Too Poor To Have Money Left - Bab 479 Membalas Budi

Ia meminta 3 butir pil iblis gila, dari Daniel Shangguan.

1 butir, diberikan kepada Dexter Li untuk dimakannya, dan 2 butir di tangannya, awalnya ingin diberikan kepada Nancy dan Jenisa Wu.

Tapi mereka adalah pendekar pedang, arah pembinaan, juga tidak sepenuhnya sama.

Oleh karena itu, 2 butir pil iblis gila ini, masih berada di tangan Julien .

Dan ia tiba di dunia ini, bagi dia, pil iblis gila sudah tidak berguna lagi.

Julien berpikir dan berpikir, pun berjalan keluar.

Di sana, yang paling impulsif ialah Nancy.

Dulu, hubungan mereka baik, Enelisa bisa dikatakan adalah pilihan kakak ipar dalam hati Nancy.

Lalu ia juga mendengar, saat itu Enelisa demi menolong Sophia, hampir kehilangan nyawanya.

Hal-hal ini jika ditambahkan, dan juga Nancy sudah bertahun-tahun tidak pulang.

Tentu saja, rasa akrab dan mesra nya bertambah berkali-kali lipat.

Sekali Julien muncul, Enelisa pun dengan sadar melihat kemari.

Pipinya memerah, lalu langsung menundukkan kepala.

Ekspresi Julien masih tidak berubah, lalu ia melangkahkan kaki berjalan kesana, “Lama tidak berjumpa.”

Kata dia.

Sepertinya juga tidak berlangsung begitu lama, tapi beberapa tahun belakangan ini, setiap kali berpisah, hampir dihitung dengan 1 tahun.

“Lama tidak berjumpa.” Kata Enelisa dengan suara kecil.

Rasa waspada nya yang dulu sudah berkurang, tapi di hadapan kakak beradik Keluarga Lu, sedikit banyak masih saja ada rasa tidak leluasa, karena dalam hatinya, kematian Sophia, ia mempunyai tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan.

“Oh ya, ini... untuk mu.”

Julien tertawa, lalu ia memberikan pot keramik kecil yang ada ditangannya.

Didalamnya, terdapat sebutir pil iblis gila.

Ia tahu pembinaan Enelisa, ialah penggabungan energi Yin dan Yang Keluarga Sima, dan jurus ini, tiba di tahap Yuanying, yang menjadi inti pembinaannya juga adalah aura darah.

Pil iblis gila ini, bagi Enelisa yang sekarang ini membina Jindan Dzongchen, benar-benar sangat baik.

Dengan memakan ini, tidak lama digunakan, maka Enelisa pun bisa mencapai Yuanying.

Sejak Jindan Dzongchen, mencapai Yuanying , kedengarannya sangat mudah, tetapi dibelakang Enelisa, ada seorang Kanen Ma yang hebat nan rendah hati.

Dibelakang Kanen, masih ada Keluarga Sima.

Oleh karena itu, pembinaan Enelisa, bisa begitu cepat bukanlah sebuah kebetulan.

Pasti adalah seorang inti yang dibina oleh Keluarga Sima.

Lagipula bakat Enelisa, juga cukup baik.

“Ini?” Enelisa menerimanya, lalu bertanya dengan ragu.

“Pil iblis gila ...... Kamu ambil lah, ayah mu akan mengarahkan mu bagaimana cara menggunakannya.”

Julien fokus menunjuk Kanen.

Enelisa tidak mengenal pil iblis gila, Kanen pasti mengenalnya, dan dia juga seharusnya tahu, cara penggunaan pil iblis gila ini.

“Baik, baik.... Aku akan menyimpannya.”

“Ya.”

Julien mengangguk-anggukkan kepala, lalu lanjut berkata, “Kalau begitu, aku pun tidak 妨碍 kalian berbincang.”

Selesai mengatakan hal itu, Julien pun membalikkan badan dan naik ke lantai atas.

Enelisa melihat bayangan punggung Julien, wajahnya sedikit tersirat rasa kecewa.

Beberapa tahun ini, ia terus membina dengan giat, ialah demi mengejar Julien, ia berpikir mungkin tiba saat itu, barulah akan lebih banyak kesempatan untuk berbicara dengan Julien.

Tapi setiap kali ia bertemu dengan Julien, pun menyadari bagaimana pun ia mengejarnya, langkah kaki Julien, selalu lebih cepat dibandingkan dirinya.

“Kak Enelisa........”

“Disini.”

Mendengar panggilan Nancy, ia juga tersadar dari lamunannya.

......

Julien tidak mempunyai pemikiran yang lain.

Kembali ke kamar, ia pun masuk ke dalam meditasi.

Malam ini ia berencana, untuk pergi ke Paradise lagi, meskipun Jhonson Cheng sudah tidak berada di Kota G, asalkan bisa mendapatkan orang Keluarga Cheng, mungkin ia bisa mendapatkan informasi Wendy, William dan Vincent ketiga orang itu.

......

Tapi, sekali bertemu, pun akan terjadi pertarungan yang ganais.

Hal ini hampir tidak bisa diragukan.

Meskipun kemarin, dunia Vincent berada di tahap memasuki dewa, pembinaan pihak lawan, juga pasti tidak akan melangkah di tempat itu.

Kekuatan kakek buyut itu, benar-benar membuat orang tidak bisa menganggap remehnya.

Julien , pun rugi besar.

Saling beradu dengan Vincent, ia mengira sama-sama memasuki tahap dewa, meskipun rugi, juga tidak akan rugi terlalu banyak.

Namun ia pun menyadari dengan sangat cepat, pemikirannya sendiri, ialah salah besar.

Praktiski ribuan tahun yang lalu, tidak peduli pengalaman fisik mereka, ataupun pengalaman perang, jauh dari yang bisa ia tandingi.

Ditambah dengan , disamping masih ada Wendy Hong, danWilliam Hong 2 oran yang melihat dengan ganas.

Sangat jelas, sekali mempunyai kesempatan, kedua orang itu sangat mungkin akan berada di belakangnya, dan mencelakainya.

Ini adalah akhir antara hidup dan mati, Julien pun harus menanggapi nya dengan serius.

Ia takut mati, namun juga tidak takut mati.

Yang ia takutkan ialah, mati tapi dendam masih belum terbalaskan.

Dengan begitu, ia pun enggan mati tanpa mencapai tujuan nya.

Tentang Nancy, ia berpikir dan berpikir, tetap saja memutuskan untuk membawanya.

Meskipun ia begitu tidak ingin Nancy menemaninya mengambil resiko, tapi ia tetap harus membawanya.

Bagaimana pun juga, Sophia ialah ibu kandung Nancy.

Jika tidak membawanya, ia akan membenci dirinya seumur hidup.

Selain itu, jika ia tidak mempunyai keberanian, juga tidak akan berbuat seperti itu.

Meskipun gagal......

Tentu saja, ia tidak memperbolehkannya untuk gagal.

......

Julien masuk ke dalam alam meditasi.

Saat ini, aura darah di dalam tubuhnya sedang menyalur dari pembuluh darah.

Tubuh dewa matahari, sebenarnya juga sama seperti praktisi dibawah Yuanying , masih mempunyaicpembuluh darah , namun tidak mempunyai Dantian.

Dantian tempat itu, ialah sebuah kacau .

Julien tidak tahu bagaimana dengan praktisi tahap dewa matahari lain, tapi keadaannya seperti ini.

kacau ini, aura darah berkembang dari dalamnya, dan juga ada 1 bagian, yang diserap masuk.

Seperti ada sesuatu, yang tumbuh di dalam tempat yang kacau ini.

Dan suatu yang keluar masuk ini, pun seperti irama bernafas.

Mata dewa Julien, tidak bisa menembus kekacauan ini, tentu saja tidak bisa melihat keadaan didalam.

Dan dia, juga bisa merasakan sebuah belenggu dengan jelas.

Belenggu ini, bukan berasal dari tubuhnya sendiri, tapi dari bumi ini.

Seperti ada sebuah tenaga penghalang yang tidak berbentuk, menghalangi dirinya, tidak bisa maju selangkah ke depan.

Julien meditasi selama setengah hari, barulah ia mengeluarkan sebuah pedang tajam dari mata dewanya.

Kali ini, ia tidak mengasah pisau lagi, melainkan memejamkan mata, dan meletakkan pisau panjang itu di atas lututnya.

Ia sedang merasakan, dan juga merenungi.

Pisau panjang ini diberikan oleh Bobby Du.

Sampai saat ini, setelah mencapai dewa matahari, barulah ia menyadari , material leburan pisau panjang ini, bukanlah besi biasa.

Namun adalah sejenis metal yang dileburkan yang tidak diketahui namanya.

Tentu saja, ia bukan ingin meneliti hal ini.

Pernah berinteraksi dengan suku pedang dan Christoper Wu pendekar pedang ini, ia pun mempunyai pencerahan.

Pendekar pedang , yang dibina ialah pedang, dan pemahaman dan arah pedang .

Dan dia mengasah pisau , yang diasah juga adalah pemahaman dan arah pisau, mengasah sebuah hati membunuh orang.

Hari ini, ia tidak perlu lagi mengasah pisau.

Ia memasukkan mata dewa, ke dalam pisau panjang ini.

Mata dewa berlanjut satu demi satu, terasa dari luar hingga kedalam.

Graceful Swan , ialah cara mengasah pisau yang diajarkan Bobby pada nya.

Ini adalah sebuah cara pembinaan, namun tidak bermacam gerakan.

Graceful Swan , juga tidak tetap dan bergerak.

Yang lebih difokuskan ialah, merenungkan pemahaman dan arah pisau dalam hati sampai kepuncaknya, mengayunkan 1 pisau, pun bisa membelah langit dan bumi, itulah Graceful Swan.

Ini tidak hanya berfokus pada kemurnian aura darah, namun lebih berfokus pada kemurnian pemahaman dan arah pisau, tidak bisa melawan ketajaman yang sebanding.

......

Waktu berlalu.

Seperti baru saja mengedipkan mata, pun sudah sore hari.

Julien , juga membuka matanya pada saat ini.

Enelisa masih disana.

Ia berjalan keluar kamar, dan turun ke bawah.

“Waktu sudah larut, sudah saatnya kamu pulang.” Kata Julien dengan datar.

Saat yang bersamaan, ia melirik Nancy.

Nancy tentu saja tahu makud didalamnya.

Dan masalah ini, yang terpenting ialah tidak berada di tempat yang sama dengan orang yang paling dibenci, kakak beradik 2 orang, tidak ingin Enelisa bergabung.

“Oh ya, Kak Enelisa, lebih baik kamu pulang lebih awal saja.” Kata Nancy.

Enelisa tercengang, seketika ia pun mengangguk-anggukkan kepala, “Baik, kalau begitu aku pulang dulu.”

Ia menatap Nancy dengan mendalam, lalu berkata dengan suara ringan, “Jika terjadi sesuatu, dan aku bisa membantu, maka katakan lah.”

“Baik.”

......

Mengantar kepergian Enelisa, Nancy pun kembali ke ruang tamu.

Julien menarik tangan Nancy, tubuhnya pun menghilang dengan cepat.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu