Too Poor To Have Money Left - Bab 265 Kecelakaan Lalu Lintas

Kenyataannya adalah mobil balap ini melaju dengan pelan, juga melewati Julien beberapa detik.

Bahkan Enelisa ada menolehkan kepala untuk melirik.

Mungkin perubahan Julien terlalu besar atau karena sudah lama tidak bertemu, sehingga membuat Enelisa tidak mengenalinya.

Saat mobil balap lewat, tatap[an Julien sudah sangat dingin.

Dia tidak terpikir bisa melihat hal seperti ini.

Sebelum dia kembali, juga pernah pikirkan, sudah berlalu dua tahun, apakah Enelisa sudah mempunyai pacar baru?

Namun setelah mendengar perkataan Nancy, dia pun muncul di sini.

Akhirnya dia pergi ke Paradise.

Jika bilang di Kota G, siapa yang paling baik dengannya, selain Dexter mungkin hanya Jhonson.

Sebelum keluar rumah, Dexter juga mengingati dia hal ini.

Dalam perjalanan ini, hati Julien sangat ribut.

Dia terus berpikir tentang masalah yang terjadi, ketika dia bersama dengan Enelisa.

Sehingga membuat dia tidak konsen.

Meskipun dia sudah menjadi master dipuncak tahap ketiga, juga tidak memperhatikan bahwa di sudut sana ada mobil concrete mixer yang berjalan ke sini.

Biasanya orang yang sudah mencapai tahap master, daya persepsinya sangat kuat.

Dia juga tidak memperhatikan, setelah mobil concrete mixer ini belok arah, juga mulai menambah kecepatan.

Pada saat ini lampu merah juga hidup, Julien baru melintasi setengah jalan zebra cross.

Saat bunyi klakson terdengar oleh Julien.

Dia baru sadar.

Dia tidak melihat, hanya berhenti, kemudian melompat ke atas dan mundur dua meter.

Mobil concrete mixer itu tampaknya sengaja mengendarai ke arah Julien.

Kemudian Julien muncul, dia sepertinya sangat kompak ingin berbalik arah untuk menabrak.

Tetapi sudah terlambat.

Mungkin bisa dikatakan Julien menghindar dengan cepat.

"Bam!"

Dia memutar arahnya, seluruh mobil tidak bisa dikontrol lagi, jatuh menyamping dan terseret jauh.

Orang-orang yang berjalan juga mengeluarkan suara kaget.

Tatapan Julien menjadi dingin, dia menolehkan kepala untuk melihat mobil concrete mixer yang melewati zebra cross.

Sekejap itu, dia merasakan rasa pembunuhan.

Dia sudah mengalami hal ini dua kali.

Pertama kali di konferensi praktisi, malam itu keempat ketua Keluarga Li dan Keluarga Lei ingin membunuhnya.

Kedua kali di atas Gunung Snowie, ketika menghadapi Marfolo.

Meskipun dia belum mengalami banyak hal yang sama, tetapi sekali saja sudah membuat orang susah lupakan.

Bisa dikatakan, tadi bukan kecelakaan......

Demi memastikan tebakannya, Julien berjalan ke zebra cross itu.

Lalu berdiri diantara gerombolan orang, kemudian dengan tenang melihat mobil itu.

Karena ini di pusat kota, sekitar sepuluh menit ambulans dan polisi sudah datang.

Tetapi malah terdengar suara yang mengejutkan.

Karena dokter dan suster tidak menemukan supirnya!

Julien mengerutkan dahi, lalu keluar dari gerombolan orang ini.

Kali ini dia sudah yakin.

Saat mobil ingin menabraknnya, pasti ada supir.

Tetapi saat mobil mau terbalik, supir itu kabur.

Jika disesuaikan dengan tebakan ini, maka supir itu adalah praktisi.

Dan orang yang ingin mencelakainya!

Jika berpikir dengan arah ini, maka orang yang ingin mencelakainya......

"Kedatangannya sangat cepat......" Julien menghela nafas.

Dia tidak pernah menyinggung orang di Dunia praktisi, jika harus bilang ada, maka bisa dihitung dengan satu tangan.

Ini juga salah satu alasan dia mencari Jhonson.

Berita Keluarga Cheng sangat luas.

Bisa dikatakan Kota G ada Keluarga Cheng, maka semua masalah yang terjadi pasti tidak melewati mata Keluarga Cheng.

Sekarang dia sudah kembali.

Serangan bisa dihalang, tetapi jebakan sulit dicegah.

Demi melindungi Sophia dan adiknya, dia perlu sekali lagi memohon Jhonson untuk membantunya.

Julien berjalan sampai Paradise.

Saat ini dia memakai sepatu sport dan mengenakan baju santai.

Ditambah temperamennya sangat tenang dan damai.

Jika dilihat, siapapun tidak akan mengira dia dulunya adalah kurir, tetapi dalam sehari dia dari miskin menjadi kaya.

Manajer Resepsionis juga seorang pria berusia menengah.

Dia dengan senyum berjalan ke sana, lalu dengan sopan berkata, "Selamat datang......"

Julien tidak berpikir banyak, hanya berkata, "Ruang VIP."

Manajer Resepsionis langsung kaget, kemudian berkata, "Tuan muda, kamu bukan langganan Paradise, sehingga tidak tahu bahwa ruang VIP itu tidak terbuka umum......"

Setelah mendengar ini Julien tersenyum, waktu yang sama juga merasa terharu.

Tampaknya Jhonson masih meninggalkan ruangan itu untuk dia.

Kemudian dia dari kantong mengeluarkan satu kartu sambil berkata, "Manajer, apakah kamu tidak kenal denganku?"

"Ih? Ini......"

Manajer Resepsionis mengambil kartu VIP hitam ini, kemudian dengan menyipitkan mata melirik.

Sekejap dia kaget lagi.

"Kamu......bukannya kamu adalah Tuan Lu?"

Dia dengan tidak percaya katakan.

"Iya, ini aku, sekaligus beritahu Bos Cheng bahwa aku sudah kembali." Kata Julien dengan senyum.

"Ah, baik, baik!"

Ekspresi Manajer Resepsionis berubah menjadi menarik, ada hormat juga ada panik dan bergegas setuju.

Dia belum lupa ketika dihukum oleh bawahan Julien.

Jika hari ini dia membuat kesalahan di depan Julien.

Lalu diketahui oleh Bos Cheng, maka dia sebagai Manajer Resepsionis akan dipecat!

Dia bergegas menyanjung, "Tuan Lu, silahkan ikut aku, aku antar kamu......"

"Tidak perlu, kamu urus masalahmu saja, aku bisa naik sendiri."

Selesai mengatakan ini, Julien dengan senyum berjalan ke arah lift.

Manajer Resepsionis melihat sosok Julien, lalu menyeka keringat dingin yang tidak ada.

"Huh~, untungnya masih lancar, hampir saja dia akan menanggung risiko besar......"

Perkataan ini membuat ketiga wanita resepsionis penasaran.

Mereka bukan wanita cantik dua tahun lalu, tetapi tiga wajah wanita yang asing.

"Manajer, manajer, siapa dia?"

"Iya, kenapa aku tidak pernah melihatnya, adalagi itu kartu apa?"

"Manajer yang baik, katakan saja pada kami......"

Pada hari kerja, Manajer Resepsionis selalu menyanjung orang, jarang bisa menikmati situasi ini.

Serangan ini seperti diisi madu, membuat dia melayang, lalu dengan senang berkata, "Aku katakan pada kalian, Tuan Lu ini sangat hebat......"

Tiba-tiba Manajer Resepsionis memukul kepala.

"Aiya, tidak boleh, aku harus menelepon Bos Cheng dulu!"

......

Julien naik lift ke tingkat teratas.

Pelayan tingkat ini sudah mendapat kabar dari resepsionis.

Setelah dengan sopan menanyakan status Julien, langsung bergegas mengantar Julien masuk ke ruang VIP.

Desain di dalam masih sama seperti dulu.

Julien tersenyum, lalu mengeluarkan ponsel untuk menelepon Ethan.

Ini adalah senior yang dulunya selalu peduli padanya.

Tidak lama telepon diangkat.

"Ehuk huk, halo? Siapa?"

"Senior ini aku." Kata Julien.

"Oh? Apa kamu adalah Julien?"

Suara Ethan terdengar kaget, "Kenapa bisa kamu? Dengar-dengar kamu......"

"Apa?" Julien mengerutkan dahi dan bertanya.

"Oh, tidak apa-apa, tidak apa-apa adalah hal baik, hahaha, sekarang kamu di mana?"

Hanya perubahan kalimat sudah membuat suasana hati Ethan menjadi antusias.

"Paradise." Kata Julien.

"Baik, ehuk huk, aku segera ke sana! Oh ya, aku bersiap memanggil Adrian dan Hans, bagaimana menurutmu? Jika kamu merasa terlalu banyak orang, aku bisa pergi sendiri......"

Julien bergegas memotong pembicaraan, "Datang bersama saja, banyak orang akan lebih ramai."

Dia kenal dengan Adrian dan Hans.

Saat itu dia dengan Hans ada salah paham, namun Ethan membantu menyelesaikan hal ini, sehingga menjadi teman.

Tentu saja ini tidak termasuk hal besar.

Setelah menutup telepon, Julien terdiam puluhan detik.

Dia seolah-olah merasa ada sesuatu yang aneh.

Tetapi tidak bisa dikatakan.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu