sedikit mengelupas.

Semua orang terhenyak kaget melihat kejadian ini.

Bukankah barusan Galvin Bai jelas-jelas mau masuk menuju tempat ini?!

Galvin Bai hanya menonton adegan ini dan tersenyum samar.

Karena ia menyadari Aldi Liang mulai bergerak, disaat itu pun ia dengan sengaja mengubah arah tujuannya. Dengan begini, arah tujuan yang mereka lihat itu salah.

Aldi Liang menunduk menatap Galvin Bai dan berujar dingin: “Ada apa?”

Galvin Bai berbaring diatas tanah tanpa bergerak sedikitpun, menatap Aldi Liang dengan senyuman menghiasi wajahnya: “Hahaha... Seru, tidak?”

“Apa kamu tidak menginginkan penawarnya?” Senyuman Aldi Liang sudah menghilang, raut wajahnya terlihat kelam.

Galvin Bai kembali tertawa, “Aku hanya ingin melihat kesungguhan kalian.”

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu