Awesome Guy - Bab 128 Antara Eric Wang dan Habert Liu

“Hanya demi membuat Galvin mempercayaiku seutuhnya, membuat perusahaan Liu hancur sehancurnya, kamu tidak merasa sayang kah?”

Habert Liu tersenyum tipis, dari matanya terlihat tidak senang, “Tidak sayang lah! Karena aku memang tidak menganggap perusahaan Liu sedikitpun!”

“Kakak keduaku itu, sombong sok hebat, takut kalau aku akan merebut harta kekayaan keluarga darinya, memikirkan berbagai cara untuk membuat ayahku mengusirku dari perusahan Liu, cih, berkali-kali menjebakku!”

Eric Wang tanpa sadar merinding, “Kalau begitu kamu benar-benar tidak ada perassan dengan kakakmu?”

“Perasaan? Perasaan kentut anjing! Dia kalau memang menganggap aku keluarganya, pasti tidak akan egois ingin memakan habis perusahaan Liu, dia saja tidak berperasaan, lalu mengapa aku harus ada perasaan?” Dari mata Habert Liu penuh dengan kedingin dan kebencian.

“Seseorang yang tidak memiliki perasaan itu, sangat menakutkan.”

Habert Liu tersenyum dingin, “Kamu sedang membicarakan dirimu sendiri?”

Mereka berdua memiliki sifat yang beda tipis, jadi untuk apa mengomentari satu sama lain?

Eric Wang tidak menjawabnya.

Habert Liu juga malas berbicara omong kosong, kemudian berubah menjadi serius: “Karena langkah pertama kamu sudah berhasil, dan mendapatkan kepercayaan dari Galvin, maka langkah selanjutnya boleh dimulai, karena kalau tidak orang yang di atas sana akan terus mendesak kita.”

Eric Wang terdiam.

Saat baru membangun Quartz Group, orang yang paling pertama berhubungan dengannya adalah Habert Liu, dan juga Habert Liu orang yang mendorongnya pada orang yang paling atas sana.

Setelah tak lama dari itu, perusahaan Liu mendapat tekanan dari Marquis Group, kemudian Habert Liu sendiri yang membuat semua rencana ini.

Baru perlahan-lahan menunjukan Quartz Group pada George Liu, membuatnya masuk ke dalam permainan ini.

Malam hari, Eric Wang mengambil hp dan teleponan dengan Albert Li, memberitahu segalanya pada Albert Li.

Albert Li menganggukan kepala, “Waktunya sudah matang, semuanya atur dan kerjakan sesuai perkataannya saja!”

Eric Wang mengangguk, kemudian ingin mengatakan sesuatu tapi terhenti, “Aku...”

Albert Li tersenyum tipis, “Kalau ada sesuatu langsung katakan saja.”

Eric Wang melihat senyum Albert Li, tidak tahu mengapa, selalu merasa kalau maksudnya sudah diketahui olehnya, tapi dia masih mengatakan pertanyaannya, “Kamu, jadi orang bagian atas yang di sebut-sebut itu ya?”

“Yang menjadi bosnya sekarang ada kamu.”

Eric Wang terdiam, seketika mengerti, dan tidak bertanya lebih banyak lagi.

Sejujurnya dalam hatinya masih ada pertanyaan, Albert Li membawa pergi Friska Li, apakah karena tidak ingin Friska Li melihat kehancuran Galvin Bai?

Tapi kalau dipikir lagi, di mata Friska Li, kehadiran Galvin Bai tidak sehebat dan lebih dari apapun.

Dari awal, sosok Galvin Bai hanya orang biasa, tidak berguna, sikap Friska Li pada Galvin Bai juga sangat dingin, hanya karena masalah akhir-akhir ini, baru lebih membaik, bahkan sudah dengan tulus menerima Galvin Bai.

Tapi dari awal sampai akhir, Friska Li tidak mengetahui identitas Galvin Bai, jadi di mata Friska Li, Galvin Bai hanyalah Galvin Bai, bukan presdir dari Marquis Group.

Di rumah Li.

Keadaan di rumah keluarga Li saat ini memasuki situasi panik dan ketakutan, Albert Li tidak berbelas kasih, dia juga yakin kalau kakek Li atau ayahnya tidak akan menyetujui persyaratan itu.

Awalnya Marquis Group membeli perusahaan Li adalah satu-satunya jalan untuk perusahaan Li, tapi kehadiran Quartz Group, membuat keluarga Li berubah pikiran.

Steven Li dia tidak ingin menjadi bos pemilik toilet dia mau perusahaan Li, presdir perusahaan Li, jadi dia datang dan membujuk kakek Li.

Kakek Li juga terpujuk, karena Quartz Group mengeluarkan harga yang lebih tinggi, dan keuntungan yang mereka dapat juga lebih banyak, jadi kakek menganggukan kepala menyetujuinya.

Tapi mereka pada akhirnya masih memikirkannya terlalu sederhana.

Perusahaan Li hanyalah perusahaan Li, tanpa campur tangan Marquis Group,mereka bukanlah apa-apa.

Dan Marquis Group, tanpa membeli perusahaan Li, masih tetap Marquis Group.

Tidak hanya itu, Quartz Group juga memberi mereka lawakan besar.

Kakek Li pergi ke Quartz Group mencari presdir Eric Wang, mau membicarakan bisnis pembelian perusahaan Li.

Dan Eric Wang melihat kakek Li tersenyum tipis, “Aku dan Galvin adalah teman, juga saudara, tidak ada dia, juga tidak ada aku.”

Kakek Li sekarang baru mengerti, keputusan yang dia ambil sebelumnya sungguh begitu tolol.

Tapi semua sudah terlambat.

Kakek Li tidak rela membiarkan perusahaan Li hancur begitu saja, dia jadi sekali lagi menurunkan harga dirinya dan membawa petinggj senior perusahaan Li ke Marquis Group.

Dia berpikir, walau bagaimanapun, Galvin Bai adalah suami Friska Li, dan mereka masih memiliki hubungan. Dia menurunkan harga dirinya dan memohon lagi, harusnya akan ada ruang untuk perubahan.

“Halo, kami dari perusahaan Li, ingin bertemu dengan presdir.” Kakek Li berkata dengan sangat rendah hati, dan tidak terlihat seperti orang besar sebelumnya.

Resepsionis tersenyum menjawab, “Halo, apakah kalian punya janji sebelumnya?”

Kakek Li terdiam dan berkata, “Kamu bilang saja padanya kakek Li ingin bertemu dengannya.”

“Baik, mohon tunggu sebentar.”

2 menit kemudian, resepsionis tersenyum dan berkata, “Asisten Long meminta tuan Li masuk sendirian.”

“Kalian tunggu di sini.” Kakek Li melirik Handi Li dan orang-orang di belakangnya kemudian berjalan masuk sendiri.

Handi Li dan yang lainnya memandangi punggung belakang kakek Li, dan mereka sedikit terkejut, kakek Li sepertinya terlihat lebih tua dari sebelumnya.

Steven Li tidak memperhatikan hal ini, yang dia perhatikan hanyalah sikap kakek Li, “Ayah, kakek mengapa begitu? Kita juga para senior di perusahaan Li...”

“Kamu diam saja lah!” Handi Li begitu kesal dengan sikap tak tahu diri Steven Li.

Steven Li tidak puas, “Memangnya aku salah ngomong ya? Perusahaan Li kita juga bukannya tidak bisa hidup tanpa Marquis ini!”

Handi Li melototi Steven Li, “Kamu masih bisa ngomong begitu, kalau bukan kamu, kakekmu bisa jadi seperti ini?”

Steven Li hanya bisa diam, tapi dalam hatinya sangat tidak puas.

Di dalam ruangan kerja.

Galvin Bai mengangkat kepalanya, melihat kakek Li, tidak berekspresi apapun, “Duduk.”

Orang tua Li tidak yakin dengan sikap Galvin Bai. Dia duduk dan dengan ragu-ragu dan berkata: “Presdir Bai, kamu sebelumnya mengatakan kalau kamu ingin membeli perusahaan Li kan? Aku hari ini datang ke sini karen ...”

“Kakek, kita hari ini tidak akan membicarakan hal ini,” Galvin Bai berkata dengan ringan.

Kakek Li mendengar itu menjadi agak cemas, “Aku tahu kami salah, kamu memang sewajarnya untuk marah, tapi kami...”

“Kakek, aku tidak memintamu masuk untuk membicarakan hal ini. Kalau kamu masih ingin terus membicarakam tentang ini, maka aku hanya bisa memintamu untuk keluar.” Ujar Galvin Bai dengan ringan.

Kakek Li mengangkat wajahnya dan menatap Galvin Bai. Dia tidak tahu apa yang akan dikatakan Galvin Bai, kemudian tanpa sadar berkata, “Galvin, aku tahu kamu sangat mencintai Friska, bisakah kamu melihat wajah Friska...”

“Kakek!” Suara Galvin Bai sedikit rendah, dengan tingkat keseriusan yang tinggi.

“Kakek, aku menghormatimu sebagai tetua, aku tidak mempermalukanmu menyulitkanmu, tapi itu tidak berarti aku bisa melakukannya tanpa batas.”

“Kamu menyuruhku membantumu dengan melihat wajah Friska, baik, aku ingin bertanya, apakah kamu pernah memberikan Friska wajah?”

“Friska juga cucu perempuanmu, wajahnya ditampar Steven, tapi kamu tidak mengatakan sepatah kata pun. Dan aku menampar Steven untuk balasan istriku, tetapi kamu malah menghentikanku untuk tidak pergi?”

“Juga, ini bukan pertama kalinya. Sebelum Marquis menginvestasikan modal 2 T, kamu beberapa kali membuat lelucon untuk Friska. Mereka semua adalah cucu-cucumu, tapi kamu kenapa begitu pilih kasih?”

“Pilih kasih sampai tidak menganggap Friska sebagai cucu perempuanmu, dan tidak memberinya wajah. Sekarang kamu tanpa malu membiarkan aku membantumu dengan melihat wajahnya?”

Wajah kakek Li tampak canggung dan bersalah.

Ya, dia benar-benar pilih kasih, karena dia tidak mau mengakui Albert Li putranya ini, dan tentu saja tidak akan mengakui Friska Li sebagai cucunya, dan Steven Li dari awal cucu kesayangannya, sehingga membuatnya semakin pilih kasih.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu