Too Poor To Have Money Left - Bab 470 Sulit Dipahami

Keduanya tidak bersikap seperti orang yang baru bertemu.

Julien melihat Lionel menghempas tangannya lalu bantal kayu tersebut menghilang.

Dia sedikit bingung, dan setelah itu teringat jika Lionel salah satu jenis penyimpanan.

Dan bantal di tangannya di bawa begitu saja.

Lionel melihat dia lalu berkata, “Untuk apa kamu masih membawanya dengan tangan.”

“Jika tidak bagaimana aku membawanya?” Julien tersenyum pahit.

“Jangan memperlihatkan ke orang lain adalah hal yang terbaik.” Lionel berkata.

Perkataan ini membuat Julien terkejut.

Dan ketika melihat ke mata Lionel, dia terlihat penuh makna.

Julien menyadari jika tubuh Lionel tidak memperlihatkan senjata apapun.

“Kamu sudah berada di tahap dewa matahari, dan hanya sebuah dunia kecil.” Lionel mengingatkan.

“Oh, ternyata seperti itu.”

Julien mengangguk dan melihat ke dalam.

Dengan segera, dia tersenyum lalu mengikuti Lionel menghempaskan tangannya dan bantal kayu tersebut telah hilang.

Seperti yang di katakan oleh Lionel, ketika berada di tahap dewa matahari, memang benar jika tempat itu begitu kecil.

Dan dia tersembunyi di dalam mata dewa.

Jika tidak, puing-puing dari tubuh ini entah di letakan di mana.

Lionel mengangkat sekopnya, lalu berjalan ke luar.

Julien yang melihat ini berkata, “Kakek besar, kamu mau ke mana?”

Sebelumnya dia pernah mendengar tentang Lionel.

Dan untuk Lionel dia, Julien hanya bisa merasa sulit untuk memahaminya.

Apalagi seseorang yang tidak boleh mempertimbangkan orang lain, juga kerabatnya sendiri, membuat dia semakin ingin mendekatinya.

Tidak untuk yang lain, hanya ingin mendapatkan pengetahuan saja.

Hingga saat ini dirinya yang telah memasukui dewa matahari telah berada di titik tertinggi.

Dan jalan praktisi telah berada di titik akhir.

Seperti mimpi yang tidak akan tercapai.

“Pulang untuk makan, apalagi yang bisa ku lakukan?”

Lionel memutarkan kepalanya, lalu melihat ke arah Julien dan berkata, “Jika kamu lapar, kamu bisa ikut bersamaku.”

Mendengar ini, Julien tersenyum, “Baiklah.”

Dia memang menunggu kesempatan ini.

Lionel menganggukan kepalanya lalu melambai tangannya, lalu ruang di depan seperti terbuka.

“Ayo.”

Setelah mengatakan itu, Lionel terlebih dulu masuk.

Julien sendiri yang melihat itu, juga mengikutinya.

Setelah masuk, di sekeliling ini hanya terlihat kabut putih.

Setelah melewati kabut putih, tubuh Julien terhentak.

Kabut putih ini adalah awan.

Dan hal yang membuat dia terkejut, jika ini adalah aura langit dan bumi, dan dia tidak dapat membayangkan, semua ini berada di depan matanya.

Begitu tinggi dengan sebuah puncak batu kapur.

Tetapi puncak batu kapur ini berdiri dengan terbalik.

Puncaknya berada di bawah lalu bawahnya berada di atas.

Dengan puncak yang terlihat di ratakan lalu ada sebuah halaman kecil dengan beberapa pepohonan juga tumbuhan.

“Ini adalah... dunia rahasia! ?” Julien bertanya.

Dia dapat memastikan jika tempat tinggalnya tidak akan bertentangan dengan akal sehat.

Maka dari itu selain dunia rahasia, maka tidak ada penjelasan apapun lagi.

Apalagi dengan aura langit dan bumi ini, begitu murni juga kaya dan walaupun bernafas akan terasa puas.

Lalu, Lionel menjawab, dan membuat Julien semakin merasa aneh.

“Apa itu dunia rahasia, ini adalah rumahku.” Lionel kembali berpikir lalu berkata, “Hanya saja, dunia rahasia tidak ada bedanya dengan ini.”

Mereka berdua terbang ke puncak yang terbalik itu.

Di tengah halaman, ada sebuah pohon pinus penyambut.

Dan biasanya pohon pinus penyambut ini tidak akan tumbuh di tempat seperti ini.

Hanya saja semua ini tidak bisa di katakan dengan normal.

Di bawah pohon ada sebuah meja dan kursi batu.

Lionel berjalan ke sana lalu duduk dan berkata, “Duduklah.”

“Iya...”

Julien tersenyum pahit, tetapi sesaat kemudian wajahnya membeku.

Sebuah kursi batu lalu keluar di depannya.

Sihir?

Hati Julien terkejut, tetapi tetap menuju ke sana dan duduk.

“Sudah laparkah?” Lionel seketika berkata.

Julien sendiri telah berada di tahap dewa matahari, dirinya sendiri sudah lama tidak merasakan laparnya orang biasa.

Tetapi mendengar Lionel yang bertanya seperti ini, dia hanya menganggukan kepalanya, jika dirinya mengatakan tidak laparm maka semua ini akan terasa dingin.

“Iya.” Lionel melambaikan tangannya.

Julien kembali tertegun.

Karena Lionel yang melambaikan tangannya dengan tiga kali nafas, lalu muncul di depan halaman.

Dan tiga kali nafas ini, adalah alam manusia surga!

Julien tidak tahu jika dirinya telah berekspresi seperti apa, Lionel memperlihatkan semuanya dan semua ini di luar dugaannya.

Setelah itu, keluarlah tiga orang wanita cantik masuk dari halaman.

Mereka terlihat menawan dan kedua tangan mereka membawa buah juga membawa nampan yang berisi anggur.

Setelah berjalan mendekat, Julien dapat merasakan aroma yang nyaman.

Ketika meletakan piring tersebut ketiga orang ini mulai sedikit menjauh dan mulai menari, dengan alunan musik yang mulai terdengar dari segala arah.

Lionel menuangkan dua gelas minuman, lalu dia meminumnya sendiri.

“Kakek besar, siapa mereka?” Julien bertanya.

Dia tiba di sini belum dalam setengah jam, tetapi hal yang mengejutkan telah datang satu persatu.

Lionel tersenyum, “Minum dan makanlah terlebih dulu, setelah itu silahkan bertanya.”

Mendengar ini, Julien hanya bisa menelan semua pertanyaannya dulu.

Dia mengambil gelas anggur itu, lalu meneguknya.

“Bagaimana?” Lionel bertanya.

“Anggur yang enak.” Julien memuji.

Dia tidak begitu mengerti tentang anggur, tetapi tidak perlu di ragukan lagi, ini adalah anggur terenak yang pernah ia rasakan.

Setelah masuk ke dalam tenggorokan dia dapat merasakan kesegaran, tetapi ketika berada di dalam perut, terasa sebuah kehangatan menyeluruh dan membuat orang merasa naik.

Ini bukan anggur, tetapi anggur abadi.

“Cobalah yang lain.” Lionel kembali berkata.

Setelah itu Julien mencoba dua buah yang tidak ia ketahui namanya.

Buah ini, seperti mengandung obat yang tidak bisa di jelaskan.

Dan di antaranya, memiliki arti tersembunyi.

Entah itu anggur abadi atau buah ini, jika di berikan kepada praktisi Yuanying maka akan mencuci dan pemotongan meridian, juga membuatnya berkembang.

“Ini adalah harta karun!” Julien tidak bisa menahan keterkejutannya.

Walaupun dirinya telah berada di tahap dewa matahari, tetapi tetap saja dia merasa terkejut dengan semua ini.

Dia memiliki ide, sebelum pergi dia mungkin akan meminta beberapa biji kepada Lionel.

“Bisa iya, bisa juga tidak.” Lionel tersenyum, lalu kembali menuangkan anggur ke gelasnya.

Lalu, Lionel kembali menghelakan nafasnya, “Aku mengira di akhir zaman ini, hanya akan ada aku seorang yang keluar dari keluarga Lei, tidak di sangka kamu juga seperti itu.”

Julien terdiam.

Di depan Lionel, tidak ada kata apapun yang bisa ia katakan.

Tahap dewa matahari memang tertinggi dari langit dan bumi, tetapi dia melihat Lionel dengan tidak percaya...

“Kakek besar, aku ingin mendengar tentang praktisi.” Julien langsung berkata.

Dengan tidak mudah bisa bertemu dengan Lionel, dia tidak ingin melewati kesempatan ini.

“Praktisi? Banyak yang harus di ceritakan dari dunia praktisi...” Lionel mengerutkan dahinya dan berpikir.

Setelah itu dia kembali berkata.

Julien kemudian memasang kedua telinganya dan mendengarkan.

“Praktisi pasti akan di mulai dari tahap pertama tetapi setiap tahapnya akan semakin susah, bakat dan pengertian saling berhubungan. Orang biasa yang hidup bertahun-tahun membutuhkan makanan mereka sehari 3 kali...”

“Tahap pertama membangun dasar adalah memasuki pintu, tahap kedua alam bawaan dan ratusan meridian lancar, lalu tahap ketiga, reiki cairan, dantian lautan, kemudian tahap keempat...”

Julien tidak memotong pembicaraan, tetapi tetap mendengarkan dengan sabar.

Walaupun ini terdengar berbelit-belit tetapi ketika Lionel bersiap untuk menceritakan semua ini.

Tentu saja ini kabar baik.

Hingga setelahnya sampai di tahap dewa matahari.

Setelah mengatakan ini, Lionel seketika berhenti lalu menepuk meja makan.

Julien dengan segera berdiri lalu menuangkan anggur dan tidak lupa berkata, “Lalu?”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu