Awesome Guy - Bab 242 Menjaga Putraku

Galvin Bai tersenyum pahit, dia juga tidak bisa melakukan apapun.

Beruntung, Friska Li baik-baik saja, hanya saja Albert Li......

Beberapa saat kemudian, Kakek Li juga telah datang.

Saat Sally Liu menerima telepon, dia pergi dengan buru-buru, tidak memperdulikan Kakek Li, dan juga dia tidak mengatakan apapun pada Kakek Li.

Kakek Li sendiri yang mendengar teleponnya, jadi setelah Sally Liu pergi, dia menelepon Handi Li, memintanya untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

Saat itu Handi Li merasa sangat bingung, kenapa Kakek Li tinggal di Vila Blue Wave Port?

Namun Kakek Li tidak mengatakan apapun, Handi Li juga tidak berani bertanya, hanya bisa mengantarkannya ke rumah sakit dengan penuh pertanyaan yang dipendam, setelah itu dia baru mengetahui jika Albert Li dipukul orang, hingga masuk rumah sakit.

Setelah dua jam kemudian, lampu di depan ruang operasi telah padam, dokter juga telah keluar.

“Dokter, bagaimana?”

“Dokter......”

Setelah melihat dokter semua orang langsung mengelilinginya.

Raut dokter itu terlihat lebih tenang, “Di tubuhnya terdapat banyak luka pukul, dan yang paling parah bagian kepalanya, mungkin akan ada geger otak, untuk yang lainnya tidak ada masalah.”

Mendengar ucapan dokter, semua orang menghela napas lega, dokter kembali berucap: “Geger otak tetap harus diperhatikan, kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat, kalian jangan mengganggu pasien lebih dulu, tunggu setelah pasien sadar baru bicara kembali.”

Selanjutnya, semua orang mengikuti perawat ke kamar pasien, namun mereka semua berada di luar, tidak masuk ke dalam.

Handi Li yang tidak berniat untuk menunggu di sini, mengatakan ada urusan di perusahaan, lalu pergi.

Sally Liu mendelik pada Galvin Bai, “Lihatlah, kamu tidak hanya membahayakan Friska, tapi juga membahayakan ayah mertuamu, apa aku yang menjadi selanjutnya?”

“Ibu......” Galvin Bai memanggilnya sejenak dengan pasrah.

Sania Liu dan Fiona Zhou diam-diam bertukar pandang, sebenarnya, mereka berdua hanyalah orang lain, tidak memiliki hak untuk ikut campur.”

Kakek Li berucap: “Sally, masalah ini juga tidak bisa menyalahkannya, bagaimanapun siapapun juga tidak menginginkan terjadi hal ini.”

Sally Liu yang masih menghormati Kakek Li, hanya bisa mendelik pada Galvin Bai, kemudian melepaskannya.

Friska Li karena menangis dengan keras, ditambah lagi merasa terkejut, saat ini telah tertidur, di dalam kamar rawat lainnya.

Galvin Bai berucap pada Sally Liu: “Ibu, sebaiknya kamu pulang dulu, aku akan berjaga di sini.”

“Tidak, kamu yang harus pulang!” ucap Sally Liu mendengus.

Galvin Bai tidak bisa melakukan apapun, melihat Sania Liu sejenak, “Ikuti aku.”

Sania Liu menganggukkan kepalanya, pergi mengikuti Galvin Bai.

......

“Ceritakan dari awal hingga akhir.” Galvin Bai menatap Sania Liu, dengan wajah datarnya.

Sania Liu berucap menyalahkan dirinya sendiri: “Aku yang membawa Friska jalan-jalan bersamaku, saat jalan-jalan ada sebuah mobil van berhenti di depan kami, mereka mengatakan ingin menangkapku, tidak ada urusannya dengan Friska, namun Friska tidak membiarkanku ditangkap, akhirnya datang menolongku, saat menarikku, tiba-tiba Paman datang, namun tidak bisa mengalahkan mereka, akhirnya......”

“Akhirnya seorang pria berpakaian hitam muncul, mengalahkan mereka semua, hingga akhirnya kami diselamatkan.....”

Galvin Bai mengerutkan alisnya, “Menangkapmu? Kalau begitu mereka pasti ingin melawanku.”

Setelah itu, Galvin Bai menelepon Heru Qin, menanyakan sejenak situasinya, jawabannya sama seperti Sania Liu, awalnya Heru Qin ikut ke rumah sakit, namun operasi masih berlangsung, dia tidak bisa membuang waktunya, akhirnya kembali menginterogasi beberapa orang yang ditangkapnya.

Setelah menutup telepon, Galvin Bai kembali menelepon Macan Putih, menyuruhnya menyelidiki masalah ini.

Sekitar pukul tujuh malam, Albert Li telah sadar.

Semua orang merasa sangat senang, Sally Liu memapah Kakek Li berjalan memasuki kamar rawat.

Albert Li sedikit membuka matanya, menemukan keluarganya, Sally Liu, Kakek Li, Fiona Zhou, Galvin Bai, Sania Liu, namun dia tidak melihat Friska Li

“Friska......” suara Albert Li sangat lemah.

Sally Liu maju selangkah, “Friska tidak apa-apa, saat ini dia sedang tidur di kamar sebelah.”

Albert Li merasa tenang, kembali menutup matanya, lalu membukanya kembali dengan perlahan.

Sally Liu yang melihat hal ini berucap pada semuanya: “Kalian pulanglah dulu! Ada aku di sini!”

Sebenarnya dia melihat Albert Li yang lelah, dia harus beristirahat.

Galvin Bai menatap Albert Li sejenak, Albert Li juga menatap Galvin Bai, tatapan keduanya saling bertemu, seperti berkomunikasi tanpa suara, kemudian Galvin Bai berjalan keluar lebih dulu.

Melihat hal ini, Fiona Zhou dan Sania Liu juga merasa harus pergi, akhirnya ikut berjalan keluar.

Namun Kakek Li tidak bergerak, Sally Liu berucap menasehati: “Ayah, sudah larut, pulanglah dulu!”

“Tidak perlu, aku akan tetap di sini.” sikap Kakek Li sangat keras kepala.

Sally Liu kembali menasehati: “Kamu sudah berusia, tidak akan bisa bertahan, sebaiknya pulang istirahatlah!”

“Tidak apa-apa, aku akan berjaga di sini.”

Sally Liu yang melihat hal ini menggerakkan bibirnya, namun tidak tahu harus bagaimana menasehatinya.

Sebenarnya Kakek Li merasa sangat sedih.

Saat dia muda dia melakukan kesalahan, karena masalah harga diri, sengaja mengabaikan Albert Li, lalu, keluarga Li berkembang hingga menjadi besar, semakin tidak boleh ada berita miring, membuatnya selalu tidak memperdulikan keluarga Albert Li.

Namun sekarang, dia sudah tua, tidak lagi memiliki kekuatan, yang benar-benar memperhatikannya, adalah keluarga Albert Li ini.

Terutama Sally Liu, walaupun sering mengatakan kalimat buruk, namun untuk melindungi keluarga ini, dia menggunakan caranya sendiri untuk melindungi keluarganya.

Melihat Albert Li yang terbaring, Kakek Li merasa sangat khawatir, jika saat itu dia tidak begitu memperdulikan harga dirinya, bukankah keluarganya akan sangat harmonis? Bisakah dia menikmati kebahagian selama beberapa tahun lagi?

Sally Liu tidak bisa menasehatinya lagi, hanya bangkit berdiri menuangkan air untuk Albert Li.

Albert Li melihat Kakek Li yang duduk di sisi ranjang, memanggilnya pelan, “Ayah...... pulanglah......”

Mata Kakek Li memerah, “Aku akan menjaga putraku, tidak ada penolakan.”

Kalimat ini, membuat Albert Li tersadar, hatinya terasa penuh dengan rasa hangat.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu